Share

30. TIDAK DIASINGKAN

Denting senduk dan garpu yang beradu dengan piring, menyatu dengan tawa di salah satu ruangan berisi banyak orang tua yang nampaknya suka bicara. Mengobrolkan apa saja.

Bahkan, aku yang baru kali ini mereka kenal diajak tertawa. Bergabung dalam obrolan hangat setelah acara tiup lilin dengan angka 71 penanda usia, usai.

"Ah, aku kenal pabrikan teh itu. Tidak sangka sampai usiaku setua ini pabriknya masih berdiri."

"Iya, Oma." Jawabku.

"Jawamu mana, Ndok?"

Sementara yang lain bertanya. Lalu mengangguk untuk kalimatku.

"Ah, aku pernah tinggal di sana, hampir tiga tahun. Kota yang sangat damai pun dingin."

"Makanya kamu pindah ke tempat yang lebih hangat kan, Jeng?"

"Udara dingin tidak cocok untuk tulang tuaku, lho."

"Ingat, yang tua bukan hanya tulangmu saja, Rahayu."

Dan tawa kembali menggema. Meski wanita yang sudah mendapat banyak hadiah dari anak, cucu, cicit pun tamu undangan jadi mencebik kesal.

"Saat seusiamu aku sudah punya dua anak, Runi."

"Iya dan mengandung yang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status