Home / Romansa / The Secret Mirror / Kedai Kopi Sunday

Share

Kedai Kopi Sunday

Author: Hyune
last update Last Updated: 2021-01-28 16:11:37

Chung Ae baru saja selesai dengan registrasinya ketika melihat beberapa perempuan mengawasinya dari jendela ruangan itu. Entah kenapa, Chung Ae merasa ada yang aneh dengan sekolah itu. Beberapa siswa terasa bebas sekali untuk bekeliaran di jam sekolah dan tak ada satu orang pun yang menegur mereka.

Sesekali, Ae melirik mereka. Terlihat jelas sekali tatapan mata mereka yang tidak menyukai kehadiran Chung Ae. “Aku sudah merasakan ini jauh-jauh hari, jadi kenapa aku terkejut?” batin Ae. Sambil melangkah keluar, Ae memandang beberapa gadis yang masih berdiri di bepan jendela ruangan itu.

“Kau berani memandangku?” seru Eun Jung.

Chung Ae berhenti sambil menatap gadis berambut pirang yang meneriakinya. “Memangnya kenapa kalau aku memandangmu?” tanya Chung Ae.

“Shh, anak ini. Memangnya kau pindahan dari mana? Pakaianmu terlihat biasa sekali.” Ucap Eun Jung.

“Pikiranmu sempit sekali jika hanya menilai seseorang dari pakaiannya.” Jawab Chung Ae dengan tegas.

Eun Jung mengangkat  tangannya dan hendak menampar Chung Ae sebelum Dae Hyun menahannya. “Hentikan.” Ucap Dae Hyun.

“Kau? Sshh dasar. Untuk apa kau kemari?” seru Eun Jung.

“Dasar anak tukang masak.”

“Kau tidak bisa seenaknya dengan orang lain.” Jawab Dae Hyun.

“Apa dia temanmu? Pacarmu? Apa dia lebih kaya dariku? Apa karena aku menolakmu beberapa tahun lalu dan sekarang kau membenciku?” kata Eun Jung.

“Apa sekolah ini terbiasa dengan keributan semacam ini?” sahut Chung Ae.

“Kau! Beraninya..” Chung Ae melangkah begitu saja sebelum Eun Jung menyelesaikan kalimatnya. Ia menghela napas nya. “Aku bahkan belum masuk ke kelas dan sudah melihat keributan seperti tadi.” Gumamnya.

“Dia pasti sombong karena dia kaya dan cantik.” Ucap Chung Ae.

Dengan cepat Chung Ae bergegas pergi dari sekolah itu. Ia berjalan ke halte bus dan menunggu beberapa menit. “Pria itu, siapa dia?” gumam Ae. “Anak tukang masak? Bukankah dia yang tadi menunjukkan ruang registrasi padaku? Apakah dia dikucilkan?”

Tak lama bus datang. Chung Ae naik ke bus itu dan pergi ke pusat perbelanjaan. Hari masih pagi tapi Ae terlalu malas untuk pulang. Ia memilih untuk berkeliling di pusat perbelanjaan itu.  Sesampainya disana, Ae berjalan tanpa tujuan sambil melihat kesana kemari. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah toko buku. Ae  masuk ke toko itu sambil menghabiskan waktunya.

***

Sebelum pukul dua siang, Chung Ae sudah sampai di Kedai Kopi Sunday. Ia pun kembali bertemu dengan perempuan di belakang meja kasir. “Oh hai!” seru perempuan itu. Chung Ae tersenyum lalu menemui perempuan itu. “Apa aku diterima?” tanya Ae dengan gugup.

“Manajer kami, ingin bertemu denganmu. Tapi tenan saja, dia baik sekali.” Jawab perempuan itu.

“Baiklah, terimakasih.” Kata Chung Ae.

“Aku akan segera keluar dari sini, jadi mungkin kau akan jadi pegawai tetap walaupun paruh waktu.” Kata perempuan itu.

“Benarkah? Kenapa bisa begitu?” tanya Chung Ae.

“Suamiku memintaku untuk berhenti, karena aku sedang hamil. Tepat sekali kemarin kau datang kemari dan menanyakan pekerjaan.” Ucapnya.

