Home / Romansa / The Secret Mirror / Pekerjaan Paruh Waktu

Share

Pekerjaan Paruh Waktu

Author: Hyune
last update Last Updated: 2021-01-26 16:44:18

Chung Ae mulai membersihkan kamarnya dan tentu saja sang ibu membantunya. Ae mengambil semua kain yang menutupi perabotan kamar itu. Ia menyapu lantainya, membersihkan semua debu, dan menata kamar itu senyaman mungkin. “Boleh aku membeli beberapa barang untuk dekorasi kamarku?” tanya Ae.

“Kau mau mendekorasi kamar?” tanya Seo Yeon dengan agak terkejut. Ae terdiam sejenak, “Kenapa Ibu terkejut seperti itu? Kurasa kamar ini terlalu kuno. Entah berapa lama tidak ditinggali” ucapnya.

“Itu karena, sebelumnya kau tidak pernah mendekorasi kamarmu.” Jawab Seo Yeon.

“Rumah ini agak kuno, terlihat tua dan menakutkan. Akan lebih baik jika Ibu mengganti beberapa perabotannya. Sore ini aku akan pergi keluar dan memberi beberapa barang.” Ucap Ae.

Seo Yeon mengangguk, “Boleh saja, asal ayah mengizinkanmu”. Seo Yeon lalu mendekati meja rias di samping ranjang Ae. Ia mengelap meja itu dan kaca besarnya. “Kau bisa belajar berdandan disini, Ae. Meja ini masih sangat bagus untuk digunakan.”

“Kenapa aku harus berdandan? Untuk siapa aku berdandan?” tanya Ae.

“Karena itu, carilah seseorang sebagai alasanmu berdandan.” Jawab Seo Yeon.  Ae memalingkan wajahnya. Ia hanya seorang gadis SMA yang ingin menghabiskan waktunya dengan buku-buku favoritnya dan bekerja untuk menghasilkan uang.

“Adikmu itu, sepertinya Dong Jun akan mendapatkan gadis dengan cepat. Banyak gadis yang menyukainya.” Ucap Seo Yeon.

“Lalu kenapa?” Ae berpura-pura menanyakan hal itu, padahal ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan sang Ibu. “Ibu juga ingin melihat seperti apa priamu.” Jawab Seo Yeon.

“Ujian masuk universitas sudah semakin dekat, aku harus lebih banyak belajar bukan?” tanya Ae.

“Aku juga harus beradaptasi lagi dengan sekolah baruku, itu akan menguras tenaga Bu. Jadi behentilah membicarakan tentang pria. Dia akan datang pada waktunya.”

Seo Yeon lalu terdiam. Meskipun cantik, putrinya itu memang keras. “Kau ingin keluar nanti sore? Kalau begitu akan Ibu temani. Ibu juga harus membeli beberapa barang.” Kata Seo Yeon.

Ae menghela napasnya. Ia tak tahu apalagi yang akan dilakukan Ibunya. Terakhir kali, sang Ibu sengaja mendaftarkannya ke kelas kecantikan. “Kali ini, apalagi?” batin Ae.

***

Sore harinya, Chung Ae dan Seo Yeon benar-benar pergi untuk membeli beberapa barang. Mereka datang ke sebuah pusat perbelanjaan. “Ibu, kau sudah sangat hafal dengan jalan disini ya?” tanya Chung Ae.

Seo Yeon sedikit menghela napasnya. “Ae, mungkin kau belum tahu tentang ini. Ibu pernah tinggal di kota ini sebelum menikah dengan ayahmu.” Jawab Seo Yeon.

“Begitu ya” gumam Ae. “Meskipun begitu, sudah banyak yang berubah dari kota ini. Kota ini semakin ramai dan semakin cantik.” Ucap Seo Yeon.

“Jadi, apa yang ingin Ibu beli?” tanya Ae.

Seo Yeon membawa putrinya untuk membeli beberapa makanan. Mereka tidak membawa makanan apapun saat pindah, jadi lemari es mereka masih kosong. “Besok, kau harus ke sekolah baru kan?” tanya Seo Yeon. “Itu benar” jawab Ae.

“Apa sekolah itu mengizinkanmu memakai riasan? Semacam lipstick atau riasan lainnya?” tanya Seo Yeon.

