Beranda / Rumah Tangga / Malam Pertama dengan Janda Anak 2 / 31. Malam Pertama dengan Janda

Share

31. Malam Pertama dengan Janda

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 13:56:38

Suara hujan di luar seharusnya membuat suasana sahdu bagiku dan juga Luna, tapi nyatanya, aku melewati malam panas ini bersama Aini. Istri pertamaku.

"Mbak, s-saya gak tahu kenapa tadi tubuh saya rasanya panas. Jadi, Luna memberikan minuman alkohol. Terus saya minum... terus.... "

"Terus ke sini?" sela Aini kemudian tersenyum tipis.

"Iya." Aku tidak tahu mau jawab apa. Aku hanya bisa duduk bersandar di kepala ranjang dengan sebagian tubuh yang ditutupi selimut. Rasanya sangat malu sekali dengan Aini. Mati-matian aku menghindar agar tidak menyentuhnya sama sekali, satu jam yang lalu, malah aku kayak orang kesurupan meminta hakku padanya.

Sekarang aku bahkan tidak berani menoleh ke kiri. Aini juga sama-sama duduk di sebelahku.

"Aw!"

"Kenapa?" tanyaku kaget.

"S-sakit, Mas," katanya sambil menggigit bibir.

"Mau ke kamar mandi?" tanyaku ragu.

"Iya, mau bersih-bersih. Jadi, kalau nanti mau siaran ulang yang tadi, udah bersih he he he.... "

"Dih, siapa yang mau lagi? Udah, ayo, aku ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Nur baiti
makin seru aja .buat penasaran
goodnovel comment avatar
Elly Harun
jd izzam sama intan anak siapa ?
goodnovel comment avatar
susiana feriyanti
Wow..aku terkezuutt..ga nyangka deh Thor kamu bikin narasi awal Aini janda 2 anak pdhl dia perawan..hihihi makin penasaran.. Azzam & intan mgkin anak kakaknya? ato anak dr mantan suaminya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   32. Menagih Penjelasan

    "Mbak, kamu utang penjelasan tentang ini. Kenapa bisa? Lalu Intan dan Izzam itu siapa kalau kamu perawan." Aku menahan lengan Aini saat wanita itu hendak keluar dari kamar mandi dengan kepayahan. Aku yang tidak tega, akhirnya menggendong Aini sampai di ranjang. Aku mendudukkan istriku itu di pinggir ranjang. "Aku ambilkan dulu bajunya!" Segera aku buka lemari pakaian dan mengambil satu stel baju santai untuk Aini, berikut pakaian dalamnya juga. "Mas, saya janji akan cerita, tapi Mas harus pergi ke kamar mbak Luna. Mbak Luna pasti marah banget sama saya ini. Saya takut, Mas," ujar Aini dengan suara bergetar. Sial, aku malah benar-benar seharusnya aku malam pertama dengan Luna! "Oke, tapi setelah urusanku dengan Luna selesai, kamu harus jujur, Mbak. Paham!" Aini mengangguk. Aku mendekat, lalu mencium rambutnya dengan cepat. "Maafin yang semalam dan yang tadi," ucapku pelan tak berani menatap wajah istri tuaku itu. Aku melangkah cepat ke kamar Luna sambil memikirkan alasan apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   33. Kesedihan Luna

    "Padahal kemarin itu hanya satu gelas wine saja, tapi kenapa rasanya aku sangat ngantuk ya, Mas? Udah gitu, aku benar-benar gak bisa dibangunkan kata papa," kata Luna sambil menggelengkan kepalanya. "Mana aku tahu, Sayang. Kamu yang kasih minuman itu sama aku'kan? Aku pun heran, kenapa kamu tidur tiba-tiba? Pas banget opa telepon, bilang kalau mau ke kamarku. Jadilah aku langsung pindah kamar. Gawat kalau opa sampai tahu. Kamu gak papa ya, sementara ini kita backstreet dulu?" Luna mengangguk paham. "Iya, Mas, semua ada hikmahnya ya. Coba kalau kita jadi malam pengantin, lebih repot lagi pastinya!"Aku pun tersenyum penuh rasa haru. Luna benar-benar mengerti posisiku saat ini. "Mas, aku ke toilet dulu ya.""Oke, jangan lama-lama ya." Luna pun bergegas menuju toilet, sedangkan aku baru bisa bernapas lega setelah melewati pertanyaan horor Luna. Aku mengambil ponsel, lalu berkaca di sana. Aku terkejut saat baru menyadari bibir ini merah. Bisa-bisanya Aini melakukan ini padaku. Kenapa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   34. Aini Sakit

