Share

23. Luna Mencari Dhuha

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-31 21:46:26

Tiga hari teleponnya diabaikan oleh Dhuha, tentu saja Luna merasa ada yang aneh. Wanita itu mencari tahu dengan datang ke kantor Dhuha, ia mengira mantan kekasihnya itu sedang sibuk sekali, sehingga tidak bisa angkat teleponnya. Ternyata Dhuha pun tidak ada di kantor. Sayangnya, ia tidak bertemu dengan sekretaris Dhuha, sehingga ia pun pulang dengan tangan kosong tanpa tahu ke mana Dhuha sebenarnya.

CV yang sudah ia kirimkan pada Dhuha belum mendapatkan balasan dari pria itu. Namun, jangan panggil ia Luna jika ia mudah menyerah, wanita itu pun memutuskan pergi ke rumah Dhuha.

Ya, siang ini, Luna mengendarai mobilnya menuju rumah pria incarannya. Ia berharap mendapatkan informasi dari pembantu pria itu.

"Permisi, apa Dhuha-nya ada? Mbak siapa ya?" tanya Luna saat ia turun dari mobil dan bertemu dengan Citra yang sedang menggendong Intan. Suster dari Opa Fauzi itu tengah mengambil paket di dalam box yang terletak di luar pagar.

"Oh, Tuan Dhuha lagi pergi honeymoon. Saya Citra, suste
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sumarni
seru juga cerita nya
goodnovel comment avatar
pooh the
emak nya sarapp..
goodnovel comment avatar
Angelina Teti
mm nya luna g beres ....payah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   24. Bayaran Malam Pertama

    "Siapa, Citra? Kayaknya tadi kamu bicara sama tamu," tanya opa Fauzi begitu Citra berjalan ke ruang tengah. "Gak tahu, Tuan. Dia gak bilang namanya. Cuma nanyain tuan Dhuha. Saya bilang tuan Dhuha honeymoon fan cewek itu gak percaya. Cantik dan naik mobil, Tuan.""Oh, begitu, mungkin teman Dhuha. Ya sudah, gak papa. Saya mau jemput Izzam di tempat kursus. Kamu di sini saja temani Intan.""Baik, Tuan, hati-hati di jalan."Pria enam puluh sembilan tahun itu masih sangat gagah, walau sering drop kesehatan jantungnya. Masih bisa bolak-balik ngantor dan juga bawa mobil. Sebenarnya ia bisa saja minta tolong sopir, tapi pria itu tidak mau. Hari-harinya tambah semangat sejak masuknya Intan dan Izzam dalam kehidupan cucunya; Dhuha. Sementara itu, di Bali, Dhuha dan Aini berasa di sebuah cottage yang pemandangan di depannya adalah pantai. Jika Aini tidak tahu mau ngapain diajak honeymoon, maka Dhuha masih menyibukkan diri melakukan zoom meeting.Pria itu baru saja selesai setelah dua jam zoo

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   25. Nikahi Saja Kekasihmu

    "Kamu kira aku beneran? Ya, gaklah! Sudah, kita dari tadi bicara terus, kapan makannya. Ayo, makan semua hidangan ini, mumpung aku baik." Aini menghela napas. Ia sudah benar-benar takut Dhuha menginginkan malam pertama dengannya, sedangkan dia... Lebih baik jangan. Batin Aini. "Mas Dhuha hobi sekali bikin jantung saya deg-degan. Untung cuma akting. Kalau beneran, pakai apa saya harus gosok daki di badan saya ini he he he ... "Keduanya pun Sama-sama tertawa. Selesai makan, keduanya berjalan-jalan menyusuri pantai. Dhuha yang membawa kamera, mengambil beberapa spot foto yang estetik untuk album fotografi kegemarannya. Ya, Dhuha sedang fotografi dan memiliki beberapa kamera canggih. Sekedar hobi, tetapi terkadang menghasilkan juga untuknya, jika hasil jepretan kecenya, ia kirim ke majalah atau sedang ikut kompetisi. "Mas, saya difoto ya. Buat kenang-kenangan," seru Aini semangat. "Oke, ambil gaya yang benar! Jangan manyun saja. Smile!" Aini pun tersenyum malu-malu. Ada beberapa gay

