Share

Jangan Lepas

Author: HollaLily
last update Last Updated: 2024-03-03 09:46:32

Amelia telah sampai di rumah Anne dengan membawa pizza kesukaan mereka.

“Wah, Pizza. Kau tahu saja, aku ingin makan pizza. Kita seperti memiliki telepati,” teriak Anne girang sambil mengambil alih pizza dari tangan Amelia.

“Kau sahabat terbaik.”

“Heh! Ayo makan bersama,” ujar Amelia mengejar langkah Anne.

“Di mana paman dan bibi?” tanya Amelia ketika mereka sudah sampai kamar Anne.

“Mereka belum pulang bekerja.”

Amelia dan Anne memakan pizza sambil menonton televisi sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba saja hening.

“Ada yang ingin aku katakan padamu,” ujar Amelia membuat Anne langsung menoleh pada sahabatnya.

“Uh, merinding. Bisa tidak bicara sesuai suasana, Mel. Astaga,” ujar Anne namun Amelia terdiam.

“Apa itu? Kabar baik atau buruk? Kalau kabar buruk aku tidak mau mendengarnya!”

“Aku akan segera menikah,” ujar Amelia cepat membuat Anne keselak air liurnya sendiri.

“Minum ini.” Dengan cepat Amelia memberikan air minum untuk Anne.

“Tidak ada hujan! Tidak ada angin! Tapi menikah!” Anne sungguh tidak percaya dengan baru saja yang ia dengar.

“Ya, kami dijodohkan.”

“Kau menerimanya?” tanya Anne membuat Amelia langsung menganggukan kepalanya.

“Hello, sekarang sudah zaman modern. Sudah tidak zaman lagi jodoh-jodohan.”

“Ini wasiat terakhir kedua orang tuaku.”

Anne langsung terdiam, ia jadi merasa bersalah. Benar, sahabatnya tidak mungkin asal menerima tanpa sebab.

“Kalau ini wasiat terakhir kau harus menerimanya, bukan?”

“Hm.”

“Tapi apa kau mencintainya?”

“Cinta? Kenal saja tidak!” jawab Amelia cepat.

“Kami baru bertemu tadi siang.”

“Huh. Apa pria itu juga menerima perjodohan kalian?” tanya Anne sedikit khawatir.

“Iya. Kami sudah sepakat untuk menikah.”

“Apapun keputusanmu aku akan selalu mendukungmu. Masalah cinta atau tidak hanya Tuhan yang tahu,” ujar Anne sambil memeluk Amelia.

“Kalau ada apa-apa kau bisa langsung menelponku, di manapun aku berada aku pasti akan datang,” ujar Anne lagi membuat Amelia ingin menangis.

“Lega sekali setelah cerita padamu.”

“Padahal seharusnya aku yang menikah duluan!” keluh Anne sambil bercanda lalu keduanya tertawa.

“Karena aku yang lebih dulu mempunyai kekasih. Ternyata aku di tikung olehmu.”

“Siapa itu yang pertama, tidak penting. Yang terpenting adalah kebahagian.”

“Kau benar, malam ini menginap ya! Ada banyak yang akan kuceritakan padamu,” pinta Anne membuat Amelia sedikit berpikir.

“Lalu aku juga ingin mendengar banyak hal darimu sebelum kau menjadi istri orang.”

“Baiklah, sebentar aku akan mengabari Kakek,” ujar Amelia mmembuat Anne menganggukan kepala.

“Oke.”

Amelia langsung menelpon dan mengabari kakeknya.

“Hallo, Kek, aku hari ini menginap di rumah Anne.”

“Iya boleh. Tadi bagaimana? Sudah ke butik?”

“Sudah Kek, kami juga sudah memilih gaun pernikahan.”

“Baguslah kalau begitu.”

“Titip salam untuk keluarga Anne. Sampai bertemu besok.”

“See you, Kek.”

“Sudah?” tanya Anne membuat Amelia menganggukan kepalanya.

“Sudah.”

“Sekarang waktunya Girls time!” teriak Anne kencang sambil mengangkat botol cola ke udara.

“Girls Time is Ready!”

Di London dengan waktu yang berbeda, di sebuah hotel mewah.

“Nona, coba lihat ini. Berita pernikahan Tuan Xander dan cucu Miller Grup,”ujar manager memberikan ipad pada Nora yang sedang beristirahat dari pemotretan.

“Siapa yang menikah? Xander?” tanya Nora memastikan, sungguh sepertinya pendengarannya sudah rusak.