    "Mbak, kaki kamu kenapa?" tanya Luna begitu ia sudah mendekat pada Aini. Wajah Aini langsung pucat, mungkin ia tidak menyangka akan bertemu Luna di restoran. Begitu juga aku, aku pun kaget karena ada Aini di tempat ini. Bukannya ia tidak bisa jalan? Mau apa? "Eh, Mbak Luna, i-ini, gak papa. S-saya cuma gak enak ini saya lagi gak enak badan. Mau ke klinik dekat sini.""Kamu sakit apa?" Luna dan aku bertanya bersamaan. Kami berdua pun sama-sama saling pandang. "Saya cuma gak enak badan. Mungkin gejala typus, jadi mau ke klinik. Saya sendiri saja, di depan sana ada klinik kan ya?""Sakit typus, tapi kenapa jalannya seperti orang keseleo atau salah urat, Mbak?" tanya Luna lagi. Aku menggigit bibir agar tidak terbahak. "Iya karena saya juga kesandung di kamar mandi. Jadinya mau sekalian minta minyak urut.""Kami anter aja," kata Luna menawarkan. Waduh, jangan sampai Luna mengantarkan Aini ke klinik. Bisa-bisa rahasiaku semalam bisa terbongkar. Lagian ngapain sih, Aini ke klinik segala?

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   35. Alasan Dhuha

    "Bukannya kamu mau anter opa keliling? Mana opa? Kenapa malah sama Mbak Aini? Digendong pula? Aku aja belum pernah kamu gendong!" "Aa.... ""Saya keseleo, Mbak Luna. Disarankan jangan banyak berjalan. Mas Dhuha anter opa ke sini juga. Lagi periksa gigi di dalam. Karena tiba-tiba opa sakit gigi, begitu kan, Mas?" Aini memutus ucapanku sambil menatapku serius. Tatapan Luna jelas sekali tidak langsung memercayai alasan Aini. "Benar, setelah mengantar Aini ke kamar, aku akan jemput opa ke sini, terus opa akan kembali ke kamar opa juga. Kamu jangan khawatir sayang. Bukannya kamu mau belanja buat oleh-oleh mama?" tanyaku balik pada Luna. Tentu saja aku pun sama terkejutnya dengan wanita itu karena ia ijin untuk berbelanja, tetapi malah muncul di klinik. "Kalian gak bohong, kan?" tanya Luna sekali lagi. "Tidak, Mbak. Biar saya diantar Mas Dhuha dulu ya, Mbak. Kasihan kalau terlalu lama gendong saya begini, nanti suami kita turun berok!" "Sembarangan!" Aku mencebik. "Ya sudah, anter Mba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   36. Apartemen untuk Luna

    "O-opa sedang apa di sini?" tanyaku sambil menahan napas. Aini pun sama terkejutnya denganku saat ini. "Sedang jualan nasi goreng. Ya, jelas mau jemput kalian berdua! Kenapa memangnya, gak boleh?!" "B-bukan begitu, Opa. Di sini banyak orang, jadinya banyak virus. Nanti Opa sakit lagi. Ayo, Opa cepat ke mobil. Ini Aini juga udah mau ke mobil. Ayo, Opa dan Aini duluan saja ke mobil!" Aku segera mendorong Aini dengan kursi rodanya menuju mobil. "Dhuha, tunggu! Yee... malah kabur!" Aku sempat mendengar opa menggurutu, tetapi aku tak memedulikannya. Untung saja Luna tidak keluar bersama aku dan Aini, jika tidak, maka habislah aku disemprot istriku itu. Ketahuan semuanya bisa-bisa Luna minta talak. "Lo habis bikin apa, Dhu? Kenapa ketakutan lihat opa?" bisik Hakim saat ia membantu menaikkan koper ke dalam bagasi mobil. "Rahasia!" Aku mengerling pada Hakim. Aku yakin sekali ia pasti kepo. Aku masuk ke dalam mobil dan duduk di depan. Sayang sekali opa yang malah duduk di belakang di samp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   37. Suamiku Tak Tahan

