Share

Bab 2

Author: Eriin 1208
last update Last Updated: 2025-01-18 15:46:13

Sayup-sayup Wilona mulai membuka mata, kali ini dia melihat ke sekeliling dan mendapati bahwa hari sudah gelap. Wilona terus berusaha duduk sembari memegangi kepalanya yang masih terasa berat.

Wilona melihat kesana dan kemari, ia mendapati bahwa Raka dan Rani tengah tidur di sofa, sedangkan Bramasta tidak ada di ruangan. “Sssst … kemana Mas Bram ini,” gumam Wilona dengan menahan rasa sakit.

Wilona menyibakkan selimutnya dan berusaha turun dari ranjang rumah sakit, dengan terhuyung-huyung dia mencoba berjalan keluar ruangan sembari memegang tongkat, yang digunakan untuk mengaitkan infus. “Permisi, sekarang tanggal berapa ya?” tanya Wilona pada seseorang yang sedang duduk santai di depan ruangan sebelah Wilona.

“Sekarang tanggal 17 Juni,” jawab orang tersebut sembari melihat telepon genggamnya.

“Emb … apa sekarang tahun 2021?” tanya Wilona dengan ragu.

“Iya, sekarang memang tahun 2021,” jawab orang tersebut dengan yakin.

“Baik, terima kasih,” ucap Wilona sembari sedikit membungkukkan badan dengan sopan. Wajahnya tampak pucat pasi, bibir kering dan terlihat pecah-pecah.

Wilona pun berjalan lagi sembari melihat sekeliling rumah sakit, hingga akhirnya dia sampai di lobby.

Wilona terus mengedarkan pandangan, hingga netranya tertuju pada sebuah kalender yang ada di atas meja receptionist. Dengan perlahan Wilona mendatangi meja tersebut dan segera melihat kalender. “2021,” gumam Wilona sembari terus membalik lembaran demi lembaran kalender tersebut.

“Ibu, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya receptionist yang ada di sana dengan sopan.

“Emb … Mbak, apa kalender ini benar? Apa benar sekarang tahun 2021?” tanya Wilona dengan penasaran dan berharap kalender tersebut belum diganti.

“Iya bu, benar,” jawab receptionist tersebut.

“Apa Mbak yakin? Mungkin Mbak lupa belum ganti kalender tersebut,” cecar Wilona.

“Benar Ibu,” jawab receptionist tersebut sembari menyodorkan telepon genggamnya, serta menunjukkan tanggal yang tertera di layar telepon.

“Benar, ternyata sekarang tahun 2021,” monolog Wilona dalam hati, setelah dia melihat telepon genggam receptionist itu.

Wilona pun hanya bisa mengulas senyum pada receptionist tersebut, kemudian dia berjalan ke arah taman.

***

“Huft, apa yang sebenarnya terjadi padaku?” gumam Wilona setelah dia duduk di kursi taman.

Wilona terus menarik nafas dalam untuk menenangkan diri dan pikirannya, dia mencoba setenang mungkin sembari melihat bulan dan bintang yang nampak sangat indah malam itu, dia juga begitu menikmati sepoi-sepoi angin malam yang terasa sangat sejuk. “Tunggu, tunggu, sebenarnya apa yang terjadi di tahun 2021 dan tahun 2025?” gumam Wilona yang mulai menyadarkan pikirannya.

Wilona mengerutkan keningnya sembari memikirkan detail yang terjadi sebelum dia dibawa ke rumah sakit.

*Flashback Wilona on*

Ceklek.

"Kapan Kakak akan menandatangani semua berkas yang sudah aku buat?" tanya Rosa yang tiba-tiba saja masuk ke kamar pribadi Wilona.

"Bukankah tidak sopan, jika kamu masuk ke kamarku tanpa permisi seperti itu?" tanya Wilona sembari menyeka wajahnya dengan handuk, kebetulan dia baru keluar dari kamar mandi.

"Kak, kamu tidak usah berbelit, selagi aku masih baik hati dan mau memperlakukanmu seperti manusia, lebih baik kamu segera menandatangani berkas pengalihan harta tersebut!" ancam Rosa, sembari duduk di atas ranjang Wilona, yang ukurannya jauh lebih besar dari ranjangnya.

