Share

Bab 4

Author: Eriin 1208
last update Last Updated: 2025-01-18 15:48:44

"Sayang, ini aku bawakan handphone kamu, agar kamu tidak bosan selama menjalani perawatan disini," ucap Bramasta mencoba mencairkan suasana, setelah keadaan menjadi kikuk sejenak.

"Oh iya, aku memang sangat membutuhkannya," ucap Wilona sembari menerima handphone tersebut.

"Sebentar lagi aku akan pulang, karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, mereka berdua yang akan menjagamu,"

"Apa tidak masalah?" tanya Bramasta.

"Emb, tentu saja tidak masalah, terima kasih karena kamu selalu bekerja keras untuk keluarga, jangan lupa makan dan istirahat," ucap Wilona sembari mengulas senyum manis.

"Tentu saja, kamu juga makan yang banyak ya, agar segera pulih dan bisa segera kembali ke rumah," ucap Bramasta sembari mengecup kening istrinya. Wilona pun mengangguk dan tersenyum dengan perlakuan Bramasta tersebut.

***

Beberapa saat kemudian setelah kepergian Bramasta, Raka dan Rani pun masuk ke ruangan Wilona. "Dari mana kalian?" tanya Wilona.

"Kami hanya di luar Bu," jawab Raka.

"Kenapa baru masuk?" tanya Wilona.

"Emmb ... " dengung Rani yang masih berpikir.

"Kalian lapar tidak?" Belum sempat Raka dan Rani menjawab pertanyaan yang tadi, Wilona sudah bertanya lagi.

"Tidak Bu," jawab Raka.

Glek.

Rani hanya bisa menelan salivanya saat mendengar jawaban kakak kembarnya tersebut, pasalnya mereka berdua belum makan sejak pagi.

Kruuuk ...

Kruuuk ...

"Kok sepertinya aku mendengar suara perut keroncongan dari orang yang bilang gak laper ya," ejek Wilona yang juga membuat Rani seketika tersenyum.

Wilona pun segera memesan makanan online tanpa minta persetujuan dari Raka dan Rani.

***

Beberapa saat kemudian, setelah Wilona memesan makanan via online. Tentu saja yang mengambil makanan tersebut ke lobby adalah Rani, mereka bertiga pun makan malam bersama, Raka dan Rani makan di sofa, sedangkan Wilona tetap berada di atas ranjang dengan meja lipat.

"Karena aku kembali ke tahun 2021, seharusnya rekaman CCTV belum di format kan?" Tiba-tiba saja Wilona terpikirkan sesuatu saat tengah menikmati nasi gorengnya.

Segera Wilona mengambil telepon genggamnya yang tergeletak di atas nakas, kemudian mulai membuka rekaman CCTV yang ada di kamarnya.

"Emmb ... aku dibawa ke rumah sakit hari apa ya?" tanya Wilona pada Raka dan Rani.

"Kalau tidak salah ingat, tiga hari yang lalu Bu," jawab Raka.

"Kenapa Bu?" sahut Rani.

"Tidak apa, pantas saja aku merasa sangat pusing, ternyata aku pingsan cukup lama," ucap Wilona sembari menyuapkan kembali nasi goreng yang ada di hadapannya, agar tidak menimbulkan kekhawatiran Raka dan Rani.

"Tiga hari dari hari ini,"

"Oke, sudah ketemu," gumam Wilona dengan suara yang sangat lirih sembari terus memainkan ponselnya.

"Hmmmb ... oke, aku hanya berjalan seperti biasa," gumam Wilona saat mendapati dirinya baru saja masuk ke kamarnya di rekaman CCTV tersebut.

"Tapi kenapa pandanganku sepertinya kosong ya?" ucap Wilona sembari mengerutkan keningnya.

Untuk beberapa saat, dia melihat rekaman CCTV tidak ada hal yang aneh, setelah masuk ke kamar, Wilona melihat dirinya melepas semua accesories yang melekat pada tubuhnya dan juga membungkus lagi koleksi tasnya di lemari.

Bruuk.

"Astaga!"

"Ada apa Bu?" Raka dan Rani pun segera beranjak dari sofa saat mendengar suara Wilona yang terkejut.

"Eh, tidak apa, aku hanya sedang menonton film." Wilona mencoba memberikan alasan yang terdengar masuk akal.