“Meski aku belum pernah mengenalmu, sejak kali pertama aku melihatmu aku tahu kau gadis yang baik. Aku sudah lama bekerja disini, para  pekerja lainnya, semuanya baik. Kami diberi gaji yang cukup, dan kami juga boleh hari libur dengan alasan tertentu. Kami sudah seperti keluarga disini, jadi jangan sungkan jika kau butuh bantuan.

Chung Ae mengangguk sambil mengucapkan terimakasih. “Tenang saja, sebentar lagi dia akan datang. Oh iya, aku Yeri. Panggil saja Yeri, aku tidak mau terlihat tua.” Kata Yeri.

Chung Ae mengangguk, “Ae.” Ucapnya.

“Ae? Namamu Ae?” tanya Yeri.

“Chung Ae.”

“Ah, Chung Ae. Nama yang unik. Dan sejujurnya aku jarang mendengar nama itu. Meskipun begitu, itu bagus. Orang akan dengan mudah mengingatmu karena nama itu.” Kata Yeri.

Chung Ae hanya bisa tersenyum. Mereka pung mengobrol sambil menunggu sang manajer datang. Walaupun mereka baru pertama kali bertemu, namun Yeri sudah banyak bercerita pada Ae. Tentang keluarganya, pekerjaannya dulu, bagaimana ia bertemu dengan suaminya sekarang. “Ah, kalau kau terlalu memikirkan hidup kau akan membencinya.” Ucap Yeri.

“Saat kita masih anak-anak, kita banyak berharap. Kita ingin hidup kita seperti ini dan seperti itu, tapi setelah dewasa kita sadar bukannya berharap justru kita harus banyak menerima.”

“Menerima diri sendiri itu yang terutama. Entah seberapa jarang namamu di dengar orang lain, entah seberapa buruknya orang memikirkanmu, kau tidak boleh kehilangan dirimu sendiri. Diri sendiri, adalah yang paling berharga.”

Chung Ae mengangguk. “Aku akan mengingatnya, terimakasih.”

Tak lama, sang manajer datang. Jauh dari bayangan Ae, ternyata manajer itu adalah seorang wanita muda yang cantik. “Aah, jadi ini yang kau  bilang itu?” tanya sang manajer.

“Benar, aku yakin dia sangat pas.” Jawab Yeri.

“Aku selalu percaya padamu. Kau sudah lama bekerja disini.” Ucap sang manajer.

“Kalau begitu, kau bisa mengisi data ini.”

Chung Ae mengambil pena lalu segera mengisi data. “Chung Ae? Namamu Chung Ae?” tanya sang manajer. Ae mengangguk, “itu benar, tapi anda bisa panggil Ae saja.”

“Baiklah Ae, kau punya waktu hari ini?” tanya sang manajer.

Chung Ae kembali mengangguk. “Kalau begitu, biar Yeri mengajarimu dulu hari ini. Jadi mulai besok, dia bisa fokus ke bayinya saja.” Ucap sang manajer.

“Jangan lupa telepon aku saat bayimu lahir nanti.”

“Astaga, aku bahkan baru hamil dua bulan.” Jawab Yeri sambil tersipu malu.

***

Chung Ae merasa gugup saat berdiri di belakang meja lengkap dengan apronnya. “Santai saja. Aku tahu kau gadis yang cerdas. Kau pasti bisa melakukan ini. Satu pelanggan sebagai percobaan, kau siap?” tanya Yeri.

Ae mengangguk lalu Yeri melangkah pergi. Ia sengaja duduk di bangku ujung untuk melihat bagaimana Chung Ae melayani pelanggan.

Chung Ae menarik napas panjang. Tak lama seorang pria masuk ke dalam kedai dan berjalan menuju ke Chung Ae. “Dia.. bukankah yang di sekolah tadi?” batin Ae.

“Halo, silahkan mau pesan apa?” tanya Chung Ae dengan sedikit gugup.

“Pesanan biasaku.” Kata Dae Hyun.

“Pesanan biasa? Mmm. Maaf, aku pegawai baru disini jadi aku belum tahu apa yang biasa kau pesan.” Ucap Chung Ae.

“Kau, bukankah gadis yang tadi? Di sekolah?” tanya Dae Hyun. “Benar”, jawab Chung Ae.