“Meskipun sekolah mengizinkan, aku tidak akan berdandan Bu. Tolong mengertilah.” Ucap Ae.

“Chung Ae, kau ini perempuan kan?” tanya Seo Yeon.

“Aku tidak mau membahas hal ini disini. Ini memalukan Bu.” Jawab Ae.

“Baiklah, kita akan mencari tempat lain.” Ucap Seo Yeon.

Ae menghela napasnya. Ia merasa tidak ingin membeli apa-apa lagi dan juga malas mendekorasi kamarnya. Sejujurnya, ia sangat kesal pada ibunya karena terus saja membahas hal-hal itu.

Tak lama mereka akhirnya sampai di sebuah kedai kopi di dalam pusat perbelanjaan itu. Kedai kopi itu lebih terlihat seperti kafe bagi Ae, dan entah kenapa aroma ruangan itu seperti toko roti dan bukannya kedai kopi. Sampai disana, Seo Yeon meminta Ae untuk memesan minuman. Tak ada pilihan lain bagi Ae selain menuruti ucapan sang ibu.

“Tolong, satu latte dan satu americano.” Ucap Ae. Perempuan di balik meja tersenyum manis Ae. “Baiklah, tunggu sebentar” katanya.

“Hmm.. apa disini ada lowongan pekerjaan?” tanya Ae.

“Ah, kau ingin bekerja? Pas sekali kami butuh satu orang untuk membantu kami. Kau mau bekerja paruh waktu atau penuh?” tanya perempuan itu.

“Paruh waktu, apakah bisa?” tanya Ae.

“Kau siswa SMA atau mahasiswa?” tanya perempuan itu lagi.

“SIswa SMA.” Jawab Ae.

“Baiklah, kau bisa menulis nomor ponselmu?” kata perempuan itu. Dengan cepat Chung Ae mengangguk lalu mengambil secarik kertas untuk menulis nomor ponselnya.

Setelah mendapat pesanannya, Ae kembali ke tempat duduknya. Ia lalu memberikan segelas americano kepada sang Ibu. “Sebenarnya kau ingin membeli apa?” tanya Seo Yeon.

“Tidak, aku tidak jadi membeli barang.” Jawab Chung Ae.

“Kenapa tidak? Kita masih punya banyak waktu sebelum makan malam.” Kata Seo Yeon.

Ae menggeleng.”Lain kali saja”, katanya. “Jadi kau akan pergi kemari lain kali?” tanya Seo Yeon. Ae mengangguk. “Benar, lain kali aku akan pergi kemari.” Kata Ae.

Setelah menghabiskan minuman, mereka pun kembali ke rumah. Rumah itu sudah lebih baik, lebih bersih dan nyaman dilihat. Meski ada beberapa perabotan yang masih terlihat kuno dan antik. “Kenapa pemilik rumah tidak membawa perabotannya?” tanya Ae.

“Untuk apa? Mereka membeli rumah yang lebih besar.” Jawab Seo Yeon.

***

Selesai makan malam, Chung Ae langsung kembali ke kamarnya. Ia harus menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke sekolah besok. Tiba-tiba Ae mendengar suara ketukan. Ia pun segera membuka pintu kamarnya. Tapi anehnya, tidak ada seorang pun disana. “Ck, pasti Dong Jun mengerjaiku”, gumam Ae.

Chung Ae menutup kembali pintu kamarnya. Tak lama, suara itu terdengar kembali. Dengan segera, Chung Ae membuka pintu kamarnya. Namun lagi-lagi tak ada seorang pun di luar kamar. Dengan sedikit kesal, Ae berjalan ke kamar Dong Jun dan mengetuk pintunya. Tak lama, adiknya itu membuka pintu. “Apa kau sama sekali tidak punya tugas sampai kau sempat-sempatnya mengerjaiku?” tanya Chung Ae.

“Apa maksudmu, kak?” jawab Dong Jun dengan kebingungan.

“Jelas-jelas, kau mengetuk pintu kamarku dua kali.” Jawab Chung Ae.

“Itu bukan aku. Aku sama sekali tidak melakukan itu.” Sahut Dong Jun.

