Home / Romansa / Mantan Rahasia / 10. Menapaki mimpi

Share

10. Menapaki mimpi

Author: Mom Nury
last update Last Updated: 2021-07-26 23:13:54

Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.

Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun.

"Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu.

"Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku.

"Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu.

"Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku.

"Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek.

"Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.

Aku tersenyum.

"Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu.

"Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.

Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri.

💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

POV IBU.

Pak, anak kita semakin dewasa. Bapak harus bangga memiliki anak seperti Abella. Disaat anak-anak seusianya jalan-jalan dengan teman sebayanya, anak kita justru memilih bantu-bantu jualan Ibu.

Sekarang jualan Ibu udah memasuki ranah kafe anak muda, Pak. Kafenya Mama Rangga, teman dekat anak kita saat ini. Dia juga berhasil mewujudkan cita-citanya mendapatkan beasiswa kedokteran Pak. 

Berkat kegigihannya belajar, dia masuk ke dalam 5 besar beasiswa di Universitas Trisakti, universitas dan jurusan impiannya.

Alhamdulillah, dan Bapak yang tenang disurga ya. Ibu janji akan menjaga anak kita sampai akhir hayat Ibu.

💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

Aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Ibu menangis sambil memeluk foto Bapak. Segera aku mendekatinya. 

"Ibu," ucapku menahan sedih.

"Sini Nduk," ibu menarik tanganku dan menangis di pundakku.

"Ibu kenapa?" tanyaku.

"Ibu tiba-tiba ingat Bapakmu, Abel. Seandainya beliau masih ada, pasti bangga dengan pencapaianmu saat ini," Ibu menangis sesegukan.

"Tuntaskan belajarmu ya Nduk, capai cita-citamu agar bisa membuat Ibu dan Bapak bangga," ujarnya lagi.

"Ibu, Abel pasti mewujudkan impian Ibu. Gak akan pernah bikin Ibu kecewa, Abel janji, setelah selesai study, Abel akan jadi seorang dokter yang dermawan seperti impian Bapak, tidak seperti Dokter yang menangani Bapak waktu sakit, sampai...sampai...," ucapanku terputus karena Ibu menutup mulutku.

"Sudah takdir Abel. Kita gak bisa melawan apa yang sudah di tetapkan Allah. Apa yang terjadi hanya penyebab saja. Kepergian Bapakmu sudah digariskan dari Sana," ucap Ibu bijak.

"Tapi Bu, seandainya..."ucapku lagi

"Sssst... gak baik mengingat dan menyalahkan orang lain. Sudah ganti baju sana. Bentar lagi maghrib tiba," lagi-lagi Ibu memotong kalimatku.

Aku mematuhinya dan segera kekamar. Tak lama, azan berkumandang dan kami pun melaksanakan kewajiban kami.

Keesokan harinya.

Mira : "Bel, elo udah dapat wa grup dari kampus elo?"

Abel : "Tentang apa?"

Mira : "Itu barang-barang yang harus dibawa selama masa perkenalan. Bahasanya itu lho. Membingungkan."

Abel : "Udah sih. Dan kayaknya gampang deh. Kayak, Air desa itu air putih, pulpen cita-cita itu pulpen merk pilot, pasir rakyat jelita +3T itu kan nasi, tahu, tempe, ma telor. Sama satu lagi ini yang gue ingat. Keripik cacar itu peyek. Gampang sih itu.

Mira : "koq elo bisa tahu?"

Abel : "Ya ampun dodol. Tinggal cek g****e kali.

Mira : "Astaga rempeyek, gue koq jadi oon ya. Ha...ha...ha...

Abel : "Rempeyek?"

Mira : " Nah elo nyebut gue dodol, lah elo rempeyek... ha...ha...ha... 🤣

Abel : "Asem".

Mira : "Thanks ya. Gue mandi dulu. ASEM soalnya. Ha...ha...ha...😛

Dasar Mira. Kelakuannya gak berubah. Selalu saja lupa dengan hal-hal ringan.

Ting... gawai ku berbunyi lagi.

Anggi : "Assalamualaikum teteh."

Abel : "Walaikmsalam. Anggi pa kabar?"

Anggi : "Baik banget teteh. Mau tanya-tanya boleh?"

Abel : "Boleh banget. Tanya apaan?"

Anggi : "Ini barang yang kita bawa Senin nanti "Ratu Perak" apaan ya Teh?"

