Share

17. Ciuman Pertama

"Enak sekali masakan istri kamu, Dhuha. Opa suka ini. Sudah lama Opa gak makan tempe goreng seperti ini," ujar opa begitu semangat. Ini sudah empat potong tempe yang ia habiskan dengan cepat.

"Hanya tempe goreng, Opa," jawabku santai. Aku baru saja duduk dengan pakaian rapi hendak ke kantor. Jika ada opa di rumah, aku wajib sekali terlihat sibuk. Padahal aslinya aku begitu malas ke kantor.

"Ini tempe goreng yang dibumbui. Coba aja kamu cicipi. Tumis kangkungnya juga enak. Berasa bumbu dan aduh, Opa tinggal di sini saja deh, masakan istri kamu mengingatkan Opa dengan masakan oma." Aku melirik Aini yang hanya bisa tersenyum di tempatnya. Ia pasti bingung kenapa opa begitu memuji tempe goreng biasa buatannya.

"Jangan terlalu banyak minyak, nanti Opa kambuh lagi!"

"Nggak bakalan. Tempe ini adalah makanan sehat. Kamu jangan protes mulu kalau Opa muji istri kamu. Harusnya kamu senang, toh!" aku pun akhirnya mengambil tempe goreng yang sejak tadi diagung-agungkan opa Fauzi. Dan... rasanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status