Home / Romansa / Mantan Rahasia / 3. Kafe Mutiara

Share

3. Kafe Mutiara

Author: Mom Nury
last update Last Updated: 2021-07-20 14:50:03

Dan azan berkumandang. Kami mengikuti Ibu panti ke mesjid yang dimaksud dan melaksanakan shalat berjamaah. Setelah shalat, semua melakukan doa bersama yang ditujukan kepadaku aku dan Ibuku.

"Aamiin, semoga apa yang didoakan akan dikabulkan dan di permudah oleh Allah," batinku sambil mengusapkan kedua telapak tanganku ke wajahku.

Setelah selesai semua urusan di panti, Rangga mengantarku dan Ibu pulang. Sesampainya dirumah, Rangga membukakan pintu buat Ibuku karena Ibu duduk dibelakang, sedangkan aku duduk disamping Rangga membuka pintu untuk diriku sendiri.

"Sudah sampai Bu De," ucapnya.

"Ma kasih ya Nak Rangga udah capek-capek ngantarin kita. Mampir dulu Nak,"tambah ibuku.

"Sama-sama Bu De. Rangga langsung pamit ya. Kan ntar malam mau kesini lagi jemput Bella. Rangga juga mau bantuin mama di kafe buat ntar malam," tolak Rangga sopan.

"Abel, setelah isya ya gue jemput Lo," tambahnya.

Aku menggangguk.

"Pamit Bu De, assalamualaikum," ucapnya

"Walaikumsalam," ucapku dan Ibu bersamaan.

Setelah kepergian Rangga aku gegas kekamar membawa gawaiku. Kucari kontak Mira. Ketemu. Kutelpon. Tapi nihil. Kucoba lagi hingga 5x. Hasilnya tetap nihil. Aku pikir pasti sedang jalan sama papanya, jadi aku chat saja. Toh nanti juga dibalas.

"Hai, calon ilmuwan. Sibuk banget Bu?" Tanyaku. Cuma mau bilang Rangga tumben kerumahku. Silaturahmi katanya. Dan sebelom kesini dia kerumah Lo tapi ternyata Lo sedang keluar kota ya. Gak bilang-bilang lagi ma gue, having fun ya" chat ku panjang lebar. Dan masih centang satu yang artinya Mira memang belom mengaktifkan gawainya.

Pukul 18.00 waktunya shalat maghrib. Aku dan ibu berjamaah di kamar. Selesainya tak lupa kami berdoa dan aku mencium punggung tangan ibu.

"Bu, minta restunya ya. Semoga Abel bisa menyelesaikan kuliah tanpa hambatan apapun agar cepat dapat gelar Dokter dan bisa membantu sesama yang membutuhkan," pintaku.

"Inshaallah Nak. Doa ibumu ini tidak putus setiap waktu. Cuma kamu yang Ibu punya. Harta peninggalan yang paling berharga dari ayahmu," jawab Ibuku seraya meneteskan air mata.

Aku juga tak luput dari tangisku. Hingga suara ibu menyadarkanku.

"Jam 7 Rangga jemput lho Nak, jangan lupa," ingat Ibu kepadaku.

"Iya Bu, mau siap-siap dulu ini," jawabku.

Aku pun membuka lemari memilih baju yang pantas. Aku pikir cuma acara hang out biasa jadi pilihanku jatuh pada celana jeans dan kaos casual berkerah aja. Tak lupa aku poleskan sedikit libbalm di bibir mungilku. Selesai deh.

"Udah siap?" Notif di gawaiku berbunyi.

Ternyata dari Rangga.

"Udah," balasku singkat

"Otw ya, bidadari," ombalnya.

Aku hanya membalas dengan icon smile.

Tak berselang lama

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum," suara dari luar.

"Walaikumsalam," jawabku.

"Masuk dulu Ngga, pamit sama Ibu," pintaku.

Rangga masuk dan Ibu segera keluar dari kamar.

"Bu De, Rangga izin bawa Abel ke kafe Mama ya," izin Rangga.