“Hei Dae Hyun!” seru Yeri. Seketika Dae Hyun menoleh dan melambaikan tangannya ke arah Yeri. “Jadi, apa pesanan anda?” tanya Chung Ae.

“Anda? Kau pikir berapa usiaku?” protes Dae Hyun. “Aku hanya berusaha sopan pada pelanggan, apa kau tidak bisa membantuku?” tanya Chung Ae.

“Kau bekerja disini?” tanya Dae Hyun. Chung Ae pun mengangguk, “Ini hari pertamaku, dan kau juga pelanggan pertamaku jadi tolong bantuannya.”

“Baiklah, satu americano.” Kata Dae Hyun.

“Segera datang.” Jawab Chung Ae. Chung Ae pun segera melangkah ke pegawai lainnya.

Dae Hyun berdiri sambil memperhatikan Chung Ae. Bagi Dae Hyun, gadis itu terlihat cantik dengan wajah polosnya, dan pakaiannya yang biasa saja. Setelah mendapatkan minumannya, Dae Hyun duduk bersama Yeri namun pandangannya tidak lepas dari Ae.

“Kenapa kau memandangnya seperti itu?” tanya Yeri.

“Mm? Dia tadi ada di sekolahku, sepertinya kami akan menjadi teman satu sekolah.” Kata Dae Hyun.

“Benarkah? Dia pasti akan populer di sekolah, lihat saja wajahnya begitu polos.” Kata Yeri.

“Aku takut yang terjadi justru sebaliknya.” Gumam Dae Hyun.

“Wajahnya memang polos, tapi dia bukan gadis yang cengeng. Dia begitu dingin pada orang lain, dan tidak takut pada siapapun.”

“Kenapa harus takut kalau kau tidak melakukan kesalahan? Justru itu benar.” Jawab Yeri.

Dae Hyun mengangguk, “Siapa namanya?”. Yeri tertawa, “Kenapa tidak kau saja yang bertanya? Meskipun aku tahu aku tidak akan memberitahumu”.

Setelah selesai dengan beberapa pelanggan, Yeri kembali menemui Ae. “Kau bekerja dengan baik, aku tidak salah memilihmu. Tapi hari pertamamu adalah besok, jadi kembali lah besok pukul dua siang.”

“Jadi hari ini?” tanya Ae.

“Hanya pelatihan saja. Oh ya besok mungkin kau tidak akan bertemu denganku, jadi mampirlah ke rumahku kalau kau ada waktu.” Kata Yeri.

“Baiklah, terimakasih.” Kata Ae.

“Kau bisa pulang sekarang, biar aku menyelesaikan hari terakhirku bekerja disini”, ucap Yeri. Chung Ae melepas apronnya. “Oh ya, Dae Hyun bilang kalian pergi ke sekolah yang sama”, kata Yeri.

“Dae Hyun? Siapa?” tanya Chung Ae. Yeri menunjuk ke sudut dimana Dae Hyun duduk. “Pria itu.”

“Oh, benar. Aku bertemu dengannya tadi di sekolah.” Kata

Chung Ae.

“Dia pria yang baik, kau bisa berteman dengannya.” Jawab Yeri.

Setelah selesai berkemas, Chung Ae berpamitan dan melangkah pergi. “Tunggu!” seru seorang pria. Chung Ae menoleh. Ia melihat Dae Hyun tengah melangkah tergesa ke arahnya. “Aku belum tahu namamu”, ucap Dae Hyun.

“Ae. Namaku Chung Ae, tapi kau cukup memanggilku dengan Ae.”

Sejenak Dae Hyun terdiam. “Kenapa? Apa namaku aneh?”, tanya Ae. Dae Hyun menggeleng, “Tidak, itu sama sekali tidak aneh.”

“Senang bertemu dengan Ae.” Ucap Dae Hyun sambil tersenyum manis.