"Ish, Ibu ini, bikin kaget saja," ucap Rani yang kemudian melanjutkan makan lagi.

"Aku baru saja membuka pintu, melangkah dan langsung terjatuh, bahkan langsung tidak sadarkan diri," monolog Wilona dalam hati.

"Pasti ada sesuatu di lantai," gumam Wilona.

Kamar mandi adalah satu-satu nya tempat yang tidak terpasang CCTV, tapi Wilona memastikan bahwa di seberang pintu kamar mandi akan ada kamera yang menyorot ke arah kamar mandi tersebut, jadi jika pintu kamar mandi tidak ditutup, area dalam kamar mandi masih bisa dipantau meskipun tidak bisa menyeluruh.

"Kalau begitu ... sepertinya aku harus mundur beberapa jam," gumam Wilona sembari memainkan ponselnya kembali, bahkan dia lupa jika ada nasi goreng dihadapannya yang belum dia habiskan.

Cukup lama Wilona memutar rekaman CCTV dengan waktu mundur, hingga akhirnya dua jam sebelum kejadian, terlihatlah semuanya.

"Ah, benar saja,"

"Pasti si wanita licik itu," gumam Wilona.

"Dia memang belum menjadi bagian dari keluarga kami, tapi dia sudah bisa memiliki akses untuk masuk ke seluruh ruangan yang ada di rumah," gumam Wilona saat mendapati, bahwa di rekaman CCTV tersebut ada Rosa yang tengah menyelinap masuk ke kamarnya.

"Berani benar dia masuk ke kamar," geram Wilona.

"Apa yang dia masukkan ke dalam minumanku?" tanya Wilona pada dirinya sendiri.

Di sana dia melihat bahwa Rosa mengendap masuk ke kamarnya, yang dia tuju pertama adalah meja rias, dimana di atas meja rias tersebut, selalu sudah disiapkan air mineral satu gelas yang lengkap dengan tutupnya oleh Raka dan Rani bergantian, di sana juga Wilona melihat saat Rosa memasukkan serbuk ke dalam minumannya, setelah itu Rosa membuka pintu kamar mandi dan mengeluarkan botol dari dalam tasnya.

"Botol apa itu?" gumam Wilona, dia melihat botol seperti tempat air mineral bekas yang terdapat cairan berwarna biru.

"Apa dia sedang menuangkan sabun di sana?" gumam Wilona.

"Kalau dipikir lagi ... memang kamar mandiku kan kamar mandi kering, bagaimana bisa aku terpeleset," ucap Wilona sembari menertawakan dirinya sendiri.

"Wah ... memang manusia iblis, jadi dia sengaja menuangkan sabun agar aku terpeleset? Beruntung sekali aku tidak gegar otak,"

"Dasar Wanita gila!" umpat Wilona dengan sangat lirih.

"Mungkin juga di dalam minuman itu ada obat bius atau obat tidur, sehingga menyebabkan aku pusing, setelah melepas accessories aku pasti akan minum,"

"Rupanya semua sudah digambar oleh wanita itu," gumam Wilona.

"Tapi ... " Wilona menghentikan ucapannya.

"Eh, waktu kalian bawa saya ke rumah sakit, siapa yang antar kalian?" tanya Wilona pada Raka dan Rani.

"Bu Rosa, kebetulan beliau sedang ada di rumah," jawab Raka.

"Ah ... jadi rumah sakit ini juga rekomendasi dari dia? Apa jangan-jangan si dokter juga bersekongkol?"

"Tidak bisa, aku harus segera keluar dari rumah sakit ini, bagaimanapun caranya, setelah itu aku akan melakukan lagi pemeriksaan secara menyeluruh,"

"Karena jujur saja, kepalaku masih terasa sangat berat setelah aku siuman sampai sekarang," monolog Wilona dalam hati.

"Kira-kira besok aku sudah bisa pulang gak ya?" Wilona mencoba berbicara sendiri tapi dengan nada sedikit tinggi, hingga Raka dan Rani bisa mendengar ucapannya.

"Kalau Ibu sudah tidak ada keluhan lagi, mungkin bisa Bu, nanti akan Rani rawat di rumah dengan baik," ucap Rani dengan senyumnya yang seakan tanpa beban.

"Tapi Pak Bram bilang kemungkinan Ibu akan di rawat di sini minimal satu minggu," sahut Raka.

"Mas Bram?"

