Share

Bab 4

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-05-25 00:51:26

Arjuna memperhatikan kujang emas sambil duduk dengan lesu di kursi kerja. Kujang itu selalu dibawanya ke mana pun pergi, siapa tahu ia bertemu secara kebetulan dengan pemiliknya.

Arjuna belum menemukan jawaban, bagaimana kujang bernilai ratusan miliar sampai tertinggal di kamar hotel? Apakah bapaknya seorang pejabat penting sehingga buru-buru pergi karena kuatir tertangkap tim OTT?

Telpon internal di meja berbunyi, ia tekan tuts.

"Maaf mengganggu, Pak." Terdengar suara sekretaris lewat loud speaker. "Ada tamu."

"Hari ini tidak ada schedule menerima tamu."

Arjuna sedang tidak mau diganggu. Pikirannya lagi kacau. Ibunya mendesak untuk menjual kujang emas karena ada tawaran menggiurkan dari kolektor kelas kakap dari negeri jiran.

Ibunya menginginkan Arjuna untuk melupakan bapaknya dan mengakhiri pencarian sia-sia.

Arjuna menolak, ia ingin menjadikan kujang emas sebagai pengganti ayahnya, sehingga perlu dipertahankan sampai akhir hayat.

"Tamu itu ada urusan penting dan mendesak," ujar sekretaris. "Apa diminta datang lain kali?"

Arjuna berpikir sejenak, lalu berkata, "Ya sudah, antar ke ruanganku."

Arjuna menyimpan kujang emas di laci meja. Kemudian masuk seorang perempuan cantik jelita dengan dandanan sangat modis.

"Bagaimana sekretarismu sampai tidak mengenali aku?" gerutu Chitrangada. "Aku merasa seperti tamu asing di kantor ini."

"Siska baru dua hari di ruangan itu, pengganti sementara sekretarisku, ia cuti hamil. Kau kan bisa langsung masuk. Aku tidak mau diganggu untuk tamu, bukan untuk calon istri."

"Aku tidak mau disebut mentang-mentang."

"Lalu apa urusan penting dan mendesak itu?"

Arjuna menganggap peristiwa di lobi hotel berbintang itu bukan peristiwa penting dan mendesak, ia berniat meminta penjelasan saat makan siang, tapi Chitrangada keburu datang.

Arjuna percaya mereka berada di hotel itu bukan untuk kepentingan syahwat. Terlalu murah harga kesetiaan Chitrangada.

Arjuna kira kedatangan calon istrinya untuk membahas lamaran yang tinggal beberapa hari lagi, ia ingin minta penangguhan karena bapaknya belum ditemukan.

"Mengenai ..."

Chitrangada memotong kalimat Arjuna, "Mengenai kejadian kemarin, aku ada pertemuan dengan kolega bisnis. Aku datang bersama wakilku, Wisnu Pratama."

"Bagaimana Ulupi sampai tidak mengenal dirimu?"

"Kamu juga tidak mengenal Wisnu."

"Aku tidak pernah bertemu dengannya."

"Ulupi juga tidak pernah bertemu denganku. Makanya ia merekam semua kejadian itu."

"Lalu Ulupi mencak-mencak padamu?"

"Justru Wisnu marah-marah pada Ulupi."

Arjuna heran. "Kok bisa? Wisnu merasa dipermalukan dengan rekaman itu?"

"Wisnu curiga kalian CLBK. Aku baru tahu kalau Ulupi mantan terindah di SMA."

Chitrangada menatap tajam sampai menikam hati Arjuna.

Arjuna sangat tertutup dengan masa lalunya. Ia merasa tiada guna menceritakan mantan di depan calon istri, hanya menciptakan suasana kurang nyaman.

Arjuna merasa seperti itu setiap kali Chitrangada bercerita tentang masa lalunya.

"Aku terpaksa turun tangan untuk mendinginkan Wisnu, padahal seharusnya tanggung jawabmu."