Related chapters

  • The Secret Mirror   Memar dan Sekantung Es

    Chung Ae sedang duduk di ranjangnya ketika suara ketukan aneh itu kembali terdengar. Refleks, Ae menoleh memperhatikan setiap sudut kamarnya. Tapi ia tak menemukan apapun. Ae lalu berjalan dan membuka pintu. Seperti kejadian sebelumnya, tidak ada siapapun di sana. Chung Ae kembali ke kamarnya, sambil tetap memperhatikan sekelilingnya. “Tolonglah siapapun itu, jangan ganggu aku”, ucap Ae. Sesaat setelah Ae mengucapkan itu, suara ketukan itu pun hilang. Ae semakin merasa ada yang aneh dengan rumah barunya itu. Namun begitu, ia tak ingin menceritakan ini pada siapapun dan memilih memendamnya sendiri. “Kak, kau di dalam?”, ucap Dong Jun sambil mengetuk pintu. “Ya!” seru Ae. &ldqu

    Last Updated : 2021-01-30
  • The Secret Mirror   Dibalik Rumah Ae

    Chung Ae merasa kesal seharian karena Eun Jung terus saja mempermainkan namanya di kelas. Meski begitu, sejujurnya Ae juga tidak menyukai namanya. Kadang ia merasa namanya memang aneh dan jarang terdengar walaupun ia tahu ada maksud yang baik dari nama itu. Tepat setelah waktu pulang, Chung Ae berjalan melewati koridor kelas. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi Dae Hyun tak terlihat. “Kau mencari siapa?” ucap Eun Jung yang tiba-tiba sudah ada di depannya.“Bukan urusanmu”, jawab Chung Ae.“Ah, rupanya belum cukup untuk hari ini ya? Kalau begitu aku akan senang, sampai jumpa besok”, jawab Eun Jung. Chung Ae kembali diam dan tidak ingin melanjutkan percakapan itu. Ia memilih melangkah pergi. “Kalau kau mencari Dae Hyun, tentu saja dia ada

    Last Updated : 2021-01-30
  • The Secret Mirror   Tamparan Keras

    Chung Ae menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Setela seharian menghabiskan waktu di sekolah dan di kedai, tubuhnya terasa lelah. Padahal ia masih punya tugas untuk di kerjakan. Chung Ae menarik napas panjang, “Dae Hyun, kenapa dia peduli sekali padaku?” ucapnya. Chung Ae tersenyum mengingat kejadian di sekolah. Meskipun lututnya sakit, tapi Chung Ae tahu setidaknya ia punya satu teman yang peduli padanya. “Tapi, sampai kapan akan begini? Sampai kapan perempuan itu akan menggangguku?”, gumam Chung Ae. Chung menutup matanya sebentar untuk melepas lelah. Tak lama setelah itu, ia kembali bangun lalu mengerjakan tugas sekolahnya. “Mungkin besok aku harus mengajak Dae Hyun berkeliling sekolah, aku belum tahu banyak tentang sekolah itu”, gumam Chung Ae.***

    Last Updated : 2021-02-01
  • The Secret Mirror   Rekan

    Chung Ae agak terkejut ketika Dae Hyun mengajaknya keluar sekolah. “Kau bilang kita akan beli es krim, lalu kenapa kita keluar dari sekolah?”, tanya Chung Ae. Dae Hyun tertawa keras, “Kita memang akan beli diluar”, ucapnya. Chung Ae tersenyum lalu mengikuti langkah Dae Hyun begitu saja. “Memangnya boleh seperti ini? Di sekolahku yang dulu, kami harus membeli makanan di kantin”, kata Chung Ae.“Banyak aturan sekolah yang tidak jelas. Itulah kenapa Eun Jung dapat berbuat sesukanya”, jawab Dae Hyun. “Sebenarnya murid lain juga bisa berbuat sesuka mereka, tapi kami masih ingin bersikap seperti murid yang baik”, sambungnya. Chung Ae mengangguk. Ia juga meras

    Last Updated : 2021-02-03
  • The Secret Mirror   Menyukai Dae Hyun

    Chung Ae sesekali menatap meja sudut dimana Dae Hyun, Yeri, dan manajer kedai sedang berbincang. Mereka terlihat sangat serius dari sudut pandang Ae. Sejujurnya, Ae juga heran kenapa Dae Hyun tiba-tiba bekerja di kedai. “Bukan karena aku kan?”, pikir Ae. “Satu cappuccino”, ucap Kwang So.“Baik, tunggu sebentar”, jawab Chung Ae sambil tersenyum.“Bukankah kita satu kelas?” Kwang So mengangguk, “Aku duduk di depan Eun Jung”, kata Kwang So. Lagi-lagi Chung Ae mengangguk, “Kita jarang mengobrol di kelas. Senang bertemu denganmu”

