Home / Fiksi Remaja / Jangan Panggil Aku Gembul / 3. Gue Kinan, Kenapa?!

Share

3. Gue Kinan, Kenapa?!

Author: Mom Nury
last update Last Updated: 2021-08-01 21:23:07

Hari kedua yang masih menyebalkan bagi Kinan.

Hufff.. Kinan menghela nafas. Berasa malas ingin keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Namun perut gak mau kompromi.

Kinan mengeluarkan bekalnya, namun dia lupa untuk membawa air minum. Mau tidak mau dia harus ke kantin juga untuk membeli minuman. Sementara Haris, masih dengan buku bacaanya. Kinan meninggalkannya.

Di kantin, Kinan celingak celinguk mendatangi penjual kantin.

"Awas gempa...gempa," teriak seseorang yang sudah Kinan kenal suaranya.

Ya, Reykhel siapa lagi. Entah apa sebabnya dari awal suka mencari masalah.

"Mana gempa?" Ujar siswa lain terheran-heran.

"Itu penyebabnya," ujar Reykhel menunjuk Kinan. Sontak saja seisi kantin riuh. Sontak semua tertawa. Kinan hanya bisa menggeram dan tetap melangkahkan kakinya mencari air mineral .

"Kin...Kinan," terdengar suara berteriak.

Kinan mencari sumber suara.

"Kin...sini." 

"Berry, ucapnya berteriak.

"Berry, elo sekolah disini juga?" Tanya Kinan.

"Iya, elo kelas berapa? Gue baru bisa masuk hari ini. Kemaren baru pulanh liburan," ucap Berry.

"Gue di 10A1. Elo?" Tanya Kinan.

"Aaaah...deketan donk. Tetanggan kita. 10A2," ucap Berry.

Berry dan Kinan berteman akrab dari bangku SD.

"Eh... berisik. Jangan membuat polusi suara lagi dengan suara elo yang cempreng. Cukup body elo aja yang bikin polusi mata. Dasar gembul." Lagi-lagi Reykhel membuat ulah. Lagi-lagi riuh di kantin terdengar mentertawakan Kinan.

Tangan Kinan terkepal. Berry berdiri dengan mendatangi Berry.

"Heh... jangan mentang-mentang elo kakak kelas seenaknya ya sama kita," ucap Berry lantang.

Sontak seisi kantin hening.

"Wwwwaaaah...tontonan seru ni. Baru kali ini ada yang nantangin si Reykhel," ujar yang lain.

"Elo, tau dia siapa?" Tanya Reykhel sambil menunjuk Kinan.

Kinan sontak mendekati Berry dan menurunkan telunjuknya.

"Ssssst,,sudah," ujar Kinan.

"Emang dia siapa"? tanya Reykhel dengan nada mencemooh.

"Dia adalah pem..., "Gue Kinan, Kenapa?" Ucap Kinan seraya menutup mulut Berry.

"Ada yang salah sama gue?" Ucapnya menantang.

Reykhel menggeram. Baru kali ada yang menantanganya. Siswa baru lagi.

"Tunggu nanti gue bikin elo malu," batin Reykhel.

Kinan menarik Berrt keluar kantin.

"Please Berry, gue gak mau ada yang tau identitas gue, gue gak nyaman dengan koneksi," pinta Kinan.

"Oke baik. Tapi kalo elo dibully seperti tadi, harusnya elo bela diri donk. Bukan malah diam!" Jawab Berry.

"Ssssst, biarin aja. Gue ke kelas dulu ya. Gue laper sumpah,nanti istirahat kedua samperin gue ya," pinta Kinan dan segera berlari menuju kelasnya.

"Dasar Kinan, nggak berubah dari dulu," batin Berry.

Kinan menuju kelas. Di pintu, dia sudah dihadang oleh Beno.

"Hey gembul, darimana aja Lo. Noh pacar Lo bengong nungguin Lo, ha...ha...ha...," ejek Beno.

"Minggir, gue laper. Ntar elo gue makan, mau?!" Ancam Kinan.

"Ha...ha...ha..Elo ngancem gue? Yang ada elo gue makan, gue kasih ke piaraan gue,wkwkwkwk," ketawa Beno sambil memegang perutnya.