"Ulupi bercerita kalau ia seharian bersamaku?"

"Ulupi berusaha jujur kepada calon suaminya."

"Lalu aku tidak berusaha jujur kepadamu? Dalam kasus ini, jujur dan bodoh tidak ada bedanya."

Ulupi seperti cari perkara dengan mengaku jalan bersama mantan. Barangkali maksudnya untuk mengompori Wisnu.

Ulupi terkesan playing victim manakala kenyataannya mereka ada meeting dengan kolega.

"Aku kira Ulupi bukan bodoh," bela Chitrangada. "Ia tak mengerti berkeliling kota seharian untuk sebilah kujang emas."

"Berarti aku bodoh, mestinya menjual kujang emas dengan harga terakhir empat ratus miliar."

Chitrangada memandang kaget. "Kujang macam apa sampai bernilai setinggi itu?"

Arjuna mengeluarkan kujang emas dari laci meja dan menunjukkan kepada calon istrinya.

Chitrangada seakan tidak tertarik. "Apakah kujang ini sangat bermasalah bagimu sampai menyita waktumu untuk mencari pemiliknya? Aku sekedar mengingatkan, kesempatan lamaran tinggal beberapa hari lagi."

"Jadi aku tidak ada kesempatan lagi setelah itu?"

"Papi merasa dipermainkan kalau kau mengulur-ulur waktu."

"Aku tidak mengulur-ulur waktu."

"Lalu kenapa bapakmu belum pulang juga dari luar negeri?"

Arjuna merasa perlu menyampaikan kebohongan yang mempertaruhkan cintanya, "Bapakku sebenarnya tidak setuju dengan pilihanku. Jadi ia tak bisa datang."

Chitrangada terdiam.

"Aku sedang berusaha melobi bapakku, sebab aku sudah terlanjur sayang."

"Ada calon dari bapakmu?"

"Rara Ireng, pengusaha dari negeri jiran."

Chitrangada terkejut.

"Kau kenal?"

"Aku meeting dengannya kemarin, siang ini ada penandatanganan kerja sama."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 5

    "Celaka!" Arjuna terduduk lemas di kursinya. Nasib baik seolah tak berpihak padanya. Padahal ia menyebutkan nama yang sekiranya tidak dikenal, ternyata menjadi rekan bisnis Chitrangada. "Kenapa aku bilang Rara Ireng pilihan bapakku?" Rara Ireng adalah musuh bebuyutan sewaktu SMA, dan menjadi kompetitor bisnis setelah mereka menjadi CEO. Perseteruan mereka barangkali sampai kiamat kalau Rara Ireng tidak meneruskan bisnis ayahnya dan tinggal di Kuala Lumpur. Perusahaan di Jakarta dipegang adiknya, Arjuna baru merasa tenteram dan damai. Chitrangada muncul dari toilet, ia mengeluh, "Aku tidak tahu apa keistimewaan Rara Ireng sampai ayahmu tidak menyetujui aku jadi menantunya." "Mantannya lebih sedikit." "Ada pengaruhnya bagimu?" "Tidak ada." Mantan Arjuna juga banyak sampai kemudian ia menemukan gadis yang cocok untuk mengakhiri petualangannya. "Aku tinggal di Boston untuk menimba ilmu, bukan menimba budaya mereka," kata Chitrangada. "Lalu apa masalahnya dengan pah

    Last Updated : 2024-05-25
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 6

