Home / Romansa / Mantan Rahasia / 9. Fakultas Impian

Share

9. Fakultas Impian

Author: Mom Nury
last update Last Updated: 2021-07-26 00:02:34

Tiba di gerbang Trisakti.

Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini. 

Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.

Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat.

"Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan.

"Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya.

"Iya Mas," jawabku.

"Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi.

"Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku.

"Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan.

"Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.

Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku celingak celinguk menandakan aku bingung harus ngapain dulu.

Tiba disana, aku bertemu dengan beberapa mahasiswa baru juga dari berbagai SMU.

"Permisi," ucapku. "Benar disini bagian akademiknya?" Tanyaku kepada salah satu cewek yang berada di dekatku.

Maaf mba," tanyaku pada salah satu gadis yang sedang berdiri.

"Iya," jawabnya.

Manis sekali gadis ini, batinku.

"Enggg..anu, ini bagian akademik?" tanyaku lagi.

"Iya betul Teh. Teteh MABA juga?" tanyanya.

"Iya," jawabku.

"Beasiswa apa jalur mandiri?" tanyanya lagi.

"Beasiswa mba," ucapku sopan.

"Saya juga dari jalur beasiswa Teh. Saya Anggi Nahara dari Bandung," ujarnya sambil mengulurkan tangan.

"Abella, mba", balasku.

"Teteh ambil dulu antrian disana Teh, kalo udah dapat, Teteh balik lagi sini sama saya. Kita sama-sama atuh. Terus terang Teh, Anggi mah bingung kalau gak ada temen," pintanya dengan logat Sunda yang kental.

"Owh iya...iya...Ma kasih ya. Saya kesana dulu," ucapku.

Dan dengan susah payah menerobos, aku mendapat antrian juga. Nomor 54. Lumayanlah. Setelah itu, aku kembali ke tempat di mana Anggi duduk.

"Sini, Teh," ujarnya sambil menepuk bangku kosong di sebelahnya. 

"Teteh asli mana?" tanyanya.

"Saya asli Jakarta mba," ucapku.

"Jangan panggil mbak, atuh. Anggi saja, gak pake Nahara," guraunya.

Aku tertawa.

"Nomor berapa,Teh?" tanyanya lagi.

"Ini, 54," ucapku.

"Wah... deketan kita mah. Saya 52. Barengan ya Teh, terus terang saya deg degan. Baru pertama ke Jakarta," ucapnya.

Aku menggangguk setuju.

"Iya...iya.. boleh. Saya juga bingung dari tadi sendirian. Saya duduk disini ya," jawabku sambil menunjuk bangku kosong di sebelahnya. 

"Sok atuh. Mangga, sini teh," jawab Anggi mengajakku duduk.

"Antrian 52," ucap petugas.

"Giliran saya, Teh," ucapnya.

"Iya, silahkan. Tapi ntar selesai tungguin saya ya," pintaku.

Anggi mengangguk.

Dan tiba juga giliranku menyerahkan berkas administrasiku.

"Alhamdulillah, kita resmi jadi Mahasiswa Kedokteran ya Nggi," ucapku.

"Iya Teh, alhamdulillah," balasnya.

"Lapar, ke kantin yuk," ajakku.

"Boleh," balasnya.

Kami ke kantin. Disana banyak mahasiswa yang sedang makan siang. Entah yang mana mahasiswa baru dan lama tidak tampak perbedaan. Tapi minggu depan setelah masuk dan menggunakan seragam barulah saling mengenal.

Pesanan kami datang dan kami menyantapnya dengan lahap.

Gawaiku berbunyi.

"Halo," ucapku.

"Udah selesai Abella?" Yang ternyata Rangga.

"Udah ngga. Elo dan Mira gimana?" Tanyaku.

"Gue udah, Mira lagi otw. Gue jemput ya abis ini," ajaknya lagi.

"Iya, tapi gue lagi di kantin," ucapku.

"Sama siapa?" Tanyanya.

"Sama temen baru," jawabku.

"Hah...cowok apa cewek?" Tanyanya kaget.

"Ceweklah," ucapku.

"Ya udah, ntar gue kesana," ujar Rangga menutup pembicaraan kami.

