Share

Bab 11

Penulis: Eriin 1208
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 10:08:10

"Apa belum berkumpul semua?" tanya Wilona yang baru saja memasuki cafe, serta melihat Furi dan beberapa karyawan di sana.

"Sudah," jawab Furi sembari membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan, karena dia menghormati Wilona sebagai atasannya.

"Apa?" Wilona pun terkejut dengan jawaban Furi, karena dia mendapati hanya ada 7 karyawan saja di sana.

"Memang hanya mereka saja yang bertahan," bisik Furi.

Tap.

Wilona pun segera duduk dan tersenyum pada mereka semua, para karyawan itu pun juga menunduk dengan segan. "Wajah-wajah tidak asing," ucap Wilona.

"Apa kalian semua masih mengingatku?" tanya Wilona.

"Tentu saja Bu, kami sangat senang sekali saat mendengar Ibu kembali ke kantor," jawab salah seorang karyawan.

"Apa Ibu sehat?" tanya karyawan lain.

"Tentu saja, aku sangat sehat dan tetap cantik," jawab Wilona dengan sedikit mengulas senyum, untuk meminimalisir kecanggungan diantara mereka.

Meskipun Wilona nampak sangat dingin dan juga berekspresi datar, tapi para karyawan sangat senang da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 12

    Krincing."Kalian masih di sini?" tanya Rosa yang baru saja masuk ke cafe tempat Wilona makan siang tadi."Apa urusannya denganmu?" tanya Wilona dengan nada datar, juga dengan tetap memainkan ponselnya."Rugi dong cafe ini, jika kamu di sini seharian," ucap Rosa yang kemudian ikut duduk di tempat Wilona."Aku sudah menyewanya satu hari, jangan banyak cing cong," ucap Wilona."Apa kamu sudah berhasil menghubungi grup Salim?" tanya Rosa dengan nada mengejek. Wilona meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menarik nafas dalam sembari melihat ke arah Rosa dengan kesal."Taraaam ..." "Aku sudah berhasil membuat janji," ucap Rosa dengan tersenyum, sembari menyodorkan ponselnya ke arah Wilona.Wilona dan Furi pun segera mendekatkan kepala mereka untuk melihat pesan di ponsel Rosa lebih dekat dan lebih jelas."Nih, baca aja sendiri." Rosa meletakan ponselnya di meja."Secepat itu?" tanya Wilona seakan tidak percaya, sementara Furi segera mencatat tempat pertemuan mereka, serta nomor telepon

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 13

    "Berpikir Wilona, berpikirlah dengan cepat," monolog Wilona dalam hati.Pria tadi segera berjalan ke arah sofa mengikuti Wilona. "Eh tunggu, aku tadi kan haus, cepat pesankan aku minum dulu, bagaimana aku bisa melayani kalian dengan baik, jika tubuhku lemas seperti ini.""Pasti tidak akan menyenangkan bukan?" tanya Wilona sembari memutar tubuhnya hingga menghadap ke arah semua pria tadi."Cepat kalian pesan minuman," suruh pria yang mereka panggil 'Bos'."Oh, ternyata dia yang membawa kunci," batin Wilona dengan memandangi sekeliling agar tidak menimbulkan kecurigaan.Karena dia saat ini sedang berusaha mengulur waktu, Wilona pun berjalan ke arah meja makan, dia mengurungkan niatnya untuk duduk di sofa.Wilona memperhatikan sekeliling dan melihat ada CCTV di mana-mana. "Hmb, tidak mungkin para karyawan tidak tahu kejadian di sini, kecuali mereka memang sudah disuap sehingga mereka menutup mata," monolog Wilona dalam hati.Ceklek.Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa mi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 14

    Brak."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" Bramasta datang ke rumah sakit dengan tergopoh, hal itu membuat Furi segera menyudahi makan malamnya dan turun dari ranjang."Aku tadi mengabari tuan Bramasta," ucap Furi dengan nada lirih sembari menunduk.Bramasta pun segera berjalan ke ranjang Wilona dan memeluknya dengan erat. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bramasta dengan suara sangau, sepertinya dia sedang menahan tangis."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak menjaga Ibu dengan baik!" teriak Bramasta sembari menghadap ke arah Raka."Aku baik-baik saja, kenapa kamu berteriak padanya? Dia yang telah menyelamatkanku," sahut Wilona. Sementara Raka, Rani dan Furi hanya bisa menunduk."Cih, padahal dia juga tidak menjaga istrinya dengan baik, kenapa malah marah-marah pada Raka, dasar sampah!" gumam seseorang di seberang telepon Raka, saat dia mendengar teriakan Bramasta.Tut.Orang tersebut pun segera menutup sambungan teleponnya dan menyeruput es Cappucino yang ada di hadapannya dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 15

