공유

35. Alasan Dhuha

last update 최신 업데이트: 2024-09-17 17:22:36

"Bukannya kamu mau anter opa keliling? Mana opa? Kenapa malah sama Mbak Aini? Digendong pula? Aku aja belum pernah kamu gendong!"

"Aa.... "

"Saya keseleo, Mbak Luna. Disarankan jangan banyak berjalan. Mas Dhuha anter opa ke sini juga. Lagi periksa gigi di dalam. Karena tiba-tiba opa sakit gigi, begitu kan, Mas?" Aini memutus ucapanku sambil menatapku serius. Tatapan Luna jelas sekali tidak langsung memercayai alasan Aini.

"Benar, setelah mengantar Aini ke kamar, aku akan jemput opa ke sini, terus opa akan kembali ke kamar opa juga. Kamu jangan khawatir sayang. Bukannya kamu mau belanja buat oleh-oleh mama?" tanyaku balik pada Luna. Tentu saja aku pun sama terkejutnya dengan wanita itu karena ia ijin untuk berbelanja, tetapi malah muncul di klinik.

"Kalian gak bohong, kan?" tanya Luna sekali lagi.

"Tidak, Mbak. Biar saya diantar Mas Dhuha dulu ya, Mbak. Kasihan kalau terlalu lama gendong saya begini, nanti suami kita turun berok!"

"Sembarangan!" Aku mencebik.

"Ya sudah, anter Mba
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (3)
goodnovel comment avatar
Awan Bilqis
yang makin mantul
goodnovel comment avatar
Awan Bilqis
semang lagi dong
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
terciduk kamu mas dhuha... mau kasihan tpi rasa kesel krn memperlakukan Aini begitu, ya uda tanggung aj deh akibat ny mas dhuha... Selamat bermain drama mas dhuha .........
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   36. Apartemen untuk Luna

    "O-opa sedang apa di sini?" tanyaku sambil menahan napas. Aini pun sama terkejutnya denganku saat ini. "Sedang jualan nasi goreng. Ya, jelas mau jemput kalian berdua! Kenapa memangnya, gak boleh?!" "B-bukan begitu, Opa. Di sini banyak orang, jadinya banyak virus. Nanti Opa sakit lagi. Ayo, Opa cepat ke mobil. Ini Aini juga udah mau ke mobil. Ayo, Opa dan Aini duluan saja ke mobil!" Aku segera mendorong Aini dengan kursi rodanya menuju mobil. "Dhuha, tunggu! Yee... malah kabur!" Aku sempat mendengar opa menggurutu, tetapi aku tak memedulikannya. Untung saja Luna tidak keluar bersama aku dan Aini, jika tidak, maka habislah aku disemprot istriku itu. Ketahuan semuanya bisa-bisa Luna minta talak. "Lo habis bikin apa, Dhu? Kenapa ketakutan lihat opa?" bisik Hakim saat ia membantu menaikkan koper ke dalam bagasi mobil. "Rahasia!" Aku mengerling pada Hakim. Aku yakin sekali ia pasti kepo. Aku masuk ke dalam mobil dan duduk di depan. Sayang sekali opa yang malah duduk di belakang di samp

    최신 업데이트 : 2024-09-17
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   37. Suamiku Tak Tahan

    PoV AiniAku duduk di depan cermin. Mematut diri yang sudah banyak sekali perubahannya. Kulit wajahku tak lagi terlalu kusam, meskipun aku bukan perawatan seperti kebanyakan wanita di luar sana. Kulit badanku yang berwarna coklat, bagi sebagian pria mungkin menyukainya. Hanya suamiku saja yang tidak. Suami? Aku sampai sekarang tidak mengerti hubungan yang terjadi antara aku dan mas Dhuha. Awalnya menikah terpaksa, lalu menjadi nikah kontrak, lalu setelah semalaman kami lalui bersama, malah terlihat seperti suami istri yang sedang berhubungan diam-diam. Selama kehidupan anak-anak terjamin, aku tidak masalah dengan statusku dan mas Dhuha. Ia pria baik, hanya saja ia punya cinta pertama yang kini sudah menjadi istrinya juga. Aku harus tahu diri dan mengerti posisi. Tok! Tok!"Ya, masuk saja." Pintu kamar terbuka. Rupanya Citra, suster opa yang membuka pintu. "Bu, maaf, ada telepon dari opa.""Oh, iya." Aku mengambil ponsel milik Citra. Opa memang belum tahu nomor ponselku karena mema