"Iya, tapi pulangnya jangan lama-lama ya  Bu De gak terbiasa jauh dari Abel," jawab Ibuku.

"Siap Bu De. Inshaallah jam 10 udah disini lagi," jawab Rangga.

"Berangkat Bu," izinku sambil menyalami tangan beliau.

"Assalamualaikum".

"Walaikunsalam," jawab Ibu.

Rangga membukakan pintu depan untukku.

"Enggg....gue duduk di belakang aja ya. Gak enak diliat orang," pintaku.

"Emang gue sopir Lo?! Nggak ada!! Ayo buruan masuk!" tolaknya.

"Iya deh,"jawabku sambil memasuki mobilnya Rangga.

Bagaimanapun ada rasa gak enak karena baru kali ini aku jalan dengan cowok dan pake mobil pula. Sungguh sesuatu yang canggung bagiku.

Di mobil, "Pacar Lo gak marah Ngga?"Ntar salah sangka gimana? Aku gak mau ya ada ribut-ribut," tanyaku.

"Nggak,aman koq! Playboy insaf ini,"ucap Rangga, ha...ha...ha...,"tambahnya.

Aku cuma bisa tersenyum. Dalam benakku, senang sih rasanya jalan berdua dengan laki-laki yang diam-diam aku kagumi.

Perlahan mobil Rangga menepi. Ternyata sudah sampai di kafenya Mama Rangga.

Kami naik ke lantai dua dimana acara temu pisah akan dilaksanakan. Tidak ada yang istimewa, cuma sekedar ngobrol dan makan minum seperti anak muda kebanyakan.

"Korban baru, Ngga," celetuk salah satu temen Rangga yang mungkin juga satu sekolahan denganku. Ah.. aku mana tau karena temanku cuma Mira. Yang lain hanya tegur sapa aja kalau ketemu. 

Mendengar itu, Rangga seperti menahan amarahnya. Mukanya memerah. Tapi dengan santai dia menjawab,

"Gak, temen biasa. Bakal satu universitas. Temen kayak kalian jugalah," jawabnya.

"Yakin lho?" Celetuk yang lain sambil tertawa.

"Hati-hati Bel, Lo tau kan gelar dia di SMU kita apa. Playboy berprestasi, ha...ha...ha....,"timpal salah satu cowok yang ternyata mengenalku.

"Dasar Lo pada ya, gak bisa liat gue bawa cewek aja, Abela adek gue tau!" Jawabnya kesal.

"Adek ketemu gede,ha...ha...ha...," jawab temen-temen Rangga sambil tertawa.

"Jangan dengerin Bel, resek pada!" Ucap Rangga kesal.

"Waduh, asyik nampaknya,"Suara Mama Rangga membuyarkan keriuhan kami.

"Ini Tante, Rangga bawa adik," jawab temennya.

"Adik?? Adik apa Ngga?" Tanya mama Rangga.

"Adik ketemu gede, Tan," jawab mereka serempak.

"Nggak koq Mah, temen. Swear deh temen. Ya kan Bel,?" Ucap Rangga ke arahku meminta pembelaan.

Aku cuma mengangguk aja karena merasa sungkan sama mamanya Rangga. 

Tiba-tiba dari arah tangga muncul seorang cewek sambil menangis.

"Ngga, gue gak terima Lo putusin gitu aja. Tanggung jawab gak Lo!" Cerca cewek itu.

Seketika suasana menjadi hening.

"Tanggung Jawab?" tanya mama Rangga.

"Tanggung jawab gimana ya?" Tambahnya.

"Iya Tan, tanggung jawab sama hati aku. Tercabik-cabik nih dibuat sama Rangga,"jawab cewek itu.

Kulihat mama Rangga bernafas lega.

"Kalo gitu tante gak ikutan deh, lanjutin jamuan kalian. Kalo kurang bilang saja sama pelayan ya. Tante mau lanjutin kerjaan dulu," jawab mama Rangga.