"Jangan mimpi! Selagi aku masih hidup, aku tidak akan menyerahkan hartaku pada siapapun. Termasuk pada suamiku sendiri." 

"Toh selama ini kamu juga hidup dari hartaku kan? Jangan serakah jadi orang!" tegas Wilona sembari melemparkan handuk kecil tepat ke wajah Rosa.

"Apa kamu benar-benar mengujiku?" geram Rosa.

Tap.

Tap.

Tap.

Rosa beranjak dari duduknya dan berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Wilona.

"Cih, dasar manusia serakah! Aku tidak akan menyerahkan apapun pada siapapun juga, meskipun kamu mengancamku, aku tidak gentar! Selama Mas Bram masih berpihak padaku.”

“Dasar istri kedua yang tidak tau diuntung!" ucap Wilona, yang hanya sekali melirik langkah Rosa masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian.

Srek.

"Aw, Rosa ...! Apa yang kamu lakukan?" teriak Wilona yang tengah berdiri di depan lemari. Saat itu ia sedang memilih baju, tapi tiba-tiba saja Rosa menarik rambutnya dengan keras, entah kapan Rosa keluar dari kamar mandi, dia bahkan tidak menimbulkan suara.

"Apa kamu benar-benar ingin menguji kesabaranku!" sentak Rosa sembari terus menyeret rambut Wilona masuk ke kamar mandi.

"Lepaskan Rosa!"

"Apa yang kamu lakukan?" Wilona terus berteriak sembari memegang rambutnya, kepalanya juga terasa sakit saat ini, tapi hal itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Rosa, Rosa terus menarik Wilona tanpa ampun.

"Jika kamu tidak mau menyerahkan semua hartamu pada Mas Bram dengan damai, lebih baik kamu menghilang saja dari muka bumi ini!" sentak Rosa.

Hap.

"Toh jika kamu meninggal, semua hartamu memang akan jatuh ke tangan suamimu kan,"

Hap.

"Belum lagi asuransi kematianmu, pasti juga bernilai sangat fantastis," 

Hap.

Rosa terus berbicara dengan sangat geram, sembari memasukkan wajah Wilona ke dalam wastafel yang sudah penuh dengan air beberapa kali, sedangkan Wilona juga terus berusaha memberontak, sembari menahan nafas saat wajahnya dibenamkan ke dalam air tersebut. 

Rupanya tadi Rosa masuk ke kamar mandi untuk mengisi wastafel dengan air.

Hap.

Hap.

Hap.

Bugh.

Rosa terus membenamkan wajah Wilona berkali-kali, hingga dia hampir kehabisan nafas dan akhirnya ambruk di lantai.

"Ingat! Ini hanya pelajaran awal yang aku berikan, jika kamu masih bersikeras tidak mau tanda tangan, lihat saja! Aku benar-benar aku melenyapkanmu!" Wilona berusaha sebisa mungkin mengatur nafasnya, sementara Rosa masih berbicara dengan arogan sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada, hingga tidak lama kemudian, Wilona merasa bahwa sekelilingnya gelap, dia juga sudah tidak bisa mendengar apapun lagi.

*Flashback Wilona off* 

"Benar, wanita gila itu sudah menyebabkan aku pingsan karena aku tidak mau menandatangani surat pengalihan harta." 

"Tapi kenapa dia menginginkan semua hartaku agar dikuasai oleh Mas Bram? Bukankah lebih mudah jika dia mengambil saja semuanya?"

"Apa dia benar-benar cinta mati dengan Mas Bram?" gumam Wilona mencoba memecahkan satu teka-teki.

"Tapi ... Kenapa aku bisa kembali ke tahun 2021?"

"Apa benar aku terlahir kembali?" gumam Wilona dengan masih kebingungan, sembari melihat kedua tangannya yang sengaja dia bolak balik untuk beberapa saat.

"Ah, benar! Kalau dipikir lagi, aku sekarang kembali ke tahun dimana Mas Bram dan Rosa belum menikah."

"Apa itu berarti, aku harus mencegah pernikahan mereka sekarang?" 

"Apa itu bisa?" Wilona terus bergumam dan berpikir keras, dia sudah mulai menerima bahwa dia memang kembali ke masa lalu.