Abel : "Owh itu sih coklat Silverqueen

Anggi : "Oalah Teh. Silver = perak, queen = ratu. Gak kepikiran.. he...he...he...

Abel : 😇

Anggi : "Teteh udah lengkap semua?"

Abel : "Alhamdulillah sudah. Elo sendiri gimana Nggi?"

Anggi : "Ya, sisa tadi sih. Ma kasih ya Teh. Anggi mau beres-beres dulu.

Abel : 👌

Aku merapikan tempat tidur. Gawaiku berbunyi lagi. Tring...

Rangga : "Bel. Barang yang mau dibawa ke kampue senin nanti udah beres?"

Abel : "Udah semua Ngga"

Rangga : "Yakin?"

Abel : "100 persen".

Rangga : "Ya udah, ntar malam ke kafe Mama yuks."

Abel : "Maaf Ngga. Kali ini gak bisa."

Rangga : "Why?"

Abel : "Mau bantuin Ibu. Soalnya Bu De yang biasa bantuin Ibu sedang sakit. Kadi gue yang bantuin."

Rangga : "Owh ya udah. Uda sarapan?"

Abel : "Udah. Kamu?

Rangga : "Belom. Lagi nungguin Pak Ujang ngambil nasi uduk Bu De Warsih."

Abel : "owh iya. Tadi udah datang koq. Mungkin sekarang udah mau nyampe."

Rangga : "Udahan ya. Itu pasti suara mobil Mama yang dibawa Pak Ujang. Tiada hari tanpa melewatkan nasi uduk Ibumu Bel 🥰. Bye."

Abel : "Bye."

Pukul 8 pagi.

"Bel, bantuin Ibu jaga. Ibu mau ke belakang," pinta Ibu.

"Ya, Bu," sahutku dari kamar.

Aku keluar dan menggantikan Ibu jagain warung.

"Barang-barang di kotak di dapur itu punyamu Abel?" tanya Ibu.

"Buat apa cemilan gituan dibeli?" tanyanya lagi.

"Owh itu untuk keperluan di kampus Bu. Buat pertemuan MABA dengan senior. Kayak perkenalan kampus Bu," jelasku.

"Emang wajib ya bawa cemilan coklat queen apa itu, permen lolipop, kayak anak kecil aja," ujarnya.

"Mungkin buat dibagi Bu. Saling tukar gitu sama MABA lain," jelasku.

"MABA itu apaan sih Bel?" Tanya Ibu penasaran.

"Mahasisa Baru, Bu," ucapku.

Ibu hanya ber oooh saja.

Matahari semakin meninggi. Cuaca semakin cerah. Keringatpun mulai membasahi dahi ku. Perlahan-lahan aku membereskan warung Ibu sambil menunggu pelanggan lain datang. Nasi uduk tinggal beberapa porsi lagi. Ibu sudah mulai berkutat kembali di dapur menanak nasi karena jam 2 Pak Ujang akan kembali menjemput menu untuk kafe Mutiara.

Bertambah teman, bertambah juga rezeki Ibu. Yang artinya rezeki ku juga bertambah. Alhamdulillah, melalui kafe mamanya Rangga, nasi uduk kami semakin terkenal dan laris. Meskipun nasi uduk di kafe mutiara dinamai "nasi uduk spesial mutiara", bagiku tidak masalah.

Semakin bertambah orderan Mama Rangga dan semakin seringnya orderan pelanggan untuk acara-acara kecil, semakin bertambah pula pundi-pundi rupiah yang akan aku dan Ibu dapatkan.

Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti.

💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫

Hai...hai...My lovely readers.

Sampai disini dulu Up hari ini.

Besok Thor akan lanjutkan dengan cerita yang semakin gregetan. 

Yang pasti cerita kehidupan Abella di kampus akan semakin dikupas.

Apa saja ceritanya?

Check it out terus ya.

Luv U..

