author-banner
Enday Hidayat
Enday Hidayat
Author

Novel-novel oleh Enday Hidayat

Perjanjian Leluhur

Perjanjian Leluhur

Kisah tentang anak muda yang harus hidup bersanding dengan puteri mahkota dari dunia berbeda karena perjanjian leluhur. Segala upaya dilakukan untuk menghindari perjanjian, namun peristiwa demi peristiwa menempanya jadi seorang ksatria, dan semakin mengukuhkan bahwa perjanjian leluhur adalah takdir. Dapatkah ia menemukan jalan pulang untuk memenuhi janjinya pada orang tua?
Baca
Chapter: 375. Permaisuri Kesebelas
"Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,
Terakhir Diperbarui: 2024-09-26
Chapter: 374. Ratu Hutan Utara
Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p
Terakhir Diperbarui: 2024-09-26
Chapter: 373. Kuda Betina
"Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat
Terakhir Diperbarui: 2024-09-26
Chapter: 372. Kebohongan Terbongkar
Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan
Terakhir Diperbarui: 2024-09-08
Chapter: 371. Topeng Srikandi
"Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal
Terakhir Diperbarui: 2024-09-06
Chapter: 370. Perempuan Bertopeng
Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu
Terakhir Diperbarui: 2024-09-04
Mengejar Cinta Puteri Bangsawan