“Iya Nona, sekarang berita ini sudah trending di Indonesia.”

“Sialan! Dasar Brengsek!” Nora membanting ipad ke lantai hingga pecah tak berbentuk lagi.

“Berikan ponselku! Aku ingin menghubungi Xander sekarang juga!” teriak Nora kencang, ia sangat marah sekarang.

“Tapi Nona, sebentar lagi Nona akan melakukan pemotretan.”

“Aku tidak peduli ya Kay. Cepat berikan ponselku!”

“Nora dan tim langsung ke tempat pemotretan!”

Manager bernafas lega karena sudah di panggil untuk melakukan pemotretan lagi.

“Baik, aku akan segera kesana.”

“Nona senyum, tetap profesional.”

“Aku juga tahu, sialan!” jawab Nora kesal, manager segera meletakan ponsel Nora kembali ke dalam tas.

Berita pernikahan Xander dan Amelia sudah trending di Indonesia. Artikel dan berita sudah tersebar luas.

“Wah, gila! “ teriak Anne kencang membuat Amelia langsung menutup telinganya.

“Kau akan menikah dengan Xander. Cucu pemilik the Queen Hotel!”

“Jangan berteriak! Aku bisa tuli mendengar teriakanmu yang sangat merusak telinga.”

“Jangan lepaskan,” ujar Anne sambil menatap serius Amelia.

“Ada rumor kalau The Queen Hotel akan di wariskan untuk Xander! Ini berita terbaik sepanjang masa!”

“An, telingaku sakit.”

“Dasar kau gadis beruntung, sialan! Teman gilamu ini ikut senang mendengarnya.” Anne memeluk Amelia, entah mengapa ia sangat senang dengan pernikahan Amelia.

“Aku senang kalau kau senang.”

“Aku iri.”

“Kau sudah punya pacar ingat! Dan ingat kami menikah karena dijodohkan.”

“Heh! Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi menikah dengan pria tampan dan mapan siapa yang tidak mau. Tenang saja, temanmu ini akan membuatmu cantik setiap saat agar selalu mesra dengan suamimu,” ujar Anne berlagak menjadi guru pernikahan untuk Amelia.

“Temanmu ini juga akan memberikan tips untuk di ranjang. Cara memuaskan pak suami,” ujar Anne lagi.

“Jangan mulai. Kami masih belum menikah.”

“Tapi akan segera menikah kan? Hahaha. Kemarilah manis! Jangan malu-malu.” Anne menggoda Amelia membuat Amelia merinding sendiri melihat kelakuan sahabatnya.

“Tolong! Aku tidak mau! Pergi sana, dasar kau gadis gila!”

“Manis, kemarilah datang pada paman.”

“Akh! Tidak!”

“Geli sekali membuatku merinding.”

“Sayang, mendekatlah! Buka mulutmu, gunakan lidahmu.”

“Aku tidak mau dengar!” Amelia berteriak kencang lalu melarikan diri dari Anne.

“Paman! Bibi! Anne butuh obat!”

“Hahaha.”

Anne tertawa kencang melihat Amelia melarikan diri ketakutan.

Hari sudah malam, Xander masih berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk.

“Tuan, Nona Nora dalam perjalanan kemari,” ujar Paul masuk ke dalam ruangan Xander.

“Xander!”

Nora menerobos masuk begitu saja dan berteriak kencang.

Bersambung..

Holla, ini Lily. Terima kasih sudah membaca cerita Lily.

Jangan lupa Subscribe ya!

Love, Lily.

Related chapters

  • Menikah Karena Wasiat   Sad Wedding

    Nora menampar pipi mulus milik Xander, Xander hanya diam saja.“Xander! Berani sekali kau menikah dengan wanita lain! Kau mengkhianatiku!” teriak Nora marah besar, ia bahkan menangis.“Tuan, Nona Nora masuk dengan sendirinya.” Paul jadi serba salah karena berada di tengah-tengah pertengkaran ini.“Kau keluar!”“Baik, Tuan.”“Hiks! Tega sekali kau menghianati cintaku, Xander! Aku hanya pergi 2 hari, tapi kau malah menyebar berita pernikahan dengan wanita lain,” Nora menantap Xander dengan tidak percaya.“Sayang, kemari. Aku akan menjelaskan semuanya.”“Apa yang mau kau jelaskan! Apa selama lima tahun ini hubungan kita tidak berarti bagimu? Atau karena aku anak yatim piatu? Aku tidak sekaya “wanita itu”. Sehingga kau tega melukai hatiku.” Nora mengeluarkan semua unek-uneknya.“Sayang, dengarkan aku. Sebelum itu aku akan mengobati tanganmu, tanganmu pasti sakit,” ujar Xander dengan suara lembutnya.“Tidak ada yang perlu dijelaskan disini! Kau pengkhianat. Bajingan gila! Aku tidak mau men