"Pacar Teteh?" Tanya Anggi.

"Bukan, temen seperjuangan beasiswa," jawabku sambil menghabiskan makan dan minumku.

"Owh," ucap Anggi.

Gawaiku berbunyi.

"Gue ma Mira di depan, elo kantin yang mana?" Rangga ternyata.

"Gue udah selesai koq, gue ke depan sekarang ya," ucapku.

"Nggi, sorry, jemputan gue udah datang. Duluan ya," ucapku kepada Anggi.

"Silahkan Teh. Anggi juga mau balik ke kost," balasnya.

"Eh...eh... Teh Abel, bagi wa nya donk," pintanya.

"Eeh iya... sini HP elo," jawabku.

Dan aku mengetikkan no wa ku kemudian melakukan panggilan ke nomor ku sendiri.

"Udah ya, ini nomor elo juga udah gue save, bye... sampai ketemu minggu depan, "ujarku sedikit berlari karena Mira dari tadi memisscalled ku.

"Hai, sorry lama. Udah pada makan?" Tanyaku.

"Udah...makan angin," ucap Rangga.

Aku tertawa.

"Trus mau kemana?" Tanyaku.

"Ngadem ke Mall yuk," ajak Mira.

Rangga mengangkat bahunya.

"Serah deh pada mau kemana. Pokoke refreshing otak dulu," ucap Rangga.

"Gila aja, belom resmi masuk kampus gue udah di gandrungi cewek-cewek. Senior pula," ucapnya PD sambil melirikku.

"Elo kan playboy Ngga, jadi wajar aura ketampanan elo dan ke playboy an elo muncul di saat kek gini, " jawab Mira kesal.

Aku tersenyum mendengar pertengkaran kecil mereka.

Mira dan Rangga. Mereka berdua lah yang menjadi teman karibku sekarang. Meski hati ini masih menyimpan rasa terhadap Rangga, tapi aku tepis jauh-jauh. Pertemanan akan lebih berumur panjang dibanding hubungan hati.

Di mall.

"Gue ke food court dulu ya," ucap Rangga.

"Eh...barengan donk. Gue juga lapar," ucap Mira.

"Tapi kan udah ada yang kenyang," jawab Rangga ketus.

Aaa.. aku mengerti sekarang. Ternyata merek ngambek gara-gara aku makan siang duluan.

"Gue ikut, gue masih lapar," ucapku asal.

"Hah??" Ucap Rangga dan Mira bersamaan.

"Yang elo makan tadi lari kemana?" Ucap Mira.

"Tadi siang maksud kalian?" Tanyaku pura-pura bego.

"Tadi gue cuma makan roti bakar sama jus aja, mana mempan kalo sekarang gue gak makan nasi, laparlah," ucapku sedikit berbohong.

"Owh, ya udah buruan," ujar Rangga. 

"Cacing udah gak bisa diajak kompromi nih," tambahnya lagi.

Kami memasuki foodcourt. Aku memesan nasi ayam bakar. Mira masih dengan hoby lamanya, soto betawi+nasi. Dan Rangga kulihat dia memesan bakso dan somay.

Minumnya seperti biasa es legenda. Es teh, ha...ha...ha...

"Ngga, elo makan apa kesurupan?" Tanya Mira.

Aku hampir saja menyemburkan air dari mulutku.

"Makan lah, ada titisan gendoruwo nih di dalam badan gue, jadi kalo ada yang bikin kezzzzzzeeeellll neh, porsi makannya pasti dobel," jawab Rangga asal sambil melirikku tajam.

"Sorry deh, tadi gue kan kenalan ma Anggi, anak Bandung. Jadinya ke kantin nungguin dia selesai makan juga tadi. Trus kita tukaran no HP," jelasku akhirnya mengaku salah.

"Anggi pa Angga?" Tanya Rangga ketus.

"Cie...cie... ada yg jeolus," goda Mira.

"Siapa juga yang jeolus. Eh...kita kan pergi barengan ya. Ntar ada apa-apa, kan gue pasti yang disalahin. Jemput pake mobil gue, pergi ma gue. Mikir deh," jawab Rangga semakin ketus.