    최신 업데이트 : 2024-09-18
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   38. Sepuluh Hari Menjadi Cinderella

    "Ma, Mama kenapa?" tanya mas Dhuha terkejut. "Mama Minta kamu ceraikan Aini! Kalian menikah karena salah masuk kamar mandi'kan? Sekarang orang di rumah ini sudah tahu semua, kamu gak perlu takut. Mama juga gak akan jodohkan kamu dengan Monic. Kamu sudah menikah dengan Luna di Bali kan? Mama tahu semua, Dhuha! Jangan kamu menganggap Mama kamu ini stupid! Sudah, sekarang kalian harus berpisah. Tenang, Aini akan mendapatkan pesangon sebagai istri kamu selama sepuluh harian ini." Aku masih mematung. Kedua kaki dan tanganku gemetar mendengar setiap kalimat yang dilontarkan ibu mertuaku. Aku tidak menyalahkannya karena yang ia lakukan benar. Bisa jadi, jika aku berada di posisinya, aku melakukan hal yang sama. Anak lelaki satu-satunya tentu harus mendapatkan yang terbaik. "Aini, ambil ini!" aku menelan ludah saat ibu mertuaku menyodorkan amplop berwarna coklat yang tebal. Kakiku tak bisa bergerak, bagaimana aku bisa menghampirinya. Ternyata hidup menjdi cinderela hanya sepuluh hari saja.

    최신 업데이트 : 2024-09-19
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   39. Kegembiraan Luna

    "Mama ngerasa keterlaluan pada Aini gak?" tanya Dhuha setelah mobil Hakim keluar dari pekarangan rumahnya. "Tidak, yang Mama lakukan sudah benar. " Maria mengambil napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Yang Mama sesalkan, kenapa harus berbohong sebesar ini hanya agar kamu gak dijodohkan dengan Monic? Apa kamu merasa sudah tidak punya orang tua dan keluarga yang dimintai restu? Ridho wanita yang melahirkan kamu ini utama dalam menjalani rumah tangga, Dhuha. Kalian beda jauh. Ditambah Aini janda. Anaknya dua pula. Hhh... sudahlah, Mama mau istirahat. Kalau kamu mau pulang, silakan. Besok pagi, bawa Luna kemari karena kaki Mama masih sakit.""Opa pasti akan terkejut dengan yang Mama lakukan. Seharusnya bisa menunggu esok pagi saja. Jangan malam ini, kasihan anak-anak," ujar Dhuha tanpa ekspresi. "Kamu anak Mama, bukan anak opa. Masa depan kamu, bukan opa kamu yang tentukan. Sudah, Mama mau tidur. Besok bicara lagi. Yang jelas, status kamu sekarang duda." Dhuha tidak mau membal

    최신 업데이트 : 2024-09-19
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   40. Sifat Luna Sebenarnya

    Bukan Dhuha namanya, jika ia tidak penasaran dan mencari informasi langsung. Tempat tinggal Aini yang lama sengaja datangi sebelum ia pergi ke kantor. Ia ingin bertemu dengan mantan istri kontraknya itu dan meminta maaf. Apalagi mereka baru saja kemarin masih bercumbu mesra. Lebih tepatnya, dirinya yang memaksa Aini. Jika saja tidak ada urusan ranjang, mungkin akan lain cerita. Bagaimana pun, keduanya pernah merasakan sama-sama dimabuk kepayang dalam keadaan halal di ranjang panas. Tentu saja membekas. Ditambah, saat tadi pagi ia bercermin, ia baru sadar ada tanda merah di bagian dha danya. Aini yang memberikan tanda di sana. "Permisi, Bu, apa di sini ada perempuan yang bernama Aini? Ibu dan Izzam," tanya Dhuha pada seorang lelaki yang baru saja lewat dengan gerobak barang rongsokannya. Ia sengaja memakai masker dan juga topi agar tidak ada yang mengenalinya. "Siapa, Mas?""Aini. Di mana rumahnya ya?""Oh, Mbak Aini rumahnya kebanjiran waktu itu, jadi udah dibongkar. Lagian mbak Ai