"Sejak kapan dia ikut campur hal sepele seperti ini?" monolog Wilona dalam hati, yang merasa keheranan dengan sikap suaminya. Seakan suaminya menjadi sosok yang tidak dia kenal.

"Apa Mas Bram bilang sendiri ke kalian berdua?" tanya Wilona dengan wajah sesantai mungkin.

"Tidak Bu, saya hanya tidak sengaja mendengar obrolan Bapak dengan Bu Rosa," jawab Raka.

"Rosa?"

"Apa Mas Bram sekongkol dengan Rosa?"

"Rasa-rasanya itu tidak mungkin,"

"Pasti aku terlalu lelah hingga berpikir yang tidak-tidak," monolog Wilona dalam hati dan terpaku beberapa saat.

"Pasti Mas Bram bersikap seperti itu, karena dia tengah khawatir denganku kan, dia ingin memastikan kalau aku mendapatkan perawatan yang baik, hmm, pasti seperti itu." Wilona mencoba menghibur dirinya sendiri dengan mengucapkan hal-hal yang positif.

Related chapters

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 5

    Keesokan harinya."Hais, rasanya malas sekali aku harus pura-pura baik pada keluarga ini," gerutu Rosa sembari berjalan di lorong rumah sakit."Kalau bukan karena harta mas Bram yang berlimpah dan tidak akan habis sampai 7 turunan, aku tidak akan mau melayani mereka." "Lebih-lebih melayani istrinya, demi mendapatkan restu, agar aku bisa menikah dengan Mas Bram, aku harus rela masak dan membawakan makanan untuk istrinya itu, huft." Rosa terus menggerutu sembari membawa rantang yang berisi makanan, yang akan diberikan pada Wilona."Lagian itu perempuan nyawanya banyak banget ya, aku sudah melakukan banyak cara untuk mencelakainya, tapi dia masih saja selamat." "Kalau dia mampus kan enak, tidak perlu lagi untuk mengemis restu darinya." "Lagian Mas Bram juga cinta gila banget sih sama dia, apa dia benar bisa menerimaku jadi istrinya nanti?""Hais, sudahlah, yang pasti aku akan terus berusaha untuk menggodanya, toh aku juga lebih montok kan dari pada istrinya itu," ucap Rosa dengan penu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 6

    "Apa kamu sudah ingat, bahwa kamu masih mempunyai istri?" tanya Wilona saat mendapati Bramasta baru saja masuk ke kamar. Saat ini Wilona sudah mengenakan piyama, berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. "Sayang ... aku hanya menolongnya sebagai tamu," jawab Bramasta sembari duduk di ujung ranjang. "Sayang, apa kamu harus berbuat sejauh itu? Kenapa perbuatanmu tidak mencerminkan sebagai wanita yang bermartabat?" cecar Bramasta. "Bermartabat?" "Justru aku sedang melindungi martabatku, bagaimana bisa aku diam saja saat suamiku dijodohkan dengan wanita lain?" "Bak air susu dibalas dengan air tuba, semua kebaikan yang sudah aku berikan padanya, sepertinya itu tidak berarti apa-apa kan?" jelas Wilona. "Hmm, ya, cukup masuk akal," "Lagi pula sekeras apapun Mama dan Rosa memaksa, jika kamu tidak setuju, maka pernikahan itu juga tidak akan pernah terjadi," "Bukankah selama ini aku memang hanya badut bagimu?" tanya Bramasta dengan tetap memunggungi Wilona. "Badut?" "

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 7

    "Bagaimana hasilnya? Kalian berdua sehat kan? Bisa segera program hamil kan?" cecar Mama Arina saat baru saja Wilona membuka pintu."Entahlah," jawab Wilona dengan cuek, sembari dia terus berjalan masuk."Apa maksud kamu entahlah?" Mama Arina mengekor di belakang Wilona."Dari dulu aku tidak begitu peduli dengan keturunan, kenapa Mama selalu mendesakku?" tanya Wilona sembari dia duduk di ruang makan, Rani pun segera menuangkan air putih untuk Wilona."Apa sih yang kamu bicarakan? Bukankah kamu sudah sepakat untuk mencoba?""Dan kata Rani, kamu tadi pergi ke dokter untuk mengambil hasil tes pemeriksaan kalian tempo hari?" cecar Mama Arina tidak mau menyerah."Aku tadi memang pergi ke dokter, tapi bukan untuk mengambil hasil tes," ucap Wilona."Lalu?" sahut Mama Arina."Emb ... aku pergi untuk membatalkan tes yang kita lakukan tempo hari," jawab Wilona tanpa merasa bersalah.Brak!"Gila kamu ya!" sentak Mama Arina, bahkan beliau juga menggebrak meja."Kenapa? ini tubuhku, terserah aku m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 8