"Somplak, minggir gak. Gue gak ada urusan dengan elo ya," Kinan mendorong Beno hingga Beno terjengkal ke belakang.

"Sialan, elo nantangin gue?" Beno menarik rambut Kinan.

"Au...," erang Kinan.

"Ben, udah Ben. Ingat, cewek lho ini. Gila Lo Ben," temen yang lain melerai.

"Habis, sombong banget", ucap Beno gak mau kalah.

Kinan berlalu. Menuju mejanya. Disana masih ada Haris yang tidak beranjak sama sekali. Kinan mengambil makanan dari dalam tasnya. Harum nasi goreng buatan mama Jenny tercium ke hidung Haris. Kinan menatap Haris.

"Mau?" Tawarnya. Haris menggeleng.

"Gue makan dulu ya, jam istirahat hampir habis," ucap Kinan sembari menyuapkan makanannya.

"Cocok dah, anak mama sama anak papa, ha...ha...ha...,"ejek Beno.

Kinan cuek. Yang penting saat ini adalah perutnya terisi biar bisa kuat menghadapi kenyataan,,, eh.... pelajaran berikutnya ding.

Tring...tring...

Bel masuk berbunyi. Kali ini pelajaran matematika. Pelajaran yang paling disukai Kinan, tapi tidak untuk beberapa anak di kelas ini.

"Selama siang anak-anak," ucap Pak Arpan, guru Matematika yang akan mengajar dikelas Kinan.

"Siang Pak," jawab siswa serentak.

"Saya pak Arpan, yang akan mengajar matematika 1 tahun ke depan disini.

Hari ini kita akan belajar tentang pyhtagoras. Mungkin ada yang masih ingat pelajaran SMP apa itu phytagoras?" tanya Pak Arpan.

Kinan mengangkat tangannya.

"Ya, kamu yang subur disana," ucap pak Arpan.

"Bukan subur Pak, tapi gembul, ha...ha...ha..." ucap Beno seloroh.

Suasana kelas yang tadinya hening menjadi riuh seketika.

"Sudah-sudah," lerai pak Arpan.

"Siapa namamu?" Tanyanya.

"Kinan, Pak". Jawabnya.

"Sebelum saya menjawab, saya mau melempar pertanyaan ini kepada Beno pak. Mungkin dengan tertawa dia mengganggap pelajaran ini enteng dan bisa menjawabnya. Silahkan saudara Beno," ucap Kinan menatap Beno tajam.

"Nggg...anu...Pak...Apa cui?" Tanyanya sambil menyenggol lengan teman sebelahnya.

Yang ditanya diam dan menunduk

"Baiklah, Dalil phytagoras menyebutkan hubungan antara sisi sisi pada segitiga siku siku. Seringkali kita menemukan kasus yang berkaitan dengan segitiga siku siku. Misalnya sisi miring atap rumah, pojok lapangan bola dan lain sebagainya."

"Segitiga siku siku memiliki sudut 90°. Sisi terpanjangnya disebut dengan sisi miring atau hipotenusa. Sisi lainnya adalah alas dan tinggi."

"Nah, untuk mengukur salah satu sisi tersebut, maka diperlukan teorema phytagoras. Seperti inilah bunyi dari teorema phytagoras:

“Pada segitiga siku siku berlaku bahwa kuadrat hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat dari dua sisi yang lainnya”.

Gunakan rumus ini untuk membuktikannya: c² = a²+b².

"Ternyata, kalau kita perhatikan lebih detail bisa dilihat bahwa pada dasarnya rumus phytagoras menunjukan luas persegi sisi a ditambah sisi b hasilnya sama dengan luas persegi sisi c."

"Untuk lebih mendetailnya saya rasa bisa dilanjutkan ke contoh soal dan penjelasan dari Bapak, terutama untuk siswa yang benar-benar kosong ilmunya, bukan begitu saudara Beno?" Ujar Kinan sopan dan kembali netranya menatap Beno tajam.

Beno, tidak dipungkiri menjadi malu dan tampak menahan amarah. Mukanya merah, dan tangan mengepal.

"Tunggu Lo ya," batinnya.

Pak Arpan melanjutkan penjelasannya.

Tring...tring...

