Share

Bab 52

Author: Eriin 1208
last update Last Updated: 2025-03-06 20:28:28

"Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja.

"Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani.

"Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran.

"Guna-guna," jawab Rani singkat.

"Guna-guna?" gumam Mama Risma.

"Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram.

"Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma.

"Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.

Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

    Last Updated : 2025-03-10
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

    Last Updated : 2025-04-20
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

    Last Updated : 2025-04-21
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 58

    "Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Rama pada Rosa.Saat ini Rosa tengah mendatangi Rama di rumah kontrakannya."Ikutlah denganku, kamu pasti akan menyukainya," jawab Rosa yang tetap berada di dalam mobil, lebih tepatnya di kursi pengemudi.Rama yang tadinya membungkuk di kaca, di bagian pintu samping pengemudi, seketika dia menegakkan punggungnya dan menarik nafas dalam. "Aku tidak mau jika kamu suruh melakukan pekerjaan mengerikan lagi," ucap Rama dengan cemberut."Tidak akan, aku tidak akan melibatkanmu lagi," jawab Rosa."Ayo, naiklah, selagi aku tidak ada pekerjaan dan janji temu dengan klien." Rosa terus memaksa Rama.Dengan sedikit berat hati, akhirnya Rama pun membuka pintu mobil dan segera duduk di kursi sebelah Rosa. Tanpa berlama-lama juga, Rosa segera mendaratkan satu ciuman di bibir Rama, hingga membuat Rama tersipu malu. "Maaf, karena melibatkanmu dalam pertempuran tempo hari," ucap Rosa dengan menyesal."Sudahlah, jangan dibicarakan lagi," ucap Rama.Rosa menghada

    Last Updated : 2025-04-25
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 59

    Satu minggu kemudian.BRUUAAAK!Rosa terjatuh dari ranjang sembari memegang perutnya. "Kenapa Rasa sakit di perutku ini seakan tidak wajar ya?" gumam Rosa sembari menggigit bibir bawahnya, karena sakit itu benar-benar tidak bisa digambarkan. Rosa bahkan sudah pergi ke dokter, tapi tetap tidak ada hasil. Dengan tenaga seadanya dan wajah yang sudah pucat pasi, Rosa berusaha merangkak ke meja rias, memegang kursi dan berusaha berdiri.Saat melihat ke arah cermin, dia juga sangat syok, karena tiba-tiba saja wajahnya menjadi buruk rupa, banyak jerawat besar-besar yang memenuhi wajahnya, juga ada beberapa benjolan yang bahkan sudah mengeluarkan bau tak sedap. "Ada apa ini sebenarnya?" ucap Rosa sembari mengambil beberapa helai tisu dan mengusap cairan-cairan yang keluar dari beberapa benjolan tersebut, dia bahkan sudah tidak menghiraukan rasa sakit di perutnya.Semakin dia mengusap cairan di wajahnya, semakin keluar juga cairan tersebut terus menerus tanpa henti. "Tidak, tidak, tiiiidaaaaak

    Last Updated : 2025-04-26
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 1

    Sayup-sayup Wilona mulai membuka mata. “Ssst … aw,” desis Wilona sembari memegang kepalanya yang terasa sangat berat, pemandangannya juga berkunang-kunang.Ceklek.“Kak Ona sudah sadar?” Terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing ditelinga Wilona, baru saja membuka pintu.Wanita itu pun segera berjalan ke arah Wilona dengan antusias, juga dengan senyum yang merekah. Meskipun pandangan Wilona masih sedikit kabur, tapi dia tahu betul siapa gerangan wanita yang menghampirinya saat ini.“Kak Wilona sudah sadar?” tanya wanita itu lagi sembari memegang telapak tangan Wilona.Plak! Bruk!Dengan kepala yang masih terasa sangat berat dan pandangan tidak jelas, Wilona bangun dari tidurnya serta menampar wanita tersebut dengan kekuatan penuh, hingga dia tersungkur di bawah ranjang. “Aw, apa yang Kakak lakukan?” jerit wanita itu.“Pergi kamu! Pergi … ! Wilona berteriak sekencang-kencangnya.“Kak Ona, ini aku Rosa.” Wanita itu mencoba menenangkan Wilona sembari berusaha berdiri.“Perg