Mom Nury

Related chapters

  • Mantan Rahasia   11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

    Last Updated : 2021-07-29
  • Mantan Rahasia   12. Masih disini

    Kamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan

    Last Updated : 2021-07-31
  • Mantan Rahasia   13. Curahan Hati Rangga

    Besok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. 💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓 Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*

    Last Updated : 2021-08-07
  • Mantan Rahasia   1. Pengumuman

    Hari ini adalah hari mendebarkan bagi anak SMU PELITA Jakarta, khususnya siswa kelas 12. Karena mereka semua akan berkumpul untuk mendengarkan pengumuman kelulusan dan pengumuman beasiswa, siapa saja yang beruntung mendapatkan beasiswa di Universitas impian mereka. "Ayo, Bu. Buruan. Ntar telat lho. Uda mau jam 8 ini," ajak Bella kepada Bu Warsih. Ibu kesayangannya. "Iya, sebentar. Ibu panteskan begini?" Tanyanya sambil merapikan gamisnya. "Pantes,Bu. Pantes. Ibu yang paling cantik deh ntar di sana. Ayoo.. Buruan Bu!" Bella agak sedikit memaksa. "Halah, kamu paling bisa ngambil hati ibu," ucapnya sambil mengunci rumah. "Yuk." "Mau pada kemana Bu Warsih? Koq pagi gini udah rapi? Gak jualan kah?" Tanya ibu sebelah sambil menenteng rantang. "Mau ke sekolahannya Abel bu. Ini mau pengumuman kelulusan sama beasiswa sekolahnya Abella Bu," jawab ibu. "Oalah, ini udah bawa rantang dua mau beli nasi uduknya Ibu. Anak-anak dirumah

    Last Updated : 2021-07-18
  • Mantan Rahasia   2. Berbagi

    Acara penutupan selesai dan kami pun menuju rumah masing-masing dengan menyimpan sejuta kenangan.Sesampai dirumah, Ibu langsung duduk bersujud, menangis bahagia. Aku terharu dan ikut meneteskan air mata."Alhamdulillah, ya Gusti Allah. Engkau kabulkan permohonan hambamu," ucapIbu sambil menarikku ke dalam pelukannya.Aku terisak juga melihat bidadariku menangis. Bukan karena sedih, tapi aku yakin karena keberhasilanku mendapatkan beasiswa yang aku idamkan selama ini. Aku sadar bahwa seandainya aku tidak berhasil mendapatkan beasiswa itu, rasanya mustahil untuk duduk di bangku kuliah."Ibu bangga denganmu Abel," ucap Ibu. "Ini juga berkat doa Ibu," aku mengeratkanpelukanku. Terima Kasih ya Allah!"Bel, besok kita sedekah yuk. Kita buat jualan nasi uduk kayak biasa dan jualan lainnya, tapi sesiapa yang datang jangan kita ambil uangnya. Kemudian, kita bikin lebih untuk panti asuhan langganan kita. Anak-anak disana pasti

    Last Updated : 2021-07-19
  • Mantan Rahasia   3. Kafe Mutiara

    Dan azan berkumandang. Kami mengikuti Ibu panti ke mesjid yang dimaksud dan melaksanakan shalat berjamaah. Setelah shalat, semua melakukan doa bersama yang ditujukan kepadaku aku dan Ibuku."Aamiin, semoga apa yang didoakan akan dikabulkan dan di permudah oleh Allah," batinku sambil mengusapkan kedua telapak tanganku ke wajahku.Setelah selesai semua urusan di panti, Rangga mengantarku dan Ibu pulang. Sesampainya dirumah, Rangga membukakan pintu buat Ibuku karena Ibu duduk dibelakang, sedangkan aku duduk disamping Rangga membuka pintu untuk diriku sendiri."Sudah sampai Bu De," ucapnya."Ma kasih ya Nak Rangga udah capek-capek ngantarin kita. Mampir dulu Nak,"tambah ibuku."Sama-sama Bu De. Rangga langsung pamit ya. Kan ntar malam mau kesini lagi jemput Bella. Rangga juga mau bantuin mama di kafe buat ntar malam," tolak Rangga sopan."Abel, setelah isya ya gue jemput Lo," tambahnya.Aku menggangguk."Pamit Bu De,

