Share

16. Kesempatan dalam Kesempitan

"Ya sudah kalau nggak mau, saya cuma nawarin he he he.... " Aini pun langsung merosot turun dan berbaring di ats karpet..

"Di atas sini kasurnya lega, kenapa harus tidur di bawah?" Aini hanya tersenyum saja.

"Saya di sini saja, Mas. Di sini juga empuk banget. Gak papa Intan aja yang tidur di kasur atas sama Mas Dhuha. Gak muat kalau saya ikutan di atas, nanti kesempitan. Kalau saya tidur terlalu dekat dengan Mas Dhuha, nanti Mas Dhuha malah ngambil kesempatan." Aku tertawa terpingkal-pingkal.

"Dasar aneh! Ya sudah, terserah kamu saja! Aku ngambil kesempatan apa, coba? Tuker kulit? Ha ha ha.... "

Aini hanya menyeringai saja. Aku tidak tahu apa yang ada di kepalanya, tapi wanita itu malah tidur miring ke arahku.

"Oh, iya, Mas, saya besok mau ke rumah lama ya?" aku langsung berbalik, kembali menghadapnya.

"Mau ngapain?" tanyaku heran.

"Setiap tanggal dua puluh, bos Anton selalu kirimin saya sembako."

"Siapa itu bos Anton?" tanyaku lagi.

"Bos lapak barang-barang bekas. Duda, tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
kimmy
iya kk. meski penurut tapi ttp lucu. dobel up klo bs kak tiap hari nya
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
Biar balance ya kak, sebentar sedih sebentar ngakak ...
goodnovel comment avatar
kimmy
wah lanjut kak. bagus antara sedih dan ngakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status