    Beberapa hari kemudian.Braak !!"Kamu masih bisa bersantai seperti ini?" Sentak Rosa saat memasuki ruangan Bramasta.Mengetahui ada istri bosnya masuk, sekretaris Bramasta pun segera keluar dari ruangan. Saat itu Bramasta tengah mengecek beberapa berkas di atas meja."Apa kamu tidak melihat berita hari ini?" Rosa segera mengambil remot dan menyalakan televisi yang ada di ruangan Bramasta.'Nyonya Wilona akan segera mengadakan jumpa pers, terkait kasus penyerangan yang dia alami'"Lihat itu yang sedang dilakukan istrimu! Dia ingin mengadakan jumpa pers untuk mengkonfirmasi kejadian tempo hari, bahkan memar-memar di wajahnya juga masih terlihat jelas!" ucap Rosa dengan menggebu."Bertanggung jawablah atas perbuatanmu sendiri," ucap Bramasta dengan suara lirih dan tegas."Bukan itu maksudku, kamu harus menghentikan langkahnya sebelum dia mencoreng wajah perusahaan, lagian kan pelakunya juga sudah ditangkap semua, lalu apa lagi yang ingin dia konfirmasi?" jelas Rosa."Dia masih meyakini

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 16

    Hap."Rosa, lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan?" teriak Wilona sembari menahan rasa sakit, karena Rosa tengah menjambak rambut dan juga menenggelamkan wajah Wilona beberapa kali ke dalam wastafel yang penuh dengan air.Hap.Beberapa kali juga Wilona mencoba mengambil nafas saat rosa menarik rambutnya, hingga wajahnya keluar dari genangan air di wastafel tersebut.Bruuk."Ro ... sa," rintih Wilona saat dia sudah tidak tahan lagi dan ambruk ke lantai."Ingat, ini hanya pelajaran awal saja, jika kamu tidak segera menandatangani surat pengalihan harta, aku akan memberimu pelajaran yang lebih menyakitkan dari hari ini," ucap Rosa dengan tersenyum puas, bahkan dia berbicara juga sembari memainkan kuku palsunya, seakan tidak menyesali perbuatannya sama sekali.Sayup-sayup Wilona mencoba membuka mata dalam keadaan yang sudah pucat pasi, dia penasaran dengan suara langkah kaki yang baru saja masuk ke kamarnya."Sayaaang ..." teriak Rosa.Jedaaar.Betapa terkejutnya Wilona saat mendapati Brama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 17

    Hari itu juga, setelah kepergian Furi, Wilona memutuskan untuk keluar dari Rumah Sakit tanpa memberi kabar pada siapapun, dengan pakaian seadanya, Wilona segera menyelesaikan administrasi dan juga memesan taxi online.Braak."Sesuai aplikasi ya Mbak?" taya sopir taxi tersebut setelah Wilona masuk ke mobil."Iya Pak," jawab Wilona singkat.Tanpa banyak bertanya lagi, sopir taxi pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak ada obrolan lagi sepanjang perjalan, sopir taxi fokus pada kemudinya, sementara Wilona hanya menatap ke arah luar jendela.***"Pak, apa bisa menepi sebentar?" tanya Wilona, sopir taxi pun segera menepikan mobilnya."Tunggu sebentar Pak," ucap Wilona sembari keluar dari mobil. Wilona berjalan ke belakang mobil sekitar 2 meter, yang ternyata ada penjual bunga di trotoar jalan.Beberapa saat kemudian, Wilona masuk lagi ke taxi. "Pak, kita ganti rute saja, nanti akan saya bayar lebih," ucap Wilona setelah masuk lagi ke mobil dengan membawa bunga yang baru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 18

    Ting.Beberapa saat kemudian, Wilona mendapatkan pesan dari Raka yang mengatakan bahwa dia dan adiknya akan pergi, karena ada suatu urusan."Sudah kuduga," gumam Wilona sembari mematikan ponselnya dan mulai bersiap.Tidak lama setelah itu, Wilona pun mendapati mobil yang ada di rumah keluar dari pagar, Wilona memastikan dengan seksama, bahwa memang benar Raka dan Rani yang ada di dalam mobil tersebut, barulah dia mengikuti mobil mereka dengan jarak sekitar 2 mobil."Mau kemana mereka?""Siapa yang akan mereka temui?" gumam Wilona sembari terus memperhatikan mobil yang dikendarai Raka, juga dengan memperhatikan jalan.***Setelah sekitar 20 menit Wilona mengekor, akhirnya Raka menghentikan mobilnya di depan restoran cepat saji.Wilona pun juga segera mencari tempat parkir dan turun dari mobil, setelah Wilona memastikan tempat duduk Raka dan Rani, barulah Wilona masuk dan memesan minuman, kemudian dia duduk di meja belakang Raka dan Rani dengan posisi membelakangi mereka, yang tentu saj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 19