Akhirnya jam istirahat kedua berbunyi. Mendadak kelas riuh kembali karena sebagian dari mereka lega lepas dari pelajaran killer ini.

"Baiklah anak-anak. Tugas dirumah tolong pelajari kembali apa yang Bapak sampaikan, dan dipertemuan berikutnya akan bapak review satu persatu. Selamat siang," ujarnya.

"Siang Pak," jawab siswa serentak.

Tak lama pak Arpan keluar kelas tiba-tiba..

Gubrak!!!!

Kinan dan Haris kaget. Haris menjauh dari Kinan karena dia tau siapa yang menjadi sasaran kemarahan Beno.

"Maksud Lo apa? Pake bilang otak gue kosong segala Hah???" Lo anggap gue bego, gitu??? Ucap Beno dengan suara lantang.

Kinan sama sekali tak bergeming.

"Gue gak bilang elo bego. Gue cuma bilang untuk.. siswa yang otaknya kosong. Kan gue gak nyebutin nama, lah koq elo yang panas?" jawab Kinan enteng.

Kinan ingin berdiri namun pundaknya ditahan Beno. 

"Mau kemana Lo, gembul. Urusan kita belom selesai," ucap Beno memaksa Kinan duduk kembali.

"Heh...

"Kinan, teriak seseorang dari luar memotong ucapan Kinan.

"Berry," jawabnya. 

"Lo kenapa?" Sambil melihat ke arah Beno.

"Lo ngapain disini. Lo gangguin temen gue?" Tanyanya lantang.

"Lo berani? Kinan kan...mmmmph," suara Berry tertahan karena Kinan cepat menyumpalnya.

"Ke kantin yuk," ajak Kinan.

Mereka berlalu dari hadapan Beno.

"Hey, siswa tetangga, Lo mo bilang apa tadi? Gue takut ma Gembul ono? Ha...ha...ha... mimpi... emang dia siapa hah sampe gue harus takut?!" tanya Beno berteriak.

Kinan mendekati Beno kembali.

"Gue Kinan., kenapa? Ada yang salah ma gue?" Jawabnya percaya diri.

Membiarkan Beno dengan kebingungannya, Kinan menarik tangan Berry keluar daru kelas menuju kantin

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Halo readers, up nya segini dulu ya.

Mom Akan kasih up yang banyak nanti malam.

Siapa sih Kinan sebenarnya?

Baca terus sampe tuntas ya gengs.

Related chapters

  • Jangan Panggil Aku Gembul   4. Tragedi di kantin

    Kinan dan Berry memasuki kantin.Kinan mendengus."Kenapa Kin?" tanya Berry sambil mengikuti ekor mata Kinan."Owh...cari tempat di pojok sana aja yuk," ajak Berry.Kinan mengangguk.Tapi ketenangan mereka tak berlangsung lama."Hai, Gembul. Makan apa hari ini? Berapa porsi? 3 atau 4 porsi cukup?" tanya Reykhel dengan tatapan mengejek.Berry menggeram, namun Kinan memegang pahanya. Berry memang agak tempramen di banding Kinan."Mau gabung Kak? Silahkan duduk. Masih ada bangku kosong," ucap Kinan sopan."Disini? Boleh? Gak takut oleng nanti? Kan berat sebelah," ujar Reykhel terbahak disertai teman-temannya.Seisi kantin juga menjadi riuh."Diam, gak ada yang nyuruh Lo pada ikutan gue tertawa," ucap Reykhel tajam menatap satu persatu siswa di kantin tersebut."Lo apain adek gue, gembul? Adik tersayang gue," tanyanya sambil mengetuk meja.Kinan mengkerutkan keningnya."Apa Beno