“Bukan kau? Apa Ibu naik ke kamarku?” tanya Chung Ae.

“Aku tidak tahu, lebih baik kakak tanyakan sendiri pada Ibu. Aku harus menyiapkan berkas untuk registrasi besok, jadi kalau kakak tidak keberatan tolong jangan ganggu aku dulu” Jawab Dong Jun.

“Baiklah, maaf.” kata Chung Ae. Ia lalu berbalik ke kamarnya. Anehnya, Chung Ae langsung teringat gadis dalam mimpinya. Ia sangat ingin tahu siapa gadis itu sebenarnya, dan apa hubungannya dengan rumah ini. Setelah kembali ke kamar, Chung Ae duduk di atas ranjangnya. Ia menunggu siapa tahu suara ketukan itu kembali terdengar.

Setelah lama menunggu, suara itu tak terdengar lagi. Chung Ae menghela napas, “Apa benar hantu tidak akan datang jika ditunggu? Benar-benar membuang waktuku.” gumam Ae. Ae berniat kembali menyiapkan berkas sebelum ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk.

Datanglah ke kedai pukul dua siang. Kedai Kopi Sunday.

“Apa aku diterima kerja? Aku bahkan belum wawancara, atau apa itu tidak perlu?” gumam Ae. Dengan cepat Chung Ae membalas pesan itu. Ia lalu tersenyum, “aku tahu aku bisa mendapat pekerjaan paruh waktuku dengan mudah.”

***

Chung Ae terbangun saat jendela kamarnya sudah terang. Ia lalu bergegas bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah mandi dan ganti pakaian, Chung Ae keluar dari kamar sambil membawa berkasnya. “Ibu aku berangkat.” Kata Ae.

“Kau pergi sepagi ini? Registrasi bisa dilakukan lebih siang. Kau baru akan registrasi Ae, bukan masuk ke kelas.” Jawab Seo Yeon.

“Ssh, kenapa Ibu tidak memberitahuku? Kupikir, aku harus datang pagi seperti siswa lainnya.” Ucap Ae.

“Tapi, lebih cepat lebih bagus. Pergilah.” Kata Seo Yeon.

“Aku juga akan pergi ke tempat belanja kemarin setelah aku selesai dengan sekolah.” Kata Ae.

“Baiklah, jaga dirimu.” Jawab Seo Yeon.

Chung Ae mengangguk lalu melangkah pergi. Ia berjalan menuju halte bus terdekat dan menunggu. Setelah beberapa menit, sebuah bus datang. Ae langsung naik dan menuju ke sekolah. Di dalam bus, Ae ingat ucapan ayahnya. Lee Won pernah berkata bahwa sekolah baru Ae termasuk sekolah elit. Sejujurnya itu membuat Ae cemas. Ia takut ia tidak bisa belajar dengan baik karena tekanan di sekolah.

Tak lama, ia sampai di depan sekolah. Benar saja, sekolah swasta itu sangat besar. Chung Ae menghela napasnya sebelum melangkah masuk. Baru beberapa langkah, sudah banyak siswa yang memandang Chung Ae. Kebanyakan dari mereka siswa perempuan dengan riasan wajah, seragam stylish yang entah mengikuti aturan atau tidak.

Chung Ae berusaha untuk cuek, ia meneruskan langkahnya sambil mencari ruangan registrasi. Tidak mengenal siapapun, dan tidak tahu dimana ruangan yang ia tuju. Hari itu, Chung Ae benar-benar merasa sial. Ia lalu melihat seorang pria yang sedang membaca buku sendirian. Chung Ae memberanikan diri untuk mendekati pria itu. “Permisi, apa kau tahu dimana ruangan untuk registrasi?” tanya Chung Ae dengan suara pelan.

Pria itu mendongak, lalu untuk beberapa saat memandangi Chung Ae. “Disana” ucapnya sambil menunjukkan arah. “Ruangan yang ada di sudut.” Chung Ae mengangguk lalu mengucapkan terimakasih. Setelah itu, ia pun kembali berjalan. “Kau siswa pindahan?” seru pria itu. Chung Ae menoleh lalu mengangguk. Tanpa mengatakan apapun, Chung Ae kembali berjalan menuju ruang registrasi.