"Tunggu, tunggu ... "

"Setelah aku mengingat kejadian tahun 2025, lebih baik aku juga mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di tahun 2021," 

"Apa mungkin ada kemiripan kejadian, sehingga aku bisa kembali ke masa ini?" gumam Wilona yang kemudian beranjak dari duduknya.

Wilona segera berjalan kembali ke ruangannya dengan perlahan, dia tidak sabar untuk mengetahui apa yang terjadi pada dirinya di tahun ini.

Related chapters

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 3

    "Ibu,""Ibu dari mana saja?" Saat Wilona berjalan menyusuri lorong, dia mendengar suara yang tidak asing."Rani," ucap Wilona."Ibu dari mana? Kami semua mencari Ibu dari tadi," tanya Rani sembari berjalan menghampiri Wilona dan berusaha memapahnya. Wilona pun mengulas senyum tipis pada Rani."Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Wilona setelah mereka berdua terpaku beberapa saat."Aku ... aku belum pernah melihat Ibu tersenyum padaku dengan tulus," jawab Rani dengan sedikit ragu."Benarkah?" tanya Wilona."Emmb," jawab Rani sembari mulai berjalan."Apa aku dulu sejahat itu?" tanya Wilona lagi."Ibu tidak jahat, Ibu sangat baik, hanya saja keadaan yang merubah Ibu dari ceria menjadi murung," jawab Rani dengan terus memapah lengan Wilona."Keadaan? Keadaan yang seperti apa?" tanya Wilona."Apa Ibu sudah lupa?" tanya Rani."Kalau bisa ... memang sebaiknya Ibu melupakan hal-hal yang buruk, jadi Ibu bisa kembali menjadi diri Ibu sendiri," lanjut Rani."Entahlah, apa itu memang lebih

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 4

    "Sayang, ini aku bawakan handphone kamu, agar kamu tidak bosan selama menjalani perawatan disini," ucap Bramasta mencoba mencairkan suasana, setelah keadaan menjadi kikuk sejenak. "Oh iya, aku memang sangat membutuhkannya," ucap Wilona sembari menerima handphone tersebut. "Sebentar lagi aku akan pulang, karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, mereka berdua yang akan menjagamu," "Apa tidak masalah?" tanya Bramasta. "Emb, tentu saja tidak masalah, terima kasih karena kamu selalu bekerja keras untuk keluarga, jangan lupa makan dan istirahat," ucap Wilona sembari mengulas senyum manis. "Tentu saja, kamu juga makan yang banyak ya, agar segera pulih dan bisa segera kembali ke rumah," ucap Bramasta sembari mengecup kening istrinya. Wilona pun mengangguk dan tersenyum dengan perlakuan Bramasta tersebut. *** Beberapa saat kemudian setelah kepergian Bramasta, Raka dan Rani pun masuk ke ruangan Wilona. "Dari mana kalian?" tanya Wilona. "Kami hanya di luar Bu," jawab Raka. "Kenap

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 5

    Keesokan harinya."Hais, rasanya malas sekali aku harus pura-pura baik pada keluarga ini," gerutu Rosa sembari berjalan di lorong rumah sakit."Kalau bukan karena harta mas Bram yang berlimpah dan tidak akan habis sampai 7 turunan, aku tidak akan mau melayani mereka." "Lebih-lebih melayani istrinya, demi mendapatkan restu, agar aku bisa menikah dengan Mas Bram, aku harus rela masak dan membawakan makanan untuk istrinya itu, huft." Rosa terus menggerutu sembari membawa rantang yang berisi makanan, yang akan diberikan pada Wilona."Lagian itu perempuan nyawanya banyak banget ya, aku sudah melakukan banyak cara untuk mencelakainya, tapi dia masih saja selamat." "Kalau dia mampus kan enak, tidak perlu lagi untuk mengemis restu darinya." "Lagian Mas Bram juga cinta gila banget sih sama dia, apa dia benar bisa menerimaku jadi istrinya nanti?""Hais, sudahlah, yang pasti aku akan terus berusaha untuk menggodanya, toh aku juga lebih montok kan dari pada istrinya itu," ucap Rosa dengan penu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 6