    Arjuna bertanya kepada sekretaris lewat telpon internal, "Ada orang masuk saat aku pergi ke basement?" "Tidak ada, Pak." Arjuna menyesal seharusnya kujang emas disimpan di brankas. Tapi laci meja dikunci dan tidak ada tanda-tanda dibuka paksa. Arjuna memeriksa rekaman kamera pengawas, tidak ada orang masuk selama ditinggal pergi. "Sungguh aneh," kata Arjuna. "Apa mungkin ada pencuri masuk lewat kaca gedung?" Ada perbaikan sealant pada kaca gedung. Tapi bagaimana mereka masuk sementara kaca tertutup rapat? Laci juga tidak mengalami kerusakan. Ibunya menghubungi lewat gawai, "Kok lama sekali?" "Kujangnya hilang." "Apa?" Terdengar nada kaget cukup keras. "Bagaimana hal itu terjadi?" "Sewaktu aku mengantar Chitrangada ke basement parkir, kujang disimpan di laci dan dikunci, sekarang tidak ada." Kujang emas benar-benar bikin jengkel dirinya. Ia ada kesempatan untuk membuktikan Datuk Cakil adalah ayah biologisnya, tapi kujang emas menutup kesempatan itu. Arjuna me

    Last Updated : 2024-05-25
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 7

    "Kujang setan." Arjuna teringat pada cenayang yang terbakar jubahnya gara-gara kujang emas. Ia belum keluar dari rumah sakit karena mengalami luka bakar cukup serius. Arjuna menyesal sudah memaki-maki cenayang itu. "Datang dan pergi seenaknya." Dewi Priti terkejut mendengar ucapan itu, ia sampai urung keluar dari ruang kerja putranya. "Ada apa?" Arjuna mengeluarkan kujang emas dari laci. Dewi Priti melotot. "Tadi kulihat laci itu kosong, bagaimana sekarang ada di laci?" "Ibu bertanya pada siapa?" Arjuna pusing memikirkan keanehan itu. Kujang emas dimasukkan ke tas kerja. Dewi Priti segera menghubungi Datuk Cakil, sambil berkata, "Mumpung belum jauh." Perkiraannya Datuk Cakil baru keluar dari basement parkir. "Kenapa pikiran Ibu sederhana sekali?" Arjuna kesal melihat ibunya menghubungi datuk dari seberang itu. "Mestinya Ibu tahu kujang emas tidak mau berpindah tangan, ia pasti menghilang lagi kalau Datuk Cakil datang." Arjuna pergi meninggalkan ruang kerja.

    Last Updated : 2024-05-26
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 8

    Arjuna ingin mendatangi Wisnu untuk menjelaskan masalahnya tapi kuatir terjadi keributan. Arjuna segera pulang dan meninggalkan Ulupi di rumah Lesmana, sebelum Chitrangada dan Rara Ireng tiba. Ia berpesan kepada mereka untuk tidak menceritakan kedatangannya. Arjuna tidak terkejut saat menerima telpon dari Chitrangada, ia bertanya sambil berendam di jacuzzi, "Ada apa?" "Gawat! Pernikahan Ulupi berantakan gara-gara kamu!" "Sekarang kau berada di mana?" Arjuna kuatir Chitrangada menelpon dari rumah Lesmana dan didengar Rara Ireng, persoalan pasti merembet. Arjuna lega saat tahu Chitrangada sudah meninggalkan rumah cenayang itu. "Aku dalam perjalanan ke rumah Wisnu. Aku kira persoalan sudah selesai, ternyata chaos." Arjuna juga heran Wisnu sangat posesif. Ia sendiri tidak mempersoalkan mereka pergi berdua. Masa lalu bukan halangan untuk menjalin pertemanan. Cinta butuh kepercayaan. "Kebersamaan aku dengan Ulupi seperti kebersamaan kamu dengan Wisnu. Lalu persoalannya di

    Last Updated : 2024-05-27
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 9

