Share

Bab 18

Penulis: Eriin 1208
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 23:02:18

Ting.

Beberapa saat kemudian, Wilona mendapatkan pesan dari Raka yang mengatakan bahwa dia dan adiknya akan pergi, karena ada suatu urusan.

"Sudah kuduga," gumam Wilona sembari mematikan ponselnya dan mulai bersiap.

Tidak lama setelah itu, Wilona pun mendapati mobil yang ada di rumah keluar dari pagar, Wilona memastikan dengan seksama, bahwa memang benar Raka dan Rani yang ada di dalam mobil tersebut, barulah dia mengikuti mobil mereka dengan jarak sekitar 2 mobil.

"Mau kemana mereka?"

"Siapa yang akan mereka temui?" gumam Wilona sembari terus memperhatikan mobil yang dikendarai Raka, juga dengan memperhatikan jalan.

***

Setelah sekitar 20 menit Wilona mengekor, akhirnya Raka menghentikan mobilnya di depan restoran cepat saji.

Wilona pun juga segera mencari tempat parkir dan turun dari mobil, setelah Wilona memastikan tempat duduk Raka dan Rani, barulah Wilona masuk dan memesan minuman, kemudian dia duduk di meja belakang Raka dan Rani dengan posisi membelakangi mereka, yang tentu saj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 19

    Huft."Kenapa semua menjadi runyam seperti ini?"Setelah beranjak pergi dari restoran cepat saji, Wilona tidak segera pulang ke rumah, melainkan dia berhenti di tanah lapang, membuka atap mobil dan menikmati angin sepoi di bawah rindangnya pohon besar. "Apa lebih baik aku tidak tahu apa-apa seperti hidupku yang dulu?""Tapi, dulu aku hidup dengan sangat polos dan bodoh,""Setidaknya aku dulu sangat mencintai suamiku dan tidak pernah merasa sakit hati sekalipun, meskipun dulu dan sekarang, dia sama-sama menikah lagi dengan Rosa.""Aku selalu mendukungnya, apapun yang dia katakan dan dia putuskan, karena memang dia selalu bertingkah semanis itu,""Kenapa kalian berdua bersikap seperti itu padaku?""Semua kebaikan yang aku lakukan seakan tidak ada artinya sama sekali dan terlupakan begitu saja,""Ya, tentu saja semua itu tidak berarti, karena memang sejak awal niat kalian tidak baik,""Hais, di kehidupan sekarang ini, aku benar-benar lelah dengan semua fakta yang dulu tidak aku ketahui,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 20

    "Permisi, apa Pak Debby ada di kantor?" Pagi itu, Wilona pergi ke kantor Debby, sesuai dengan nasihat yang diberikan oleh Furi, Furi pun juga sudah menyiapkan perencanaan yang matang pada proposal yang saat ini tengah dibawa oleh Wilona."Permisi, dengan Ibu siapa?" "Apa anda sudah membuat janji sebelumnya?" tanya karyawan yang ada di bagian depan."Saya Wilona, dan saya belum membuat janji," jawab Wilona."Mohon maaf Ibu, Pak Debby tidak bisa ditemui jika anda belum membuat janji sebelumnya," ucap karyawan berparas cantik tersebut dengan sopan."Apa bisa diinfokan saja jika saya kemari, saya yakin Pak Debby pasti mau menemui saya," ucap Wilona dengan sopan juga."Tidak bisa Ibu, Ibu harus membuat janji terlebih dahulu," ucap karyawan tersebut dengan senyum manisnya."Minta tolong Mbak sampaikan saja, saya akan menunggu di sini hingga pak Debby membalas pesan Mbak, saya janji tidak akan mengganggu pekerjaan Mbak," ucap Wilona sedikit mendesak.Tap.Tap.Dari arah dalam, nampak seora

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 21

    "Sssst ...""Hais, lupa kalau aku tadi belum sarapan," ucap Wilona sembari berjalan keluar dari kantor Debby dan memijat tipis pelipisnya, karena merasa kepalanya mulai pusing.Wilona segera menghentikan langkahnya dan merogoh tas, serta mencari telepon genggamnya di sana.Tuut ...Tuut ..."Ck, kemana dia? Apa dia sedang sibuk?" gumam Wilona saat mencoba menghubungi Furi, tapi tidak mendapatkan jawaban."Aku tidak mungkin berkendara dalam keadaan pusing seperti ini," gumam Wilona lagi sembari berpikir.Wilona pun memainkan telepon genggamnya kembali dan menekan sebuah aplikasi.***Ting.15 menit kemudian, terdengar notifikasi pesan yang masuk di telepon genggam Wilona."Nah, sopir pengganti sudah sampai," gumam Wilona sembari membalas pesan dan memberi tahu letak mobilnya."Sopir pengganti," teriak Wilona saat sudah dekat dengan mobilnya yang terparkir di area parkiran tamu."Iya, saya di sini," teriak seorang pria setelah mendengar suara Wilona sembari melambaikan tangan."Ardi, da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 22