    "Apa kamu sudah ingat, bahwa kamu masih mempunyai istri?" tanya Wilona saat mendapati Bramasta baru saja masuk ke kamar. Saat ini Wilona sudah mengenakan piyama, berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. "Sayang ... aku hanya menolongnya sebagai tamu," jawab Bramasta sembari duduk di ujung ranjang. "Sayang, apa kamu harus berbuat sejauh itu? Kenapa perbuatanmu tidak mencerminkan sebagai wanita yang bermartabat?" cecar Bramasta. "Bermartabat?" "Justru aku sedang melindungi martabatku, bagaimana bisa aku diam saja saat suamiku dijodohkan dengan wanita lain?" "Bak air susu dibalas dengan air tuba, semua kebaikan yang sudah aku berikan padanya, sepertinya itu tidak berarti apa-apa kan?" jelas Wilona. "Hmm, ya, cukup masuk akal," "Lagi pula sekeras apapun Mama dan Rosa memaksa, jika kamu tidak setuju, maka pernikahan itu juga tidak akan pernah terjadi," "Bukankah selama ini aku memang hanya badut bagimu?" tanya Bramasta dengan tetap memunggungi Wilona. "Badut?" "

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 7

    "Bagaimana hasilnya? Kalian berdua sehat kan? Bisa segera program hamil kan?" cecar Mama Arina saat baru saja Wilona membuka pintu."Entahlah," jawab Wilona dengan cuek, sembari dia terus berjalan masuk."Apa maksud kamu entahlah?" Mama Arina mengekor di belakang Wilona."Dari dulu aku tidak begitu peduli dengan keturunan, kenapa Mama selalu mendesakku?" tanya Wilona sembari dia duduk di ruang makan, Rani pun segera menuangkan air putih untuk Wilona."Apa sih yang kamu bicarakan? Bukankah kamu sudah sepakat untuk mencoba?""Dan kata Rani, kamu tadi pergi ke dokter untuk mengambil hasil tes pemeriksaan kalian tempo hari?" cecar Mama Arina tidak mau menyerah."Aku tadi memang pergi ke dokter, tapi bukan untuk mengambil hasil tes," ucap Wilona."Lalu?" sahut Mama Arina."Emb ... aku pergi untuk membatalkan tes yang kita lakukan tempo hari," jawab Wilona tanpa merasa bersalah.Brak!"Gila kamu ya!" sentak Mama Arina, bahkan beliau juga menggebrak meja."Kenapa? ini tubuhku, terserah aku m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 8

    Malam hari.Tap.Tap.Tap."Nyonya Wilona?" sapa seorang pelayan restoran, saat Wilona baru saja sampai di depan pintu sebuah restoran."Iya," jawab Wilona dengan ramah."Silahkan, tuan Bramasta sudah menunggu," ucap pelayan tersebut.Pelayan itu pun segera menunjukkan jalan dan Wilona mengekor di belakangnya.Tadi siang, saat Wilona tengah bersantai di taman sebelah kolam renang, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari Bramasta, bahwa Bramasta akan mengajaknya untuk makan malam disebuah restoran."Apa tempat ini di sewa?" tanya Wilona saat dia mendapati bahwa tidak ada pengunjung lain di restoran tersebut."Benar Nyonya, tuan Bramasta melakukan reservasi tadi pagi," jawab pelayan tersebut dengan tersenyum ramah."Apa semua ini juga disiapkan olehnya?" tanya Wilona lagi, karena di sepanjang dia berjalan, sangat banyak sekali bunga mawar, baik di meja, kursi, dinding, bahkan di lantai juga bertaburan banyak bunga mawar, tidak lupa juga dengan banyak lilin."Benar Bu," "Itu, tuan Bramasta

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 9

    "Selamat pagi," sapa Wilona sembari menuruni anak tangga."Pagi ... " jawab semua orang secara serentak."Kenapa pagi-pagi kamu sudah rapi?" tanya Bramasta."Kan aku sudah bilang, kalau aku mau bekerja lagi," jawab Wilona yang sudah sampai di meja makan dan segera duduk."Mbak, apa Mbak memang perlu bekerja lagi?" tanya Rosa yang tentu saja sudah menjadi anggota keluarga saat ini, bahkan juga tinggal satu atap."Kenapa Ros? Apa kamu keberatan? Bukankah kamu sudah menandatangani syarat untuk menikah dengan Mas Bram tempo hari?" cecar Wilona."Bukan begitu Mbak, Mbak kan sudah berhenti bekerja selama beberapa tahun, takutnya nanti Mbak malah sudah lupa dengan semua yang biasa dikerjakan di kantor, malah repot nanti kalau Mbak harus belajar lagi,""Lebih baik Mbak di rumah saja, mengurusi urusan rumah, bukankah itu sudah menjadi keahlian Mbak Ona," sindir Rosa."Tenang saja, aku adalah orang yang cerdas, tidak mungkin aku melupakan semua tentang urusan kantor, lagi pula di rumah kan suda