    "Sebaiknya kau siap-siap." Dewi Priti menegur putranya saat sibuk memeriksa berkas digital untuk presentasi. "Jadi lamaran kan malam ini?" "Entahlah." Dewi Priti heran. "Kok jadi ragu begitu?" Arjuna menutup berkas, bersandar lesu dengan sinar mata hampa menatap langit-langit. "Aku mesti menyelesaikan masalah Ulupi lebih dahulu, Wisnu menolak bertemu karena jadwalnya padat. Bosnya seakan tidak mendukung masalah mereka cepat diselesaikan." "Kau seharusnya paham Chitrangada menginginkan dirimu fokus mengurus lamaran." "Apa lagi yang perlu diurus? Lukas sudah siap datang ke rumah Chitrangada sebagai bapak pura-pura, tinggal Ibu perlu beradaptasi." Dewi Priti sering membawa Lukas dalam jamuan makan malam, bahkan sering mendapat pujian sebagai pasangan serasi. Persoalannya justru pada Arjuna. Dewi Priti melihat putranya terlalu gampang memandang masalah, padahal biasanya sangat seksama menangani persoalan kecil saja. "Ada apa?" tanya Dewi Priti lembut. "Aku melihat s

    Last Updated : 2024-07-20
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 10

    "Tunggu!" Chitrangada mengejar Arjuna yang sudah masuk lift dan menekan tombol hold. Chitrangada mengikuti pacarnya turun ke lantai dasar. "Apa maksudmu akan menyeret Wisnu ke polisi?" Arjuna menyindir, "Kau sempat mengejarku padahal sangat sibuk?" "Kau sudah mengacaukan mood Wisnu!" Chitrangada merasa perlu menegur Arjuna karena bisa menggagalkan pertemuan dengan Rara Ireng. "Jadi salahku memberi peringatan kepada lelaki yang sudah sewenang-wenang kepada kaummu?" Arjuna memandang dengan dingin. "Wisnu sakit hati Ulupi jatuh cinta kepadamu!" "Kau sakit hati kalau aku jatuh cinta kepada Liu Yifei?" "Mimpi!" "Kenapa Wisnu tidak berpandangan begitu? Apa karena Liu Yifei aktris mendunia, sedangkan aku CEO lokal?" "Banyak kejadian CLBK." "Lalu aku dianggap dari kebanyakan itu? Terus terang aku tersinggung. Kau sudah tanya tentang perasaan Wisnu kepadamu?" "Buat apa?" "Untuk membuktikan bahwa cinta itu jujur, tapi pemiliknya munafik." Pintu lift terbuka. Arjuna

    Last Updated : 2024-07-20
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 11

    "Maksudmu apa tidak datang dalam acara lamaran?" Chitrangada menghubungi Arjuna lewat gawai, ia tahu informasi itu dari ibunya. "Mau balas-balasan? Saat ini kau harus memilih karena aku tidak dapat memenuhi dua-duanya." Arjuna menjawab dengan santai, "Aku bercanda. Aku tidak menyangka candaku sampai kepadamu." "Bercanda? Kau mengganggu waktuku untuk hal tak berguna. Aku seperti bukan bercakap dengan pria yang kukenal." Arjuna menyindir, "Aku tidak tahu kau ada pertemuan dengan Tun Ghazar, maka itu aku bercanda." Suara Chitrangada tidak terdengar. Barangkali ia tidak mengira nama itu akan muncul detik-detik menjelang lamaran. "Ada waktu dua jam lagi untuk memantapkan jawabanmu. Aku ingin dirimu melihat hatimu, bukan melihat hari-hari indah yang pernah kita lewati." Arjuna tidak akan menyampaikan hal itu jika bukan Tun Ghazar yang dijumpai perempuan yang hendak dilamarnya. Chitrangada sempat terseok saat Tun Ghazar memutuskan untuk menikah dengan perempuan pilihan orang

    Last Updated : 2024-07-23
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 12