    Ceklek."Apa kamu mendapatkan pesan dari Wilona?" tanya Rosa pada Bramasta, dia baru saja membuka pintu ruangan suaminya tersebut."Iya, dia mengajak kita makan malam bersama," jawab Bramasta sembari menutup laptop dan menyambar jas yang ada di sandaran kursinya."Kira-kira ada apa ya Wilona tiba-tiba mengajak kita makan malam?" tanya Rosa."Entahlah, pasti ada yang ingin dia bicarakan, atau ..." Bramasta menghentikan ucapannya."Atau apa?" tanya Rosa dengan penasaran."Atau mungkin dia sedang merindukanku dan ingin membagi hari agar tetap adil, jadi aku 3 hari bersamanya, 3 hari bersamamu dan satu hari lagi, nanti aku akan coba cari wanita lain," terang Bramasta."Cih, kepedean banget," ejek Rosa."Asal kamu tahu, di mata Wilona sekarang sudah tidak ada lagi cinta buat kamu," ucap Rosa."Oh ya? Apa aku peduli? Ha ha ha ha." Bramasta berbicara dengan tertawa sembari menghampiri Rosa yang dari tadi berdiri di ambang pintu."Rosa, cinta itu tidak penting," ucap Bramasta sembari merangku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 23

    Tuut ...Tuut ..."Apa kamu sudah menyiapkan pesananku?" tanya Bramasta saat panggilan di telepon genggamnya sudah terhubung."Oke, aku juga sudah siapkan seperti biasanya, dan aku juga sudah ada di parkiran." Bramasta segera menutup panggilan teleponnya dan keluar dari mobil, sebelumnya dia sudah mengganti jasnya dengan jaket kulit warna hitam, serta memakai masker dan topi hitam. Bramasta juga menenteng tas warna hitam yang berukuran lumayan besar.Bramasta saat ini berada di daerah sepi dan lumayan kumuh, dia terus berjalan menyusuri lorong-lorong jalan yang penerangannya cukup redup.Hingga akhirnya, dia tiba di depan sebuah pintu yang bangunannya seperti sudah tidak berfungsi lagi, sisi-sisi pintu tersebut adalah tembok dari batu bata yang semennya bahkan sudah banyak yang retak."Oke, mari kita berpesta malam ini," ucap Bramasta yang kemudian dia mendekatkan retina matanya di satu titik yang ada di sela-sela batu bata dan semen tersebut. Data pun teridentifikasi dan pintu yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 24

    Keesokan harinya."Apa ini?" tanya Wilona saat Furi meletakkan sebuah map diatas meja kerjanya."Ini adalah salah satu swalayan yang menunggak, apa kamu mau mengurusnya?" tanya Furi."Huft, kenapa bisa banyak sekali pekerjaan yang terbengkalai?" gerutu Wilona. Wilona pun segera membuka map tersebut dan membacanya satu per satu."Aku akan menyiapkan tim untuk menagih," ucap Furi."Tidak perlu, aku akan pergi kesana sendiri dan melihat pasar," sahut Wilona."Benarkah?" tanya Furi dengan terkejut."Iya,""Apa hari ini kamu banyak pekerjaan?" tanya Wilona."Tidak apa, aku akan menemanimu saja," jawan Furi."Pergilah untuk meninjau gedung kita," ucap Wilona."Jadi kamu akan melakukan penagihan sendiri?" tanya Furi."Iya," jawab Wilona singkat, kemudian dia segera beranjak dari duduknya serta membawa tas tentengnya."Kirimkan semua yang ada di map itu ke emailku, aku tidak mau mencolok dengan membawa berkas," suruh Wilona."Oke," ucap Furi yang dengan segera mengambil map di atas meja Wilon

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 25

    Malam itu, setelah menghubungi Clara, Bramasta menunggu Bunga di sebuah gang kecil yang gelap, sembari memainkan jarinya di atas setir mobil.Tidak lama kemudian, Clara, Bunga dan 2 pengawal berbadan kekar berjalan ke arah mobil Bramasta.Bruk.Setelah mereka berada di depan mobil Bramasta, Bramasta segera melemparkan tas hitam berisi banyak uang tunai, setelah itu barulah Bunga di suruh masuk ke mobil Bramasta. "Pastikan kamu tidak membuat kekacauan,""Ingat, jika dia sudah keluar dari tempat kami, dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan kami," ucap Clara mengingatkan Bramasta."Aku paham," jawab Bramasta yang kemudian menyalakan mesin mobil."Pakai ini dan juga pakai sabuk pengaman, pastikan kamu selalu menunduk," suruh Bramasta pada Bunga sembari memberikan jaket hitam dan sebuah topi yang berwarna hitam juga.Tanpa banyak bertanya lagi, Bunga segera menuruti perintah Bramasta, saat ini yang ada di benak Bunga hanya dia bisa keluar dulu dari tempat Clara.Bramasta memukul