Related chapters

  • The Secret Mirror   Kedai Kopi Sunday

    Chung Ae baru saja selesai dengan registrasinya ketika melihat beberapa perempuan mengawasinya dari jendela ruangan itu. Entah kenapa, Chung Ae merasa ada yang aneh dengan sekolah itu. Beberapa siswa terasa bebas sekali untuk bekeliaran di jam sekolah dan tak ada satu orang pun yang menegur mereka. Sesekali, Ae melirik mereka. Terlihat jelas sekali tatapan mata mereka yang tidak menyukai kehadiran Chung Ae. “Aku sudah merasakan ini jauh-jauh hari, jadi kenapa aku terkejut?” batin Ae. Sambil melangkah keluar, Ae memandang beberapa gadis yang masih berdiri di bepan jendela ruangan itu. “Kau berani memandangku?” seru Eun Jung.Chung Ae berhenti sambil menatap gadis berambut pirang yang mener

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Secret Mirror   Memar dan Sekantung Es

    Chung Ae sedang duduk di ranjangnya ketika suara ketukan aneh itu kembali terdengar. Refleks, Ae menoleh memperhatikan setiap sudut kamarnya. Tapi ia tak menemukan apapun. Ae lalu berjalan dan membuka pintu. Seperti kejadian sebelumnya, tidak ada siapapun di sana. Chung Ae kembali ke kamarnya, sambil tetap memperhatikan sekelilingnya. “Tolonglah siapapun itu, jangan ganggu aku”, ucap Ae. Sesaat setelah Ae mengucapkan itu, suara ketukan itu pun hilang. Ae semakin merasa ada yang aneh dengan rumah barunya itu. Namun begitu, ia tak ingin menceritakan ini pada siapapun dan memilih memendamnya sendiri. “Kak, kau di dalam?”, ucap Dong Jun sambil mengetuk pintu. “Ya!” seru Ae. &ldqu

    Last Updated : 2021-01-30
  • The Secret Mirror   Dibalik Rumah Ae

    Chung Ae merasa kesal seharian karena Eun Jung terus saja mempermainkan namanya di kelas. Meski begitu, sejujurnya Ae juga tidak menyukai namanya. Kadang ia merasa namanya memang aneh dan jarang terdengar walaupun ia tahu ada maksud yang baik dari nama itu. Tepat setelah waktu pulang, Chung Ae berjalan melewati koridor kelas. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi Dae Hyun tak terlihat. “Kau mencari siapa?” ucap Eun Jung yang tiba-tiba sudah ada di depannya.“Bukan urusanmu”, jawab Chung Ae.“Ah, rupanya belum cukup untuk hari ini ya? Kalau begitu aku akan senang, sampai jumpa besok”, jawab Eun Jung. Chung Ae kembali diam dan tidak ingin melanjutkan percakapan itu. Ia memilih melangkah pergi. “Kalau kau mencari Dae Hyun, tentu saja dia ada

    Last Updated : 2021-01-30
  • The Secret Mirror   Tamparan Keras

    Chung Ae menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Setela seharian menghabiskan waktu di sekolah dan di kedai, tubuhnya terasa lelah. Padahal ia masih punya tugas untuk di kerjakan. Chung Ae menarik napas panjang, “Dae Hyun, kenapa dia peduli sekali padaku?” ucapnya. Chung Ae tersenyum mengingat kejadian di sekolah. Meskipun lututnya sakit, tapi Chung Ae tahu setidaknya ia punya satu teman yang peduli padanya. “Tapi, sampai kapan akan begini? Sampai kapan perempuan itu akan menggangguku?”, gumam Chung Ae. Chung menutup matanya sebentar untuk melepas lelah. Tak lama setelah itu, ia kembali bangun lalu mengerjakan tugas sekolahnya. “Mungkin besok aku harus mengajak Dae Hyun berkeliling sekolah, aku belum tahu banyak tentang sekolah itu”, gumam Chung Ae.***