    Last Updated : 2021-08-02
  • Jangan Panggil Aku Gembul   5. Angkasa Group

    Anggoro masih bersama klien dari Kanada untuk membahas pembangunan properti di Jakarta. Jika berhasil memastikan kliennya menginvestasikan dananya ke perusahaannya, tentu saja sayap bisnis Anggoro semakin kuat dan lebar. Untuk itu, Anggoro benar-benar harus jeli berbicara dengan kliennya. "Baiklah Mr. Anggoro. Berdasarkan penjelasan anda dan profit yang Anda sampaikan secara detail, saya bersedia memberikan saham saya 40% sesuai janji saya. Dan jika dalam tempo 6 bulan Anda bisa menunjukkan hasil yang signifikan, saya akan menambah saham saya 10% sehingga total saham yang akan saya tanamkan di perusahaan Anda adalah 50%," sang klien bernama Mr. Samuel menjabat tangan Anggoro. "Terima kasih atas kepercayaan Anda Mr. Samuel. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Dan semua berkas nanti asisten saya yang akan mempersiapkannya untuk Anda," Anggoro membalas jabatan tangan Samuel. "Saya permisi, Mr. Anggoro. Nanti asisten saya yang akan mengurus sisanya," balas

    Last Updated : 2021-08-02
  • Jangan Panggil Aku Gembul   6. I love you Hon!

    Hembusan angin subuh menyusup tubuh dua insan yang sedang dilanda kasmaran. Anggoro mempererat pelukannya. Jenny menggeliat. Anggoro menyusupkan bibirnya ke leher jenjang istrinya."Hemm...Jenny menggeliat. merasakan kegelian di sekitar tubuhnya. Anggoro semakin menyesapkan wajahnya lebih dalam. Kali ini desahan Jenny juga semakin membuat Anggoro menginginkan yang lebih dari istri tercintanya."Gak capek Pa?" tanya Jenny.Bukannya menjawab, Anggoro semakin menjadi dengan aksinya dan sukses membuat Jenny memecah heningnya subuh dengan desahan kenikmatan. Dan kembali pasangan ini menikmati peraduannya.Dengan sisa-sisa peluh kenikmatan, Anggoro mencium kening Jenny."Terima kasih. I love you Hon," ucapnya sambil menyeka bulir keringat yang membasahi wajah istrinya."I love you too, papa?" ucap Jenny kembali mengecup bibir ranum suaminya. Keduanya tersenyum."Aku mandi dulu Pa," ucap Jenny."Mau ditemani?", tanya Anggo

    Last Updated : 2021-08-05
  • Jangan Panggil Aku Gembul   7. Dicegat Preman.

    Tiba di markas kakaknya di belakang bagian sekolah, Beno menceritakan kekesalannya.Reykhel menggeram."Lo gak bisa apa nyelesain sendiri? Masa harus gue juga yang turun tangan?" Bentak Reykhel kepada adiknya."Masalahnya, tadi Berry, bodyguard si gembul datang langsung melintir tangan gue Kak," adu Beno."Payah Lo. Laki koq mlence. Ntar pulang sekolah kita beresin," ujar Reykhel."Mampus Lo," batin Beno.Dan benar saja, begitu jam pelajaran usai, Reykhel, Beno, dan geng nya sudah menunggu Kinan di ujung jalan. Dari kejauhan Kinan sudah melihat gelagat tidak beres, jadi dia segera menelepon Pak Han."Pak Han, tolong jemput kita pas di depan gerbang ya. Dan Bapak juga turun dari mobil dan nungguin kita di sana, sekarang ya Pak," titah Kinan."Baik,Non," ucap Pak Han."Loh...loh...Pak Han, koq turun?" tanya Seena."Jemput non Kinan dan non Berry, Non," jawabnya.Seena mengkerutkan keningnya."Tumben,"

    Last Updated : 2021-08-10
  • Jangan Panggil Aku Gembul   8. Pencarian

    Pagi cerah memyelimuti kediaman Anggoro. Khusus hari ini, Anggoro tidak mengizinkan anaknya ke sekolah. Dan tentu saja sebagai salah satu donatur terbesar di sekolah Kinan dan Seefa bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan izin dari kepala sekolah. Anggoro memerintahkan anak buahnya untuk memperketat penjagaan. Kemudian bersama orang kepercayaan dan anak buah yang tersisa, Anggoro berangkat membelah macet kota Jakarta. Dia menuju ke salah satu desa di sudut kota Jakarta. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, mereka akhirnya sampai di desa yang dituju. Dengan berbekal alamat dan foto yang lengkap, akhirnya mereka tiba di salah satu kediaman anak buah Wira Pratama. Bagas namanya. Bagas Dwijaya. Tiba di depan sebuah rumah sederhana, Anggoro mengetuk pintu. Tampaklah seorang wanita tua membukakan pintu. Dan dibelakang wanita tua tersebut, tampak seorang wanita yang sedang mengandung sambil memegang anak perempuan berumur 6 tahun. "Permisi, benar ini rumahnya Bagas Dwijay