Setelah mama Rangga berlalu.

"Apaan sih Ngel, gila lho ya. Lagian siapa suruh naksir ma gue" ujar Rangga kesal.

Dan ternyata,

"Buaha...ha...ha... kena Lo. Makanya jangan suka ngobral rayuan. Kagok juga ternyata playboy, ha...ha...ha...," tawa Angel lepas.

"Lagian bikin acara gak ngajak-ngajak gue. Kan Lo pada temen gue juga, dasar!!" tambahnya.

"Jadi, Lo ngeprank kita?" tanya Rangga.

"Ngeprank Lo aja kali!" Jawab temen Rangga sambil menonyor kepala Rangga.

"Sialan Lo Ngel. Ini apaan juga, emang kepala gue bola!" balas Rangga sambil balik nonyor kepala temennya.

Seketika suasana menjadi riuh kembali. Dan masing-masing dengan kegiatannya. Ada yang ngobrol gak jelas, main game, macam-macam tingkah lah.

Dan waktu menunjukkan hampir pukul 10 malam.

"Oiya, gengs, gue nganterin Abel pulang dulu ya. Gak enak sama Bu De Warsih. Udah janji tadi," izin Rangga kepada teman-temannya.

"Awal nih Bro," jawab yang lain.

"Barang antik nih, harus dijaga,"jawab Rangga sambil melirikku.

Aku hanya bisa tertawa kecil. Rasanya diberi perhatian kecil seperti itu cukup membuat hatiku berbunga-bunga.

"Ya udah ya semua, pamit," izinku.

"Ngga...ngga... tunggu. Gue nebeng donk," pinta Angel.

"Ogah ah, Lo kesini pake apa tadi. Lagian gak diundang juga. Noh minta antar sama gebetan Lo, Radit," jawab Rangga ketus.

"Apaan sih Ngga," jawab Angel sambil meninju perut Rangga.

"Aw...sakit tau. Dit...Radit... antar Angel pulang gih. Dia ada perhatian lho sama Lo semenjak putus dari gue," teriak Rangga kepada Radit.

"Rangga, mulut elo ya, minta cabe apa?" bisik Angel dengan muka memerah.

"Halah, emang gue gak tau Lo kesini dengan tujuan apa. Moddduzzzz," jawab Rangga dengan mulut monyongnya.

"Sana samperin. Ntar ilang, nyesel Lo!" jawab Rangga acuh.

"Iiih...ih.. Ngel, Radit kemari, hi...hi...hi...," bisik Rangga, sambil menyikut tangan Angel.

Muka Angel memerah. Menahan malu mungkin.

" Cie...cie...kepiting rebus," goda Rangga.

Radit semakin mendekat.

"Mau pulang Ngel?" tanyanya sambil menggaruk kepala yang nggak gatal.

"Iya nih, gue nebeng Rangga aja. Boleh kan Ngga?" tanya Angel sambil melotot.

"Ogah, Radit aja yg nganterin elo. Pake pura-pura lagi. Padahal seneng kan. Berbunga kan elo?!" Cerca Rangga.

"Mulut elo ya. Awas aja ntar giliran elo gue kerjain lagi," ancam Angel.

"Yuk ah Ngel, jangan lama-lama, ntar muka elo tambah merah, gue gak punya obatnya," jawab Radit iseng.

"Ish... siapa bilang gak ada obatnya? Obat Angel ada disini ni," jawab Rangga sambil menunjuk dada Radit.

"Hi...hi...hi...," aku tertawa kecil melihat tingkah mereka.

"Udah yuk Bel. Gue gak mau nyokap elo kehilangan kepercayaan ma gue. Gak bisa ngapel lagi ntar. Udah mau jam 10 neh," ajak Rangga seraya menarik tanganku.

"Antar sampe depan rumah Dit," awas kalo nyimpang kelain," ujar Rangga sambil tertawa.

"Ha...ha...ha...Rasain," emang enak dikerjain," ujarnya lagi.