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   26. Kabar Mengejutkan dari Dhuha

    "Kenapa, Bos, lesu banget udah hampir dua mingguan ini? Perasaan lapak penuh terus," tanya Zaki pada Anton. Duda tanpa anak pemilik gudang pengepul barang-barang rongsokan yang sejak tadi menatap kosong pemandangan di depannya. Anton hanya menghela napas. Rokok yang ada di tangannya, ia buang ke tanah. Lalu ia injak dengan kuat. Seolah-olah rasa kesalnya sudah tidak tertahankan lagi. Zaki adalah asisten dari Anton yang selalu disuruh memantau lokasi dan para pemulung agar bekerja dengan baik dan menjaga agar pemulung di wilayahnya, berbentrokan dengan pemulung wilayah lain. "Bos! Dih, diem aja! Kenapa? Apa karena Mbak Aini gak ke sini lagi ya? Mbak Aini pindah gak bilang-bilang Bos ya? Dengar-dengar, udah nikah sama anak orang kaya loh. Bos udah tahu belom?""Eh, dapat info dari siapa Lu?" Anton begitu terkejut mendengar informasi yang baru saja keluar dari mulut Zaki. "Ibunya Eko-lah. Tadi saya kebetulan ketemu di warung dekat kuburan Yasin. Ibunya Eko cerita. Rumah Mbak Aini jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   27. Telepon dari Luna

    PoV DhuhaAku begitu terkejut saat mendengar penuturan Aini yang mengatakan bahwa ia tidak apa dimadu. Ia ikhlas dan menerima jika aku menikahi wanita yang aku cintai. Tentu saja bagiku, ini bagaikan air segar di tengah gurun pasir. Mbak Aini ternyata setulus dan sebijak ini mengerti masalah yang saat ini kami jalani. Dia benar-benar tidak egois dan memanfaat kebaikan serta rasa ibaku.Aku memang ada niatan untuk membina hubungan serius kembali dengan Luna, tapi aku juga gak mau terburu-buru. Kring! KringAku tersentak saat ponselku berdering. Nomor yang tidak aku kenali menghubungiku. Aku abaikan saja. Namun, kali ini kontak Luna yang memanggil. "Halo, Cantik.""Mas, kenapa gak angkat nomor papa?""Eh, papa? Ada apa papa telepon? Aku gak tahu karena belum simpan nomor papa. Ya udah, aku telepon balik ya. Tunggu!" Tanpa menunggu lagi, aku pun menelepon kontak yang tadi. Jantung ini rasanya deh degan juga karena bertanya-tanya ada keperluan apa papanya Luna mencariku? "Halo, Om."

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   28. Aini Ditaksir Bule

    Aini tersenyum di depan cermin sambil merapikan rambutnya. Wajahnya sudah tidak lagi kusam, meskipun kulitnya masih sangat coklat. Aku bersyukur karena Aini ternyata wanita yang tidak banyak drama dan sangat bisa diajak kerja sama. Mungkin ini alasan kenapa Tuhan mempertemukan aku dan Aini malam itu. Jika saja aku menyetujui dijodohkan dengan Monik, maka aku takkan pernah berada di dekat Luna seperti mimpiku yang tidak akan lama lagi terwujud. Pagi ini, jam sembilan, kami akan bertemu dengan Luna dan juga papa dari Luna. Aku sengaja memilih pagi hari karena udara di luar masih bersahabat. Siang sampai sore, aku dan Luna berencana berkeliling di sekitar sini. "Mas, ayo, nanti kita terlambat," ujar Aini yang membuyarkan lamunanku. "Oh, iya, ini sudah jam sembilan tepat." Aku melihat jam di tangan. Aku segera beranjak dari sofa, berjalan lebih dahulu untuk membuka pintu. Aini berjalan di belakangku seperti biasa. Kami berpapasan dengan bule lelaki dan wanita. Aini tersenyum begitu ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   29. Perhiasan