Aku cuma menggeleng ke arah Mira. Menandakan supaya jangan diladeni lagi omelan Rangga. Ntar tambah ribet.

Pukul 4 sore.

"Udah sore, balik yok," ajak Rangga.

"Gue mau bantuin nyokap kesayangan gue lagi. Ntar malam hang out ke kafe Mama yuks," ajaknya.

"Ogah ah... gue mau ngabisin waktu ma papa. Mumpung dia disini. Minggu depan udah berangkat proyek lagi dia," jawab Mira.

Rangga menolehku.

"Gue...eng...," ucapku.

"Gak mau juga gak apa-apa," ucap Rangga memotong ucapanku.

Ini anak kenapa, batinku.

Ya udah, kami pulang deh ke rumah masing-masing.

Setibanya dirumah, setelah mengucapkan terima kasih, dan melambaikan tangan kepada Rangga, aku memasuki rumah.

Ibu sudah menunggu ku disana.

Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.

Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun.

๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Hai...hai...Abella sudah mulai tahap memasuki perkuliahannya. Rangga sudah mulai menampakkan sikap posesifnya. Mira cuek bebek aja kayak biasa.

Penasaran kan gimana kelanjutannya.

Malam ini Thor akan Up lagi semampunya.

Mohon maaf atas segala kekurangan ya.

Love you bye Mom Nury

๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Related chapters

  • Mantan Rahasiaย ย ย 10. Menapaki mimpi

    Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan

    Last Updated : 2021-07-26
  • Mantan Rahasiaย ย ย 11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

    Last Updated : 2021-07-29
  • Mantan Rahasiaย ย ย 12. Masih disini

    Kamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan

    Last Updated : 2021-07-31
  • Mantan Rahasiaย ย ย 13. Curahan Hati Rangga

    Besok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. ๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“ Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*

    Last Updated : 2021-08-07
  • Mantan Rahasiaย ย ย 1. Pengumuman

    Hari ini adalah hari mendebarkan bagi anak SMU PELITA Jakarta, khususnya siswa kelas 12. Karena mereka semua akan berkumpul untuk mendengarkan pengumuman kelulusan dan pengumuman beasiswa, siapa saja yang beruntung mendapatkan beasiswa di Universitas impian mereka. "Ayo, Bu. Buruan. Ntar telat lho. Uda mau jam 8 ini," ajak Bella kepada Bu Warsih. Ibu kesayangannya. "Iya, sebentar. Ibu panteskan begini?" Tanyanya sambil merapikan gamisnya. "Pantes,Bu. Pantes. Ibu yang paling cantik deh ntar di sana. Ayoo.. Buruan Bu!" Bella agak sedikit memaksa. "Halah, kamu paling bisa ngambil hati ibu," ucapnya sambil mengunci rumah. "Yuk." "Mau pada kemana Bu Warsih? Koq pagi gini udah rapi? Gak jualan kah?" Tanya ibu sebelah sambil menenteng rantang. "Mau ke sekolahannya Abel bu. Ini mau pengumuman kelulusan sama beasiswa sekolahnya Abella Bu," jawab ibu. "Oalah, ini udah bawa rantang dua mau beli nasi uduknya Ibu. Anak-anak dirumah

    Last Updated : 2021-07-18
  • Mantan Rahasiaย ย ย 2. Berbagi

    Acara penutupan selesai dan kami pun menuju rumah masing-masing dengan menyimpan sejuta kenangan.Sesampai dirumah, Ibu langsung duduk bersujud, menangis bahagia. Aku terharu dan ikut meneteskan air mata."Alhamdulillah, ya Gusti Allah. Engkau kabulkan permohonan hambamu," ucapIbu sambil menarikku ke dalam pelukannya.Aku terisak juga melihat bidadariku menangis. Bukan karena sedih, tapi aku yakin karena keberhasilanku mendapatkan beasiswa yang aku idamkan selama ini. Aku sadar bahwa seandainya aku tidak berhasil mendapatkan beasiswa itu, rasanya mustahil untuk duduk di bangku kuliah."Ibu bangga denganmu Abel," ucap Ibu. "Ini juga berkat doa Ibu," aku mengeratkanpelukanku. Terima Kasih ya Allah!"Bel, besok kita sedekah yuk. Kita buat jualan nasi uduk kayak biasa dan jualan lainnya, tapi sesiapa yang datang jangan kita ambil uangnya. Kemudian, kita bikin lebih untuk panti asuhan langganan kita. Anak-anak disana pasti

