Share

32. MEMAKSAKAN DIRI

Suara hujan yang juga mengguyur tubuh basahku menggema keras.

"Apa udara di kota ini begitu panas, Runi?"

Aku yang masih memegang engsel, mendorong pintu di belakangku agar tertutup.

Hal yang sedikit kurutuki, karena suara hujan jadi teredam.

Sementara langkah mas Rendra yang mendekat rasanya menggema keras.

"Pakailah." Ucapnya menjulurkan handuk yang kutatapi beberapa saat sebelum tanganku naik, menerima handuk yang bukan handukku.

Aroma pewangi bahkan menggelitik hidungku yang berterimakasih pada lelaki yang bersin. "Maaf, hidungku gatal." Ucap mas Rendra mengusap hidungnya yang mungkin berair.

"Apa aku sudah mengatakan selamat datang padamu, Runi?"

Dan kali ini aku menggeleng. Melingkarkan handuk pada tubuhku yang rambutnya meneteskan air kolam pun air hujan pada ubin.

Sementara telingaku membaca nada suaranya yang nyatanya masih sama seperti sebelumnya.

Mas Rendra mengangguk, "selamat datang, kuharap kamu akan betah tinggal di sini."

Pun, saat senyum mas Rendra yang me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status