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikah Karena Wasiat   Bulan Madu

    Sinar matahari masuk di sela-sela jendela membuat Amelia terbangun dari tidurnya. “Beriap-siaplah, kita akan terbang ke Paris,” ujar Xander setelah Amelia selesai mandi.“Kita benar akan ke Paris? Aku masih ada jadwal kuliah,” jawab Amelia menolak untuk berangkat ke Paris. “Hanya formalitas saja. Kau bisa kuliah sambil online.” Xander menjawab tanpa melihat Amelia, ia fokus pada ponselnya.“Baiklah.”Tanpa banyak membuang waktu Amelia dan Xander sudah menaiki pesawat pribadi milik keluarga Baker. Amelia bahkan tidak membawa banyak barang.“Selamat datang di jet pribadi keluarga Baker Dan selamat atas pernikahan Tuan dan Nona,” ucap pilot keluarga berserta pramugari yang akan terbang bersama mereka.“Terima kasih.”“Jika ada yang Anda butuhkan, Anda bisa memanggil saya, Nona,” ucap pramugari membuat Amelia tersenyum dan menganggukan kepalanya.“Iya.”Amelia langsung duduk dan memejamkan matanya, ia sangat mengantuk.“Kau, tidak ada yang ingin kau tanyakan tentang pernikahan ini?” tany

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikah Karena Wasiat   Perjodohan Sialan

    Pukul 7 pagi Xander menyempatkan diri untuk ikut sarapan bersama keluarganya, hanya ada keheningan di meja makan.“kami sudah berencana menikahkanmu dengan Amelia,” ujar Baker kakek Xander di sela keheningan di meja makan.“Aku tidak mau, Kek. Bukannya kakek sudah tahu kalau aku memiliki kekasih?” Xander menolak dengan keras perjodohan gila yang baru saja di katakan oleh Baker.“Putuskan saja kekasihmu itu! Aku tidak suka dengan wanita itu. Dia membawa pengaruh buruk untukmu.”“Nora. Namanya Nora! Bukan wanita itu.” Xander menekan perkatakaannya.“Lupakan itu. Kita sangat berhutang budi dengan keluarga Amelia. Kalau bukan karena keluarga Amelia, keluarga kita tidak akan hidup dengan berkecukupan seperti saat ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Perjodohan ini adalah satu-satunya wasiat orang tua Amelia. Sudah waktunya kita membalas budi. Kau harus menikah dengan Amelia.” Baker berkata tanpa melihat wajah Xander.“Aku tidak mau! Cucu kakek bukan cuma aku sendiri,” tolak Xander deng

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikah Karena Wasiat   Pria Tampan

    Sementara itu dii mansion keluarga Amelia. Amelia sedang duduk berhadapan dengan pengacara keluarganya. Di sampingnya ada kakek kesayangannya. Amelia masih tidak percaya dengan penuturan pengacara yang baru saja ia dengar. Semuanya seperti mimpi di siang bolong.“Jadi, aku harus menikah dengan pria asing ini?” tanya Amelia sambil menatap foto pria tampan yang diberikan oleh Jill, pengacara keluarga.“Benar, Nona.”“Kau bilang namanya Xander, kan?” ujar Amelia lagi sambil membaca biadata lengkap milik Xander. Usia masih muda dan yang pasti sangat tampan, mana mungkin pria ini mau dengan dirinya. Ah, memikirkannya membuat Amelia pusing. Pejodohan, oh ayolah. Sekarang bukan jama Siti Nur Baya lagi, huh.“Mengapa harus menikah? Wasiat perjodohan di zaman yang sudah sangat modern? Sulit dipercaya.” Akhirnya Amelia mengeluarkan keluh kesahnya.“Walau sulit dipercaya. Kedua orang tua Nona dengan keadaan sadar menulis wasiat ini, Nona,” ujar Jill.“Kau tahu, ibumu dan ibu Xander berteman deka

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikah Karena Wasiat   Dasar Kejam

