Chapter: 13. Curahan Hati RanggaBesok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. 💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓 Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*
Last Updated: 2021-08-07
Chapter: 12. Masih disiniKamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan
Last Updated: 2021-07-31
Chapter: 11. Mahasiswa BaruTerima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :
Last Updated: 2021-07-29
Chapter: 10. Menapaki mimpiAh...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan
Last Updated: 2021-07-26
Chapter: 9. Fakultas ImpianTiba di gerbang Trisakti.Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini.Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat."Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan."Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya."Iya Mas," jawabku."Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi."Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku."Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan."Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku
Last Updated: 2021-07-26
Chapter: 8. Trisakti, I am Coming!!Bismillah, perjalananku baru saja dimulai. Permudah semua nya ya Allah. Aamiin. Pukul 07.00 malam. Aku bersiap menunggu kedatangan Rangga. Tin...tin... Rangga turun dari mobilnya. Menemui Ibu dan minta izin mengajakku. Setelah mengucapkan salam kami berangkat menuju kafe mutiara. Tidak ada percakapan yang mengalir selama perjalanan. Hanya senandung lagu yang menemani kami. Tiba di kafe, aku dan Mira keluar dan segera menuju lantai dua. Rangga menyusul kami dari belakang. Disana ternyata sudah menunggu Tante Muti. Dia melambaikan tangan ke arah kami. "Duduk sini," ucapnya. "Kalian udah pada makan?" Tanyanya. "Belom, tan," jawab kami serempak. "Ini, pilih saja menu yang kalian mau,"tawarnya sambil menyodorkan daftar menu kafenya. "Apa aja deh Tante," jawabku menolak karena sungkan. "Ayam nasi bakar mau?" Jawab tante Muti. "Karena kalau nasi uduk kan sama
Last Updated: 2021-07-25
Chapter: 8. PencarianPagi cerah memyelimuti kediaman Anggoro. Khusus hari ini, Anggoro tidak mengizinkan anaknya ke sekolah. Dan tentu saja sebagai salah satu donatur terbesar di sekolah Kinan dan Seefa bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan izin dari kepala sekolah. Anggoro memerintahkan anak buahnya untuk memperketat penjagaan. Kemudian bersama orang kepercayaan dan anak buah yang tersisa, Anggoro berangkat membelah macet kota Jakarta. Dia menuju ke salah satu desa di sudut kota Jakarta. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, mereka akhirnya sampai di desa yang dituju. Dengan berbekal alamat dan foto yang lengkap, akhirnya mereka tiba di salah satu kediaman anak buah Wira Pratama. Bagas namanya. Bagas Dwijaya. Tiba di depan sebuah rumah sederhana, Anggoro mengetuk pintu. Tampaklah seorang wanita tua membukakan pintu. Dan dibelakang wanita tua tersebut, tampak seorang wanita yang sedang mengandung sambil memegang anak perempuan berumur 6 tahun. "Permisi, benar ini rumahnya Bagas Dwijay
Last Updated: 2021-08-11
Chapter: 7. Dicegat Preman.Tiba di markas kakaknya di belakang bagian sekolah, Beno menceritakan kekesalannya.Reykhel menggeram."Lo gak bisa apa nyelesain sendiri? Masa harus gue juga yang turun tangan?" Bentak Reykhel kepada adiknya."Masalahnya, tadi Berry, bodyguard si gembul datang langsung melintir tangan gue Kak," adu Beno."Payah Lo. Laki koq mlence. Ntar pulang sekolah kita beresin," ujar Reykhel."Mampus Lo," batin Beno.Dan benar saja, begitu jam pelajaran usai, Reykhel, Beno, dan geng nya sudah menunggu Kinan di ujung jalan. Dari kejauhan Kinan sudah melihat gelagat tidak beres, jadi dia segera menelepon Pak Han."Pak Han, tolong jemput kita pas di depan gerbang ya. Dan Bapak juga turun dari mobil dan nungguin kita di sana, sekarang ya Pak," titah Kinan."Baik,Non," ucap Pak Han."Loh...loh...Pak Han, koq turun?" tanya Seena."Jemput non Kinan dan non Berry, Non," jawabnya.Seena mengkerutkan keningnya."Tumben,"