Mengejar Cinta Puteri Bangsawan

"Aku butuh bapakmu! Bukan mahar sekeranjang!" Arjuna, seorang CEO gagah dan tampan, pusing diminta datang bersama bapaknya sebagai persyaratan untuk melamar puteri dari klan bangsawan. Arjuna berusaha mencari ayahnya dengan berbekal kujang emas yang tertinggal di malam terkutuk 25 tahun lalu, dan banyak menemui kekecewaan. Satu peristiwa membawa Arjuna ke abad lampau di mana situasi sedang kacau. Dapatkah Arjuna menemukan bapaknya dan hidup bersanding dengan puteri bangsawan?
Baca
Chapter: Bab 33
Mereka menempuh perjalanan sudah bermil-mil, namun belum menemukan perkampungan.Sejauh mata memandang pemandangan yang terlihat hanyalah pepohonan dan semak belukar.Mereka senang saat menjumpai parit kecil dengan air sangat jernih."Air ini dapat menyambung hidup kita," kata Arjuna. "Dingin sekali...!"Arjuna membasuh muka, kemudian mengisi dua bumbung yang nyaris kosong.Arjuna melempar pandang ke sekitar mencari tempat untuk bermalam.Mereka bisa tidur di dahan besar dan rimbun, cukup nyaman ketimbang di atas batu ceper, ada juga pohon buah."Kita istirahat di sini," ujar Arjuna. "Kita lanjutkan perjalanan besok."Seekor ayam hutan muncul dari rumpun semak. Arjuna berjalan mengendap-endap mendekat, lalu melemparkan kujang emas.Kujang pusaka itu menghunjam tepat di bagian leher sehingga ayah hutan mati seketika.Padahal Arjuna serampangan saja melempar, kemudian kujang emas berputar balik ke arahnya, ia menangkapnya."Kujang ini bisa menjadi senjata berburu," kata Arjuna kagum. "I
Terakhir Diperbarui: 2024-09-06
Chapter: Bab 32
Mereka bangun saat mendengar suara berisik di tepi danau.Tampak harimau dan buaya bertarung antara hidup dan mati.Harimau kabur setelah mendapat banyak luka."Hari sudah siang," kata Arjuna. "Kita tidur lelap sekali."Matahari sudah naik sepenggalahan, udara dingin menyengat tubuh, sehingga mereka enggan untuk bersentuhan dengan air.Areal yang ditinggali mereka merupakan daerah kekuasaan buaya, saat ada binatang lain mencari mangsa, maka buaya berusaha menghalau.Pertarungan itu memperebutkan seekor kijang yang kini menjadi santapan kawanan buaya."Kita turun setelah mereka pergi dari bawah pohon," kata Arjuna. "Mereka secara tidak langsung telah menjaga kita dari binatang buas lain.""Aku syok setiap waktu terjadi pembunuhan," sahut Chitrangada dengan wajah pucat. "Kita cari tempat yang aman.""Tidak ada tempat yang aman di hutan ini. Aku sangat mengandalkan kujang emas untuk keselamatan kita."Kujang emas adalah satu-satunya perlengkapan untuk bertahan hidup. Separuh nyawanya ter
Terakhir Diperbarui: 2024-09-02
Chapter: Bab 31
Udara dingin menggigit tubuh saat senja turun. Padahal lagi kemarau panjang, dan bukan daerah pegunungan.Hutan ini seakan mempunyai siklus berbeda."Hutan ini seakan tiada berbatas," kata Arjuna. "Sejauh mata memandang hanyalah pepohonan yang terlihat.""Perkiraanku hutan ini adalah hutan lindung. Kau sepertinya orang pertama yang menebang pohon pisang."Pemandangan di sekitar danau menggambarkan, pohon itu mati dengan sendirinya dan buahnya habis dimakan binatang."Hutan ini kelihatannya belum terjamah manusia. Ayahku kemungkinan kecil pernah berkunjung ke mari.""Lalu kujang emas membawa kita ke mari untuk apa?"Arjuna bingung mencari jawabannya. Ia meminta untuk ditunjukkan tentang keberadaan ayahnya, dan mereka terdampar di daerah yang sangat asing ini. Barangkali hutan ini petunjuk awal untuk menemukan ayahnya, mereka mesti berusaha sendiri.Usaha pertama adalah keluar dari hutan liar ini."Kujang emas sudah bikin masalah sejak berada di tanganku, kita terdampar di hutan ini a
Terakhir Diperbarui: 2024-09-01
Chapter: Bab 30
Arjuna menebang beberapa pohon pisang yang sudah berbuah. Batang pisang dibersihkan kulitnya, lalu diangkut ke atas dahan untuk alas rumah pohon. Sementara buah pisang disimpan di sela akar pipih dan ditutupi dedaunan supaya lekas matang.Arjuna membuat pasak dari tanaman perdu dan tali dari semak untuk menyatukan batang pisang agar tidak bergerak."Kau mau tinggal di hutan, Jun?" tanya Chitrangada heran. "Sebaiknya kita mencari jalan keluar dari hutan ini.""Aku tidak tahu ke arah mana jalan keluar dari hutan ini. Kemungkinan tersesat sangat besar."Arjuna perlu mempelajari terlebih dahulu situasi di hutan ini.Kemungkinan mereka berada di hutan belum terjamah.Arjuna tidak menemukan bekas jejak manusia."Danau ini adalah pusat kehidupan di hutan," kata Chitrangada. "Banyak binatang datang untuk minum atau mencari mangsa." Beberapa kelompok binatang datang silih berganti, kemudian mereka berlarian dikejar singa atau diterkam buaya. Chitrangada sampai tidak berani turun dari pohon
Terakhir Diperbarui: 2024-08-29
Chapter: Bab 29
Arjuna sudah jauh berjalan, perutnya terasa sangat lapar, tapi ia belum menemukan makanan juga.Arjuna jadi sangsi bagaimana ayahnya dapat bertahan hidup jika benar kujang emas telah membawa ke daerah di mana ayahnya berada.Sejauh mata memandang hanyalah pohon-pohon berlumut dengan tanaman perdu dan semak-belukar."Tidak ada buah atau umbi-umbian yang bisa dimakan," keluh Arjuna. "Air juga tidak ditemukan, aku bisa mati kehausan."Arjuna menyeka keringat di kening dengan punggung tangan. Matanya beredar ke sekitar mencari tanaman yang dapat dimakan.Hutan ini berupa dataran luas seolah tiada ujung, dipenuhi semak belukar dan tanaman perdu.Arjuna mencari tumbuhan yang mengandung air untuk melepas dahaga yang mulai mencekik."Hutan ini benar-benar tidak bersahabat," gumam Arjuna. "Tidak ada tanaman yang bisa dimakan atau diambil airnya. Aku heran di mana binatang mendapatkan air."Arjuna berjalan sesuai insting, matahari memberi petunjuk arah, namun tidak memberi petunjuk di mana sumb
Terakhir Diperbarui: 2024-08-26
Chapter: Bab 28
Arjuna merasakan hamparan tidurnya sangat berbeda. Ia membuka mata dan terkejut menemukan dirinya tergeletak di atas rumput tebal.Kujang emas masih berada dalam genggaman tangan di atas dadanya."Berada di mana aku?"Arjuna bangkit duduk dengan bingung. Matanya beredar ke sekitar. Tampak pepohonan besar menjulang tinggi diselingi tanaman perdu dan semak belukar."Tampaknya sebuah hutan...!"Arjuna berdiri sehingga ia bisa lebih jauh memandang sekeliling."Apa yang terjadi dengan diriku? Mengapa aku berada di sebuah hutan?"Arjuna mencoba mengingat-ingat peristiwa sebelumnya. Ia tengah beristirahat bersama Chitrangada di kamar, tiba-tiba terbangun di hutan yang sangat asing baginya."Apakah kujang emas telah membawaku ke tempat di mana ayahku tinggal...?"Arjuna menyelipkan kujang emas di balik baju, lalu berjalan dengan waspada di antara rerumpunan tanaman perdu.Sinar matahari bersorot malu-malu lewat rimbunnya dedauanan. Embun bening menetes dari daun perdu."Hari sudah pagi," ujar
Terakhir Diperbarui: 2024-08-26
Anda juga akan menyukai
My 'Bad' Boyfriend
My 'Bad' Boyfriend
Romansa · Enday Hidayat
844 Dibaca
Cinta Terhalang Restu
Cinta Terhalang Restu
Romansa · Enday Hidayat
843 Dibaca
Kontrak Palsu Tuan CEO
Kontrak Palsu Tuan CEO
Romansa · Enday Hidayat
842 Dibaca
Setiap Momen adalah Kamu
Setiap Momen adalah Kamu
Romansa · Enday Hidayat
841 Dibaca
DMCA.com Protection Status