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 26

    Keesokan harinya.Grep."Apa kamu akan berangkat kerja sekarang?" tanya Bramasta sembari menahan lengan Wilona yang hendak masuk ke mobil."Iya, ada apa?" tanya Wilona yang segera menyibakkan tangan Bramasta."Ayo kita sarapan dulu," ajak Bramasta."Aku tidak ada waktu," jawab Wilona."Aku ingin membuatkan sarapan untukmu seperti dulu, sesekali terlambat pergi ke kantor juga tidak ada masalah kan?" tanya Bramasta.Entah kenapa tatapan Bramasta disana seakan penuh dengan cinta, hingga membuat Wilona merasakan kehangatan. "Ayo kita sarapan bersama terlebih dahulu," ajak Bramasta memohon.Huft.Wilona hanya bisa menarik nafas dalam sembari masuk kembali ke dalam rumah, Bramasta yang masih mengenakan baju jogging juga segera mengekor di belakang Wilona.Wilona segera duduk di meja makan, sedangkan Bramasta segera pergi ke dapur untuk membuat roti panggang dan salad. Sarapan pagi yang sederhana, tapi hal itu sebenarnya yang membuat Wilona merindukan masa-masa bahagia dirinya bersama Bramas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 59

    Satu minggu kemudian.BRUUAAAK!Rosa terjatuh dari ranjang sembari memegang perutnya. "Kenapa Rasa sakit di perutku ini seakan tidak wajar ya?" gumam Rosa sembari menggigit bibir bawahnya, karena sakit itu benar-benar tidak bisa digambarkan. Rosa bahkan sudah pergi ke dokter, tapi tetap tidak ada hasil. Dengan tenaga seadanya dan wajah yang sudah pucat pasi, Rosa berusaha merangkak ke meja rias, memegang kursi dan berusaha berdiri.Saat melihat ke arah cermin, dia juga sangat syok, karena tiba-tiba saja wajahnya menjadi buruk rupa, banyak jerawat besar-besar yang memenuhi wajahnya, juga ada beberapa benjolan yang bahkan sudah mengeluarkan bau tak sedap. "Ada apa ini sebenarnya?" ucap Rosa sembari mengambil beberapa helai tisu dan mengusap cairan-cairan yang keluar dari beberapa benjolan tersebut, dia bahkan sudah tidak menghiraukan rasa sakit di perutnya.Semakin dia mengusap cairan di wajahnya, semakin keluar juga cairan tersebut terus menerus tanpa henti. "Tidak, tidak, tiiiidaaaaak

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 58

    "Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Rama pada Rosa.Saat ini Rosa tengah mendatangi Rama di rumah kontrakannya."Ikutlah denganku, kamu pasti akan menyukainya," jawab Rosa yang tetap berada di dalam mobil, lebih tepatnya di kursi pengemudi.Rama yang tadinya membungkuk di kaca, di bagian pintu samping pengemudi, seketika dia menegakkan punggungnya dan menarik nafas dalam. "Aku tidak mau jika kamu suruh melakukan pekerjaan mengerikan lagi," ucap Rama dengan cemberut."Tidak akan, aku tidak akan melibatkanmu lagi," jawab Rosa."Ayo, naiklah, selagi aku tidak ada pekerjaan dan janji temu dengan klien." Rosa terus memaksa Rama.Dengan sedikit berat hati, akhirnya Rama pun membuka pintu mobil dan segera duduk di kursi sebelah Rosa. Tanpa berlama-lama juga, Rosa segera mendaratkan satu ciuman di bibir Rama, hingga membuat Rama tersipu malu. "Maaf, karena melibatkanmu dalam pertempuran tempo hari," ucap Rosa dengan menyesal."Sudahlah, jangan dibicarakan lagi," ucap Rama.Rosa menghada

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 52

    "Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja."Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani."Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran."Guna-guna," jawab Rani singkat."Guna-guna?" gumam Mama Risma."Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram."Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma."Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 51

    Bunga sampai di depan mansion Melisa, ada perasaan gelisah dan berkecamuk di sana, terlebih saat dia melihat pengawal Melisa yang selalu sigap. Dengan perasaan yang masih ragu, Bunga pun turun dari mobil, setelah sebelumnya menarik nafas panjang dan mencoba menguasai pikirannya sendiri."Aku hanya akan mencari ponselku yang kemarin hilang," ucap Bunga pada salah satu pengawal Melisa."Di mana?" tanya pengawal tersebut."Ya mana aku tahu, namanya juga hilang. Seingatku semalam aku hanya mendatangi atap dan juga pantai, tidak banyak ruangan yang aku kunjungi di sini," jelas Bunga."Aku akan memeriksanya di atap," ucap pengawal tersebut."Oke kalau begitu, aku akan menyusuri pantai," ucap Bunga yang kemudian pergi ke pantai, pantai tersebut ada di depan mansion.Bunga berjalan pelan sembari melihat laut, sesekali juga dia melihat ke mansion. "Bu Wilona ada di kamar yang mana ya," gumam Bunga sembari mengingat kejadian tadi malam, saat Wilona baru dibawa keluar oleh dua pengawal dalam kea

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status