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 10

    "Kenapa lampu ruangan kamu masih menyala?" tanya Furi yang juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya, saat dia hendak pergi, dia melihat lampu di ruangan Wilona masih menyala, maka dari itu Furi memutuskan untuk mengecek."Aku harus lembur," jawab Wilona."Kamu sendiri kenapa belum pulang?" tanya Wilona."Aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku, sebelum aku kembali mengabdi padamu paduka," jawab Furi yang seketika membuat Wilona mengulas senyum."Kamu tidak harus menyelesaikannya dalam semalam semua map yang aku kasih tadi," ucap Furi."Aku tidak sedang mengecek map dari kamu," ucap Wilona."Lalu apa yang kamu lakukan?" tanya Furi sembari duduk di hadapan Wilona."Aku sedang membuat proposal untuk kerja sama dengan grup Salim," jawab Wilona."Apa kamu sudah tahu?" tanya Furi dengan terkejut."Tidak, Rosa yang menyuruhku membuat ini," jawab Wilona."Hais, dasar wanita gila," gerutu Furi."Emb, aku tahu kamu memang pekerja keras, tapi ..." "Tapi apa?" tanya Wilona."Pikirkanlah juga

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 42

    Keesokan harinya."Sayang, apa mayat ART itu benar-benar tidak perlu di otopsi?" tanya Rosa pada Bramasta. Saat ini mereka tengah sarapan bersama, mereka sarapan dengan normal seakan tidak pernah terjadi pertengkaran, padahal terakhir kali mereka bertemu adalah saat Bramasta mencekik Rosa."Tidak perlu, aku sudah mengurusnya dengan baik.""Lagi pula kenapa kamu sangat penasaran dengan hal kecil seperti ini?" tanya Bramasta."Aku ... aku hanya penasaran saja kenapa dia sampai gantung diri," ucap Rosa dengan sedikit ragu."Tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu kamu pikirkan," ucap Bramasta sembari terus melahap nasi goreng dan telor ceplok yang disiapkan oleh pembantu."Tidak mungkin kamu yang membunuhnya kan?" tanya Rosa dengan hati-hati."Menurutmu bagaimana?" tanya balik Bramasta.Rosa segera memberi kode pada para pembantu, termasuk pada Bunga agar mereka pergi dari ruang makan."Sudahlah, tidak usah memikirkan pembantu.""Sayang, kinerjamu kemarin sangat bagus sekali, aku tid

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 41

    BLAAR.BLAAR.Malam itu petir menyambar disertai dengan hujan yang lumayan deras, bahkan kilatan cahaya petir juga bisa masuk melalui celah jendela kamar.Wilona terjaga dalam tidurnya, dia membalikkan tubuhnya dan merasakan bahwa tidak ada Bramasta di sebelahnya, Wilona pun terbangun dan segera menutup gorden, karena cahaya kilat benar-benar menyilaukan mata. Keadaan kamar saat itu gelap gulita."Kenapa kamu tidak mati saja?" Namun, saat Wilona berbalik badan dan hendak tidur kembali, tiba-tiba saja Bramasta ada di hadapannya dengan wajah penuh kedengkian.Wilona berjalan mundur dengan perlahan beberapa langkah, tapi Bramasta justru malah berjalan maju dan terus mendekati Wilona."Jangan mendekat," ucap Wilona sembari menyambar vas bunga yang ada di meja dekat jendela, serta mengarahkannya pada wajah Bramasta.PLAK.PYAAAR.Bramasta segera menepis vas bunga tersebut hingga jatuh dan hancur berkeping-keping."Mati kamu, mati!" sentak Bramasta sembari mencekik leher Wilona dengan kedua