Last Updated: 2021-08-10
Chapter: 6. I love you Hon!Hembusan angin subuh menyusup tubuh dua insan yang sedang dilanda kasmaran. Anggoro mempererat pelukannya. Jenny menggeliat. Anggoro menyusupkan bibirnya ke leher jenjang istrinya."Hemm...Jenny menggeliat. merasakan kegelian di sekitar tubuhnya. Anggoro semakin menyesapkan wajahnya lebih dalam. Kali ini desahan Jenny juga semakin membuat Anggoro menginginkan yang lebih dari istri tercintanya."Gak capek Pa?" tanya Jenny.Bukannya menjawab, Anggoro semakin menjadi dengan aksinya dan sukses membuat Jenny memecah heningnya subuh dengan desahan kenikmatan. Dan kembali pasangan ini menikmati peraduannya.Dengan sisa-sisa peluh kenikmatan, Anggoro mencium kening Jenny."Terima kasih. I love you Hon," ucapnya sambil menyeka bulir keringat yang membasahi wajah istrinya."I love you too, papa?" ucap Jenny kembali mengecup bibir ranum suaminya. Keduanya tersenyum."Aku mandi dulu Pa," ucap Jenny."Mau ditemani?", tanya Anggo
Last Updated: 2021-08-05
Chapter: 5. Angkasa GroupAnggoro masih bersama klien dari Kanada untuk membahas pembangunan properti di Jakarta. Jika berhasil memastikan kliennya menginvestasikan dananya ke perusahaannya, tentu saja sayap bisnis Anggoro semakin kuat dan lebar. Untuk itu, Anggoro benar-benar harus jeli berbicara dengan kliennya. "Baiklah Mr. Anggoro. Berdasarkan penjelasan anda dan profit yang Anda sampaikan secara detail, saya bersedia memberikan saham saya 40% sesuai janji saya. Dan jika dalam tempo 6 bulan Anda bisa menunjukkan hasil yang signifikan, saya akan menambah saham saya 10% sehingga total saham yang akan saya tanamkan di perusahaan Anda adalah 50%," sang klien bernama Mr. Samuel menjabat tangan Anggoro. "Terima kasih atas kepercayaan Anda Mr. Samuel. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Dan semua berkas nanti asisten saya yang akan mempersiapkannya untuk Anda," Anggoro membalas jabatan tangan Samuel. "Saya permisi, Mr. Anggoro. Nanti asisten saya yang akan mengurus sisanya," balas
Last Updated: 2021-08-02
Chapter: 4. Tragedi di kantinKinan dan Berry memasuki kantin.Kinan mendengus."Kenapa Kin?" tanya Berry sambil mengikuti ekor mata Kinan."Owh...cari tempat di pojok sana aja yuk," ajak Berry.Kinan mengangguk.Tapi ketenangan mereka tak berlangsung lama."Hai, Gembul. Makan apa hari ini? Berapa porsi? 3 atau 4 porsi cukup?" tanya Reykhel dengan tatapan mengejek.Berry menggeram, namun Kinan memegang pahanya. Berry memang agak tempramen di banding Kinan."Mau gabung Kak? Silahkan duduk. Masih ada bangku kosong," ucap Kinan sopan."Disini? Boleh? Gak takut oleng nanti? Kan berat sebelah," ujar Reykhel terbahak disertai teman-temannya.Seisi kantin juga menjadi riuh."Diam, gak ada yang nyuruh Lo pada ikutan gue tertawa," ucap Reykhel tajam menatap satu persatu siswa di kantin tersebut."Lo apain adek gue, gembul? Adik tersayang gue," tanyanya sambil mengetuk meja.Kinan mengkerutkan keningnya."Apa Beno
Last Updated: 2021-08-02
Chapter: 3. Gue Kinan, Kenapa?!Hari kedua yang masih menyebalkan bagi Kinan.Hufff.. Kinan menghela nafas. Berasa malas ingin keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Namun perut gak mau kompromi.Kinan mengeluarkan bekalnya, namun dia lupa untuk membawa air minum. Mau tidak mau dia harus ke kantin juga untuk membeli minuman. Sementara Haris, masih dengan buku bacaanya. Kinan meninggalkannya.Di kantin, Kinan celingak celinguk mendatangi penjual kantin."Awas gempa...gempa," teriak seseorang yang sudah Kinan kenal suaranya.Ya, Reykhel siapa lagi. Entah apa sebabnya dari awal suka mencari masalah."Mana gempa?" Ujar siswa lain terheran-heran."Itu penyebabnya," ujar Reykhel menunjuk Kinan. Sontak saja seisi kantin riuh. Sontak semua tertawa. Kinan hanya bisa menggeram dan tetap melangkahkan kakinya mencari air mineral ."Kin...Kinan," terdengar suara berteriak.Kinan mencari sumber suara."Kin...sini.""Berry, ucapnya berteriak
Last Updated: 2021-08-01