Aku dan Rangga berlalu dari hadapan Angel dan Radit.

Tinggallah dua insan manusia yang malu-malu.

"Buruan Ngel, mau gue antar nggak?" Ajak Radit.

"Engggg... Mau lah. Lagian kalo order grab pasti kelamaan nunggu juga. Takut gue dimarahi bokap," jawab Angel.

Mereka pun meninggalkan Kafe Mutiara, kafe mama Rangga sesuai namanya. Ya, tante Mutiara adalah mama Rangga. Terkenal dengan kesupelannya dan mudah bergaul dengan teman-teman anak semata wayangnya.

Related chapters

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 4. Rezeki tak terduga

    Mereka pun meninggalkan Kafe Mutiara, kafe mama Rangga sesuai namanya. Ya, tante Mutiara adalah mama Rangga. Terkenal dengan kesupelannya dan mudah bergaul dengan teman-teman anak semata wayangnya.Aku dan Rangga tiba di rumah. Ternyata, Ibu sudah menungguku."Assalamualaikum," ucapku sambil menyalami Ibu."Walaikumsalam," jawab Ibu."Bu De, maaf agak telat, tadi ada insiden dikit di kafe Mama," sesal Rangga."Gak apa, baru lewat 15 menit," jawab Ibuku."Kalau gitu, Rangga pamit ya Bu De. Bel, minggu depan kita urus berkas bareng Mira ya," tambah Rangga."Iya, hati-hati ya," ucapku."Assalamualaikum," ucap Rangga sambil menyalami tangan Ibuku.Ibu tersenyum, "Walaikumsalam," balas Ibu.Aku dan Ibu masuk seraya memeriksa pintu dan jendela. Ibu memandangku penuh selidik."Pacarmu Abella?" ucapnya.Jika Ibu sudah memanggil nama lengkapku berarti Ibu perlu penjelasan dariku."Nggak,Bu. Untuk saat

    Last Updated : 2021-07-22
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 5. Rencana Masa Depan

    Dengan bersenandung aku membereskan semua dan mengelap meja dan kursi dan memindahkannya ke pojok ruangan. Dan menutup warung, dan segera mengikuti Ibu dari belakang."Pesan grab Neng, kita ke pasar sekarang," titah Ibu."Siap," jawabku.Aku segera mendeal aplikasi grab dan memesan taksi. Berselang 15 menit grab pun datang."Ke pasar ya Cempaka Putih ya Bang," ucap Ibuku."Baik Bu," ujar si sopir.Sepanjang perjalanan aku memainkan gawaiku. Tiba-tiba notif berbunyi.Mira :" Hallo Abella, sorry chatmu baru masuk. Aku ganti HP soalnya."Aku :" Cie...cie... yang HP baru. Pasti merk buah digigit kan?Mira :"tau aja. Hadiah dari papa. Trus...trus... gimana kelanjutan Rangga?"Aku :"Rangga kemaren kerumah sama mamanya."Mira : "Hah!!! Ngapain? Jangan bilang pengen ngelamar elo ya? Ha...ha...ha...Aku : "Huzzz... ngawur. Tante Muti ngasi Ibu job. Ini lagi mau

    Last Updated : 2021-07-22
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 6. Persiapan berkas

    Ibu, bidadari tak bersayapku, akan aku jaga sampai akhir menutup mata.Sehatkan beliau ya Allah. Hanya Ibu harta yang aku punya. Seribu berlian pun tak akan bisa menggantikan posisinya di hatiku.Lamunanku buyar ketika notif gawaiku berbunyi.Rangga :" Abel."Aku : "ya. Kenapa?"Rangga : "Udah cek Fb dan IG gak?"Aku : "Belom, Ngga. Kenapa? Aku sibuk bantuin Ibu minggu-minggu ini.Rangga : "Cek deh, buruan".Aku : "Tapi aku lagi gorengin kerupuk nih "Rangga : "Buruan , gak pake tapi!!"Aku : "Iya, bawel!!!"Aku mematikan kompor. Segera membuka sosmed ku. Aku scrool gak ada yang istimewa. Tapi begitu makin kebawah.πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•"Nasi uduk terenak seantero Jakarta hanya ada di Kafe Mutiara, jalan daan Mogot, *******

    Last Updated : 2021-07-22
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 7. Orderan Meningkat.