    최신 업데이트 : 2024-09-19
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   41. Bagaimana Kalau Hamil?

    "Lihat Aini, begitu banyak lelaki yang memperebutkan kamu. Gak yang ini, gak yang ono, keduanya sama-sama mabuk kepayang. Padahal kulit kita sama hitam, badan kita sama kurus, tapi.... " Santi melirik Anton yang tersenyum. "Tapi Mbak Santi anaknya satu. Aini anak dua dan perlu dibela, sedangkan Mbak Santi anaknya baru satu, Eko doang! Bapaknya juga gak tahu siapa... " Anton ikut duduk diantara Aini dan Santi. "Ish, malah buka aib! Udah, ada apa Bos kemari?" tanya Santi masih dengan intonasi kesal. "Ini kan acara cewek-cewek ngobrol. Masa kepo terus?" "Yang bawa kamu ke sini itu aku, jadi terserah aku mau kepo atau nggak.""Sudah, sudah, kenapa Bu Santi dan Bos Anton malah bertengkar? Saya sangat berterima kasih karena masih ada teman-teman yang peduli dengan saya dan anak." Aini merangkul pundak Santi sambil tersenyum hangat. "Saya gak mau memikirkan yang lain, saat ini saya mau fokus kerja dan urus anak-anak saja.""Rumah kamu tersapu banjir, Ai. Kamu mau tidur di mana? Mau kerj

    최신 업데이트 : 2024-09-20
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   42. Opa Fauzi Mencari Izzam

    "Permisi Bu Guru, saya opanya Izzam. Siswa TK A yang baru masuk. Saya mau jemput cucu saya," kata opa Fauzi pada salah satu guru yang sedang mengantarkan siswa yang sudah dijemput orang tuanya. Ya, pria paruh baya itu sengaja memberikan kejutan pada Izzam setelah tiga hari pergi keluar kota karena ada urusan kantor. "Oh, Izzam udah gak sekolah sejak kemarin, Opa. Saya telepone ibunya, tapi gak tersambung." Wajah opa Fauzi langsung kebingungan. Apa cicitnya sakit? Meski bukan cicit kandung, tapi opa suka dengan Izzam yang pintar dan penurut. "Oh, gitu, wah, saya gak tahu. Baiklah kalau gitu, Bu Guru, saya pamit." Opa masuk ke dalam mobilnya tak bersemangat. Ia menoleh ke samping, melihat box besar terbungkus kertas kado. Hadiah yang ia belikan untuk Izzam. Ia pun membelikan hadiah untuk Aini dan Intan. "Kita ke mana lagi, Tuan?" tanya Pak Ganjar yang bertugas sebagai sopir opa Fauzi. "Ke rumah Dhuha saja langsung. Saya udah kangen cicit saya." Opa Fauzi tersenyum. Membayangkan beta

    최신 업데이트 : 2024-09-20
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   43. Luna Bertengkar dengan Dhuha