    Tim dokter berhasil menyelamatkan Angada, sementara waktu ia tak boleh diganggu. Angada masih dalam pantauan tim dokter secara intensif. Dewi Priti pamit kepada calon besan sambil cipika cipiki, "Aku pulang dulu ya. Kasihan kolegaku menunggu di luar." "Maafkan aku ya," kata wanita separuh baya itu. "Aku tidak kepikiran untuk menghubungi dirimu." "Tidak apa. Masnya yang penting sembuh dulu." Chitrangada menarik Arjuna ke koridor terpisah saat hendak pamit juga. "Aku ingin ngomong sebentar." "Soal apa?" tanya Arjuna. "Aku pikir untuk lamaran kita bicarakan nanti setelah Papi pulang dari rumah sakit." "Aku ingin menanyakan apa yang disampaikan lewat gawai." "Aku kira tidak elok membahas soal lain di saat Papi di ruang ICCU." Kemudian Arjuna menghampiri calon ibu mertua, dan berkata, "Aku pamit dulu, Mam. Aku kembali lagi setelah mengantar Ibu. Mami pulang saja, jaga kesehatan." "Ya." Kejengkelan Arjuna kepada Chitrangada belum hilang karena tidak memberi tahu seja

    Last Updated : 2024-07-24

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 88

    Arjuna memutuskan untuk pergi ke Batulayang. Ia harus mencari Senopati Aryaseta untuk mengetahui lokasi pintu dimensi. Arjuna harus berbesar hati bertemu dengan ibu sambung yang merupakan mantan kekasihnya, meski sulit untuk memaafkan pengkhianatan Senopati Aryaseta terhadap ibunya. Tapi haruskah? "Kita cari cendekia yang menguasai ilmu dan perhitungan lokasi pintu dimensi," kata Arjuna berubah pikiran. "Aku enggan minta tolong pada senopati." Arjuna ingin mencari raja yang digulingkan, tapi Panduwinata sedang dilanda kemelut karena putranya kehilangan gelar kebangsawanan. Untuk mendapatkan gelar kebangsawanan, ayah dan ibunya harus menikah secara resmi, dan itu tidak mungkin. Pernikahan sedarah adalah terlarang. Bagaimana Panduwinata dapat membantunya sementara ia sendiri terlilit masalah besar. Resi Aswatama telah menimbulkan bencana tanpa berkesudahan. "Meminta bantuan Resi Aswatama dan Raja Widura lebih tidak mungkin lagi," keluh Arjuna. "Bukan menolong, mereka pasti

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 87

    Kong menuntaskan perlawanan empat pengawal utama istana dengan kematian. Mereka memilih bertarung sampai akhir dan menderita luka dalam sangat parah. Kong protes karena Arjuna membiarkan Empat Iblis Hitam pergi ke kastil selatan tanpa mereka. "Pantas saja kau kena kutukan kalau matamu sulit dijaga," kata Arjuna. "Kekhawatiranmu hanya modus. Mereka bukan pendekar kaleng-kaleng." Arjuna curiga Kong bukan sekedar selingkuh dengan dewi kelamin, ia melakukani kesalahan besar yang menyebabkan jiwanya terkurung dalam sosok kingkong. Dewi kelamin masih bisa tampil dalam wujud asli, namun Kong tidak bisa bertransformasi menjadi dewa kelamin, atau wujud ksatria. Bahkan Kong tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa manusia, hanya bisa bahasa isyarat. "Kesalahan apa yang telah kau lakukan, Kong?" selidik Arjuna penasaran. "Mengapa hukuman yang kau terima berat sekali? Aku kira perselingkuhan dengan dewi kelamin bukan kesalahan tak termaafkan." Kong menjelaskan bahwa perselingkuhan

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 86

    Mereka siap menjalankan perintah Arjuna untuk membebaskan tawanan wanita di kastil selatan. Mereka juga bersedia menuruti ucapannya yang satu itu. "Barangkali sudah takdir kami untuk menjadi istri Kong," kata Dara Hiti. "Aku menganggap ucapanmu adalah lamaran bagi kami." Arjuna menyesal telah berucap begitu kalau dianggap serius oleh Empat Iblis Hitam, padahal ia hanya ingin memancing amarah pengawal utama sang raja. Persoalannya, Kong hanya mencintai Ratu Anaconda yang merupakan perwujudan dari dewi kelamin wanita. Kong dan ratu siluman ular sedang menjalani hukuman di mayapada. Mereka tidak tahu bagaimana cara membebaskan diri dari kutukan. Empat Iblis Hitam pasti tersinggung kalau seekor binatang menolak mereka menjadi istri. "Lupakanlah ucapanku itu. Anggaplah sebuah kesalahan dalam strategi mengacaukan musuh." Kong sulit untuk memenangkan pertarungan. Empat pengawal utama berilmu sangat tinggi, bahkan celurit setan mengangkat kemampuan mereka setingkat resi. Arjuna tidak

