Xander dan Amelia menikah karena di jodohkan. Apakah akan berjalan dengan lancar? Akan kah ada cinta di kedua pihak. Tapi seperti nya tidak mungkin karena Xander sudah memiliki kekasih. Sedangkan mereka sudah sepakat untuk melakukan pernikahan kontrak selama satu tahun saja. Lalu bagaimana kisah mereka? Ayo di cek sendiri ya.
Lihat lebih banyakSinar matahari masuk di sela-sela jendela membuat Amelia terbangun dari tidurnya. “Beriap-siaplah, kita akan terbang ke Paris,” ujar Xander setelah Amelia selesai mandi.“Kita benar akan ke Paris? Aku masih ada jadwal kuliah,” jawab Amelia menolak untuk berangkat ke Paris. “Hanya formalitas saja. Kau bisa kuliah sambil online.” Xander menjawab tanpa melihat Amelia, ia fokus pada ponselnya.“Baiklah.”Tanpa banyak membuang waktu Amelia dan Xander sudah menaiki pesawat pribadi milik keluarga Baker. Amelia bahkan tidak membawa banyak barang.“Selamat datang di jet pribadi keluarga Baker Dan selamat atas pernikahan Tuan dan Nona,” ucap pilot keluarga berserta pramugari yang akan terbang bersama mereka.“Terima kasih.”“Jika ada yang Anda butuhkan, Anda bisa memanggil saya, Nona,” ucap pramugari membuat Amelia tersenyum dan menganggukan kepalanya.“Iya.”Amelia langsung duduk dan memejamkan matanya, ia sangat mengantuk.“Kau, tidak ada yang ingin kau tanyakan tentang pernikahan ini?” tany
Nora menampar pipi mulus milik Xander, Xander hanya diam saja.“Xander! Berani sekali kau menikah dengan wanita lain! Kau mengkhianatiku!” teriak Nora marah besar, ia bahkan menangis.“Tuan, Nona Nora masuk dengan sendirinya.” Paul jadi serba salah karena berada di tengah-tengah pertengkaran ini.“Kau keluar!”“Baik, Tuan.”“Hiks! Tega sekali kau menghianati cintaku, Xander! Aku hanya pergi 2 hari, tapi kau malah menyebar berita pernikahan dengan wanita lain,” Nora menantap Xander dengan tidak percaya.“Sayang, kemari. Aku akan menjelaskan semuanya.”“Apa yang mau kau jelaskan! Apa selama lima tahun ini hubungan kita tidak berarti bagimu? Atau karena aku anak yatim piatu? Aku tidak sekaya “wanita itu”. Sehingga kau tega melukai hatiku.” Nora mengeluarkan semua unek-uneknya.“Sayang, dengarkan aku. Sebelum itu aku akan mengobati tanganmu, tanganmu pasti sakit,” ujar Xander dengan suara lembutnya.“Tidak ada yang perlu dijelaskan disini! Kau pengkhianat. Bajingan gila! Aku tidak mau men
Amelia telah sampai di rumah Anne dengan membawa pizza kesukaan mereka.“Wah, Pizza. Kau tahu saja, aku ingin makan pizza. Kita seperti memiliki telepati,” teriak Anne girang sambil mengambil alih pizza dari tangan Amelia.“Kau sahabat terbaik.”“Heh! Ayo makan bersama,” ujar Amelia mengejar langkah Anne.“Di mana paman dan bibi?” tanya Amelia ketika mereka sudah sampai kamar Anne.“Mereka belum pulang bekerja.”Amelia dan Anne memakan pizza sambil menonton televisi sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba saja hening.“Ada yang ingin aku katakan padamu,” ujar Amelia membuat Anne langsung menoleh pada sahabatnya.“Uh, merinding. Bisa tidak bicara sesuai suasana, Mel. Astaga,” ujar Anne namun Amelia terdiam.“Apa itu? Kabar baik atau buruk? Kalau kabar buruk aku tidak mau mendengarnya!”“Aku akan segera menikah,” ujar Amelia cepat membuat Anne keselak air liurnya sendiri.“Minum ini.” Dengan cepat Amelia memberikan air minum untuk Anne.“Tidak ada hujan! Tidak ada an