    Last Updated : 2021-02-01
  • The Secret Mirror   Rekan

    Chung Ae agak terkejut ketika Dae Hyun mengajaknya keluar sekolah. “Kau bilang kita akan beli es krim, lalu kenapa kita keluar dari sekolah?”, tanya Chung Ae. Dae Hyun tertawa keras, “Kita memang akan beli diluar”, ucapnya. Chung Ae tersenyum lalu mengikuti langkah Dae Hyun begitu saja. “Memangnya boleh seperti ini? Di sekolahku yang dulu, kami harus membeli makanan di kantin”, kata Chung Ae.“Banyak aturan sekolah yang tidak jelas. Itulah kenapa Eun Jung dapat berbuat sesukanya”, jawab Dae Hyun. “Sebenarnya murid lain juga bisa berbuat sesuka mereka, tapi kami masih ingin bersikap seperti murid yang baik”, sambungnya. Chung Ae mengangguk. Ia juga meras

    Last Updated : 2021-02-03
  • The Secret Mirror   Menyukai Dae Hyun

    Chung Ae sesekali menatap meja sudut dimana Dae Hyun, Yeri, dan manajer kedai sedang berbincang. Mereka terlihat sangat serius dari sudut pandang Ae. Sejujurnya, Ae juga heran kenapa Dae Hyun tiba-tiba bekerja di kedai. “Bukan karena aku kan?”, pikir Ae. “Satu cappuccino”, ucap Kwang So.“Baik, tunggu sebentar”, jawab Chung Ae sambil tersenyum.“Bukankah kita satu kelas?” Kwang So mengangguk, “Aku duduk di depan Eun Jung”, kata Kwang So. Lagi-lagi Chung Ae mengangguk, “Kita jarang mengobrol di kelas. Senang bertemu denganmu”

    Last Updated : 2021-02-05
  • The Secret Mirror   Trauma

    Kwang So datang pagi-pagi. Setelah berpikir semalaman ia berniat untuk bicara pada Eun Jung. Ia tidak mau hanya menjadi suruhan. Kwang So meras adirinya harus mendapat imbalan yang setimpal. Dua minggu lagi, sekolah akan kembali mengadakan seleksi olimpiade sains. Sayang sekali ayah Kwang So mengetahui hal itu, dan kali ini Kwang So tidak ingin mendengar ayahnya mengomel lagi. Ia bosan mendengar itu semua.Sesaat setelah Eun Jung masuk kelas, Kwang So langsung menemuinya. “Kau sudah dapat informasinya?” tanya Eun Jung. “Kalau aku punya informasi itu, apa yang akan kudapat darimu?” tanya Kwang So.“Kau mau imbalan?” tanya Eun Jung.

    Last Updated : 2021-02-06
  • The Secret Mirror   Dunia Kaca

    Chung Ae duduk di depan kaca bulat di kamarnya. Ia mencoba menyentuh kaca itu dengan jarinya. Kali ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Jari Chung Ae tidakk menembus kaca itu. Chung Ae menghela napas, “Mungkin Dae Hyun benar. Waktu itu aku hanya sedang melamun”, ucapnya. Chung Ae beranjak dari kaca itu dan mengambil bukunya. Sambil berlalu, Chung Ae menyentuh kaca itu lagi. “Aaa!” teriak Chung Ae.***Chung Ae terjatuh di sebuah ruangan. Ruangan itu mirip dengan kamarnya. Ia lalu melihat gadis yang ada mimpinya. “Dia.. bukankah dia yang ada dalam mimpiku itu?” gumam Chung Ae. Gadis itu menoleh lalu tersenyum ke arah Chung Ae. &ldquo

    Last Updated : 2021-02-08

Latest chapter

  • The Secret Mirror   Ikat Rambut 2

    Seo Yeon melangkah ke kamar putrinya. Sejujurnya ia masih setengah percaya dengan hubungan putrinya. Di depan pintu Chung Ae, Seo Yeon mengetuk. Tak lama Ae membuka pintu. “Ada apa, Bu?” tanya Chung Ae. “Boleh Ibu bicara sebentar?” tanya Seo Yeon. Ae mengangguk lalu mempersilahkan sang ibu masuk ke kamarnya. “Apa kau sedang sibuk?” tanya Seo Yeon. “Aku hanya sedang mengerjakan tugas sekolahku”, jawab Chung Ae. “Bagaimana rasanya bekerja di kedai kopi?” tanya Seo Yeon. “Menyenangkan”, jawab Chu ng Ae. Seo Yeon tersenyum. “Tidak ada orang yang mengganggumu kan?” Chung Ae menggeleng. “Aku baik-baik saja, Bu. Lagipula, Dae hyun juga bekerja disana.” “Benarkah?” tanya Seo Yeon. Ae mengangguk. “Tak lama setelah aku mulai bekerja disana, dia juga bekerja di kedai itu. Apa Dong Jun tidak memberitahu hal itu?” “Tidak. Anak itu hanya mengatakan dia melihatmu dengan seorang pria di bus dan pria itu menggenggam