    Luna masih menangis di kamarnya karena menyesali perbuatannya yang berlebihan pada lelaki yang seharusnya ia hormati dan ia sayangi. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Dhuha karena lelaki itu pun kecewa akan sikap sang Istri yang diluar kendali. Pria itu meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia baru saja melihat video sang Istri yang mencaci dan berteriak pada opa Fauzi. "Mas, maafin aku," kata Luna sedih. "Harusnya kamu minta maaf pada opa." Dhuha menghela napas. "Aku takut, Mas. Kita jadi bagaimana? Tadi aku terlalu berlebihan pada opa karena aku gak tahu. Coba aku tahu dia opa kamu, pasti aku akan layani dengan baik, Mas.""Tapi kamu berlebihan, Sayang dan setiap ucapan yang keluar dari bibir kamu, membuat aku syok. Aku pun kecewa. Sudahlah, bereskan lagi pakaian kamu, kita balik ke apartemen!" Dhuha berdiri dari duduknya, tetapi Luna menghentikan gerakan suaminya. "Mas, kamu marah juga sama aku?" "Bedakan marah dengan kecewa. Sudah terlanjur membuat opa kesal. Kita pergi saja du

    최신 업데이트 : 2024-09-21

최신 챕터

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   310. Membujuk

    Anton menelan ludah. Ia menunduk, seakan sibuk menuang teh untuk ibunya dan Bude Lasmi. Ia harus hati-hati menjawab pertanyaan ini. Ibunya tidak bodoh, dan semakin ia menghindar, semakin ibunya akan curiga.“Ada sedikit salah paham, Bu,” katanya akhirnya.Ibunya meletakkan cangkir tehnya dengan hati-hati, lalu menatap Anton lekat-lekat. “Salah paham soal apa?”Anton menghela napas. “Amel merasa aku masih terlalu peduli sama Luna.”Bude Lasmi ikut menyimak dengan mata menyipit. “Memangnya kamu masih peduli?”Anton tersenyum hambar. “Bu, Bude, Luna sedang hamil. Anak yang dikandungnya itu anakku.”Ibunya melotot tidak percaya. "Kamu barusan ngomong apa? Luna hamil anak kamu, kok bisa? kapan? Kamu kena---""Bu, tenang dulu." Anton panik. Ia mengusap pundak ibunya perlahan. Tentu saja wanita yang melahirkannya itu syok bukan main mendengar kabar tidak masuk akal ini. "Bagaimana ceritanya Luna bisa hamil? Kamu menghianati istri kamu? Jadi setelah menikah kamu selingkuh? Astaghfirullah!"

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   309. Sebuah Keputusan

    Suasana ruang makan mendadak hening setelah Amel mengucapkan niatnya untuk bercerai. Hakim menatapnya dengan rahang mengeras, sementara Viona memijit pelipisnya, berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar.“Amel, jangan gegabah,” ujar Hakim setelah beberapa detik yang terasa begitu lama.“Gegabah?” Amel tertawa kecil, tapi tidak ada kebahagiaan di sana. “Mas, aku sudah bertahan cukup lama. Aku sudah mencoba jadi istri yang baik, mencoba menerima Aris, dan menerima masa lalu Anton. Tapi ternyata aku hanya bodoh. Aku pikir, menikah dengan duda yang sudah pernah gagal dalam pernikahan akan membuatnya lebih menghargai istri barunya. Nyatanya, dia masih berputar di masa lalu.”Viona menarik napas panjang. “Amel, Mama tahu kamu sakit hati. Tapi perceraian bukan keputusan yang bisa diambil dalam satu malam.”Amel menatap ibunya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Lalu, Mama mau aku apa? Berpura-pura tidak tahu kalau suamiku masih mengkhawatirkan wanita lain? Kalau dia lebih memikirkan

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   308. Pulang ke Rumah Orang tua

    "Kenapa datang tanpa bilang-bilang dulu, Nak?"Suara Viona terdengar lembut, tetapi penuh selidik. Wanita berusia lima puluh tahun itu menatap putrinya yang sedang duduk di ruang keluarga dengan wajah lesu. Amel tidak menjawab. Ia hanya memainkan ujung lengan piyama yang ia kenakan, enggan menatap mata ibunya.Viona mendesah. Ia meletakkan secangkir teh di atas meja kecil di depan Amel, lalu duduk di sebelahnya. Rumahnya saat ini sedang sibuk. Para pekerja sibuk hilir mudik, menata dekorasi, menyusun kursi, dan mengurus persiapan resepsi Hakim yang akan digelar minggu ini. Tapi, di tengah semua itu, ia justru mendapati Amel pulang tanpa kabar, memilih menginap di rumah orang tuanya daripada tinggal di rumah yang seharusnya ia tempati bersama suaminya, Anton."Ada masalah dengan Anton lagi ya? Urusan Luna?" tanya Viona lagi.Amel masih diam. Ia tahu ibunya tidak akan berhenti bertanya sampai ia memberikan jawaban. Namun, ia tidak ingin membahas ini. Tidak saat ini, tidak di tengah kesi