    PoV AiniAku duduk di depan cermin. Mematut diri yang sudah banyak sekali perubahannya. Kulit wajahku tak lagi terlalu kusam, meskipun aku bukan perawatan seperti kebanyakan wanita di luar sana. Kulit badanku yang berwarna coklat, bagi sebagian pria mungkin menyukainya. Hanya suamiku saja yang tidak. Suami? Aku sampai sekarang tidak mengerti hubungan yang terjadi antara aku dan mas Dhuha. Awalnya menikah terpaksa, lalu menjadi nikah kontrak, lalu setelah semalaman kami lalui bersama, malah terlihat seperti suami istri yang sedang berhubungan diam-diam. Selama kehidupan anak-anak terjamin, aku tidak masalah dengan statusku dan mas Dhuha. Ia pria baik, hanya saja ia punya cinta pertama yang kini sudah menjadi istrinya juga. Aku harus tahu diri dan mengerti posisi. Tok! Tok!"Ya, masuk saja." Pintu kamar terbuka. Rupanya Citra, suster opa yang membuka pintu. "Bu, maaf, ada telepon dari opa.""Oh, iya." Aku mengambil ponsel milik Citra. Opa memang belum tahu nomor ponselku karena mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   38. Sepuluh Hari Menjadi Cinderella

    "Ma, Mama kenapa?" tanya mas Dhuha terkejut. "Mama Minta kamu ceraikan Aini! Kalian menikah karena salah masuk kamar mandi'kan? Sekarang orang di rumah ini sudah tahu semua, kamu gak perlu takut. Mama juga gak akan jodohkan kamu dengan Monic. Kamu sudah menikah dengan Luna di Bali kan? Mama tahu semua, Dhuha! Jangan kamu menganggap Mama kamu ini stupid! Sudah, sekarang kalian harus berpisah. Tenang, Aini akan mendapatkan pesangon sebagai istri kamu selama sepuluh harian ini." Aku masih mematung. Kedua kaki dan tanganku gemetar mendengar setiap kalimat yang dilontarkan ibu mertuaku. Aku tidak menyalahkannya karena yang ia lakukan benar. Bisa jadi, jika aku berada di posisinya, aku melakukan hal yang sama. Anak lelaki satu-satunya tentu harus mendapatkan yang terbaik. "Aini, ambil ini!" aku menelan ludah saat ibu mertuaku menyodorkan amplop berwarna coklat yang tebal. Kakiku tak bisa bergerak, bagaimana aku bisa menghampirinya. Ternyata hidup menjdi cinderela hanya sepuluh hari saja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   39. Kegembiraan Luna

    "Mama ngerasa keterlaluan pada Aini gak?" tanya Dhuha setelah mobil Hakim keluar dari pekarangan rumahnya. "Tidak, yang Mama lakukan sudah benar. " Maria mengambil napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Yang Mama sesalkan, kenapa harus berbohong sebesar ini hanya agar kamu gak dijodohkan dengan Monic? Apa kamu merasa sudah tidak punya orang tua dan keluarga yang dimintai restu? Ridho wanita yang melahirkan kamu ini utama dalam menjalani rumah tangga, Dhuha. Kalian beda jauh. Ditambah Aini janda. Anaknya dua pula. Hhh... sudahlah, Mama mau istirahat. Kalau kamu mau pulang, silakan. Besok pagi, bawa Luna kemari karena kaki Mama masih sakit.""Opa pasti akan terkejut dengan yang Mama lakukan. Seharusnya bisa menunggu esok pagi saja. Jangan malam ini, kasihan anak-anak," ujar Dhuha tanpa ekspresi. "Kamu anak Mama, bukan anak opa. Masa depan kamu, bukan opa kamu yang tentukan. Sudah, Mama mau tidur. Besok bicara lagi. Yang jelas, status kamu sekarang duda." Dhuha tidak mau membal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   208. Ai, Aku Boleh Tidur Di sini gak?