    Last Updated : 2021-07-20
  • Mantan Rahasia   4. Rezeki tak terduga

    Mereka pun meninggalkan Kafe Mutiara, kafe mama Rangga sesuai namanya. Ya, tante Mutiara adalah mama Rangga. Terkenal dengan kesupelannya dan mudah bergaul dengan teman-teman anak semata wayangnya.Aku dan Rangga tiba di rumah. Ternyata, Ibu sudah menungguku."Assalamualaikum," ucapku sambil menyalami Ibu."Walaikumsalam," jawab Ibu."Bu De, maaf agak telat, tadi ada insiden dikit di kafe Mama," sesal Rangga."Gak apa, baru lewat 15 menit," jawab Ibuku."Kalau gitu, Rangga pamit ya Bu De. Bel, minggu depan kita urus berkas bareng Mira ya," tambah Rangga."Iya, hati-hati ya," ucapku."Assalamualaikum," ucap Rangga sambil menyalami tangan Ibuku.Ibu tersenyum, "Walaikumsalam," balas Ibu.Aku dan Ibu masuk seraya memeriksa pintu dan jendela. Ibu memandangku penuh selidik."Pacarmu Abella?" ucapnya.Jika Ibu sudah memanggil nama lengkapku berarti Ibu perlu penjelasan dariku."Nggak,Bu. Untuk saat

    Last Updated : 2021-07-22
  • Mantan Rahasia   5. Rencana Masa Depan

    Dengan bersenandung aku membereskan semua dan mengelap meja dan kursi dan memindahkannya ke pojok ruangan. Dan menutup warung, dan segera mengikuti Ibu dari belakang."Pesan grab Neng, kita ke pasar sekarang," titah Ibu."Siap," jawabku.Aku segera mendeal aplikasi grab dan memesan taksi. Berselang 15 menit grab pun datang."Ke pasar ya Cempaka Putih ya Bang," ucap Ibuku."Baik Bu," ujar si sopir.Sepanjang perjalanan aku memainkan gawaiku. Tiba-tiba notif berbunyi.Mira :" Hallo Abella, sorry chatmu baru masuk. Aku ganti HP soalnya."Aku :" Cie...cie... yang HP baru. Pasti merk buah digigit kan?Mira :"tau aja. Hadiah dari papa. Trus...trus... gimana kelanjutan Rangga?"Aku :"Rangga kemaren kerumah sama mamanya."Mira : "Hah!!! Ngapain? Jangan bilang pengen ngelamar elo ya? Ha...ha...ha...Aku : "Huzzz... ngawur. Tante Muti ngasi Ibu job. Ini lagi mau

    Last Updated : 2021-07-22

Latest chapter

  • Mantan Rahasia   13. Curahan Hati Rangga

    Besok dan seterusnya aku akan berjuang hingga mendapatkan gelar itu. Gelar yang akan membawa ku menuju mimpiku, mimpi Bapak, dan mimpi mu wahai bidadari tak bersayapku. 💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓 Acara selesai. Aku pamit kepada Anggi dan teman-teman lainnya. Kuperiksa gawaiku. Ternyata Rangga dan Mira juga baru selesai dengan acara mereka. Rangga : "gue otw, elo selesai?" Abel : "ya. Gue uda di gerbang. Rangga : "5 menit." Abel : "OK. Tak lama, Rangga muncul dengan wajah lusuhnya. Aku segera masuk ke mobilnya. "Bagaimana tadi?" tanyanya padaku. "Perkenalan aja. Elo sendiri gimana? Mir?," tanyaku. "Samalah. Ngenalin ruangan, bagi kelompok," jawab Mira. "Owh, ternyata sama ya," ucapku. "Ya iyalah, sekarang kan gak boleh yang aneh-aneh kayak zaman dulu. Kalo dulu tuh namanya perploncoan," jawab Rangga. "Elo koq tau Ngga?"tanyaku. "Halah, sekarang apa sih yang gak bisa dari g*

  • Mantan Rahasia   12. Masih disini

    Kamipun bergegas menuju tas yang menumpuk di ujung sana. Masing-masing mengambil bekalnya, begitu juga aku, dan kembali ke tempat duduk kami masing-masing. Panitia mempersilahkan kami menyantap hidangan makan siang. Aku melirik Anggi yang kebetulan duduk di sampingku. Dia seperti kebingungan. "Kenapa Nggi,?" tanyaku. "Nnggg...anu Teh. Ini, tadi perasaan nasi goreng bekal saya udah dimasukin deh. Tapi koq gak ada ya,"ucapnya. "Mana uda laper, teh. Untung masih ada cemilan lain ini," ucapnya lagi. Aku menggeser dudukku. "Ini, ambil sebagian punyaku," ucapku sambil menyodorkan nasi uduk buatan Ibuku. "Eeh.. gak usah Teh, nanti Teteh gak cukup," jawabnya. "Cukup koq. Banyak gini. Lauknya juga dilebihin sama Ibuku tadi," ucapku sambil memberikan sebagian nasi udukku kepadanya. "Ma kasih atuh Teh. Alhamdulillah, Anggi makan ya Teh," ucapnya. "Ya," jawabku tersenyum. Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan

  • Mantan Rahasia   11. Mahasiswa Baru

    Terima kasih untuk keringatmu Ibu. Abel akan membalasnya dengan kesuksesan Abel nanti. Minggu, 19 Juli 2020 "Abel, bangun. Sholat subuh dulu," suara ketukan pintu membuyarkan mimpiku. "Hoahem...," iya Bu, ujarku masih mengantuk. Aku bergegas turun dari peraduanku dan segera nelaksanakan kewajiban. Sungguh dahsyat keajaiban sholat. Berbisik di bumi, langit senantiasa akan mendengar. Maka janganlah tinggalkan sholat meski dalam keadaan sesulit apapun. Setelahnya, seperti biasa aku dan ibu melakukan rutinitas hari-hari. Menunggu Pak Ujang menjemput nasi uduk dan mengeluarkan serta berkemas warung menunggu pelanggan. Karena biasanya hari minggu jumlah pelanggan lebih banyak dari hari biasa. Nah, kan benar saja. Pak Ujang datang. Aku dan ibu membantunya memindahkan barang-barang ke mobil. Tring... Gawaiku berbunyi. Mira : "Perlengkapan elo udah siap semua, Bel?" Abel : "udah, elo? Mira :

  • Mantan Rahasia   10. Menapaki mimpi

    Ah...bidadariku. Selalu setia di depan pintu disaat aku belum pulang. Menunggu harta karun, jawabnya jika kutanya kenapa.Love you Bu. Kasih sayangmu tak tergantikan dengan apapun."Baru pulang dari kampus?" tanya Ibu."Gak Bu, tadi udah kelar jam 1. Trus Mira dan Rangga ngajakin ke Mall, makan siang disana sambil cuci mata," jawabku."Nih Bu, kesukaan Ibu," ujarku sambil menyodorkan bungkusan k*fc kepada Ibu."Ah kamu. Masih ingat aja kesukaan Ibu dan Bapak,"balas Ibuku."Ibu, mana mungkin Abel lupa sama favoritnya Ibu dan Bapak," ujarku mewek."Sudah...sudah...jangan mewek. Jangan sedih. Sekarang bukan saatnya bersedih. Kita harus bahagia,Nduk. Melihat kedepan meskipun kenangan di belakang kita selalu kita ingat," nasihat Ibu kepadaku.Aku tersenyum."Sudah mau maghrib, mandi gih," titah Ibu."Baik Bu De Warsih," jawabku iseng.Ibu tersenyum. Dan aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan

  • Mantan Rahasia   9. Fakultas Impian

    Tiba di gerbang Trisakti.Aku tertegun. Rasa kagum menyelimuti. Sungguh kuasamu Ya Allah. Aku bisa sampai di titik ini.Dengan langkah gugup aku memasuki fakultas impianku.Aku memasuki gerbang fakultas kedokteran Umum. Netraku kesana kemari. Bingung harus kemana. Akhirnya memberanikan diri aku bertanya kepada mahasiswa yang kebetulan lewat."Maaf, mas. Bagian akademik dimana?" Tanyaku sopan."Oh, disana mbak. Mbak belok kiri, nanti lurus, ketemu pojokan terus belok kanan lurus aja. MABA ya mbak?," ucapnya."Iya Mas," jawabku."Pokoknya ikuti saja yang saya katakan. Mahasiswa baru udah rame koq disana," ucapnya lagi."Ma kasih ya,mas...," ujarku menggantung kalimatku."Dewa Permana," ucapnya seolah tahu apa yang aku pikirkan."Saya Abella, mas, "ucapku seraya mengulurkan tanganku.Dia menerima salamku. Aku bergegas ke tempat yang dimaksud. Kulihat disana sudah ramai yang antri. Kepalaku

  • Mantan Rahasia   8. Trisakti, I am Coming!!