    Last Updated : 2021-08-11
  • Jangan Panggil Aku Gembul   1. Kelas Baru Sekolah Baru

    Tring...tring...tring... Bel masuk berbunyi. Bel panjang menandakan semua siswa siswi harus berkumpul di halaman depan sekolah Kinan. SMU PELITA JAYA. "Selamat pagi anak-anak,"pak Bimantara, kepala sekolah kami menyapa. "Pagi Pak," jawab kami serempak. "Selamat datang kembali di sekolah kita, setelah liburan panjang selesai. Dan selamat kepada siswa siswi baru kita, anak-anak dari seantero Sekolah Menengah Pertama. Terima kasih sudah memilih SMU Pelita Jaya sebagai SMU pilihan kalian," ucap Pak Bimantara. "Saya selaku kepala sekolah disini mewakili para dewan guru untuk menyampaikan apa saja peraturan yang harus ditaati disini." "Sekolah kita terkenal dengan kedisiplinanmya dan juga kebandelannya dalam tanda kutik ya. Selama kebandelan kalian tidak mencoreng nama sekolah dan orangtua, maka kebandelan kalian diizinkan, he...he...he...," tambahnya. "Yang pertama 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, kalian harus sudah ada

    Last Updated : 2021-08-01
  • Jangan Panggil Aku Gembul   2. Hari kedua.

    "Lihat saja, berani mereka membully gue, gue tunjukin taring gue," batin Kinan tersenyum sinis. Hah, akhirnya bel pulang berbunyi juga. Kinan segera membereskan bukunya. Beno kembali membuat ulah. "Keluarnya satu-satu ya anak-anak. Dan hati-hati dengan bangkunya. Entar patah jangan lupa diganti," ujarnya sambil melirik Kinan. Kinan melirik tajam Beno. "Hati-hati juga untuk mulut yang tajam seperti Beo, ya anak-anak. Bisa2 nyawa tarohannya," ucap Kinan mendelik Beno tajam. Siswa siswi di kelas tersebut tertawa cekikikan. "Sudah...sudah... waktunya pulang jangan ada yang bercanda,"lerai Bu Yaya. Semua siswa berhamburan keluar. Ah, sepertinya perjuangan Kinan untuk keluar dari gerbang sekolah ini belum berakhir. Dia melihat sekelompok kakak kelas yang mentertawainya tadi. Dengan langkah cepat Kinan melewati gerombolan kakak kelasnya. Namun tiba-tiba Reykhel menyeletuk. "Bin

    Last Updated : 2021-08-01

Latest chapter

  • Jangan Panggil Aku Gembul   8. Pencarian

    Pagi cerah memyelimuti kediaman Anggoro. Khusus hari ini, Anggoro tidak mengizinkan anaknya ke sekolah. Dan tentu saja sebagai salah satu donatur terbesar di sekolah Kinan dan Seefa bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan izin dari kepala sekolah. Anggoro memerintahkan anak buahnya untuk memperketat penjagaan. Kemudian bersama orang kepercayaan dan anak buah yang tersisa, Anggoro berangkat membelah macet kota Jakarta. Dia menuju ke salah satu desa di sudut kota Jakarta. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, mereka akhirnya sampai di desa yang dituju. Dengan berbekal alamat dan foto yang lengkap, akhirnya mereka tiba di salah satu kediaman anak buah Wira Pratama. Bagas namanya. Bagas Dwijaya. Tiba di depan sebuah rumah sederhana, Anggoro mengetuk pintu. Tampaklah seorang wanita tua membukakan pintu. Dan dibelakang wanita tua tersebut, tampak seorang wanita yang sedang mengandung sambil memegang anak perempuan berumur 6 tahun. "Permisi, benar ini rumahnya Bagas Dwijay

  • Jangan Panggil Aku Gembul   7. Dicegat Preman.