    "Saya bosan di kamar terus, Mas. Pengen keliling sekitar sini saja. Cuma sebentar," jawab Aini dengan suara setengah memohon. Aku tetap menggeleng. "Sorry, Sir, she is my wife." "Oh, yes, you should be near your wife." "Of course."Aku langsung menarik tangan Aini agar segera berbalik ke arah kamar kami. "Kamu tahu kan, Mbak, kenapa kita bisa berakhir di sini? Karena orang jahat sama kamu dan Intan. Sekarang kamu mau keluar sendirian lagi. Di sini banyak orang asing dan kamu.... ""Mas Dhuha!" Suara Luna membuatku sontak menoleh ke arah kanan. Wajah Luna cemberut dan aku sudah siap jika harus menerima sikap kesalnya. "Katanya mau ke kamar mandi, rupanya sama mbak Aini. Aku nunggu lama di depan loh!" Luna melipat kedua tangannya di dada. "Ini, Aini keliling sama bule. Nanti kalau dijahatin orang gimana? Ya aku suruh ke kamar aja! Kamu jangan cemburu, Cantik. Aini sudah menjadi bagian dari kehidupan yang aku jalani saat ini. Ketika mau siap dengan konsekuensi itu, maka kamu gak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   30. Pakaian Seksi Luna

    "Besok saya akan menikahi Luna. Mbak Aini gak papa?" tanyaku sambil menoleh ke samping. Kami berbaring di ranjang yang sama malam ini, sambil menatap langit kamar. Sebenarnya mbak Aini sudah menutup mata, tapi aku tahu, ia belum tidur. "Gak papa, Mas. Santai saja." Wanita itu masih menutup mata. "Kalau nanti saya lebih fokus ke Luna, Mbak juga aman kan?" tanyaku lagi. Aini mengangguk yakin. "Gak papa, Mas, saya baik-baik saja. Justru saya akan merasa bersalah jika menghalangi cinta Mas Dhuha dengan mbak Luna. Di jaman sekarang, cinta itu adalah kata yang mudah diucapkan, tapi prakteknya tidak. Mas Dhuha membuktikan bahwa cinta itu tulus dan masih ada untuk mbak Luna, meskipun kalian sudah lama tidak berjumpa. Mas tipe yang setia kalau gitu, he he he.... " Aini tertawa, kali ini ia membuka mata dan ikut menoleh ke kanan, ke arahku. "Iya, saya susah move on. Lalu Mbak Aini sendiri gimana? Maksudnya dengan ayah anak-anak." Wanita itu hanya tersenyum saja. "Jika diingat, maka saya ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   31. Malam Pertama dengan Janda

    Suara hujan di luar seharusnya membuat suasana sahdu bagiku dan juga Luna, tapi nyatanya, aku melewati malam panas ini bersama Aini. Istri pertamaku. "Mbak, s-saya gak tahu kenapa tadi tubuh saya rasanya panas. Jadi, Luna memberikan minuman alkohol. Terus saya minum... terus.... ""Terus ke sini?" sela Aini kemudian tersenyum tipis. "Iya." Aku tidak tahu mau jawab apa. Aku hanya bisa duduk bersandar di kepala ranjang dengan sebagian tubuh yang ditutupi selimut. Rasanya sangat malu sekali dengan Aini. Mati-matian aku menghindar agar tidak menyentuhnya sama sekali, satu jam yang lalu, malah aku kayak orang kesurupan meminta hakku padanya. Sekarang aku bahkan tidak berani menoleh ke kiri. Aini juga sama-sama duduk di sebelahku. "Aw!""Kenapa?" tanyaku kaget. "S-sakit, Mas," katanya sambil menggigit bibir. "Mau ke kamar mandi?" tanyaku ragu. "Iya, mau bersih-bersih. Jadi, kalau nanti mau siaran ulang yang tadi, udah bersih he he he.... ""Dih, siapa yang mau lagi? Udah, ayo, aku ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10

Bab terbaru

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   326. Buah Kesabaran

    Hari itu, matahari bersinar lembut, seolah ikut merayakan kebahagiaan yang memenuhi hati Aini dan Dhuha. Kabar kehamilan Aini menjadi hadiah yang tidak pernah mereka sangka akan datang secepat ini. Setelah bertahun-tahun penantian dan berbagai ujian, akhirnya doa mereka terjawab.Setelah meninggalkan klinik, Dhuha tidak henti-hentinya menggenggam tangan Aini. Tatapan matanya penuh dengan cinta dan rasa syukur.“Aku masih tidak percaya, Sayang,” gumamnya sambil mencuri pandang ke arah istrinya yang duduk di sebelahnya di dalam mobil.Aini tersenyum, meski air matanya belum benar-benar kering. “Aku juga, Mas. Sepertinya Allah benar-benar ingin menguji kesabaran kita sebelum akhirnya memberikan anugerah ini.”Dhuha mengangguk. “Dan kamu lulus ujian itu dengan begitu sabar dan tulus.”Aini menatap suaminya. “Bukan cuma aku. Kita berdua.”Sesampainya di rumah, Dhuha langsung menghubungi keluarganya. Maria awalnya tidak percaya, tapi saat Dhuha menunjukkan foto USG Aini, maka wanita paruh b

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   325. Kejutan dari Ria

    Ria berdiri tidak jauh dari meja mereka, mengenakan blouse berwarna pastel dan rok panjang yang anggun. Wajahnya tampak terkejut, tetapi segera berubah menjadi senyum hangat saat ia mendekat."Aku tidak menyangka akan bertemu kalian di sini," katanya sambil menarik kursi kosong di samping Aini.Dhuha hanya mengangguk kecil. Ia masih merasa canggung setiap kali bertemu Ria, mengingat alasan keberadaan wanita itu dalam hidup mereka. Sementara itu, Aini mencoba tersenyum, meski di dalam hatinya ada perasaan tak nyaman yang berputar."Kak Aini, bagaimana kabarmu?" tanya Ria, nada suaranya lembut dan penuh perhatian."Baik, meskipun sedikit tidak enak badan hari ini," jawab Aini sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Dhuha menatap istrinya dengan cemas. "Kalau masih merasa pusing, kita pulang saja, Sayang. Istirahat lebih penting."Aini menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Mas. Aku justru senang bertemu Ria di sini."Mata Ria menatap Dhuha dan Aini bergantian. Ia bisa merasakan ketegangan yan

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   324. Ucapan Maria

    Sore itu, langit menguning keemasan, memberi nuansa hangat yang kontras dengan perasaan Dhuha yang penuh beban. Ia melangkah menuju rumah besar yang sudah sejak kecil ia tinggali, rumah tempat ibunya, Maria, menunggunya dengan segudang pertanyaan yang selalu ia hindari."Duduklah, Nak," Maria mempersilakan putranya duduk di kursi teras yang nyaman. Di hadapannya, teh melati mengepul, menebar aroma menenangkan. Namun, Dhuha tahu, pembicaraan kali ini tidak akan senyaman teh itu."Apa kabar, Ma?" tanya Dhuha, mencoba mencairkan suasana. Pria itu membuka sepatunya, sekaligus melepas dua kancing kemeja abu-abunya paling atas. "Mama sehat, kamu minum dulu!" Dhuha mengangguk. Mengambil teh melati yang aromanya sangat sedap itu. "Mama bikin pisang goreng?" "Bukan, bibik yang masak. Kamu cuci tangan dulu sana, kalau mau makan pisang goreng." Dhuha mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumah. Ia mencuci tangan di wastafel ruang tengah. "Keliatannya Mama sehat, ada apa Mama panggil aku ke