Setelah Paul memberitahu bahwa kakek memanggil Xander langsung bersiap. Dan dengan malas Xander pergi ke ruang kerja kakeknya.“Kakek memanggilku?” tana Xander masuk setelah mengetuk pintu.“Apa kau sudah mengambil keputusan?” tanya Baker meninggalkan sebentar pekerjaannya. Xander diam mematung sambil menatap tajam kakeknya. “Kalau kau tidak mau menerima perjodohan ini, maka Kakek akan menyerahkan perusahaan pada Sean.” Baker kembali berkata lalu melanjutkan pekerjaannya.“Mungkin Sean lebih baik darimu. Jadi pikirkan jawabanmu dengan baik sebelum menjawab.”Sialan! Xander sangat membenci ini. Dengan susah payah ia membangun perusahaan agar bangun dan menjadi sukses, tapi dengan mudahnya kakek mengatakan akan memberikannya pada Sean jika ia menolak perjodohan.Gila! Xander bisa gila. Lebih baik ia mati dari pada memberikan perusahaan kepada Sean dengan cuma-cuma begini. Tapi di sisi lain Xander juga tidak ingin menerima perjodohan ini.“Aku menerima perjodohan dengan Amelia, Kek,” uj
Sementara itu dii mansion keluarga Amelia. Amelia sedang duduk berhadapan dengan pengacara keluarganya. Di sampingnya ada kakek kesayangannya. Amelia masih tidak percaya dengan penuturan pengacara yang baru saja ia dengar. Semuanya seperti mimpi di siang bolong.“Jadi, aku harus menikah dengan pria asing ini?” tanya Amelia sambil menatap foto pria tampan yang diberikan oleh Jill, pengacara keluarga.“Benar, Nona.”“Kau bilang namanya Xander, kan?” ujar Amelia lagi sambil membaca biadata lengkap milik Xander. Usia masih muda dan yang pasti sangat tampan, mana mungkin pria ini mau dengan dirinya. Ah, memikirkannya membuat Amelia pusing. Pejodohan, oh ayolah. Sekarang bukan jama Siti Nur Baya lagi, huh.“Mengapa harus menikah? Wasiat perjodohan di zaman yang sudah sangat modern? Sulit dipercaya.” Akhirnya Amelia mengeluarkan keluh kesahnya.“Walau sulit dipercaya. Kedua orang tua Nona dengan keadaan sadar menulis wasiat ini, Nona,” ujar Jill.“Kau tahu, ibumu dan ibu Xander berteman deka
Pukul 7 pagi Xander menyempatkan diri untuk ikut sarapan bersama keluarganya, hanya ada keheningan di meja makan.“kami sudah berencana menikahkanmu dengan Amelia,” ujar Baker kakek Xander di sela keheningan di meja makan.“Aku tidak mau, Kek. Bukannya kakek sudah tahu kalau aku memiliki kekasih?” Xander menolak dengan keras perjodohan gila yang baru saja di katakan oleh Baker.“Putuskan saja kekasihmu itu! Aku tidak suka dengan wanita itu. Dia membawa pengaruh buruk untukmu.”“Nora. Namanya Nora! Bukan wanita itu.” Xander menekan perkatakaannya.“Lupakan itu. Kita sangat berhutang budi dengan keluarga Amelia. Kalau bukan karena keluarga Amelia, keluarga kita tidak akan hidup dengan berkecukupan seperti saat ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Perjodohan ini adalah satu-satunya wasiat orang tua Amelia. Sudah waktunya kita membalas budi. Kau harus menikah dengan Amelia.” Baker berkata tanpa melihat wajah Xander.“Aku tidak mau! Cucu kakek bukan cuma aku sendiri,” tolak Xander deng
Pukul 7 pagi Xander menyempatkan diri untuk ikut sarapan bersama keluarganya, hanya ada keheningan di meja makan.“kami sudah berencana menikahkanmu dengan Amelia,” ujar Baker kakek Xander di sela keheningan di meja makan.“Aku tidak mau, Kek. Bukannya kakek sudah tahu kalau aku memiliki kekasih?” Xander menolak dengan keras perjodohan gila yang baru saja di katakan oleh Baker.“Putuskan saja kekasihmu itu! Aku tidak suka dengan wanita itu. Dia membawa pengaruh buruk untukmu.”“Nora. Namanya Nora! Bukan wanita itu.” Xander menekan perkatakaannya.“Lupakan itu. Kita sangat berhutang budi dengan keluarga Amelia. Kalau bukan karena keluarga Amelia, keluarga kita tidak akan hidup dengan berkecukupan seperti saat ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Perjodohan ini adalah satu-satunya wasiat orang tua Amelia. Sudah waktunya kita membalas budi. Kau harus menikah dengan Amelia.” Baker berkata tanpa melihat wajah Xander.“Aku tidak mau! Cucu kakek bukan cuma aku sendiri,” tolak Xander deng
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen