The Secret Mirror

The Secret Mirror

last updateLast Updated : 2021-03-17
By:  HyuneOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Chung Ae tak menyangka sebuah cermin bulat di samping ranjangnya memiliki kekuatan yang membuatnya terhibur. Bagaimanapun, cermin itu menyimpan kisah kelam dan mampu membuat manusia terlena. Apakah Chung Ae akan menjadi korban cermin rahasia itu?

View More

Chapter 1

Pindah Rumah

Chung Ae menatap jendela kamarnya. Hari ini adalah hari terakhirnya tinggal di kamar itu. Setelah sekian lama tinggal di rumah mungilnya, keluarganya harus berpindah ke kota lain. “Aku sudah sangat nyaman disini, kenapa aku harus pindah dari kota ini?” gumam Chung Ae. Ia kemudian bangkit dan menyentuh kaca jendelanya yang cukup usang. Chung Ae dibesarkan di rumah itu, sejak lahir ia dan keluarganya sudah menetap di kota itu.

“Bukankah, aku akan kehilangan teman-temanku?” gumam Chung Ae dalam hati. Tiba-tiba sang ibu membuka pintu kamarnya. “Ae, kau sudah bersiap?” tanya Seo Yeon.

“Bu, kenapa kita harus pindah? Jujur saja aku sudah nyaman disini.” Keluh Chung Ae. Seo Yeon tersenyum lalu melangkah mendekat ke putrinya. “Ae, kau sudah tahu alasannya bukan?” tanya Seo Yeon.  “Ini semua karena pekerjaan ayahmu. Tapi kau tidak boleh marah padanya.”

“Aku sama sekali tidak marah pada ayah, hanya saya bagiku cukup berat meninggalkan kota ini.” Ucap Chung Ae.

“Sejak kecil aku disini, teman-temanku semuanya disini. Terlalu banyak kenangan disini.”

“Ibu tahu Ae. Kita punya banyak kenangan di rumah ini. Jangan khawatir, kau tetap bisa berkunjung kemari saat libur sekolah.” Kata Seo Yeon.

“Aku takut tidak mendapat teman di sekolah yang baru. Bukankah kita datang dari kota kecil?” ucap Chung Ae.

“Aku juga takut, aku tidak bisa mengikuti pelajaran disana lalu nilai-nilaiku turun. Sebentar lagi aku harus mengikuti ujian masuk universitas kan?”

“Tenang saja Ae, kau pasti bisa melewati itu semua. Kalau kau khawatir pada nilai-nilaimu, mama akan mencari guru untukmu supaya kau juga bisa belajar di rumah.” Ucap Seo Yeon.

“Kami sudah memikirkan itu sayang, jangan khawatir. Ayah sudah mencari sekolah baru untukmu dan adikmu.”

“Ah Dong Jun, kenapa dia bisa bersemangat untuk pindah?” gumam Chung Ae.

“Kata adikmu, ada lebih banyak gadis cantik di kota besar.” Jawab Seo Yeon sambil tertawa.

“Ah dasar, dia pikir berapa umurnya?” ucap Chung Ae dengan kesal. Seo Yeon hanya tertawa melihat putrinya yang kesal. Kedua anaknya memang punya karakter yang sangat berbeda.  “Ibu yakin kau akan mendapat teman baik di sana, dan mungkin juga akan ada pria yang mencintaimu disana.” Ucap Seo Yeon.

“Ibu.. “ gumam Chung Ae dengan kesal.

Lagi-lagi Seo Yeon tertawa melihat sikap putrinya. “Kau sudah lebih dari delapan belas tahun tapi hingga sekarang kau bahkan belum punya kekasih.” Kata Seo Yeon.

“Ibu, tidak semudah itu mencari pria.” Jawab Chung Ae.

“Kau hanya belum menemukannya disini, mungkin di tempat baru kau akan segera menemukannya.” ucap Seo Yeon.

Chung Ae menghembuskan napasnya dengan kasar sembar melihat punggung sang ibu yang berlalu pergi.  Ia lalu berpaling ke arah koper besarnya, lalu merapikan beberapa pakaian yang sudah ia ambil. Dalam hati, Chung Ae masih tidak percaya ia harus pindah ke kota lain. Ia beberapa kali membayangkan hal buruk yang mungkin saja terjadi disana.

Hari semakin siang, Seo Yeon memanggil putrinya itu untuk makan. Tak lama, Chung Ae datang dari kamarnya. “Cepat makan makananmu selagi masih hangat.”

Chung Ae duduk di kursi tempatnya biasa makan lalu segera menyantap masakan sang ibu. Meski masakan itu terasa enak seperti biasanya, tetap saja Chung Ae tak terlalu bersemangat. “Kak, ada apa denganmu?” tanya Dong Jun, adiknya.

“Tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja.” Jawab Chung Ae.

“Kakakmu itu sedang sedih, dia tidak ingin pindah ke kota.” Sahut Seo Yeon.

“Kenapa harus sesedih itu kak? Kita tidak tahu mungkin saja di kota itu kehidupan kita akan lebih baik.” Ucap Dong Jun.

“Kemungkinannya selalu ada dua kan Dong Jun? Lebih baik, atau lebih buruk.” Ucap Chung Ae.

“Jangan berkata seperti tu Ae, adikmu benar. Mungkin saja kehidupan kita akan lebih baik disana.” Ucap Seo Yeon.

“Itu benar kak, lagipula pekerjaan ayah juga semakin baik bukan?” ucap Dong Jun.

Chung Ae mengangguk pelan. “Tapi semua temanku ada di sini.” Jawab Chung Ae.

Dong Jun tersenyum. “Kak, teman akan sellau berganti. Mereka mungkin juga akan menemukan teman baru setelah kakak pindah.”

“Kenyataannya, mereka tahu kakak akan pindah besok tapi tidak ada satupun dari mereka datang kemari untuk membantumu atau mengucapkan salam perpisahan.”

“Kakak juga akan mendapat teman baru disana.”

“Itulah kenapa aku mengatakan kalau mencari teman baru itu sulit. Kami yang sudah kenal bertahun-tahun rasanya masih seperti orang lain.” Ucap Chung Ae.

“Kalau begitu, berarti mereka bukan temanmu.” Jawab Dong Jun

“Sudahlah, cepat habiskan makanan kalian.” Kata Seo Yeon.

Setelah makan, Chung Ae kembali ke kamarnya. Ia kembali mengisi koper besarnya dengan pakaian, dan buku-bukunya. Tak lama, Seo Yeon kembali datang ke kamar Chung Ae. “Kau butuh bantuan?” tanya Seo Yeon.

“Tidak Bu, sebentar lagi aku selesai.” Jawab Chung Ae.

“Oh ya, seperti apa rumah kita disana? Apakah lebih besar dari rumah ini?”

“Tentu saja. Rumah itu punya dua lantai. Dua kamar di lantai atas. Jadi kau dan Dong Jun akan tidur di lantai 2.” Kata Seo Yeon.

“Apa kita menyewanya?” tanya Chung Ae. Seo Yeon tersenyum ke arah putrinya, “TIdak, kita sudah membelinya. Jadi kau jangan khawatir.”

“Ibu tahu kau sangat memikirkan kondisi ekonomi kita, karena itu ayahmu berusaha sangat keras untuk mendapat promosi.”

“Aku akan mencari kerja paruh waktu setelah kita pindah.” Kata Chung Ae.

“Tidak perlu Ae. Ibu hanya ingin  kau belajar dengan benar.” Jawab Seo Yeon.

“Aku ingin membantu ayah.” Ucap Chung Ae sambil menata buku-bukunya di kardus. ‘Aku tahu ayah bekerja keras. Dong Jun juga masih belum bisa diandalkan.”

“Kalau ayahmu memberi izin, kau boleh pergi. Tapi jika ayahmu tidak mengizinkanmu, kau tidak bisa pergi.” Ucap Seo Yeon.

“Aku akan bicara pada ayah nanti.” Kata Chung Ae.

***

Setelah memastikan putrinya selesai, Seo Yeon kembali ke kamarnya. Ia juga harus mengemasi beberapa barang miliknya dan suaminya. Sejenak, Seo Yeon duduk di atas ranjangnya. Ia kembali memikirkan kedua anaknya yang sangat berbeda. Chung Ae, seringkali sulit bersosialisasi dengan orang-orang baru. Gadis yang maish polos itu, entah kenapa sulit mencari teman baru. Sedangkan Dong Jun, dia sangat ramah pada semua orang, jadi tak perlu khawatir Dong Jun tidak mendapat teman.

Seo Yeon tahu persis bagaimana putrinya. Meskipun Chung Ae berwajah imut, ia sudah berpikir seperti orang dewasa. Sayangnya, hal itu yang seringkali Seo Yeon khawatirkan. Ia takut putrinya itu tak bisa menikmati masa mudanya sendiri, dan malah menghabiskan waktu dengan buku-bukunya.