    Last Updated : 2021-02-05
  • The Secret Mirror   Trauma

    Kwang So datang pagi-pagi. Setelah berpikir semalaman ia berniat untuk bicara pada Eun Jung. Ia tidak mau hanya menjadi suruhan. Kwang So meras adirinya harus mendapat imbalan yang setimpal. Dua minggu lagi, sekolah akan kembali mengadakan seleksi olimpiade sains. Sayang sekali ayah Kwang So mengetahui hal itu, dan kali ini Kwang So tidak ingin mendengar ayahnya mengomel lagi. Ia bosan mendengar itu semua.Sesaat setelah Eun Jung masuk kelas, Kwang So langsung menemuinya. “Kau sudah dapat informasinya?” tanya Eun Jung. “Kalau aku punya informasi itu, apa yang akan kudapat darimu?” tanya Kwang So.“Kau mau imbalan?” tanya Eun Jung.

    Last Updated : 2021-02-06
  • The Secret Mirror   Dunia Kaca

    Chung Ae duduk di depan kaca bulat di kamarnya. Ia mencoba menyentuh kaca itu dengan jarinya. Kali ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Jari Chung Ae tidakk menembus kaca itu. Chung Ae menghela napas, “Mungkin Dae Hyun benar. Waktu itu aku hanya sedang melamun”, ucapnya. Chung Ae beranjak dari kaca itu dan mengambil bukunya. Sambil berlalu, Chung Ae menyentuh kaca itu lagi. “Aaa!” teriak Chung Ae.***Chung Ae terjatuh di sebuah ruangan. Ruangan itu mirip dengan kamarnya. Ia lalu melihat gadis yang ada mimpinya. “Dia.. bukankah dia yang ada dalam mimpiku itu?” gumam Chung Ae. Gadis itu menoleh lalu tersenyum ke arah Chung Ae. &ldquo

    Last Updated : 2021-02-08
  • The Secret Mirror   Dong Jun: Si Adik Usil

    Chung Ae mengusap matanya. Sambil menguap ia mendongakkan kepalanya. “Dae Hyun”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tersenyum sambil memandang Chung Ae. “Apa tidurmu nyenyak?” tanya Dae Hyun.Chung Ae melihat jam tangannya. Ia sudah melewatkan jam pelajaran. “Astaga”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tertawa kecil. “Sebentar lagi waktu istirahat, kita tidak perlu kembali ke kelas”, ucapnya. Chung Ae menarik napas, “Apa.. kau juga disini?” tanya Chung Ae.Dae Hyun mengangguk. “Sulit sekali rasanya meninggalkanmu, jadi aku disini. Tapi tenang saja, kau lihat aku belajar disini” ucap Dae Hyun. Chung Ae tertunduk malu. Ia ketahuan membolos dan tidur di depan pria yang ia suka.“Apa yang kau lakukan semalam?” tanya Dae Hyun.Sejenak Chung Ae terdiam. Ia masih ragu untuk menceritakan apa yang ia temukan di kamarnya. “Hm, aku hanya tidak bisa tidur semalam”, kata Chung Ae.&ldqu

    Last Updated : 2021-02-12

Latest chapter

  • The Secret Mirror   Ikat Rambut 2

    Seo Yeon melangkah ke kamar putrinya. Sejujurnya ia masih setengah percaya dengan hubungan putrinya. Di depan pintu Chung Ae, Seo Yeon mengetuk. Tak lama Ae membuka pintu. “Ada apa, Bu?” tanya Chung Ae. “Boleh Ibu bicara sebentar?” tanya Seo Yeon. Ae mengangguk lalu mempersilahkan sang ibu masuk ke kamarnya. “Apa kau sedang sibuk?” tanya Seo Yeon. “Aku hanya sedang mengerjakan tugas sekolahku”, jawab Chung Ae. “Bagaimana rasanya bekerja di kedai kopi?” tanya Seo Yeon. “Menyenangkan”, jawab Chu ng Ae. Seo Yeon tersenyum. “Tidak ada orang yang mengganggumu kan?” Chung Ae menggeleng. “Aku baik-baik saja, Bu. Lagipula, Dae hyun juga bekerja disana.” “Benarkah?” tanya Seo Yeon. Ae mengangguk. “Tak lama setelah aku mulai bekerja disana, dia juga bekerja di kedai itu. Apa Dong Jun tidak memberitahu hal itu?” “Tidak. Anak itu hanya mengatakan dia melihatmu dengan seorang pria di bus dan pria itu menggenggam