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   323. Bertemu Izzam dan Intan

    Aini meraih tangan Alex dan menjabatnya pelan. Kesepakatan ini mungkin bukan yang terbaik baginya, tapi setidaknya ini adalah langkah awal untuk bisa kembali dekat dengan anak-anaknya."Terima kasih, Mas," ucapnya dengan suara nyaris berbisik.Alex mengangguk tanpa ekspresi, sementara Zita masih menampilkan senyum ramahnya. Dhuha yang duduk di samping Aini tetap tenang, meskipun tatapannya sesekali bergeser pada Zita, menilai bagaimana wanita itu bersikap."Kapan aku bisa mulai bertemu mereka?" tanya Aini hati-hati.Alex menatap Zita sejenak, seolah meminta pendapatnya."Bagaimana kalau akhir pekan ini? Hari Sabtu setelah makan siang? Kita bisa bertemu di taman dekat rumah," usul Zita."Anak-anak pasti senang sekali," tambahnya masih dengan senyum yang sama. Aini tersenyum lega. "Baik, aku akan datang."Percakapan pun berlanjut dengan membahas hal-hal ringan mengenai kegiatan anak-anak. Zita dengan santai bercerita bagaimana Intan kini semakin menyukai menggambar dan Izzam mulai tert

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   322. Berdamai dengan Takdir

    Mobil sedan hitam itu berhenti di halaman rumah besar dengan taman yang tertata rapi. Anton menatap bangunan megah itu dengan napas berat. Sudah lebih dari sebulan Amel tinggal di sini, di rumah orang tuanya, meninggalkan rumah mereka yang seharusnya menjadi tempat membangun kebahagiaan bersama.Anton turun dari mobil, mengetuk pintu dengan sedikit ragu. Tak lama, seorang asisten rumah tangga membukakan pintu.“Masuklah, Mas. Mbak Amel ada di ruang tamu,” katanya dengan sopan.Anton melangkah masuk, mendapati Amel duduk di sofa, wajahnya dingin tanpa ekspresi. Sejujurnya, ia sudah mengira istrinya akan bereaksi seperti ini.“Assalamualaykum, Amel…” Anton membuka suara, suaranya bergetar. Kakinya melangkah pelan, sesekali melirik ruang tengah yang besar itu teramat sepi. Amel duduk di depan televisi dengan tatapan kosong. "Amel," panggil Anton lagi. Amel menoleh sekilas, lalu kembali menatap layar ponselnya tanpa minat. “Ada perlu apa datang ke sini?” tanya wanita itu sinis. Anton m

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   321. Bertemu Alex

    Pagi harinya, Aini bangun dengan tubuh lebih segar, meski pikirannya masih penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab. Setelah menunaikan salat subuh berjamaah dengan Dhuha, ia menyiapkan sarapan sederhana berupa roti panggang dan omelet.Dhuha duduk di meja makan sambil menggulir layar ponselnya. Sesekali ia menatap Aini sambil tersenyum. "Aku selalu senang kalau lihat rambut kamu basah." Aini yang sedang mengangkat roti dari panggangan, langsung menoleh ke belakang. "Dih, dingin tahu!" balasnya sambil tersipu malu. Malu bila ingat kejadian semalam, ia yang terlalu bersemangat sampai mereka berdua jatuh dari ranjang. Suara tawa Dhuha menggema. "Tapi aku suka sama yang semalam. Boleh diulang dia hari lagi ha ha ha.... ""Emmoh!" Aini menaruh piring yang sudah ada roti panggang coklat di depan suaminya. "Diulang gerakannya, bukan jatohnya, ha ha ha... huk! huk!""Makanya jangan iseng, jadinya tersedak!" Aini memberikan air putih pada suaminya. "Maaf, Sayang, kenapa sih, aku selal

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   320. Siapa Wanita Itu?