    Ibu, keberhasilan ini hadiah untuk mu, wahai bidadari tak bersayapku.Tiba didepan rumah, Rangga dan Mira tidak ikut turun. Aku memakluminya. Mereka juga pasti ingin menyampaikan kabar baik ini kepada orang tua mereka.Begitu juga aku.Tok...tok...tok..."Assalamualaikum,"ucapkuSepi, tak ada jawaban.Bahkan suara Ibu yang biasa bersenandung walau hanya na...na...na... saja tidak ada.Kreeeeek... Kubuka pintu.Hening. Aku berjalan terus ke dalam.Ternyata Ibu sedang mencuci."Assalamualaikum, ucapku sambil memeluk ibj dari belakang."Abella," ucap Ibu."Koq nangis?" Tanyanya lagi.Aku menyodorkan berkas yang kudekap."Ini Bu, Abel sama teman-teman lolos administrasi. Inshaallah minggu depan kita udah ke kampusnya," jawabku terisak."Alhamdulillah. Ibu membereskan cuciannya. Masuk yuk," tambahn

    Last Updated : 2021-07-24
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 8. Trisakti, I am Coming!!

    Bismillah, perjalananku baru saja dimulai. Permudah semua nya ya Allah. Aamiin. Pukul 07.00 malam. Aku bersiap menunggu kedatangan Rangga. Tin...tin... Rangga turun dari mobilnya. Menemui Ibu dan minta izin mengajakku. Setelah mengucapkan salam kami berangkat menuju kafe mutiara. Tidak ada percakapan yang mengalir selama perjalanan. Hanya senandung lagu yang menemani kami. Tiba di kafe, aku dan Mira keluar dan segera menuju lantai dua. Rangga menyusul kami dari belakang. Disana ternyata sudah menunggu Tante Muti. Dia melambaikan tangan ke arah kami. "Duduk sini," ucapnya. "Kalian udah pada makan?" Tanyanya. "Belom, tan," jawab kami serempak. "Ini, pilih saja menu yang kalian mau,"tawarnya sambil menyodorkan daftar menu kafenya. "Apa aja deh Tante," jawabku menolak karena sungkan. "Ayam nasi bakar mau?" Jawab tante Muti. "Karena kalau nasi uduk kan sama

    Last Updated : 2021-07-25
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 9. Fakultas Impian

    Tiba di gerbang Trisakti.Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini.Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat."Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan."Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya."Iya Mas," jawabku."Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi."Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku."Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan."Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku

    Last Updated : 2021-07-26
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 10. Menapaki mimpi

    Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan

    Last Updated : 2021-07-26
  • Mantan RahasiaΒ Β Β 11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

    Last Updated : 2021-07-29

Latest chapter

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 13. Curahan Hati Rangga

    Besok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“ Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 12. Masih disini

    Kamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 10. Menapaki mimpi

    Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 9. Fakultas Impian

    Tiba di gerbang Trisakti.Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini.Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat."Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan."Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya."Iya Mas," jawabku."Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi."Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku."Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan."Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 8. Trisakti, I am Coming!!

    Bismillah, perjalananku baru saja dimulai. Permudah semua nya ya Allah. Aamiin. Pukul 07.00 malam. Aku bersiap menunggu kedatangan Rangga. Tin...tin... Rangga turun dari mobilnya. Menemui Ibu dan minta izin mengajakku. Setelah mengucapkan salam kami berangkat menuju kafe mutiara. Tidak ada percakapan yang mengalir selama perjalanan. Hanya senandung lagu yang menemani kami. Tiba di kafe, aku dan Mira keluar dan segera menuju lantai dua. Rangga menyusul kami dari belakang. Disana ternyata sudah menunggu Tante Muti. Dia melambaikan tangan ke arah kami. "Duduk sini," ucapnya. "Kalian udah pada makan?" Tanyanya. "Belom, tan," jawab kami serempak. "Ini, pilih saja menu yang kalian mau,"tawarnya sambil menyodorkan daftar menu kafenya. "Apa aja deh Tante," jawabku menolak karena sungkan. "Ayam nasi bakar mau?" Jawab tante Muti. "Karena kalau nasi uduk kan sama

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 7. Orderan Meningkat.