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   307. Keras Hati

    Setelah percakapan itu, Aini merasa hatinya sedikit lebih tenang. Dukungan Dhuha membuatnya yakin bahwa mereka bisa melewati ini bersama. Namun, ia tahu bahwa menghadapi Maria tidak akan mudah. Ibu mertuanya itu keras kepala dan selalu menganggap dirinya benar.Keesokan harinya, Aini memutuskan untuk berbicara dengan Dhuha mengenai keputusannya berhenti bekerja. Saat sarapan, ia mengajukan pembicaraan itu dengan lembut.“Mas, aku ingin mengajukan surat pengunduran diri hari ini,” ucapnya sambil menyendok bubur ayam ke mangkuknya.Dhuha yang sedang mengaduk teh, menatapnya dengan kening berkerut. “Hari ini juga?”Aini mengangguk. “Aku ingin fokus pada program hamil. Lagipula, pekerjaan di kantor cukup menguras pikiranku.”Dhuha menggenggam tangan Aini di atas meja. “Kamu yakin? Kalau kamu butuh waktu, tidak perlu terburu-buru. Lagian, aku termasuk salah satu atasan di sana." Aini tersenyum. Ia duduk di pangkuan suami sambil mengalungkan tangan di leher suaminya. "Meskipun kamu pemilik

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   306. Aini, Kenapa Belum Hamil?

    Aini tengah duduk di ruang keluarga, menikmati teh hangat buatan Bibik sambil membaca sebuah majalah kesehatan. Matahari sore mulai meredup, menyisakan semburat jingga di langit yang terlihat dari jendela besar ruang tamu. Dhuha sedang joging di taman kompleks, dan suasana rumah terasa sepi, hanya ada dirinya dan Bibik yang sibuk merapikan ruang makan. Langkah Maria terdengar mendekat. Wanita paruh baya itu duduk di kursi di seberang Aini dengan ekspresi yang sulit diterka. Sudah dua malam wanita itu menginap di rumah sang Putra, tapi tidak terlalu banyak bicara pada menantunya itu. “Aini, Mama mau tanya sesuatu.”Aini menutup majalahnya dan menatap ibu mertuanya dengan senyum sopan. “Iya, Ma, silakan.”Maria menarik napas, lalu menatap Aini dengan serius. “Sudah hampir empat bulan kalian menikah, tapi kok belum ada tanda-tanda hamil juga?”Pertanyaan itu bukan sesuatu yang tidak Aini duga. Ia sudah sering mendengar celetukan semacam itu dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   305. Kecewa

    Anton masih berdiri di depan rumah, memandangi debu yang beterbangan setelah mobil Amel melaju kencang meninggalkan halaman. Dadanya terasa sesak. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya sekarang.Ia ingin memastikan Luna dan bayi mereka baik-baik saja, tapi di sisi lain, Amel adalah istrinya sekarang. Ia tidak ingin pernikahannya hancur, tetapi juga tidak bisa berpura-pura bahwa Luna dan bayi yang dikandungnya bukan bagian dari hidupnya.Anton kembali masuk ke dalam rumah dengan langkah berat. Aris masih tertidur di kamarnya. Sisa kopi di meja mulai mendingin, sama seperti hatinya yang kini terasa membeku. Ia menghela napas panjang, lalu mengambil ponselnya dan kembali menghubungi Aini.Kali ini, Aini tidak langsung mengangkat, tetapi setelah beberapa kali nada sambung, suara wanita itu akhirnya terdengar di seberang."Apa lagi, Anton?" suara Aini terdengar lelah."Aini, aku hanya ingin tahu satu hal," kata Anton, mencoba menahan