    Tiba di markas kakaknya di belakang bagian sekolah, Beno menceritakan kekesalannya.Reykhel menggeram."Lo gak bisa apa nyelesain sendiri? Masa harus gue juga yang turun tangan?" Bentak Reykhel kepada adiknya."Masalahnya, tadi Berry, bodyguard si gembul datang langsung melintir tangan gue Kak," adu Beno."Payah Lo. Laki koq mlence. Ntar pulang sekolah kita beresin," ujar Reykhel."Mampus Lo," batin Beno.Dan benar saja, begitu jam pelajaran usai, Reykhel, Beno, dan geng nya sudah menunggu Kinan di ujung jalan. Dari kejauhan Kinan sudah melihat gelagat tidak beres, jadi dia segera menelepon Pak Han."Pak Han, tolong jemput kita pas di depan gerbang ya. Dan Bapak juga turun dari mobil dan nungguin kita di sana, sekarang ya Pak," titah Kinan."Baik,Non," ucap Pak Han."Loh...loh...Pak Han, koq turun?" tanya Seena."Jemput non Kinan dan non Berry, Non," jawabnya.Seena mengkerutkan keningnya."Tumben,"

  • Jangan Panggil Aku Gembul   6. I love you Hon!

    Hembusan angin subuh menyusup tubuh dua insan yang sedang dilanda kasmaran. Anggoro mempererat pelukannya. Jenny menggeliat. Anggoro menyusupkan bibirnya ke leher jenjang istrinya."Hemm...Jenny menggeliat. merasakan kegelian di sekitar tubuhnya. Anggoro semakin menyesapkan wajahnya lebih dalam. Kali ini desahan Jenny juga semakin membuat Anggoro menginginkan yang lebih dari istri tercintanya."Gak capek Pa?" tanya Jenny.Bukannya menjawab, Anggoro semakin menjadi dengan aksinya dan sukses membuat Jenny memecah heningnya subuh dengan desahan kenikmatan. Dan kembali pasangan ini menikmati peraduannya.Dengan sisa-sisa peluh kenikmatan, Anggoro mencium kening Jenny."Terima kasih. I love you Hon," ucapnya sambil menyeka bulir keringat yang membasahi wajah istrinya."I love you too, papa?" ucap Jenny kembali mengecup bibir ranum suaminya. Keduanya tersenyum."Aku mandi dulu Pa," ucap Jenny."Mau ditemani?", tanya Anggo

  • Jangan Panggil Aku Gembul   5. Angkasa Group

    Anggoro masih bersama klien dari Kanada untuk membahas pembangunan properti di Jakarta. Jika berhasil memastikan kliennya menginvestasikan dananya ke perusahaannya, tentu saja sayap bisnis Anggoro semakin kuat dan lebar. Untuk itu, Anggoro benar-benar harus jeli berbicara dengan kliennya. "Baiklah Mr. Anggoro. Berdasarkan penjelasan anda dan profit yang Anda sampaikan secara detail, saya bersedia memberikan saham saya 40% sesuai janji saya. Dan jika dalam tempo 6 bulan Anda bisa menunjukkan hasil yang signifikan, saya akan menambah saham saya 10% sehingga total saham yang akan saya tanamkan di perusahaan Anda adalah 50%," sang klien bernama Mr. Samuel menjabat tangan Anggoro. "Terima kasih atas kepercayaan Anda Mr. Samuel. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Dan semua berkas nanti asisten saya yang akan mempersiapkannya untuk Anda," Anggoro membalas jabatan tangan Samuel. "Saya permisi, Mr. Anggoro. Nanti asisten saya yang akan mengurus sisanya," balas

  • Jangan Panggil Aku Gembul   4. Tragedi di kantin

    Kinan dan Berry memasuki kantin.Kinan mendengus."Kenapa Kin?" tanya Berry sambil mengikuti ekor mata Kinan."Owh...cari tempat di pojok sana aja yuk," ajak Berry.Kinan mengangguk.Tapi ketenangan mereka tak berlangsung lama."Hai, Gembul. Makan apa hari ini? Berapa porsi? 3 atau 4 porsi cukup?" tanya Reykhel dengan tatapan mengejek.Berry menggeram, namun Kinan memegang pahanya. Berry memang agak tempramen di banding Kinan."Mau gabung Kak? Silahkan duduk. Masih ada bangku kosong," ucap Kinan sopan."Disini? Boleh? Gak takut oleng nanti? Kan berat sebelah," ujar Reykhel terbahak disertai teman-temannya.Seisi kantin juga menjadi riuh."Diam, gak ada yang nyuruh Lo pada ikutan gue tertawa," ucap Reykhel tajam menatap satu persatu siswa di kantin tersebut."Lo apain adek gue, gembul? Adik tersayang gue," tanyanya sambil mengetuk meja.Kinan mengkerutkan keningnya."Apa Beno