    Last Updated : 2021-07-19
  • Mantan Rahasiaย ย ย 3. Kafe Mutiara

    Dan azan berkumandang. Kami mengikuti Ibu panti ke mesjid yang dimaksud dan melaksanakan shalat berjamaah. Setelah shalat, semua melakukan doa bersama yang ditujukan kepadaku aku dan Ibuku."Aamiin, semoga apa yang didoakan akan dikabulkan dan di permudah oleh Allah," batinku sambil mengusapkan kedua telapak tanganku ke wajahku.Setelah selesai semua urusan di panti, Rangga mengantarku dan Ibu pulang. Sesampainya dirumah, Rangga membukakan pintu buat Ibuku karena Ibu duduk dibelakang, sedangkan aku duduk disamping Rangga membuka pintu untuk diriku sendiri."Sudah sampai Bu De," ucapnya."Ma kasih ya Nak Rangga udah capek-capek ngantarin kita. Mampir dulu Nak,"tambah ibuku."Sama-sama Bu De. Rangga langsung pamit ya. Kan ntar malam mau kesini lagi jemput Bella. Rangga juga mau bantuin mama di kafe buat ntar malam," tolak Rangga sopan."Abel, setelah isya ya gue jemput Lo," tambahnya.Aku menggangguk."Pamit Bu De,

    Last Updated : 2021-07-20
  • Mantan Rahasiaย ย ย 4. Rezeki tak terduga

    Mereka pun meninggalkan Kafe Mutiara, kafe mama Rangga sesuai namanya. Ya, tante Mutiara adalah mama Rangga. Terkenal dengan kesupelannya dan mudah bergaul dengan teman-teman anak semata wayangnya.Aku dan Rangga tiba di rumah. Ternyata, Ibu sudah menungguku."Assalamualaikum," ucapku sambil menyalami Ibu."Walaikumsalam," jawab Ibu."Bu De, maaf agak telat, tadi ada insiden dikit di kafe Mama," sesal Rangga."Gak apa, baru lewat 15 menit," jawab Ibuku."Kalau gitu, Rangga pamit ya Bu De. Bel, minggu depan kita urus berkas bareng Mira ya," tambah Rangga."Iya, hati-hati ya," ucapku."Assalamualaikum," ucap Rangga sambil menyalami tangan Ibuku.Ibu tersenyum, "Walaikumsalam," balas Ibu.Aku dan Ibu masuk seraya memeriksa pintu dan jendela. Ibu memandangku penuh selidik."Pacarmu Abella?" ucapnya.Jika Ibu sudah memanggil nama lengkapku berarti Ibu perlu penjelasan dariku."Nggak,Bu. Untuk saat

    Last Updated : 2021-07-22

Latest chapter

  • Mantan Rahasiaย ย ย 13. Curahan Hati Rangga

    Besok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. ๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“ Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*

  • Mantan Rahasiaย ย ย 12. Masih disini

    Kamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan

  • Mantan Rahasiaย ย ย 11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

  • Mantan Rahasiaย ย ย 10. Menapaki mimpi

    Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan

  • Mantan Rahasiaย ย ย 9. Fakultas Impian

    Tiba di gerbang Trisakti.Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini.Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat."Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan."Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya."Iya Mas," jawabku."Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi."Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku."Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan."Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku

  • Mantan Rahasiaย ย ย 8. Trisakti, I am Coming!!