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   304. Mencari Keberadaan Luna

    Anton masih berdiri di depan pintu unit apartemen Luna yang kosong. Perasaannya campur aduk antara khawatir, bingung, dan sedikit kesal. Sudah satu bulan lebih ia tak bisa menghubungi Luna, dan sekarang ia baru tahu bahwa mantan istrinya itu benar-benar pergi entah ke mana.Anton menarik napas panjang. Ada kemungkinan Luna memang sengaja menghindarinya. Tapi, jika itu alasannya, kenapa ia juga memutus komunikasi dengan Aris?Aris bukan sekadar anak yang bisa dilupakan begitu saja. Ia tahu Luna sangat mencintai putra mereka.Anton mencoba menghubungi nomor Luna lagi. Masih sama—tidak tersambung.Ia mengetik pesan singkat:"Luna, aku tahu kamu pindah. Aku butuh bicara. Tolong kabari aku. Aris mencarimu."Tapi dalam hati, Anton ragu pesan itu akan mendapat balasan.Di dalam mobil, Anton masih memikirkan kemungkinan lain. Mungkin ada seseorang yang tahu ke mana Luna pergi.Ia mengetik pesan kepada Dhuha. Feelingnya mengatakan bisa saja Dhuha memiliki informasi di mana Luna berada."Dhuha,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   303. Masalah Pagi Hari

    Pagi itu seharusnya berjalan seperti biasa—sarapan bersama, mengantar Aris ke sekolah, dan Anton berangkat kerja. Namun, suasana rumah justru dipenuhi suara tangisan keras dari anak berusia lima tahun itu."Aku mau ke rumah Ibu!" Aris merengek sambil menarik ujung kausnya. Matanya yang sembab menunjukkan betapa kerasnya ia menangis sejak bangun tidur.Amel memijat keningnya, mencoba bersabar menghadapi rengekan anak sambungnya. Ia sudah berusaha menjadi ibu yang baik bagi Aris, tetapi setiap kali anak itu menyebut nama Luna, ada rasa kesal yang menggelitik perasaannya."Aris, Nak, kamu harus sekolah dulu. Setelah itu, kita lihat nanti," ujar Amel, berusaha menenangkan."Tidak! Aku mau ke rumah Ibu sekarang!" Aris berteriak.Amel menghembuskan napas panjang. "Aris, sudah cukup. Bunda tidak suka kalau kamu berteriak seperti itu. Sekarang bersiaplah untuk sekolah."Aris menggeleng keras. "Aku nggak mau sekolah! Aku mau ke rumah Ibu! Aku udah lama gak ketemu ibu, Bunda. Waktu itu ibu saki

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   302. Keberanian

    "Aini! Mama!" Dhuha refleks menangkap tubuh ibunya yang hampir jatuh ke lantai. Wajah Maria pucat, napasnya tersengal.Aini yang juga panik langsung berjongkok di samping suaminya. "Mas, kita harus bawa Mama ke rumah sakit!"Dhuha mengangguk cepat. Tanpa membuang waktu, ia mengangkat tubuh ibunya ke dalam gendongan. Aini berlari lebih dulu untuk menekan tombol lift.Saat pintu lift terbuka, mereka masuk dengan tergesa. Dhuha terus memegangi tubuh Maria yang lemas dalam dekapannya, sementara Aini mencoba menenangkan dirinya sendiri. Meski ia kesal dengan Maria, tapi bagaimanapun wanita itu adalah ibu mertuanya.Begitu sampai di basement, Dhuha langsung membawa Maria ke kursi belakang mobil. Aini dengan cepat masuk ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin."Aku yang nyetir, Mas. Kamu fokus ke Mama," ucap Aini cepat."Sayang, kamu gak papa?" Aini mengangguk cepat. Dhuha tak membantah. Ia terus mengecek denyut nadi dan suhu tubuh Maria. "Ma, bertahan, ya," bisiknya.Maria hanya mengerang

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status