    Ibu, keberhasilan ini hadiah untuk mu, wahai bidadari tak bersayapku.Tiba didepan rumah, Rangga dan Mira tidak ikut turun. Aku memakluminya. Mereka juga pasti ingin menyampaikan kabar baik ini kepada orang tua mereka.Begitu juga aku.Tok...tok...tok..."Assalamualaikum,"ucapkuSepi, tak ada jawaban.Bahkan suara Ibu yang biasa bersenandung walau hanya na...na...na... saja tidak ada.Kreeeeek... Kubuka pintu.Hening. Aku berjalan terus ke dalam.Ternyata Ibu sedang mencuci."Assalamualaikum, ucapku sambil memeluk ibj dari belakang."Abella," ucap Ibu."Koq nangis?" Tanyanya lagi.Aku menyodorkan berkas yang kudekap."Ini Bu, Abel sama teman-teman lolos administrasi. Inshaallah minggu depan kita udah ke kampusnya," jawabku terisak."Alhamdulillah. Ibu membereskan cuciannya. Masuk yuk," tambahn

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 6. Persiapan berkas

    Ibu, bidadari tak bersayapku, akan aku jaga sampai akhir menutup mata.Sehatkan beliau ya Allah. Hanya Ibu harta yang aku punya. Seribu berlian pun tak akan bisa menggantikan posisinya di hatiku.Lamunanku buyar ketika notif gawaiku berbunyi.Rangga :" Abel."Aku : "ya. Kenapa?"Rangga : "Udah cek Fb dan IG gak?"Aku : "Belom, Ngga. Kenapa? Aku sibuk bantuin Ibu minggu-minggu ini.Rangga : "Cek deh, buruan".Aku : "Tapi aku lagi gorengin kerupuk nih "Rangga : "Buruan , gak pake tapi!!"Aku : "Iya, bawel!!!"Aku mematikan kompor. Segera membuka sosmed ku. Aku scrool gak ada yang istimewa. Tapi begitu makin kebawah.πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•"Nasi uduk terenak seantero Jakarta hanya ada di Kafe Mutiara, jalan daan Mogot, *******

  • Mantan RahasiaΒ Β Β 5. Rencana Masa Depan

    Dengan bersenandung aku membereskan semua dan mengelap meja dan kursi dan memindahkannya ke pojok ruangan. Dan menutup warung, dan segera mengikuti Ibu dari belakang."Pesan grab Neng, kita ke pasar sekarang," titah Ibu."Siap," jawabku.Aku segera mendeal aplikasi grab dan memesan taksi. Berselang 15 menit grab pun datang."Ke pasar ya Cempaka Putih ya Bang," ucap Ibuku."Baik Bu," ujar si sopir.Sepanjang perjalanan aku memainkan gawaiku. Tiba-tiba notif berbunyi.Mira :" Hallo Abella, sorry chatmu baru masuk. Aku ganti HP soalnya."Aku :" Cie...cie... yang HP baru. Pasti merk buah digigit kan?Mira :"tau aja. Hadiah dari papa. Trus...trus... gimana kelanjutan Rangga?"Aku :"Rangga kemaren kerumah sama mamanya."Mira : "Hah!!! Ngapain? Jangan bilang pengen ngelamar elo ya? Ha...ha...ha...Aku : "Huzzz... ngawur. Tante Muti ngasi Ibu job. Ini lagi mau

DMCA.com Protection Status