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 40

    "Kalian sudah berapa lama ikut denganku?" tanya Wilona pada para pembantu yang saat ini tengah berkumpul di dapur.Setelah menurunkan mayat Tika dan dikirim ke keluarganya, mereka pasti tengah bergosip saat ini."Sudah lama Bu," jawab Bu Maria, yang memang sudah lama ikut dengannya, hampir sama seperti Mbok Sum."Dari dulu hingga sekarang, bukankah tidak pernah terjadi hal seperti ini di rumah ini?" tanya Wilona lagi."Iya Bu, hidup kita sangat tenang, terlebih sebelum Ibu menikah," jawab Bu Maria."Apa maksudnya, kamu lebih suka aku menjanda?" tanya Wilona."Yah ... dari pada menikah dengan orang seperti itu, lebih baik menjanda saja Bu, Ibu juga sudah sangat mandiri sejak dulu secara finansial," jawab pembantu yang lain."Ish," desis Bu Maria sembari menyenggol lengan pembantu tersebut."Eh, maaf Bu," "Sepertinya pendapat kamu memang benar," gumam Wilona."Aku hanya ingin memberitahu saja, mulai sekarang lebih berhati-hati dalam bertindak ataupun berucap, jaga diri kalian sendiri,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 39

    BUGH.BUGH.BUGH.Siang itu Wilona berlatih tinju dengan Debby, salah satu olahraga kesukaan mereka berdua."Melihatmu seperti ini, benar-benar mengingatkanku saat kita masih kuliah dulu," ucap Debby saat mereka berdua selesai berolahraga."Wilona yang kuat dan tegas," imbuh Debby."Percayalah padaku, aku akan kembali menjadi diriku yang dulu," ucap Wilona dengan tersenyum sembari mengatur nafas."Aku pasti akan memberi mereka berdua pelajaran yang setimpal," geram Wilona."Apa kamu sudah siap?" tanya Debby."Aku sangat siap, bagaimana denganmu? Apa kamu sudah siap membantuku?" tanya balik Wilona."Tentu saja, apapun yang kamu butuhkan," jawab Debby.***Malam hari.Semua mata tertuju pada kedatangan Wilona, saat ini di rumah Wilona sedang mengadakan pesta atas terpilihnya Bramasta menjadi CEO, pesta tersebut dilakukan di halaman rumah yang hanya dihadiri oleh keluarga inti.Wilona berjalan dengan sangat anggun dan cantik, gaun warna tosca, rambut panjang menjuntai, dan juga membawa b

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 38

    BRAAK!"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Bramasta dengan santai setelah menendang pintu kamar Bunga."SIAL!" umpat Alex sembari mengepalkan tangan dan meninju tembok, lalu dia beranjak dan pergi dari sana, bahkan melewati Bramasta begitu saja."Sadarkan dia," suruh Bramasta pada 2 anak buah yang berdiri di belakangnya.BYOOOR.Mereka pun segera mengambil seember air dan menyiramkannya begitu saja pada Bunga, hingga mmbuat Bunga gelagapan saat bernafas.***"Aku tahu hal ini pasti akan terjadi setidaknya satu kali," ucap Bramasta."Tapi aku tidak menyangka kalau pelakunya adalah kamu Alex," ucap Bramasta sembari menjambak rambut Alex yang sedang berlutut di ruangan Bramasta, hingga Alex mendongakkan wajahnya."Kenapa kamu melakukan hal itu? Apa kamu tidak terima kalah bertarung dengannya?" "Jika tidak terima, kamu berlatihlah lebih giat," ejek Bramasta."Aku akan keluar saja dari kelompok ini," ucap Alex dengan kesal."Kamu yang berbuat kesalahan, dan kamu juga yang marah-marah?"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 37