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 59

    Satu minggu kemudian.BRUUAAAK!Rosa terjatuh dari ranjang sembari memegang perutnya. "Kenapa Rasa sakit di perutku ini seakan tidak wajar ya?" gumam Rosa sembari menggigit bibir bawahnya, karena sakit itu benar-benar tidak bisa digambarkan. Rosa bahkan sudah pergi ke dokter, tapi tetap tidak ada hasil. Dengan tenaga seadanya dan wajah yang sudah pucat pasi, Rosa berusaha merangkak ke meja rias, memegang kursi dan berusaha berdiri.Saat melihat ke arah cermin, dia juga sangat syok, karena tiba-tiba saja wajahnya menjadi buruk rupa, banyak jerawat besar-besar yang memenuhi wajahnya, juga ada beberapa benjolan yang bahkan sudah mengeluarkan bau tak sedap. "Ada apa ini sebenarnya?" ucap Rosa sembari mengambil beberapa helai tisu dan mengusap cairan-cairan yang keluar dari beberapa benjolan tersebut, dia bahkan sudah tidak menghiraukan rasa sakit di perutnya.Semakin dia mengusap cairan di wajahnya, semakin keluar juga cairan tersebut terus menerus tanpa henti. "Tidak, tidak, tiiiidaaaaak

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 58

    "Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Rama pada Rosa.Saat ini Rosa tengah mendatangi Rama di rumah kontrakannya."Ikutlah denganku, kamu pasti akan menyukainya," jawab Rosa yang tetap berada di dalam mobil, lebih tepatnya di kursi pengemudi.Rama yang tadinya membungkuk di kaca, di bagian pintu samping pengemudi, seketika dia menegakkan punggungnya dan menarik nafas dalam. "Aku tidak mau jika kamu suruh melakukan pekerjaan mengerikan lagi," ucap Rama dengan cemberut."Tidak akan, aku tidak akan melibatkanmu lagi," jawab Rosa."Ayo, naiklah, selagi aku tidak ada pekerjaan dan janji temu dengan klien." Rosa terus memaksa Rama.Dengan sedikit berat hati, akhirnya Rama pun membuka pintu mobil dan segera duduk di kursi sebelah Rosa. Tanpa berlama-lama juga, Rosa segera mendaratkan satu ciuman di bibir Rama, hingga membuat Rama tersipu malu. "Maaf, karena melibatkanmu dalam pertempuran tempo hari," ucap Rosa dengan menyesal."Sudahlah, jangan dibicarakan lagi," ucap Rama.Rosa menghada

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 52

    "Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja."Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani."Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran."Guna-guna," jawab Rani singkat."Guna-guna?" gumam Mama Risma."Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram."Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma."Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 51

    Bunga sampai di depan mansion Melisa, ada perasaan gelisah dan berkecamuk di sana, terlebih saat dia melihat pengawal Melisa yang selalu sigap. Dengan perasaan yang masih ragu, Bunga pun turun dari mobil, setelah sebelumnya menarik nafas panjang dan mencoba menguasai pikirannya sendiri."Aku hanya akan mencari ponselku yang kemarin hilang," ucap Bunga pada salah satu pengawal Melisa."Di mana?" tanya pengawal tersebut."Ya mana aku tahu, namanya juga hilang. Seingatku semalam aku hanya mendatangi atap dan juga pantai, tidak banyak ruangan yang aku kunjungi di sini," jelas Bunga."Aku akan memeriksanya di atap," ucap pengawal tersebut."Oke kalau begitu, aku akan menyusuri pantai," ucap Bunga yang kemudian pergi ke pantai, pantai tersebut ada di depan mansion.Bunga berjalan pelan sembari melihat laut, sesekali juga dia melihat ke mansion. "Bu Wilona ada di kamar yang mana ya," gumam Bunga sembari mengingat kejadian tadi malam, saat Wilona baru dibawa keluar oleh dua pengawal dalam kea

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status