  • The Secret Mirror   Ikat Rambut

    “Kenapa kesal begitu pada adikmu?” tanya Dae Hyun. Chung Ae hanya terdiam sambil melirik Dae Hyun yang sedang mengelap meja kasir. “Bukankah dia anak yang baik? Sepertinya dia senang melihatmu bersamaku” kata Dae Hyun lagi. Perlahan Chung Ae mulai tersenyum. “Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun bukan? Hubungan kita, bukan terlarang kan?” tanya Dae Hyun.Chung Ae mengangguk. “Aku hanya sedikit malu. Aku tidak tahu bagaimana reaksi ibuku nanti saat aku sampai di rumah” jawab Chung Ae.“Bukankah ibumu juga akan sangat senang?”Chung Ae mengangguk. “Mungkin”. Ia lalu menghela napas. “Kadang aku masih merasa bingung tentang perasaanku. Apakah ini benar? Apa aku benar-benar menyukaimu? Kadang, aku seperti tidak yakin tapi aku selalu senang jika kau ada di sampingku” kata Chung Ae.“Mungkin, kau hanya belum bisa menerima apa yang kau rasakan sekarang. Ini kali pert

  • The Secret Mirror   Dong Jun: Si Adik Usil

    Chung Ae mengusap matanya. Sambil menguap ia mendongakkan kepalanya. “Dae Hyun”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tersenyum sambil memandang Chung Ae. “Apa tidurmu nyenyak?” tanya Dae Hyun.Chung Ae melihat jam tangannya. Ia sudah melewatkan jam pelajaran. “Astaga”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tertawa kecil. “Sebentar lagi waktu istirahat, kita tidak perlu kembali ke kelas”, ucapnya. Chung Ae menarik napas, “Apa.. kau juga disini?” tanya Chung Ae.Dae Hyun mengangguk. “Sulit sekali rasanya meninggalkanmu, jadi aku disini. Tapi tenang saja, kau lihat aku belajar disini” ucap Dae Hyun. Chung Ae tertunduk malu. Ia ketahuan membolos dan tidur di depan pria yang ia suka.“Apa yang kau lakukan semalam?” tanya Dae Hyun.Sejenak Chung Ae terdiam. Ia masih ragu untuk menceritakan apa yang ia temukan di kamarnya. “Hm, aku hanya tidak bisa tidur semalam”, kata Chung Ae.&ldqu

  • The Secret Mirror   Dunia Kaca

    Chung Ae duduk di depan kaca bulat di kamarnya. Ia mencoba menyentuh kaca itu dengan jarinya. Kali ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Jari Chung Ae tidakk menembus kaca itu. Chung Ae menghela napas, “Mungkin Dae Hyun benar. Waktu itu aku hanya sedang melamun”, ucapnya. Chung Ae beranjak dari kaca itu dan mengambil bukunya. Sambil berlalu, Chung Ae menyentuh kaca itu lagi. “Aaa!” teriak Chung Ae.***Chung Ae terjatuh di sebuah ruangan. Ruangan itu mirip dengan kamarnya. Ia lalu melihat gadis yang ada mimpinya. “Dia.. bukankah dia yang ada dalam mimpiku itu?” gumam Chung Ae. Gadis itu menoleh lalu tersenyum ke arah Chung Ae. &ldquo

  • The Secret Mirror   Trauma

    Kwang So datang pagi-pagi. Setelah berpikir semalaman ia berniat untuk bicara pada Eun Jung. Ia tidak mau hanya menjadi suruhan. Kwang So meras adirinya harus mendapat imbalan yang setimpal. Dua minggu lagi, sekolah akan kembali mengadakan seleksi olimpiade sains. Sayang sekali ayah Kwang So mengetahui hal itu, dan kali ini Kwang So tidak ingin mendengar ayahnya mengomel lagi. Ia bosan mendengar itu semua.Sesaat setelah Eun Jung masuk kelas, Kwang So langsung menemuinya. “Kau sudah dapat informasinya?” tanya Eun Jung. “Kalau aku punya informasi itu, apa yang akan kudapat darimu?” tanya Kwang So.“Kau mau imbalan?” tanya Eun Jung.