  • Jangan Panggil Aku Gembul   3. Gue Kinan, Kenapa?!

    Hari kedua yang masih menyebalkan bagi Kinan.Hufff.. Kinan menghela nafas. Berasa malas ingin keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Namun perut gak mau kompromi.Kinan mengeluarkan bekalnya, namun dia lupa untuk membawa air minum. Mau tidak mau dia harus ke kantin juga untuk membeli minuman. Sementara Haris, masih dengan buku bacaanya. Kinan meninggalkannya.Di kantin, Kinan celingak celinguk mendatangi penjual kantin."Awas gempa...gempa," teriak seseorang yang sudah Kinan kenal suaranya.Ya, Reykhel siapa lagi. Entah apa sebabnya dari awal suka mencari masalah."Mana gempa?" Ujar siswa lain terheran-heran."Itu penyebabnya," ujar Reykhel menunjuk Kinan. Sontak saja seisi kantin riuh. Sontak semua tertawa. Kinan hanya bisa menggeram dan tetap melangkahkan kakinya mencari air mineral ."Kin...Kinan," terdengar suara berteriak.Kinan mencari sumber suara."Kin...sini.""Berry, ucapnya berteriak

  • Jangan Panggil Aku Gembul   2. Hari kedua.

    "Lihat saja, berani mereka membully gue, gue tunjukin taring gue," batin Kinan tersenyum sinis. Hah, akhirnya bel pulang berbunyi juga. Kinan segera membereskan bukunya. Beno kembali membuat ulah. "Keluarnya satu-satu ya anak-anak. Dan hati-hati dengan bangkunya. Entar patah jangan lupa diganti," ujarnya sambil melirik Kinan. Kinan melirik tajam Beno. "Hati-hati juga untuk mulut yang tajam seperti Beo, ya anak-anak. Bisa2 nyawa tarohannya," ucap Kinan mendelik Beno tajam. Siswa siswi di kelas tersebut tertawa cekikikan. "Sudah...sudah... waktunya pulang jangan ada yang bercanda,"lerai Bu Yaya. Semua siswa berhamburan keluar. Ah, sepertinya perjuangan Kinan untuk keluar dari gerbang sekolah ini belum berakhir. Dia melihat sekelompok kakak kelas yang mentertawainya tadi. Dengan langkah cepat Kinan melewati gerombolan kakak kelasnya. Namun tiba-tiba Reykhel menyeletuk. "Bin

  • Jangan Panggil Aku Gembul   1. Kelas Baru Sekolah Baru

    Tring...tring...tring... Bel masuk berbunyi. Bel panjang menandakan semua siswa siswi harus berkumpul di halaman depan sekolah Kinan. SMU PELITA JAYA. "Selamat pagi anak-anak,"pak Bimantara, kepala sekolah kami menyapa. "Pagi Pak," jawab kami serempak. "Selamat datang kembali di sekolah kita, setelah liburan panjang selesai. Dan selamat kepada siswa siswi baru kita, anak-anak dari seantero Sekolah Menengah Pertama. Terima kasih sudah memilih SMU Pelita Jaya sebagai SMU pilihan kalian," ucap Pak Bimantara. "Saya selaku kepala sekolah disini mewakili para dewan guru untuk menyampaikan apa saja peraturan yang harus ditaati disini." "Sekolah kita terkenal dengan kedisiplinanmya dan juga kebandelannya dalam tanda kutik ya. Selama kebandelan kalian tidak mencoreng nama sekolah dan orangtua, maka kebandelan kalian diizinkan, he...he...he...," tambahnya. "Yang pertama 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, kalian harus sudah ada

DMCA.com Protection Status