    Malam hari.Tap.Tap.Tap."Nyonya Wilona?" sapa seorang pelayan restoran, saat Wilona baru saja sampai di depan pintu sebuah restoran."Iya," jawab Wilona dengan ramah."Silahkan, tuan Bramasta sudah menunggu," ucap pelayan tersebut.Pelayan itu pun segera menunjukkan jalan dan Wilona mengekor di belakangnya.Tadi siang, saat Wilona tengah bersantai di taman sebelah kolam renang, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari Bramasta, bahwa Bramasta akan mengajaknya untuk makan malam disebuah restoran."Apa tempat ini di sewa?" tanya Wilona saat dia mendapati bahwa tidak ada pengunjung lain di restoran tersebut."Benar Nyonya, tuan Bramasta melakukan reservasi tadi pagi," jawab pelayan tersebut dengan tersenyum ramah."Apa semua ini juga disiapkan olehnya?" tanya Wilona lagi, karena di sepanjang dia berjalan, sangat banyak sekali bunga mawar, baik di meja, kursi, dinding, bahkan di lantai juga bertaburan banyak bunga mawar, tidak lupa juga dengan banyak lilin."Benar Bu," "Itu, tuan Bramasta

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 9

    "Selamat pagi," sapa Wilona sembari menuruni anak tangga."Pagi ... " jawab semua orang secara serentak."Kenapa pagi-pagi kamu sudah rapi?" tanya Bramasta."Kan aku sudah bilang, kalau aku mau bekerja lagi," jawab Wilona yang sudah sampai di meja makan dan segera duduk."Mbak, apa Mbak memang perlu bekerja lagi?" tanya Rosa yang tentu saja sudah menjadi anggota keluarga saat ini, bahkan juga tinggal satu atap."Kenapa Ros? Apa kamu keberatan? Bukankah kamu sudah menandatangani syarat untuk menikah dengan Mas Bram tempo hari?" cecar Wilona."Bukan begitu Mbak, Mbak kan sudah berhenti bekerja selama beberapa tahun, takutnya nanti Mbak malah sudah lupa dengan semua yang biasa dikerjakan di kantor, malah repot nanti kalau Mbak harus belajar lagi,""Lebih baik Mbak di rumah saja, mengurusi urusan rumah, bukankah itu sudah menjadi keahlian Mbak Ona," sindir Rosa."Tenang saja, aku adalah orang yang cerdas, tidak mungkin aku melupakan semua tentang urusan kantor, lagi pula di rumah kan suda

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 10

    "Kenapa lampu ruangan kamu masih menyala?" tanya Furi yang juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya, saat dia hendak pergi, dia melihat lampu di ruangan Wilona masih menyala, maka dari itu Furi memutuskan untuk mengecek."Aku harus lembur," jawab Wilona."Kamu sendiri kenapa belum pulang?" tanya Wilona."Aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku, sebelum aku kembali mengabdi padamu paduka," jawab Furi yang seketika membuat Wilona mengulas senyum."Kamu tidak harus menyelesaikannya dalam semalam semua map yang aku kasih tadi," ucap Furi."Aku tidak sedang mengecek map dari kamu," ucap Wilona."Lalu apa yang kamu lakukan?" tanya Furi sembari duduk di hadapan Wilona."Aku sedang membuat proposal untuk kerja sama dengan grup Salim," jawab Wilona."Apa kamu sudah tahu?" tanya Furi dengan terkejut."Tidak, Rosa yang menyuruhku membuat ini," jawab Wilona."Hais, dasar wanita gila," gerutu Furi."Emb, aku tahu kamu memang pekerja keras, tapi ..." "Tapi apa?" tanya Wilona."Pikirkanlah juga