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 85

    Kong memberi kesempatan kepada mereka untuk mengambil celurit setan. Mereka sangat mengandalkan senjata itu, padahal tidak berguna untuk melawan mantan dewa itu. Celurit setan pasti patah jika pengawal utama istana bersikukuh memegangnya. Mereka terpaksa melepaskan untuk menyelamatkan celurit itu. Mereka tidak berniat untuk kabur meskipun harapan untuk memenangkan pertarungan sangat tipis. "Siapa kau sebenarnya?" tanya kakek botak. "Kau bukan binatang biasa." "Kong adalah calon suami Empat Iblis Hitam," kata Arjuna. "Bukankah kalian sebetulnya tak berniat untuk menyeret mereka ke mahkamah kerajaan? Kalian akan menyeret mereka ke atas ranjang?" Empat pengawal utama yang sudah kehilangan Kalapati selaku ketua tampak tersinggung, padahal apa yang dikatakan Arjuna tepat sekali. Mereka tak bermaksud membawa Empat Iblis Hitam ke istana Pancala, mereka akan menyekapnya di kastil pesisir selatan. Empat Iblis Hitam terlalu cantik untuk mati di tiang gantung. Mereka bisa dimanfaa

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 84

    Arjuna berkelebat maju. Pedang mustika manik meliuk-liuk mengincar titik kelemahan Kalapati. Trang! Trang! Bunga api berhamburan dari bentrokan senjata, meramaikan siluet kebiruan dan kemerahan laksana kembang api. Kalapati terkejut merasakan chi Arjuna yang demikian tinggi. Tangannya bergetar setiap kali terjadi kontak senjata. "Seandainya gurumu adalah Resi Kamandalu, kau takkan sanggup bertahan dari serangan celurit setan," ujar Kalapati. "Siapa kau sebenarnya? Apakah kau titisan Dewa Ares?" "Kenalilah lewat pedangku," sahut Arjuna sambil mencecar Kalapati dengan serangan pedang yang mematikan. "Seharusnya matamu sudah terbuka sejak awal kalau kau tokoh sakti rimba persilatan." "Pedangmu seperti pedang berlian mustika manik, tapi pedang itu sudah dinyatakan punah beberapa abad lalu." "Lau kau anggap pedang ini adalah pedang tiruan? Bagaimana celurit setan bisa sompek oleh pedang palsu?" Mata celurit setan gompal di beberapa bagian terkena hantaman pedang mustika manik. Ka

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 83

    Kalapati baru menyadari kalau Empat Iblis Hitam kehilangan pedangnya. Kehilangan pedang berarti mereka kehilangan separuh kekuatan. Jadi bukan masalah besar baginya. "Empat Iblis Hitam laksana burung patah sayap tanpa pedang jian." "Cukup Kong menghadapi kalian!" Kalapati takjub dengan kingkong yang mampu melayani gempuran kawan-kawannya. Arjuna menyerahkan pataka ketua dan kujang emas kepada Kong karena ia layak mengembannya. "Kau sudah menghina rimba persilatan dan istana Pancala!" kata Kalapati sambil mencecar Arjuna dengan pukulan tangan kosong. "Kau serahkan pataka dan kujang pusaka kepada binatang!" "Kong lebih mulia dari kalian. Jadi ia pantas memimpin rimba persilatan dan menjadi raja Pancala!" "Jahanam...!" geram Kalapati. "Manusia masa depan sungguh tak punya tata krama!" Kalapati mengirim tendangan dan pukulan dewa. Sebuah kombinasi maut yang sudah banyak makan korban. Kalapati heran Arjuna berani menangkis dan beradu pukulan, padahal serangan kombinasi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 82