  • The Secret Mirror   Ikat Rambut

    “Kenapa kesal begitu pada adikmu?” tanya Dae Hyun. Chung Ae hanya terdiam sambil melirik Dae Hyun yang sedang mengelap meja kasir. “Bukankah dia anak yang baik? Sepertinya dia senang melihatmu bersamaku” kata Dae Hyun lagi. Perlahan Chung Ae mulai tersenyum. “Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun bukan? Hubungan kita, bukan terlarang kan?” tanya Dae Hyun.Chung Ae mengangguk. “Aku hanya sedikit malu. Aku tidak tahu bagaimana reaksi ibuku nanti saat aku sampai di rumah” jawab Chung Ae.“Bukankah ibumu juga akan sangat senang?”Chung Ae mengangguk. “Mungkin”. Ia lalu menghela napas. “Kadang aku masih merasa bingung tentang perasaanku. Apakah ini benar? Apa aku benar-benar menyukaimu? Kadang, aku seperti tidak yakin tapi aku selalu senang jika kau ada di sampingku” kata Chung Ae.“Mungkin, kau hanya belum bisa menerima apa yang kau rasakan sekarang. Ini kali pert

  • The Secret Mirror   Dong Jun: Si Adik Usil

    Chung Ae mengusap matanya. Sambil menguap ia mendongakkan kepalanya. “Dae Hyun”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tersenyum sambil memandang Chung Ae. “Apa tidurmu nyenyak?” tanya Dae Hyun.Chung Ae melihat jam tangannya. Ia sudah melewatkan jam pelajaran. “Astaga”, gumam Chung Ae. Dae Hyun tertawa kecil. “Sebentar lagi waktu istirahat, kita tidak perlu kembali ke kelas”, ucapnya. Chung Ae menarik napas, “Apa.. kau juga disini?” tanya Chung Ae.Dae Hyun mengangguk. “Sulit sekali rasanya meninggalkanmu, jadi aku disini. Tapi tenang saja, kau lihat aku belajar disini” ucap Dae Hyun. Chung Ae tertunduk malu. Ia ketahuan membolos dan tidur di depan pria yang ia suka.“Apa yang kau lakukan semalam?” tanya Dae Hyun.Sejenak Chung Ae terdiam. Ia masih ragu untuk menceritakan apa yang ia temukan di kamarnya. “Hm, aku hanya tidak bisa tidur semalam”, kata Chung Ae.&ldqu

  • The Secret Mirror   Dunia Kaca

    Chung Ae duduk di depan kaca bulat di kamarnya. Ia mencoba menyentuh kaca itu dengan jarinya. Kali ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Jari Chung Ae tidakk menembus kaca itu. Chung Ae menghela napas, “Mungkin Dae Hyun benar. Waktu itu aku hanya sedang melamun”, ucapnya. Chung Ae beranjak dari kaca itu dan mengambil bukunya. Sambil berlalu, Chung Ae menyentuh kaca itu lagi. “Aaa!” teriak Chung Ae.***Chung Ae terjatuh di sebuah ruangan. Ruangan itu mirip dengan kamarnya. Ia lalu melihat gadis yang ada mimpinya. “Dia.. bukankah dia yang ada dalam mimpiku itu?” gumam Chung Ae. Gadis itu menoleh lalu tersenyum ke arah Chung Ae. &ldquo

  • The Secret Mirror   Trauma

    Kwang So datang pagi-pagi. Setelah berpikir semalaman ia berniat untuk bicara pada Eun Jung. Ia tidak mau hanya menjadi suruhan. Kwang So meras adirinya harus mendapat imbalan yang setimpal. Dua minggu lagi, sekolah akan kembali mengadakan seleksi olimpiade sains. Sayang sekali ayah Kwang So mengetahui hal itu, dan kali ini Kwang So tidak ingin mendengar ayahnya mengomel lagi. Ia bosan mendengar itu semua.Sesaat setelah Eun Jung masuk kelas, Kwang So langsung menemuinya. “Kau sudah dapat informasinya?” tanya Eun Jung. “Kalau aku punya informasi itu, apa yang akan kudapat darimu?” tanya Kwang So.“Kau mau imbalan?” tanya Eun Jung.