    Pagi-pagi sekali, bik Emi sudah sampai di apartemen Dhuha dengan membawa bahan masakan. Semalam Dhuha mengirimkan pesan pada wanita itu agar bisa datang lebih pagi dan membawa bahan masakan. Wanita itu sudah sibuk di dapur, sambil terus melihat ke arah ruang tengah, dimana bosnya sedang tidur pulas. Mendengar suara sedikit berisik di dapur, Dhuha terbangun. "Oh, udah datang, Bik," sapanya. "Sudah, Pak. Bapak tidur di luar? Lagi ada tamu ya?" Dhuha mengangguk "Iya, ada mama dan saudara saya. Makanya kamu semalam saya suruh datang cepat untuk masak. Biar Aini gak usah masak.""Baik, Pak, saya masak kwetiau kuah seafood, nasi goreng, dan ada jus buah. Apa itu cukup, Pak?""Cukup, Bik. Lanjutkan saja pekerjaan kamu." Dhuha berjalan masuk ke kamar mandi yang berada di luar. Ia tidak mau menganggu tidur mamanya dan juga Monic. Suara gemericik air dari wastafel dan aroma tumisan bawang putih memenuhi dapur apartemen Dhuha. Bik Emi sibuk mengaduk wajan sambil memotong sayuran di sampingn

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   207. Biarkan Aku Menyentuhmu

    Tok! Tok! Anton menoleh ke arah pintu kamar yang diketuk dua kali. Siapa lagi kalau bukan Luna. Pria itu menekan layar ponselnya untuk melihat jam. Sudah jam dua belas malam. Di luar hujan dan saat ini baru saja mati lampu. "Anton." Pria itu menghela napas. "Kenapa?""Maaf, apa kamu punya lilin lagi? Lilin di kamar udah mau habis." Anton melirik lilin yang ada di lantai kamar yang juga tinggal kurang lebih lima senti saja. Pria itu akhirnya membuka pintu kamar. "Di dapur gak ada?" Luna menggelengkan kepala. "Ya sudah, tunggu sebentar." Anton berjalan ke dapur, sedangkan Luna masuk ke kamar yang dulu pernah ia tiduri selama empat tahun lamanya. Kamarnya masih sama, ranjangnya juga. Ia bisa melihat keadaan kamar itu dari temaram cahaya lilin. Lalu ia melihat ke arah dinding yang biasanya ada foto pernikahannya, tetapi kini sudah tidak ada. Foto pernikahan di mana posenya seperti singa yang hendak menerkam mangsa. Beda dengan Anton yang tersenyum. "Ngapain kamu di sini?" tanya Anto

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   206. Siapa Suruh Cium Bibirku?

    "Jadi, lo berangkat malam ini ke Surabaya?" Dhuha mengaduk latte-nya dengan malas, matanya mengamati Hakim yang tampak sibuk memeriksa pesan di ponselnya. Kedua sepupu itu ketemu di sebuah kafe dekat dengan kantor Hakim. "Iya, gue udah pesen tiket tadi pagi," jawab Hakim tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel. "Resepsi pernikahannya Kinanti kan besok pagi. Gue nggak mungkin datang telat. Mama, papa, sama Amel udah di sana dari jumat karena menyaksikan aksi nikah. Lo beneran gak datang?" "Kayaknya bakal rame, ya. Semua keluarga ngumpul," Dhuha menyesap minumannya."Iya, kalau lagi ada momen nikahan, emang selalu kumpul kan. Mami Maria juga gak datang kayaknya karena masih belum pulih ya?" tanya Hakim. Dhuha pun mengangguk. Ia yang melarang mamanya terbang ke Surabaya karena kondisi kesehatan. "Gue udah transfer langsung ke Kinanti. Dari gue sama mama. Mungkin kalau mama udah enakan, baru ke sana." Hakim pun mengangguk mafhum. "By the way, gimana kabar Amel? Udah lama gue n

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   205. Siapa yang Harus Aku Pilih?