    Aini menghapus air matanya dengan ujung jari, berusaha menenangkan diri. Dhuha masih menggenggam tangannya erat, memberikan kehangatan di tengah gemuruh emosinya. Dari kejauhan, ia memperhatikan Intan dan Izzam berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah, sesekali menoleh ke belakang untuk melambaikan tangan pada wanita yang mengantar mereka.Siapa dia? Wanita itu tersenyum hangat, begitu akrab dengan Intan dan Izzam. Aini menelan ludah. Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya—perasaan kehilangan yang semakin nyata. Wanita yang sama persis dengan yang ada di media sosial Alex tempo hari. Apa wanita itu sudah menjadi istri Alex? "Mas, aku ingin tahu siapa dia," gumamnya pelan, hampir seperti bisikan.Dhuha menoleh ke arahnya, menatap dengan mata penuh pengertian. "Kalau kamu penasaran, kita bisa cari tahu. Tapi kamu harus siap dengan jawabannya."Aini menarik napas panjang. Apakah ia benar-benar siap? Ia tidak tahu. Namun, melihat bagaimana anak-anaknya terlihat nyaman dengan wanita it

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   319. Rindu Intan dan Izzam

    Maria menatap Miranti lekat-lekat, memastikan bahwa gadis itu benar-benar yakin dengan keputusannya. Sejak awal, ia tidak pernah membayangkan akan ada seseorang yang begitu rela mengorbankan dirinya seperti ini.“Tante akan bicara dengan Dhuha dan Aini,” ulang Maria, memastikan Miranti tidak berubah pikiran.Miranti mengangguk. “Terima kasih, Tante. Saya siap menghadapi mereka kapan pun. Kami hanya perlu bicara dari hati ke hati. Apapun nanti jawaban Aini dan Dhuha, saya juga gak keberatan."Maria menyandarkan punggungnya ke kursi. Pikirannya mulai mencari cara terbaik untuk menyampaikan hal ini kepada putranya dan menantunya. Aini mungkin masih belum sepenuhnya terbuka terhadap gagasan ini, meskipun ia sendiri yang mengusulkannya. Dhuha? Maria yakin putranya masih berada dalam fase menolak.Namun, waktu terus berjalan.Setelah makan siang mereka selesai, Maria dan Miranti berpisah. Namun, bagi Maria, ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih rumit. Apa Dhuha akan set

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   318.

    Aini terdiam mendengar syarat yang diajukan Dhuha. Matanya menatap suaminya, mencari keyakinan di balik permintaannya."Satu tahun, Mas?" ulangnya pelan.Dhuha mengangguk. "Iya, Ai. Kita sudah menunggu sejauh ini. Aku ingin kita memberi waktu untuk pernikahan kita lebih matang sebelum kita mengambil keputusan sebesar ini. Lagipula, dokter bilang kamu masih punya peluang hamil secara alami. Kenapa kita tidak mencoba lebih lama? Kamu bukan tidak bisa hamil, tapi memang belum waktunya. Sayang, aku ingin kita benar-benar yakin akan langkah yang ke depannya kita tempuh ini. Termasuk segala hal berkaitan dengan dampaknya, terutama mama."Aini menggigit bibirnya. Ia tahu suaminya tidak sepenuhnya setuju dengan usulannya, tapi setidaknya Dhuha tidak langsung menolaknya mentah-mentah. Ini sudah lebih baik daripada tidak ada kompromi sama sekali.Ria, yang sejak tadi memperhatikan mereka, akhirnya ikut angkat bicara. "Menurut saya, keputusan Mas Dhuha masuk akal, Kak Aini. Ini bukan hal kecil.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status