  • The Secret Mirror   Menyukai Dae Hyun

    Chung Ae sesekali menatap meja sudut dimana Dae Hyun, Yeri, dan manajer kedai sedang berbincang. Mereka terlihat sangat serius dari sudut pandang Ae. Sejujurnya, Ae juga heran kenapa Dae Hyun tiba-tiba bekerja di kedai. “Bukan karena aku kan?”, pikir Ae. “Satu cappuccino”, ucap Kwang So.“Baik, tunggu sebentar”, jawab Chung Ae sambil tersenyum.“Bukankah kita satu kelas?” Kwang So mengangguk, “Aku duduk di depan Eun Jung”, kata Kwang So. Lagi-lagi Chung Ae mengangguk, “Kita jarang mengobrol di kelas. Senang bertemu denganmu”

  • The Secret Mirror   Rekan

    Chung Ae agak terkejut ketika Dae Hyun mengajaknya keluar sekolah. “Kau bilang kita akan beli es krim, lalu kenapa kita keluar dari sekolah?”, tanya Chung Ae. Dae Hyun tertawa keras, “Kita memang akan beli diluar”, ucapnya. Chung Ae tersenyum lalu mengikuti langkah Dae Hyun begitu saja. “Memangnya boleh seperti ini? Di sekolahku yang dulu, kami harus membeli makanan di kantin”, kata Chung Ae.“Banyak aturan sekolah yang tidak jelas. Itulah kenapa Eun Jung dapat berbuat sesukanya”, jawab Dae Hyun. “Sebenarnya murid lain juga bisa berbuat sesuka mereka, tapi kami masih ingin bersikap seperti murid yang baik”, sambungnya. Chung Ae mengangguk. Ia juga meras

  • The Secret Mirror   Tamparan Keras

    Chung Ae menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Setela seharian menghabiskan waktu di sekolah dan di kedai, tubuhnya terasa lelah. Padahal ia masih punya tugas untuk di kerjakan. Chung Ae menarik napas panjang, “Dae Hyun, kenapa dia peduli sekali padaku?” ucapnya. Chung Ae tersenyum mengingat kejadian di sekolah. Meskipun lututnya sakit, tapi Chung Ae tahu setidaknya ia punya satu teman yang peduli padanya. “Tapi, sampai kapan akan begini? Sampai kapan perempuan itu akan menggangguku?”, gumam Chung Ae. Chung menutup matanya sebentar untuk melepas lelah. Tak lama setelah itu, ia kembali bangun lalu mengerjakan tugas sekolahnya. “Mungkin besok aku harus mengajak Dae Hyun berkeliling sekolah, aku belum tahu banyak tentang sekolah itu”, gumam Chung Ae.***

  • The Secret Mirror   Dibalik Rumah Ae

    Chung Ae merasa kesal seharian karena Eun Jung terus saja mempermainkan namanya di kelas. Meski begitu, sejujurnya Ae juga tidak menyukai namanya. Kadang ia merasa namanya memang aneh dan jarang terdengar walaupun ia tahu ada maksud yang baik dari nama itu. Tepat setelah waktu pulang, Chung Ae berjalan melewati koridor kelas. Beberapa kali ia menoleh ke belakang, tapi Dae Hyun tak terlihat. “Kau mencari siapa?” ucap Eun Jung yang tiba-tiba sudah ada di depannya.“Bukan urusanmu”, jawab Chung Ae.“Ah, rupanya belum cukup untuk hari ini ya? Kalau begitu aku akan senang, sampai jumpa besok”, jawab Eun Jung. Chung Ae kembali diam dan tidak ingin melanjutkan percakapan itu. Ia memilih melangkah pergi. “Kalau kau mencari Dae Hyun, tentu saja dia ada

DMCA.com Protection Status