    Tahun 2023, tepat 3 bulan setelah semua kejadian mencekam telah berlalu. Raka dan Rani sudah pulih total dan melanjutkan aktivitas kuliahnya seperti biasa, sementara Wilona masih memulihkan diri dan mental di villanya Debby."Cinta, apa itu cinta? Aku yang sangat pintar di dunia bisnis, bahkan sangat tidak pandai menilai orang yang aku cintai, kuserahkan seluruh hidup dan hatiku untuknya. Aku bagaikan burung plastik, aku pernah sangat mencintai matahari dengan sayapku yang mudah meleleh, sungguh sangat sulit sekali untuk digapai. But, everything it's gonna be ok, aku masih bisa bertahan dan aku masih hidup, lalu apa yang harus aku lakukan terhadap matahari itu? Apa aku harus memadamkannya meskipun itu akan sangat sulit?" "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Debby yang tiba-tiba saja muncul di belakang Wilona. Saat ini Wilona tengah bersantai di pinggir pantai sembari menikmati cahaya surya dan hembusan angin yang terasa sejuk, kedatangan Debby seketika membuyarkan lamunan Wilona. "

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 36

    Malam hari."Bagaimana hasilnya?" tanya Debby saat Furi baru saja masuk ke villa, Furi hanya menggelengkan kepalanya pelan.Semua orang yang ada di sana pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Bagaimana keadaan Wilona hari ini Ma? Apa dia kejang lagi?" tanya Furi pada Mama Risma."Syukurlah dia sudah tidak seperti kemarin, hanya saja dia belum sadar," jawab Mama Risma."Kemana Raka dan Rani ya, dari tadi mereka tidak menjawab teleponku, mereka tidak mungkin ketahuan kan?" tanya Mama Risma dengan khawatir."Tidak mungkin tante, aku seharian bersama Bram dan istrinya, aku juga selalu berkomunikasi dengan Firman, memastikan kalau para pembantu belum pulang," jelas Debby."Mungkin mereka sedang ada diperjalanan Ma, kita berdoa saja," ucap Furi yang juga disetujui oleh semua orang.***2 jam kemudian, hujan turun dengan lebatnya, tidak ada juga tanda-tanda kedatangan Raka, Rani maupun Firman. Saat ini semua orang sudah merasa panik dan khawatir, banyak yang mondar-mandir denga

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 35

    Dengan tatapan tajam dan putus asa, Furi beranjak dari lantai, dia segera berjalan menghampiri Wilona.BUGH.BUGH.BUGH."Bangun, bangun!" Furi berteriak sembari memukul dada Wilona dengan kencang.BUGH.BUGH.BUGH."Bangun!" "Balas sendiri dendammu!""Setidaknya jangan pergi meninggalkan beban!""Bangun brengsek! Bangun!"Tidak ada yang menghentikan perbuatan Furi, karena semua orang saat ini juga sedang putus asa, tidak bisa menghibur satu sama lain.BUGH.BUGH."BANGUN ... !" Kali ini Furi memukul dada Wilona lebih keras lagi."Aku mohon bangunlah brengsek," ucap Furi sembari menangis di atas dada Wilona.BUGH.Sekali lagi Furi memukul Wilona dengan tenaga penuh.Tiit.Tiit.Tiit.Tiba-tiba saja monitor berbunyi lagi, mendengar hal itu, dokter dan perawat yang memang masih berada di kamar segera berlari ke arah Wilona, sedangkan Raka yang memang berada tidak jauh dari Furi, dia segera menarik Furi menjauh, karena sekarang giliran dokter yang bertindak."Dia kembali," ucap Dokter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 34

    Dokter datang bersama 2 perawat, beliau segera memeriksa keadaan Wilona, mengecek suhu tubuh, membuka mata dan menyenterinya, membuka mulut serta segera memasang selang oksigen dan peralatan yang lain."Dia sebenarnya sedang pingsan atau tertidur sih? Kenapa belum juga sadar," gumam Furi dengan suara lirih dan khawatir sembari terus melihat dokter melakukan tugasnya."Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Debby setelah dokter mengambil beberapa ml sampel darah milik Wilona."Dia hanya kelelahan dan dehidrasi," jawab Dokter."Bagaimana dengan perutnya?" tanya Furi."Apa ada masalah dengan perutnya?" tanya sang dokter."Hmmb, dia selalu mengeluhkan perutnya sakit,""Dia terus menahan sakit yang teramat itu, hingga pingsan," jelas Furi."Tapi aku tidak menemukan apapun di sana," ucap Dokter yang segera memasang stetoskopnya kembali, lalu memeriksa ulang keadaan Wilona. Kali ini Dokter memeriksa perut Wilona dengan sangat hati-hati."Iya, tidak ada apa-apa di sana,""Atau mungkin kita harus me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status