    Setelah Paul memberitahu bahwa kakek memanggil Xander langsung bersiap. Dan dengan malas Xander pergi ke ruang kerja kakeknya.“Kakek memanggilku?” tana Xander masuk setelah mengetuk pintu.“Apa kau sudah mengambil keputusan?” tanya Baker meninggalkan sebentar pekerjaannya. Xander diam mematung sambil menatap tajam kakeknya. “Kalau kau tidak mau menerima perjodohan ini, maka Kakek akan menyerahkan perusahaan pada Sean.” Baker kembali berkata lalu melanjutkan pekerjaannya.“Mungkin Sean lebih baik darimu. Jadi pikirkan jawabanmu dengan baik sebelum menjawab.”Sialan! Xander sangat membenci ini. Dengan susah payah ia membangun perusahaan agar bangun dan menjadi sukses, tapi dengan mudahnya kakek mengatakan akan memberikannya pada Sean jika ia menolak perjodohan.Gila! Xander bisa gila. Lebih baik ia mati dari pada memberikan perusahaan kepada Sean dengan cuma-cuma begini. Tapi di sisi lain Xander juga tidak ingin menerima perjodohan ini.“Aku menerima perjodohan dengan Amelia, Kek,” uj

    Last Updated : 2024-03-03

Latest chapter

  • Menikah Karena Wasiat   Bulan Madu

    Sinar matahari masuk di sela-sela jendela membuat Amelia terbangun dari tidurnya. “Beriap-siaplah, kita akan terbang ke Paris,” ujar Xander setelah Amelia selesai mandi.“Kita benar akan ke Paris? Aku masih ada jadwal kuliah,” jawab Amelia menolak untuk berangkat ke Paris. “Hanya formalitas saja. Kau bisa kuliah sambil online.” Xander menjawab tanpa melihat Amelia, ia fokus pada ponselnya.“Baiklah.”Tanpa banyak membuang waktu Amelia dan Xander sudah menaiki pesawat pribadi milik keluarga Baker. Amelia bahkan tidak membawa banyak barang.“Selamat datang di jet pribadi keluarga Baker Dan selamat atas pernikahan Tuan dan Nona,” ucap pilot keluarga berserta pramugari yang akan terbang bersama mereka.“Terima kasih.”“Jika ada yang Anda butuhkan, Anda bisa memanggil saya, Nona,” ucap pramugari membuat Amelia tersenyum dan menganggukan kepalanya.“Iya.”Amelia langsung duduk dan memejamkan matanya, ia sangat mengantuk.“Kau, tidak ada yang ingin kau tanyakan tentang pernikahan ini?” tany

  • Menikah Karena Wasiat   Sad Wedding

    Nora menampar pipi mulus milik Xander, Xander hanya diam saja.“Xander! Berani sekali kau menikah dengan wanita lain! Kau mengkhianatiku!” teriak Nora marah besar, ia bahkan menangis.“Tuan, Nona Nora masuk dengan sendirinya.” Paul jadi serba salah karena berada di tengah-tengah pertengkaran ini.“Kau keluar!”“Baik, Tuan.”“Hiks! Tega sekali kau menghianati cintaku, Xander! Aku hanya pergi 2 hari, tapi kau malah menyebar berita pernikahan dengan wanita lain,” Nora menantap Xander dengan tidak percaya.“Sayang, kemari. Aku akan menjelaskan semuanya.”“Apa yang mau kau jelaskan! Apa selama lima tahun ini hubungan kita tidak berarti bagimu? Atau karena aku anak yatim piatu? Aku tidak sekaya “wanita itu”. Sehingga kau tega melukai hatiku.” Nora mengeluarkan semua unek-uneknya.“Sayang, dengarkan aku. Sebelum itu aku akan mengobati tanganmu, tanganmu pasti sakit,” ujar Xander dengan suara lembutnya.“Tidak ada yang perlu dijelaskan disini! Kau pengkhianat. Bajingan gila! Aku tidak mau men

  • Menikah Karena Wasiat   Jangan Lepas

    Amelia telah sampai di rumah Anne dengan membawa pizza kesukaan mereka.“Wah, Pizza. Kau tahu saja, aku ingin makan pizza. Kita seperti memiliki telepati,” teriak Anne girang sambil mengambil alih pizza dari tangan Amelia.“Kau sahabat terbaik.”“Heh! Ayo makan bersama,” ujar Amelia mengejar langkah Anne.“Di mana paman dan bibi?” tanya Amelia ketika mereka sudah sampai kamar Anne.“Mereka belum pulang bekerja.”Amelia dan Anne memakan pizza sambil menonton televisi sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba saja hening.“Ada yang ingin aku katakan padamu,” ujar Amelia membuat Anne langsung menoleh pada sahabatnya.“Uh, merinding. Bisa tidak bicara sesuai suasana, Mel. Astaga,” ujar Anne namun Amelia terdiam.“Apa itu? Kabar baik atau buruk? Kalau kabar buruk aku tidak mau mendengarnya!”“Aku akan segera menikah,” ujar Amelia cepat membuat Anne keselak air liurnya sendiri.“Minum ini.” Dengan cepat Amelia memberikan air minum untuk Anne.“Tidak ada hujan! Tidak ada an