  • The Secret Mirror   Menyukai Dae Hyun

    Chung Ae sesekali menatap meja sudut dimana Dae Hyun, Yeri, dan manajer kedai sedang berbincang. Mereka terlihat sangat serius dari sudut pandang Ae. Sejujurnya, Ae juga heran kenapa Dae Hyun tiba-tiba bekerja di kedai. “Bukan karena aku kan?”, pikir Ae. “Satu cappuccino”, ucap Kwang So.“Baik, tunggu sebentar”, jawab Chung Ae sambil tersenyum.“Bukankah kita satu kelas?” Kwang So mengangguk, “Aku duduk di depan Eun Jung”, kata Kwang So. Lagi-lagi Chung Ae mengangguk, “Kita jarang mengobrol di kelas. Senang bertemu denganmu”

  • The Secret Mirror   Rekan

    Chung Ae agak terkejut ketika Dae Hyun mengajaknya keluar sekolah. “Kau bilang kita akan beli es krim, lalu kenapa kita keluar dari sekolah?”, tanya Chung Ae. Dae Hyun tertawa keras, “Kita memang akan beli diluar”, ucapnya. Chung Ae tersenyum lalu mengikuti langkah Dae Hyun begitu saja. “Memangnya boleh seperti ini? Di sekolahku yang dulu, kami harus membeli makanan di kantin”, kata Chung Ae.“Banyak aturan sekolah yang tidak jelas. Itulah kenapa Eun Jung dapat berbuat sesukanya”, jawab Dae Hyun. “Sebenarnya murid lain juga bisa berbuat sesuka mereka, tapi kami masih ingin bersikap seperti murid yang baik”, sambungnya. Chung Ae mengangguk. Ia juga meras

  • The Secret Mirror   Tamparan Keras

    Chung Ae menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Setela seharian menghabiskan waktu di sekolah dan di kedai, tubuhnya terasa lelah. Padahal ia masih punya tugas untuk di kerjakan. Chung Ae menarik napas panjang, “Dae Hyun, kenapa dia peduli sekali padaku?” ucapnya. Chung Ae tersenyum mengingat kejadian di sekolah. Meskipun lututnya sakit, tapi Chung Ae tahu setidaknya ia punya satu teman yang peduli padanya. “Tapi, sampai kapan akan begini? Sampai kapan perempuan itu akan menggangguku?”, gumam Chung Ae. Chung menutup matanya sebentar untuk melepas lelah. Tak lama setelah itu, ia kembali bangun lalu mengerjakan tugas sekolahnya. “Mungkin besok aku harus mengajak Dae Hyun berkeliling sekolah, aku belum tahu banyak tentang sekolah itu”, gumam Chung Ae.***

  • The Secret Mirror   Dibalik Rumah Ae

    Chung Ae merasa kesal seharian karena Eun Jung terus saja mempermainkan namanya di kelas. Meski begitu, sejujurnya Ae juga tidak menyukai namanya. Kadang ia merasa namanya memang aneh dan jarang terdengar walaupun ia tahu ada maksud yang baik dari nama itu. Tepat setelah waktu pulang, Chung Ae berjalan melewati koridor kelas. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi Dae Hyun tak terlihat. “Kau mencari siapa?” ucap Eun Jung yang tiba-tiba sudah ada di depannya.“Bukan urusanmu”, jawab Chung Ae.“Ah, rupanya belum cukup untuk hari ini ya? Kalau begitu aku akan senang, sampai jumpa besok”, jawab Eun Jung. Chung Ae kembali diam dan tidak ingin melanjutkan percakapan itu. Ia memilih melangkah pergi. “Kalau kau mencari Dae Hyun, tentu saja dia ada

DMCA.com Protection Status