    Huft."Kenapa semua menjadi runyam seperti ini?"Setelah beranjak pergi dari restoran cepat saji, Wilona tidak segera pulang ke rumah, melainkan dia berhenti di tanah lapang, membuka atap mobil dan menikmati angin sepoi di bawah rindangnya pohon besar. "Apa lebih baik aku tidak tahu apa-apa seperti hidupku yang dulu?""Tapi, dulu aku hidup dengan sangat polos dan bodoh,""Setidaknya aku dulu sangat mencintai suamiku dan tidak pernah merasa sakit hati sekalipun, meskipun dulu dan sekarang, dia sama-sama menikah lagi dengan Rosa.""Aku selalu mendukungnya, apapun yang dia katakan dan dia putuskan, karena memang dia selalu bertingkah semanis itu,""Kenapa kalian berdua bersikap seperti itu padaku?""Semua kebaikan yang aku lakukan seakan tidak ada artinya sama sekali dan terlupakan begitu saja,""Ya, tentu saja semua itu tidak berarti, karena memang sejak awal niat kalian tidak baik,""Hais, di kehidupan sekarang ini, aku benar-benar lelah dengan semua fakta yang dulu tidak aku ketahui,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 52

    "Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja."Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani."Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran."Guna-guna," jawab Rani singkat."Guna-guna?" gumam Mama Risma."Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram."Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma."Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 51

    Bunga sampai di depan mansion Melisa, ada perasaan gelisah dan berkecamuk di sana, terlebih saat dia melihat pengawal Melisa yang selalu sigap. Dengan perasaan yang masih ragu, Bunga pun turun dari mobil, setelah sebelumnya menarik nafas panjang dan mencoba menguasai pikirannya sendiri."Aku hanya akan mencari ponselku yang kemarin hilang," ucap Bunga pada salah satu pengawal Melisa."Di mana?" tanya pengawal tersebut."Ya mana aku tahu, namanya juga hilang. Seingatku semalam aku hanya mendatangi atap dan juga pantai, tidak banyak ruangan yang aku kunjungi di sini," jelas Bunga."Aku akan memeriksanya di atap," ucap pengawal tersebut."Oke kalau begitu, aku akan menyusuri pantai," ucap Bunga yang kemudian pergi ke pantai, pantai tersebut ada di depan mansion.Bunga berjalan pelan sembari melihat laut, sesekali juga dia melihat ke mansion. "Bu Wilona ada di kamar yang mana ya," gumam Bunga sembari mengingat kejadian tadi malam, saat Wilona baru dibawa keluar oleh dua pengawal dalam kea

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 50

    Bramasta datang ke Mansion Melisa dengan perasaan berkecamuk. BRAAAK! Tentu saja tidak ada lagi yang menahannya saat masuk ke mansion tersebut, karena semua anak buah Melisa sudah tahu, bahwa Bramasta adalah salah satu partner kerja Melisa. Begh! "Kenapa kamu melakukan itu?" Saat baru saja masuk ke mansion, Bramasta mendapati Melisa berdiri di ruang kerjanya. Bramasta segera masuk dan mencekik leher Melisa menggunakan satu tangan hingga Melisa memundurkan langkahnya dan berhenti karena menabrak meja. Merasakan bahwa tangan Bramasta semakin erat dan membuatnya kesulitan bernafas, Melisa segera meraih pistol yang memang ada di atas meja. Setelah mendapatkan pistol tersebut dengan susah payah, Melisa pun segera menodongkan pistol itu ke pelipis Bramasta. Mereka berdua sempat bersitegang sebentar dengan saling menatap. "Oke." Tepat saat Melisa hendak menarik pelatuknya, Bramasta melepaskan tangannya yang mencengkeram leher Melisa. Melisa mengatur nafas sejenak, dia menoleh ke arah

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 49

    BRUUAAAKKK!!Raka, Debby, Firman dan Furi segera menoleh ke arah sumber suara. "Tolong selamatkan dia dulu, nanti aku akan kembali," ucap Bunga sembari membopong Alex dan juga memberi sesuatu dari sakunya ke Raka.Bunga segera meninggalkan villa Debby, sementara Debby, Firman dan Furi masih terpaku sembari melihat seorang pria yang tengah duduk di lantai dengan darah bercucuran di lengannya."Bukankah tadi itu adalah sekretarisnya Pak Bram?" tanya Furi dengan keheranan."Apa???" pekik Firman dan Debby secara bersamaan.Grep.Begh.Debby segera berjalan ke arah Raka dan mencekik lehernya dengan satu tangan, hal itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut. "Apa maksud kamu memberitahu villa ini pada sekretarisnya Bramasta?" tanya Debby dengan kesal."Atau kamu adalah pengkhianatnya sejak awal?" Debby tidak memberi celah untuk Raka menjelaskan."Lepaskan aku," ucap Raka dengan terbata dan mencari celah untuk bernafas."Lepaskan Debby." Firman segera beranjak dan mencoba menarik tan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status