“Mungkin, aku harus mulai mengubahnya.” Gumam Seo Yeon

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Pindah Rumah
Chung Ae menatap jendela kamarnya. Hari ini adalah hari terakhirnya tinggal di kamar itu. Setelah sekian lama tinggal di rumah mungilnya, keluarganya harus berpindah ke kota lain. “Aku sudah sangat nyaman disini, kenapa aku harus pindah dari kota ini?” gumam Chung Ae. Ia kemudian bangkit dan menyentuh kaca jendelanya yang cukup usang. Chung Ae dibesarkan di rumah itu, sejak lahir ia dan keluarganya sudah menetap di kota itu. “Bukankah, aku akan kehilangan teman-temanku?” gumam Chung Ae dalam hati. Tiba-tiba sang ibu membuka pintu kamarnya. “Ae, kau sudah bersiap?” tanya Seo Yeon.“Bu, kenapa kita harus pindah? Jujur saja aku sudah nyaman disini.” Keluh Chung Ae. Seo Yeon tersenyum lalu melangkah mendekat ke putrinya. “Ae, kau suda
last updateLast Updated : 2021-01-25
Read more
Mimpi dan Rumah Baru
Hari masih pagi, bahkan matahari belum terlihat dengan jelas. Langit masih gelap dan udara masih sangat dingin ketika Chung Ae dan keluarganya mengeluarkan barang-barang mereka dari dalam rumah. Dengan lesu, Ae membawa kardus-kardus miliknya. “Ae, semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir.” Ucap Lee Won“Aku tahu ayah, ibu sudah mengatakan hal itu berkali-kali.” Jawab Chung Ae.Lee Won membantu putrinya memasukkan barang-barang ke mobil. “Ayah, kenapa kita harus berangkat sepagi ini? Udaranya bahkan masih dingin.” Keluh Dong Jun.“Jarak kota itu agak jauh, kita harus berangkat lebih awal. Kalau kau m
last updateLast Updated : 2021-01-25
Read more
Pekerjaan Paruh Waktu
Chung Ae mulai membersihkan kamarnya dan tentu saja sang ibu membantunya. Ae mengambil semua kain yang menutupi perabotan kamar itu. Ia menyapu lantainya, membersihkan semua debu, dan menata kamar itu senyaman mungkin. “Boleh aku membeli beberapa barang untuk dekorasi kamarku?” tanya Ae.“Kau mau mendekorasi kamar?” tanya Seo Yeon dengan agak terkejut. Ae terdiam sejenak, “Kenapa Ibu terkejut seperti itu? Kurasa kamar ini terlalu kuno. Entah berapa lama tidak ditinggali” ucapnya. “Itu karena, sebelumnya kau tidak pernah mendekorasi kamarmu.” Jawab Seo Yeon.“Rumah ini agak kuno, terlihat tua dan menakutkan. Akan lebih baik jika Ibu mengganti beberapa perabotan
last updateLast Updated : 2021-01-26
Read more
Kedai Kopi Sunday
Chung Ae baru saja selesai dengan registrasinya ketika melihat beberapa perempuan mengawasinya dari jendela ruangan itu. Entah kenapa, Chung Ae merasa ada yang aneh dengan sekolah itu. Beberapa siswa terasa bebas sekali untuk bekeliaran di jam sekolah dan tak ada satu orang pun yang menegur mereka. Sesekali, Ae melirik mereka. Terlihat jelas sekali tatapan mata mereka yang tidak menyukai kehadiran Chung Ae. “Aku sudah merasakan ini jauh-jauh hari, jadi kenapa aku terkejut?” batin Ae. Sambil melangkah keluar, Ae memandang beberapa gadis yang masih berdiri di bepan jendela ruangan itu. “Kau berani memandangku?” seru Eun Jung.Chung Ae berhenti sambil menatap gadis berambut pirang yang mener
last updateLast Updated : 2021-01-28
Read more
Memar dan Sekantung Es
Chung Ae sedang duduk di ranjangnya ketika suara ketukan aneh itu kembali terdengar. Refleks, Ae menoleh memperhatikan setiap sudut kamarnya. Tapi ia tak menemukan apapun. Ae lalu berjalan dan membuka pintu. Seperti kejadian sebelumnya, tidak ada siapapun di sana. Chung Ae kembali ke kamarnya, sambil tetap memperhatikan sekelilingnya. “Tolonglah siapapun itu, jangan ganggu aku”, ucap Ae. Sesaat setelah Ae mengucapkan itu, suara ketukan itu pun hilang. Ae semakin merasa ada yang aneh dengan rumah barunya itu. Namun begitu, ia tak ingin menceritakan ini pada siapapun dan memilih memendamnya sendiri. “Kak, kau di dalam?”, ucap Dong Jun sambil mengetuk pintu. “Ya!” seru Ae. &ldqu