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 11

    "Apa belum berkumpul semua?" tanya Wilona yang baru saja memasuki cafe, serta melihat Furi dan beberapa karyawan di sana."Sudah," jawab Furi sembari membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan, karena dia menghormati Wilona sebagai atasannya."Apa?" Wilona pun terkejut dengan jawaban Furi, karena dia mendapati hanya ada 7 karyawan saja di sana."Memang hanya mereka saja yang bertahan," bisik Furi.Tap.Wilona pun segera duduk dan tersenyum pada mereka semua, para karyawan itu pun juga menunduk dengan segan. "Wajah-wajah tidak asing," ucap Wilona."Apa kalian semua masih mengingatku?" tanya Wilona."Tentu saja Bu, kami sangat senang sekali saat mendengar Ibu kembali ke kantor," jawab salah seorang karyawan."Apa Ibu sehat?" tanya karyawan lain."Tentu saja, aku sangat sehat dan tetap cantik," jawab Wilona dengan sedikit mengulas senyum, untuk meminimalisir kecanggungan diantara mereka.Meskipun Wilona nampak sangat dingin dan juga berekspresi datar, tapi para karyawan sangat senang da

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 12

    Krincing."Kalian masih di sini?" tanya Rosa yang baru saja masuk ke cafe tempat Wilona makan siang tadi."Apa urusannya denganmu?" tanya Wilona dengan nada datar, juga dengan tetap memainkan ponselnya."Rugi dong cafe ini, jika kamu di sini seharian," ucap Rosa yang kemudian ikut duduk di tempat Wilona."Aku sudah menyewanya satu hari, jangan banyak cing cong," ucap Wilona."Apa kamu sudah berhasil menghubungi grup Salim?" tanya Rosa dengan nada mengejek. Wilona meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menarik nafas dalam sembari melihat ke arah Rosa dengan kesal."Taraaam ..." "Aku sudah berhasil membuat janji," ucap Rosa dengan tersenyum, sembari menyodorkan ponselnya ke arah Wilona.Wilona dan Furi pun segera mendekatkan kepala mereka untuk melihat pesan di ponsel Rosa lebih dekat dan lebih jelas."Nih, baca aja sendiri." Rosa meletakan ponselnya di meja."Secepat itu?" tanya Wilona seakan tidak percaya, sementara Furi segera mencatat tempat pertemuan mereka, serta nomor telepon

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 16

    Hap."Rosa, lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan?" teriak Wilona sembari menahan rasa sakit, karena Rosa tengah menjambak rambut dan juga menenggelamkan wajah Wilona beberapa kali ke dalam wastafel yang penuh dengan air.Hap.Beberapa kali juga Wilona mencoba mengambil nafas saat rosa menarik rambutnya, hingga wajahnya keluar dari genangan air di wastafel tersebut.Bruuk."Ro ... sa," rintih Wilona saat dia sudah tidak tahan lagi dan ambruk ke lantai."Ingat, ini hanya pelajaran awal saja, jika kamu tidak segera menandatangani surat pengalihan harta, aku akan memberimu pelajaran yang lebih menyakitkan dari hari ini," ucap Rosa dengan tersenyum puas, bahkan dia berbicara juga sembari memainkan kuku palsunya, seakan tidak menyesali perbuatannya sama sekali.Sayup-sayup Wilona mencoba membuka mata dalam keadaan yang sudah pucat pasi, dia penasaran dengan suara langkah kaki yang baru saja masuk ke kamarnya."Sayaaang ..." teriak Rosa.Jedaaar.Betapa terkejutnya Wilona saat mendapati Brama

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 15

    Beberapa hari kemudian.Braak !!"Kamu masih bisa bersantai seperti ini?" Sentak Rosa saat memasuki ruangan Bramasta.Mengetahui ada istri bosnya masuk, sekretaris Bramasta pun segera keluar dari ruangan. Saat itu Bramasta tengah mengecek beberapa berkas di atas meja."Apa kamu tidak melihat berita hari ini?" Rosa segera mengambil remot dan menyalakan televisi yang ada di ruangan Bramasta.'Nyonya Wilona akan segera mengadakan jumpa pers, terkait kasus penyerangan yang dia alami'"Lihat itu yang sedang dilakukan istrimu! Dia ingin mengadakan jumpa pers untuk mengkonfirmasi kejadian tempo hari, bahkan memar-memar di wajahnya juga masih terlihat jelas!" ucap Rosa dengan menggebu."Bertanggung jawablah atas perbuatanmu sendiri," ucap Bramasta dengan suara lirih dan tegas."Bukan itu maksudku, kamu harus menghentikan langkahnya sebelum dia mencoreng wajah perusahaan, lagian kan pelakunya juga sudah ditangkap semua, lalu apa lagi yang ingin dia konfirmasi?" jelas Rosa."Dia masih meyakini