    Bismillah, perjalananku baru saja dimulai. Permudah semua nya ya Allah. Aamiin. Pukul 07.00 malam. Aku bersiap menunggu kedatangan Rangga. Tin...tin... Rangga turun dari mobilnya. Menemui Ibu dan minta izin mengajakku. Setelah mengucapkan salam kami berangkat menuju kafe mutiara. Tidak ada percakapan yang mengalir selama perjalanan. Hanya senandung lagu yang menemani kami. Tiba di kafe, aku dan Mira keluar dan segera menuju lantai dua. Rangga menyusul kami dari belakang. Disana ternyata sudah menunggu Tante Muti. Dia melambaikan tangan ke arah kami. "Duduk sini," ucapnya. "Kalian udah pada makan?" Tanyanya. "Belom, tan," jawab kami serempak. "Ini, pilih saja menu yang kalian mau,"tawarnya sambil menyodorkan daftar menu kafenya. "Apa aja deh Tante," jawabku menolak karena sungkan. "Ayam nasi bakar mau?" Jawab tante Muti. "Karena kalau nasi uduk kan sama

  • Mantan Rahasia   7. Orderan Meningkat.

    Ibu, keberhasilan ini hadiah untuk mu, wahai bidadari tak bersayapku.Tiba didepan rumah, Rangga dan Mira tidak ikut turun. Aku memakluminya. Mereka juga pasti ingin menyampaikan kabar baik ini kepada orang tua mereka.Begitu juga aku.Tok...tok...tok..."Assalamualaikum,"ucapkuSepi, tak ada jawaban.Bahkan suara Ibu yang biasa bersenandung walau hanya na...na...na... saja tidak ada.Kreeeeek... Kubuka pintu.Hening. Aku berjalan terus ke dalam.Ternyata Ibu sedang mencuci."Assalamualaikum, ucapku sambil memeluk ibj dari belakang."Abella," ucap Ibu."Koq nangis?" Tanyanya lagi.Aku menyodorkan berkas yang kudekap."Ini Bu, Abel sama teman-teman lolos administrasi. Inshaallah minggu depan kita udah ke kampusnya," jawabku terisak."Alhamdulillah. Ibu membereskan cuciannya. Masuk yuk," tambahn

  • Mantan Rahasia   6. Persiapan berkas

    Ibu, bidadari tak bersayapku, akan aku jaga sampai akhir menutup mata.Sehatkan beliau ya Allah. Hanya Ibu harta yang aku punya. Seribu berlian pun tak akan bisa menggantikan posisinya di hatiku.Lamunanku buyar ketika notif gawaiku berbunyi.Rangga :" Abel."Aku : "ya. Kenapa?"Rangga : "Udah cek Fb dan IG gak?"Aku : "Belom, Ngga. Kenapa? Aku sibuk bantuin Ibu minggu-minggu ini.Rangga : "Cek deh, buruan".Aku : "Tapi aku lagi gorengin kerupuk nih "Rangga : "Buruan , gak pake tapi!!"Aku : "Iya, bawel!!!"Aku mematikan kompor. Segera membuka sosmed ku. Aku scrool gak ada yang istimewa. Tapi begitu makin kebawah.💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕"Nasi uduk terenak seantero Jakarta hanya ada di Kafe Mutiara, jalan daan Mogot, *******

  • Mantan Rahasia   5. Rencana Masa Depan

    Dengan bersenandung aku membereskan semua dan mengelap meja dan kursi dan memindahkannya ke pojok ruangan. Dan menutup warung, dan segera mengikuti Ibu dari belakang."Pesan grab Neng, kita ke pasar sekarang," titah Ibu."Siap," jawabku.Aku segera mendeal aplikasi grab dan memesan taksi. Berselang 15 menit grab pun datang."Ke pasar ya Cempaka Putih ya Bang," ucap Ibuku."Baik Bu," ujar si sopir.Sepanjang perjalanan aku memainkan gawaiku. Tiba-tiba notif berbunyi.Mira :" Hallo Abella, sorry chatmu baru masuk. Aku ganti HP soalnya."Aku :" Cie...cie... yang HP baru. Pasti merk buah digigit kan?Mira :"tau aja. Hadiah dari papa. Trus...trus... gimana kelanjutan Rangga?"Aku :"Rangga kemaren kerumah sama mamanya."Mira : "Hah!!! Ngapain? Jangan bilang pengen ngelamar elo ya? Ha...ha...ha...Aku : "Huzzz... ngawur. Tante Muti ngasi Ibu job. Ini lagi mau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status