last updateLast Updated : 2021-01-30
Read more
Dibalik Rumah Ae
Chung Ae merasa kesal seharian karena Eun Jung terus saja mempermainkan namanya di kelas. Meski begitu, sejujurnya Ae juga tidak menyukai namanya. Kadang ia merasa namanya memang aneh dan jarang terdengar walaupun ia tahu ada maksud yang baik dari nama itu. Tepat setelah waktu pulang, Chung Ae berjalan melewati koridor kelas. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi Dae Hyun tak terlihat. “Kau mencari siapa?” ucap Eun Jung yang tiba-tiba sudah ada di depannya.“Bukan urusanmu”, jawab Chung Ae.“Ah, rupanya belum cukup untuk hari ini ya? Kalau begitu aku akan senang, sampai jumpa besok”, jawab Eun Jung. Chung Ae kembali diam dan tidak ingin melanjutkan percakapan itu. Ia memilih melangkah pergi. “Kalau kau mencari Dae Hyun, tentu saja dia ada
last updateLast Updated : 2021-01-30
Read more
Tamparan Keras
Chung Ae menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Setela seharian menghabiskan waktu di sekolah dan di kedai, tubuhnya terasa lelah. Padahal ia masih punya tugas untuk di kerjakan. Chung Ae menarik napas panjang, “Dae Hyun, kenapa dia peduli sekali padaku?” ucapnya. Chung Ae tersenyum mengingat kejadian di sekolah. Meskipun lututnya sakit, tapi Chung Ae tahu setidaknya ia punya satu teman yang peduli padanya. “Tapi, sampai kapan akan begini? Sampai kapan perempuan itu akan menggangguku?”, gumam Chung Ae. Chung menutup matanya sebentar untuk melepas lelah. Tak lama setelah itu, ia kembali bangun lalu mengerjakan tugas sekolahnya. “Mungkin besok aku harus mengajak Dae Hyun berkeliling sekolah, aku belum tahu banyak tentang sekolah itu”, gumam Chung Ae.***
last updateLast Updated : 2021-02-01
Read more
Rekan
Chung Ae agak terkejut ketika Dae Hyun mengajaknya keluar sekolah. “Kau bilang kita akan beli es krim, lalu kenapa kita keluar dari sekolah?”, tanya Chung Ae. Dae Hyun tertawa keras, “Kita memang akan beli diluar”, ucapnya. Chung Ae tersenyum lalu mengikuti langkah Dae Hyun begitu saja. “Memangnya boleh seperti ini? Di sekolahku yang dulu, kami harus membeli makanan di kantin”, kata Chung Ae.“Banyak aturan sekolah yang tidak jelas. Itulah kenapa Eun Jung dapat berbuat sesukanya”, jawab Dae Hyun. “Sebenarnya murid lain juga bisa berbuat sesuka mereka, tapi kami masih ingin bersikap seperti murid yang baik”, sambungnya. Chung Ae mengangguk. Ia juga meras
last updateLast Updated : 2021-02-03
Read more
Menyukai Dae Hyun
Chung Ae sesekali menatap meja sudut dimana Dae Hyun, Yeri, dan manajer kedai sedang berbincang. Mereka terlihat sangat serius dari sudut pandang Ae. Sejujurnya, Ae juga heran kenapa Dae Hyun tiba-tiba bekerja di kedai. “Bukan karena aku kan?”, pikir Ae. “Satu cappuccino”, ucap Kwang So.“Baik, tunggu sebentar”, jawab Chung Ae sambil tersenyum.“Bukankah kita satu kelas?” Kwang So mengangguk,  “Aku duduk di depan Eun Jung”, kata Kwang So. Lagi-lagi Chung Ae mengangguk, “Kita jarang mengobrol di kelas. Senang bertemu denganmu”
last updateLast Updated : 2021-02-05
Read more
Trauma
Kwang So datang pagi-pagi. Setelah berpikir semalaman ia berniat untuk bicara pada Eun Jung. Ia tidak mau hanya menjadi suruhan. Kwang So meras adirinya harus mendapat imbalan yang setimpal. Dua minggu lagi, sekolah akan kembali mengadakan seleksi olimpiade sains. Sayang sekali ayah Kwang So mengetahui hal itu, dan kali ini Kwang So tidak ingin mendengar ayahnya mengomel lagi. Ia bosan mendengar itu semua.Sesaat setelah Eun Jung masuk kelas, Kwang So langsung menemuinya. “Kau sudah dapat informasinya?” tanya Eun Jung. “Kalau aku punya informasi itu, apa yang akan kudapat darimu?” tanya Kwang  So.“Kau mau imbalan?” tanya Eun Jung.
last updateLast Updated : 2021-02-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status