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 14

    Brak."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" Bramasta datang ke rumah sakit dengan tergopoh, hal itu membuat Furi segera menyudahi makan malamnya dan turun dari ranjang."Aku tadi mengabari tuan Bramasta," ucap Furi dengan nada lirih sembari menunduk.Bramasta pun segera berjalan ke ranjang Wilona dan memeluknya dengan erat. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bramasta dengan suara sangau, sepertinya dia sedang menahan tangis."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak menjaga Ibu dengan baik!" teriak Bramasta sembari menghadap ke arah Raka."Aku baik-baik saja, kenapa kamu berteriak padanya? Dia yang telah menyelamatkanku," sahut Wilona. Sementara Raka, Rani dan Furi hanya bisa menunduk."Cih, padahal dia juga tidak menjaga istrinya dengan baik, kenapa malah marah-marah pada Raka, dasar sampah!" gumam seseorang di seberang telepon Raka, saat dia mendengar teriakan Bramasta.Tut.Orang tersebut pun segera menutup sambungan teleponnya dan menyeruput es Cappucino yang ada di hadapannya dengan s

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 13

    "Berpikir Wilona, berpikirlah dengan cepat," monolog Wilona dalam hati.Pria tadi segera berjalan ke arah sofa mengikuti Wilona. "Eh tunggu, aku tadi kan haus, cepat pesankan aku minum dulu, bagaimana aku bisa melayani kalian dengan baik, jika tubuhku lemas seperti ini.""Pasti tidak akan menyenangkan bukan?" tanya Wilona sembari memutar tubuhnya hingga menghadap ke arah semua pria tadi."Cepat kalian pesan minuman," suruh pria yang mereka panggil 'Bos'."Oh, ternyata dia yang membawa kunci," batin Wilona dengan memandangi sekeliling agar tidak menimbulkan kecurigaan.Karena dia saat ini sedang berusaha mengulur waktu, Wilona pun berjalan ke arah meja makan, dia mengurungkan niatnya untuk duduk di sofa.Wilona memperhatikan sekeliling dan melihat ada CCTV di mana-mana. "Hmb, tidak mungkin para karyawan tidak tahu kejadian di sini, kecuali mereka memang sudah disuap sehingga mereka menutup mata," monolog Wilona dalam hati.Ceklek.Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa mi

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 12

    Krincing."Kalian masih di sini?" tanya Rosa yang baru saja masuk ke cafe tempat Wilona makan siang tadi."Apa urusannya denganmu?" tanya Wilona dengan nada datar, juga dengan tetap memainkan ponselnya."Rugi dong cafe ini, jika kamu di sini seharian," ucap Rosa yang kemudian ikut duduk di tempat Wilona."Aku sudah menyewanya satu hari, jangan banyak cing cong," ucap Wilona."Apa kamu sudah berhasil menghubungi grup Salim?" tanya Rosa dengan nada mengejek. Wilona meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menarik nafas dalam sembari melihat ke arah Rosa dengan kesal."Taraaam ..." "Aku sudah berhasil membuat janji," ucap Rosa dengan tersenyum, sembari menyodorkan ponselnya ke arah Wilona.Wilona dan Furi pun segera mendekatkan kepala mereka untuk melihat pesan di ponsel Rosa lebih dekat dan lebih jelas."Nih, baca aja sendiri." Rosa meletakan ponselnya di meja."Secepat itu?" tanya Wilona seakan tidak percaya, sementara Furi segera mencatat tempat pertemuan mereka, serta nomor telepon