  • Menikah Karena Wasiat   Dasar Kejam

    Setelah Paul memberitahu bahwa kakek memanggil Xander langsung bersiap. Dan dengan malas Xander pergi ke ruang kerja kakeknya.“Kakek memanggilku?” tana Xander masuk setelah mengetuk pintu.“Apa kau sudah mengambil keputusan?” tanya Baker meninggalkan sebentar pekerjaannya. Xander diam mematung sambil menatap tajam kakeknya. “Kalau kau tidak mau menerima perjodohan ini, maka Kakek akan menyerahkan perusahaan pada Sean.” Baker kembali berkata lalu melanjutkan pekerjaannya.“Mungkin Sean lebih baik darimu. Jadi pikirkan jawabanmu dengan baik sebelum menjawab.”Sialan! Xander sangat membenci ini. Dengan susah payah ia membangun perusahaan agar bangun dan menjadi sukses, tapi dengan mudahnya kakek mengatakan akan memberikannya pada Sean jika ia menolak perjodohan.Gila! Xander bisa gila. Lebih baik ia mati dari pada memberikan perusahaan kepada Sean dengan cuma-cuma begini. Tapi di sisi lain Xander juga tidak ingin menerima perjodohan ini.“Aku menerima perjodohan dengan Amelia, Kek,” uj

  • Menikah Karena Wasiat   Pria Tampan

    Sementara itu dii mansion keluarga Amelia. Amelia sedang duduk berhadapan dengan pengacara keluarganya. Di sampingnya ada kakek kesayangannya. Amelia masih tidak percaya dengan penuturan pengacara yang baru saja ia dengar. Semuanya seperti mimpi di siang bolong.“Jadi, aku harus menikah dengan pria asing ini?” tanya Amelia sambil menatap foto pria tampan yang diberikan oleh Jill, pengacara keluarga.“Benar, Nona.”“Kau bilang namanya Xander, kan?” ujar Amelia lagi sambil membaca biadata lengkap milik Xander. Usia masih muda dan yang pasti sangat tampan, mana mungkin pria ini mau dengan dirinya. Ah, memikirkannya membuat Amelia pusing. Pejodohan, oh ayolah. Sekarang bukan jama Siti Nur Baya lagi, huh.“Mengapa harus menikah? Wasiat perjodohan di zaman yang sudah sangat modern? Sulit dipercaya.” Akhirnya Amelia mengeluarkan keluh kesahnya.“Walau sulit dipercaya. Kedua orang tua Nona dengan keadaan sadar menulis wasiat ini, Nona,” ujar Jill.“Kau tahu, ibumu dan ibu Xander berteman deka

  • Menikah Karena Wasiat   Perjodohan Sialan

    Pukul 7 pagi Xander menyempatkan diri untuk ikut sarapan bersama keluarganya, hanya ada keheningan di meja makan.“kami sudah berencana menikahkanmu dengan Amelia,” ujar Baker kakek Xander di sela keheningan di meja makan.“Aku tidak mau, Kek. Bukannya kakek sudah tahu kalau aku memiliki kekasih?” Xander menolak dengan keras perjodohan gila yang baru saja di katakan oleh Baker.“Putuskan saja kekasihmu itu! Aku tidak suka dengan wanita itu. Dia membawa pengaruh buruk untukmu.”“Nora. Namanya Nora! Bukan wanita itu.” Xander menekan perkatakaannya.“Lupakan itu. Kita sangat berhutang budi dengan keluarga Amelia. Kalau bukan karena keluarga Amelia, keluarga kita tidak akan hidup dengan berkecukupan seperti saat ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Perjodohan ini adalah satu-satunya wasiat orang tua Amelia. Sudah waktunya kita membalas budi. Kau harus menikah dengan Amelia.” Baker berkata tanpa melihat wajah Xander.“Aku tidak mau! Cucu kakek bukan cuma aku sendiri,” tolak Xander deng

DMCA.com Protection Status