    “Amel, kamu yakin nggak mau mencoba mengenal Levi lebih jauh?” suara Viona terdengar lembut, tapi tetap mendesak.Amel menatap ibunya dengan alis bertaut. Ia baru saja turun ke ruang makan untuk sarapan, tapi Viona sudah memulai lagi topik yang sama. “Ma, aku sudah bilang, aku masih sama Anton. Aku nggak tertarik untuk mengenal siapa pun lagi. Mama tahu kan, aku perempuan yang jarang sekali pacaran dan baru kali ini aku senang sama lelaki dewasa yang bertanggung jawab."Viona menghela napas panjang, menahan diri agar tidak meledak. Fahri yang duduk di sebelahnya ikut menimpali. “Amel, kami hanya ingin yang terbaik buat kamu. Anton itu... ya, kamu tahu sendiri, dia punya banyak masalah. Dia duda dengan satu anak. Kami nggak yakin dia bisa membuatmu bahagia. Apalagi dia duda bercerai, bukan ditinggal meninggal istrinya. Mama dan papa harap, kamu mau memikirkan perkenalan dengan Levi. Just friends, girl!"“Papa, Mama, aku tahu kalian nggak setuju sama hubungan kami,” jawab Amel, suaranya

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   204. Maafkan Aku

    “Mas, Luna masih di sana?” suara Amel terdengar di ujung telepon, nadanya penuh kehati-hatian namun sarat kecurigaan.Anton menghela napas panjang sebelum menjawab, “Iya, Sayang. Luna masih di sini. Tapi, percayalah, dia cuma di sini sampai urusan perceraian kami selesai.”“Tapi kenapa dia harus tinggal di rumahmu? Bukankah itu bisa diselesaikan tanpa harus tinggal bersama?” suara Amel sedikit bergetar. “Aku ini cemburu, Mas. Aku nggak bisa bohong soal itu. Aku takut kalau kalian berdua jadi rujuk. Apalagi, aku harus di Surabaya sampai tiga hari. Ck, ingin banget aku buru-buru pulang, tapi gak bisa. Acara nikahan sodaraku rumit."“Amel, dengarkan aku.” Anton menekankan suaranya, mencoba meyakinkan Amel. “Aku dan Luna sudah selesai. Tidak ada lagi apa-apa di antara kami selain tanggung jawab sebagai orang tua untuk Aris. Dia hanya di sini demi anak kami. Aku mohon, percayalah padaku. Kamu masih gak percaya sama aku?"Namun, jawaban itu tidak sepenuhnya membuat hati Amel tenang. Ia ter

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   203. Aku Masih Istrimu, Mas!

    “Luna, kamu sebaiknya pergi dari sini,” ujar Anton dengan nada tegas, meski suaranya terdengar lelah. Ia berdiri di ruang tamu, menatap Luna yang sedang menyapu lantai dengan gerakan santai, seolah-olah dia adalah pemilik sah rumah itu. Dan memang saat ini statusnya masih istri Anton, tentu saja tak ada masalah dengan kegiatannya membereskan rumah. “Aku tidak akan pergi, Mas,” jawab Luna tanpa menoleh, tetap melanjutkan pekerjaannya. “Aku istrimu, dan sampai pengadilan memutuskan sebaliknya, aku akan tetap di sini.”Tumben sekali panggil, Mas! Apa dia kesambet? Batin Anton. “Kita sedang dalam proses perceraian,” balas Anton, suaranya meninggi. “Kamu tahu itu. Apa yang kamu harapkan dengan tinggal di sini? Rumah tangga ini gak ada harapan. Sejak awal rumah tangga ini berdiri tanpa cinta."Luna berhenti menyapu. Dia menatap Anton dengan mata yang tenang, seolah kata-kata pria itu tidak ada artinya. “Aku tidak di sini untuk cinta, Mas. Aku di sini untuk Aris. Untuk rumah ini. Dan untuk