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 11

    "Apa belum berkumpul semua?" tanya Wilona yang baru saja memasuki cafe, serta melihat Furi dan beberapa karyawan di sana."Sudah," jawab Furi sembari membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan, karena dia menghormati Wilona sebagai atasannya."Apa?" Wilona pun terkejut dengan jawaban Furi, karena dia mendapati hanya ada 7 karyawan saja di sana."Memang hanya mereka saja yang bertahan," bisik Furi.Tap.Wilona pun segera duduk dan tersenyum pada mereka semua, para karyawan itu pun juga menunduk dengan segan. "Wajah-wajah tidak asing," ucap Wilona."Apa kalian semua masih mengingatku?" tanya Wilona."Tentu saja Bu, kami sangat senang sekali saat mendengar Ibu kembali ke kantor," jawab salah seorang karyawan."Apa Ibu sehat?" tanya karyawan lain."Tentu saja, aku sangat sehat dan tetap cantik," jawab Wilona dengan sedikit mengulas senyum, untuk meminimalisir kecanggungan diantara mereka.Meskipun Wilona nampak sangat dingin dan juga berekspresi datar, tapi para karyawan sangat senang da

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 10

    "Kenapa lampu ruangan kamu masih menyala?" tanya Furi yang juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya, saat dia hendak pergi, dia melihat lampu di ruangan Wilona masih menyala, maka dari itu Furi memutuskan untuk mengecek."Aku harus lembur," jawab Wilona."Kamu sendiri kenapa belum pulang?" tanya Wilona."Aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku, sebelum aku kembali mengabdi padamu paduka," jawab Furi yang seketika membuat Wilona mengulas senyum."Kamu tidak harus menyelesaikannya dalam semalam semua map yang aku kasih tadi," ucap Furi."Aku tidak sedang mengecek map dari kamu," ucap Wilona."Lalu apa yang kamu lakukan?" tanya Furi sembari duduk di hadapan Wilona."Aku sedang membuat proposal untuk kerja sama dengan grup Salim," jawab Wilona."Apa kamu sudah tahu?" tanya Furi dengan terkejut."Tidak, Rosa yang menyuruhku membuat ini," jawab Wilona."Hais, dasar wanita gila," gerutu Furi."Emb, aku tahu kamu memang pekerja keras, tapi ..." "Tapi apa?" tanya Wilona."Pikirkanlah juga

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 9

    "Selamat pagi," sapa Wilona sembari menuruni anak tangga."Pagi ... " jawab semua orang secara serentak."Kenapa pagi-pagi kamu sudah rapi?" tanya Bramasta."Kan aku sudah bilang, kalau aku mau bekerja lagi," jawab Wilona yang sudah sampai di meja makan dan segera duduk."Mbak, apa Mbak memang perlu bekerja lagi?" tanya Rosa yang tentu saja sudah menjadi anggota keluarga saat ini, bahkan juga tinggal satu atap."Kenapa Ros? Apa kamu keberatan? Bukankah kamu sudah menandatangani syarat untuk menikah dengan Mas Bram tempo hari?" cecar Wilona."Bukan begitu Mbak, Mbak kan sudah berhenti bekerja selama beberapa tahun, takutnya nanti Mbak malah sudah lupa dengan semua yang biasa dikerjakan di kantor, malah repot nanti kalau Mbak harus belajar lagi,""Lebih baik Mbak di rumah saja, mengurusi urusan rumah, bukankah itu sudah menjadi keahlian Mbak Ona," sindir Rosa."Tenang saja, aku adalah orang yang cerdas, tidak mungkin aku melupakan semua tentang urusan kantor, lagi pula di rumah kan suda

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 8

    Malam hari.Tap.Tap.Tap."Nyonya Wilona?" sapa seorang pelayan restoran, saat Wilona baru saja sampai di depan pintu sebuah restoran."Iya," jawab Wilona dengan ramah."Silahkan, tuan Bramasta sudah menunggu," ucap pelayan tersebut.Pelayan itu pun segera menunjukkan jalan dan Wilona mengekor di belakangnya.Tadi siang, saat Wilona tengah bersantai di taman sebelah kolam renang, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari Bramasta, bahwa Bramasta akan mengajaknya untuk makan malam disebuah restoran."Apa tempat ini di sewa?" tanya Wilona saat dia mendapati bahwa tidak ada pengunjung lain di restoran tersebut."Benar Nyonya, tuan Bramasta melakukan reservasi tadi pagi," jawab pelayan tersebut dengan tersenyum ramah."Apa semua ini juga disiapkan olehnya?" tanya Wilona lagi, karena di sepanjang dia berjalan, sangat banyak sekali bunga mawar, baik di meja, kursi, dinding, bahkan di lantai juga bertaburan banyak bunga mawar, tidak lupa juga dengan banyak lilin."Benar Bu," "Itu, tuan Bramasta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status