    Bismillah, perjalananku baru saja dimulai. Permudah semua nya ya Allah. Aamiin. Pukul 07.00 malam. Aku bersiap menunggu kedatangan Rangga. Tin...tin... Rangga turun dari mobilnya. Menemui Ibu dan minta izin mengajakku. Setelah mengucapkan salam kami berangkat menuju kafe mutiara. Tidak ada percakapan yang mengalir selama perjalanan. Hanya senandung lagu yang menemani kami. Tiba di kafe, aku dan Mira keluar dan segera menuju lantai dua. Rangga menyusul kami dari belakang. Disana ternyata sudah menunggu Tante Muti. Dia melambaikan tangan ke arah kami. "Duduk sini," ucapnya. "Kalian udah pada makan?" Tanyanya. "Belom, tan," jawab kami serempak. "Ini, pilih saja menu yang kalian mau,"tawarnya sambil menyodorkan daftar menu kafenya. "Apa aja deh Tante," jawabku menolak karena sungkan. "Ayam nasi bakar mau?" Jawab tante Muti. "Karena kalau nasi uduk kan sama

  • Mantan Rahasiaย ย ย 7. Orderan Meningkat.

    Ibu, keberhasilan ini hadiah untuk mu, wahai bidadari tak bersayapku.Tiba didepan rumah, Rangga dan Mira tidak ikut turun. Aku memakluminya. Mereka juga pasti ingin menyampaikan kabar baik ini kepada orang tua mereka.Begitu juga aku.Tok...tok...tok..."Assalamualaikum,"ucapkuSepi, tak ada jawaban.Bahkan suara Ibu yang biasa bersenandung walau hanya na...na...na... saja tidak ada.Kreeeeek... Kubuka pintu.Hening. Aku berjalan terus ke dalam.Ternyata Ibu sedang mencuci."Assalamualaikum, ucapku sambil memeluk ibj dari belakang."Abella," ucap Ibu."Koq nangis?" Tanyanya lagi.Aku menyodorkan berkas yang kudekap."Ini Bu, Abel sama teman-teman lolos administrasi. Inshaallah minggu depan kita udah ke kampusnya," jawabku terisak."Alhamdulillah. Ibu membereskan cuciannya. Masuk yuk," tambahn

  • Mantan Rahasiaย ย ย 6. Persiapan berkas

    Ibu, bidadari tak bersayapku, akan aku jaga sampai akhir menutup mata.Sehatkan beliau ya Allah. Hanya Ibu harta yang aku punya. Seribu berlian pun tak akan bisa menggantikan posisinya di hatiku.Lamunanku buyar ketika notif gawaiku berbunyi.Rangga :" Abel."Aku : "ya. Kenapa?"Rangga : "Udah cek Fb dan IG gak?"Aku : "Belom, Ngga. Kenapa? Aku sibuk bantuin Ibu minggu-minggu ini.Rangga : "Cek deh, buruan".Aku : "Tapi aku lagi gorengin kerupuk nih "Rangga : "Buruan , gak pake tapi!!"Aku : "Iya, bawel!!!"Aku mematikan kompor. Segera membuka sosmed ku. Aku scrool gak ada yang istimewa. Tapi begitu makin kebawah.๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•"Nasi uduk terenak seantero Jakarta hanya ada di Kafe Mutiara, jalan daan Mogot, *******

  • Mantan Rahasiaย ย ย 5. Rencana Masa Depan

    Dengan bersenandung aku membereskan semua dan mengelap meja dan kursi dan memindahkannya ke pojok ruangan. Dan menutup warung, dan segera mengikuti Ibu dari belakang."Pesan grab Neng, kita ke pasar sekarang," titah Ibu."Siap," jawabku.Aku segera mendeal aplikasi grab dan memesan taksi. Berselang 15 menit grab pun datang."Ke pasar ya Cempaka Putih ya Bang," ucap Ibuku."Baik Bu," ujar si sopir.Sepanjang perjalanan aku memainkan gawaiku. Tiba-tiba notif berbunyi.Mira :" Hallo Abella, sorry chatmu baru masuk. Aku ganti HP soalnya."Aku :" Cie...cie... yang HP baru. Pasti merk buah digigit kan?Mira :"tau aja. Hadiah dari papa. Trus...trus... gimana kelanjutan Rangga?"Aku :"Rangga kemaren kerumah sama mamanya."Mira : "Hah!!! Ngapain? Jangan bilang pengen ngelamar elo ya? Ha...ha...ha...Aku : "Huzzz... ngawur. Tante Muti ngasi Ibu job. Ini lagi mau

DMCA.com Protection Status