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   202. Dibuang ke Jurang

    "Jika kamu mau bicara, bicara padaku, bukan dengan Aini. Jika tidak, sebaiknya kamu pergi! Ini unitku dan aku bisa mengusirmu kapan saja!" Alex menahan diri agar tidak emosi di depan Dhuha. Ia tahu jika ia melawan maka ia akan diusir dari apartemen. Apalagi dua security yang menemani Dhuha sudah siap sedia untuk menyeretnya. Bisa dilihat dari tatapan dua pria bertubuh tinggi besar itu. "Jika mau, kita bicara di kafe di bawah. Sebagai lelaki, bagaimana?" tawar Dhuha. Alex tidak menyahut, tapi pria itu pun pergi masuk ke dalam lift. Dhuha mengikuti dari belakang. Kini keduanya sudah duduk di kafe yang berada di lantai satu apartemen. "Lo udah sarapan? Mau pesan makan?" Alex tak menjawab. “Dhuha,” suara Alex terdengar serak, berusaha menahan gejolak di dadanya. Mereka berdua duduk di beranda rumah Dhuha, malam yang sunyi hanya ditemani suara alunan khas musik kafe pagi hari. “Aku ingin kamu jawab jujur satu hal.”Dhuha menatap Alex, ekspresinya datar namun matanya tajam. “Tanya saja,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   201. Keramas Pagi-pagi

    Ruang televisi yang tadinya dipenuhi suara tawa dari film komedi romantis kini senyap, hanya menyisakan desahan napas tertahan dari dua insan yang saling berpandangan. Dhuha masih duduk di sofa, matanya membulat, sementara Aini berdiri terburu-buru. Wajahnya memerah hingga ke telinga. Ia tidak menunggu lama untuk berlari masuk ke kamarnya, meninggalkan Dhuha yang masih membeku di tempat. Detak jantungnya masih tak beraturan. Di kamar, Aini menjatuhkan dirinya ke ranjang. Jantungnya berdetak terlalu cepat, tangannya gemetar saat menyentuh bibirnya sendiri. "Apa yang aku lakukan?!" bisiknya. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, berharap rasa malu itu bisa mereda. Tapi semakin ia mengingat kejadian tadi, semakin panas wajahnya."Kenapa aku nekat cium Dhuha? Ya ampun, malunya!"Ia telah mencium Dhuha. Bukan kecupan iseng, melainkan ciuman yang terasa nyata, penuh emosi. Dan yang membuatnya semakin sulit menerima adalah kenyataan bahwa ia yang memulai. Ia yang duduk di pangkuan Dhuha,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   200. Ajak Aku Bercinta

    Telepon genggam Aini kembali berdering dan kali ini tak kunjung berhenti. Alex menghentikan gerakan mencium Aini dengan membabi-buta. "Sialan!" Alex mengumpat kesal. Tok! Tok! Suara pintu apartemen digedor dengan keras. Wajah Alex berubah tegang. Dia melepaskan cengkeramannya pada Aini, lalu melangkah mundur."Aini, aku tahu kamu di dalam. Kalau kamu nggak buka, aku dobrak pintunya!" seru Hakim lagi.Bugh! Disaat Alex lengah, Aini berhasil mendorong suaminya itu hingga jatuh duduk. Lalu Aini mengumpulkan keberanian untuk berlari ke pintu dan membukanya. Begitu pintu terbuka, Hakim langsung masuk dan melihat Alex yang berdiri di tengah ruangan dengan wajah marah. Melihat pakaian Aini kocar-kacir, Hakim langsung mengambil taplak meja berbahan kain, lalu ia berikan pada Aini sambil memalingkan wajahnya. "Kamu lagi?!" Hakim mendengus, berjalan mendekati Alex. "Nggak cukup kemarin kamu bikin masalah?""Ini bukan urusanmu, Hakim," balas Alex dengan nada dingin."Tapi ini urusan sepupu

DMCA.com Protection Status