    "Aku beruntung sekali, menunggu pengkhianat tapi mendapat tangkapan besar!" Kalapati dan beberapa tokoh istana melompat turun dari dahan rimbun dan mendarat di hadapan mereka. Empat Iblis Hitam tampak kecut melihat kehadiran beberapa tokoh sakti itu. Mereka adalah pengawal utama Raja Widura, terkenal sangat kejam dan bengis. Dara Hiti heran bagaimana mereka sampai tahu lokasi yang sangat rahasia ini. "Mengapa kalian seperti melihat hantu?" tanya Arjuna. "Bukankah kalian sering melihat wajah jelek itu?" "Mereka adalah tokoh sakti mandraguna bergelar Lima Celurit Setan, ilmunya setingkat guruku, Resi Aswatama." "Aku kagum kau masih mengakui guru, padahal Resi Aswatama lah yang membocorkan kepergian kalian ke pegunungan utara. Bukankah selain kalian, hanya resi itu yang tahu?" "Ia memerintah kami untuk menjalankan misi rahasia ini. Apa tujuannya ia melapor kepada pengawal utama?" Penghubung menjumpai Resi Aswatama, mereka hanya menjalankan perintah. "Kau terlalu polos

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 81

    Dara Hiti berkata, "Aku harus mempercayai teman seperjalanan." Setelah bertemu dengan penghubung, mereka akan melakukan perjalanan ke Jepara. Arjuna mencari pintu dimensi untuk pulang ke masa depan, Dara Hiti mencari rumah untuk tinggal sebagai warga Jepara. Dara Hiti sebenarnya berharap Arjuna membawa mereka, pindah ke abad dua puluh satu akan lebih aman bagi mereka. "Bagaimana jika penghubung berkhianat?" tanya Arjuna. "Kau sudah menyiapkan rencana cadangan?" "Kami membawa banyak uang," jawab Dara Hiti. "Cukup untuk berdagang pakaian di Jepara." "Seharusnya kalian bergabung dengan Senopati Aryaseta. Kepandaian kalian sangat dibutuhkan untuk mengembalikan tahta kepada pewaris yang sah." "Aku tidak ingin jadi murid durhaka." Arjuna kagum mereka tetap menaruh hormat kepada Resi Aswatama padahal sudah diperlakukan sangat buruk. Bahkan makin buruk jika mereka tidak melarikan diri ke Jepara. Mereka sudah cukup matang untuk menjadi selir. Biasanya keluarga istana menga

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 80

    Arjuna merasa kepalanya pening. Ia sulit menerima kenyataan itu. Ia curiga ibunya sudah mengetahui siapa ayahnya, karena seorang pembesar maka dirahasiakan. Berarti pria yang dicari selama puluhan tahun ada di depan mata. Bahkan Arjuna pernah bertemu beberapa kali untuk kepentingan bisnis. "Aku mesti segera pulang," kata Arjuna lesu. "Misiku sudah selesai. Kau ada pakaian untuk ganti?" "Ada di pelanaku." Arjuna membebaskan totokan mereka. Pendekar gelang biru bukannya senang, ia heran. "Kau kelihatan kurang bergairah setelah mengetahui perempuan itu. Apakah ia perempuanmu?" "Perempuanku ikut bersamaku. Ia sebentar lagi muncul." Kirana sepertinya sudah tahu siapa lelaki yang dicarinya. Ia tidak ingin Arjuna mengganggu kenyamanan hidupnya. Kirana pasti canggung untuk menjadi ibu sambung bagi mantan terindah. Ia rela berkorban uang banyak. Padahal Aryaseta tinggal sangat lama di masa depan bukan mencari cinta, tapi mencari kujang emas. "Aryaseta sudah lupa dengan kejadian mala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status