Masa-masa awal pernikahan, menjadi pengantin baru, harusnya menjadi momentum yang membahagiakan dan penuh madu. Tapi, tidak bagi hati Airin. Hari-hari awal rumah tangganya justru diliputi kekecewaan, amarah, dan pertikaian-pertikaian kecil yang selalu menyulutkan bara di pernikahannya yang baru berusia seumur jagung. Hadirnya Selena dalam hati suaminyalah yang membuat ia harus menikam hatinya bertubi-tubi setiap hari. Hubungan Selena dengan Bayyu, suaminya, terendus pasca ia menerima lamaran Bayyu sebagai calon suami. Hatinya gamang, ia tidak mungkin mundur sebab tanggal pernikahan telah ditentukan. Akhirnya, Airin memilih untuk tetap melanjutkan rencana pernikahannya dengan Bayyu, lelaki yang telah menjadi kekasihnya selama empat tahun itu. Segala daya dilakukan Airin untuk mempertahankan rumah tangganya dan mengusir Selena dari kehidupan dan hati Bayyu, termasuk mengupayakan untuk memiliki anak dari Bayyu lebih cepat, dan itu berhasil. Namun, kehadiran bayi lelaki mungil di tengah mereka tampaknya tidak cukup mampu membuat Bayyu berubah. Ia memang masih pulang pada pelukan Airin setiap harinya, masih bertanggung jawab terhadapnya sebagai suami, tapi separuh dari hatinya telah ia titipkan pada seorang wanita yang tidak ia rencanakan ia cintai sebelumnya, Selena. Tidak bermaksud menyembunyikan perasaannya pada istrinya, Bayyu justru mengunkap semua kejujurannya kepada istrinya, termasuk tentang perasaannya pada Selena, dan hal-hal kecil lain yang ia lakukan bersama teman kerjanya itu kepada istrinya. Kejujuran Bayyu itu semakin membuat Airin sakit hati. Ia berpikir untuk mengakhiri pernikahannya, namun tangisan bayi lelakinya menariknya untuk bertahan. Akankah Airin bertahan dengan sakit hati yang dideritanya setiap hari? Ataukah, ia memiliki jalan lain untuk mengusir Selena dari kehidupan pernikahannya? Simak kisah selengkapnya di novel Kekasih Suamiku.
View MoreBeberapa bulan berlaluIntensitas Glenn Bagas bertemu Airin sedikit berkurang. Bukan karena rasa kecewanya. Itu bukan kali pertama ia mendapatkan penolakan Airin. Sudah biasa. Tapi, ia memang sedang disibukkan menyiapkan keberangkatannya ke Negeri Kincir Angin.Sementara itu, Airin sudah memulai aktivitas barunya menjadi dosen Sastra Inggris. Di tengah kesibukannya itu, batinnya masih terus berkonflik. Ada rasa yang hilang di hatinya. Juga rasa bersalah. Airin dilema sendiri menafsiran perasaannya. Beberapa waktu ketika ia benar-benar sendiri, barulah ia merasakan betapa kehadiran Glenn begitu berarti. Tapi, ia juga belum bisa untuk memulai hubungan yang baru. Masih dihantui rasa takut dengan kegagalannya yang dulu.Maka, demi memperoleh kemantapan hatinya untuk melangkah ke depan, ia melakukan salat istikharah. Meminta petunjuk kepada Allah untuk memilih jalan hidupnya.Ia tak ingin salah langkah lagi. Maka, kali ini, ia tak hanya melibatkan Allah, tapi memang sepenuhnya menyerahkan
Selena diam-diam menyelinap ke kamar mandi membawa sepucuk surat titipan dari Bayyu. Shinta yang telah membawakan untukknya. Tak sabar membaca isi tulisan tangan mantan kekasih yang masih disimpannya rapat dalam hati itu.Tentang Tamu Spesial'Surat ini aku tulis tepat sehari sebelum pernikahanmu. Hai, apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja dan semestinya memang baik-baik saja. 🙂Oh, ya, selamat atas pernikahamu. Maaf, aku tidak bisa datang. Padahal, dulu, saat aku menikah, kamu berjiwa besar untuk memenuhi undanganku. Tapi, aku sebaliknya.Jujur, aku belum sanggup. Maaf, ya. Semoga melalui surat ini sudah terwakilkan kehadiranku. Semoga kamu tak kecewa.Aku mau jujur dan berterima kasih karena kamu dulu mau datang ke pernikahanku. Aku yakin itu bukan hal yang mudah untukmu. Tapi, terima kasih dan minta maaf, jika ada hal yang kurang berkenan.
Airin menghujani wajah tampan putranya dengan ciuman dan pelukan untuk pertama dan terakhir kalinya. Wajah putihnya tampak seperti bayi yang tengah tertidur pulas. Damai sekali. Sayang sekali, Airin belum sempat melihat putranya membuka mata atau mendengar tangisnya sekalipun.Bayi itu hanya mampu bertahan empat jam saja sejak ia dilahirkan. Memang masih memasuki 8 bulan, belum waktunya lahir. Terlebih, kondisi jantungnya melemah. Sempat masuk ruang NICU, tapi, nyatanya nyawanya tak bisa bertahan lebih lama. Airin saja belum sempat melihat wajahnya apalagi memeluk atau menyusuinya. Ia sudah harus kehilangan bahkan sebelum ia memiliki sepenuhnya. Itu yang sangat-sangat disesalkannya sebagai ibu.Air matanya sudah mulai surut, tapi kesedihan di wajahnya masih menggenang. Berulang kali ia berusaha menyadari kenyataan bahwa kehilangan di hadapannya adalah nyata, berulang kali pula ia harus membuka hatinya lapang-lapang. Ikhlas itu memang berat
"Pergilah. Sekeras apapun usahamu meminta maaf, itu akan sia-sia. Rasa sakitku belum kering. Mustahil aku bisa memaafkanmu sekarang. Pergilah dari hadapanku segera."Airin menolak permintaan maaf Selena. Bukan karena tak punya hati, sebab memang sudah tak ada lagi ruang di hatinya untuk memberi maaf. Baik untuk Selena ataupun Uttara Bayyu. Rasa sakit hati dan kecewanya benar-benar telah menutup pintu maafnya rapat-rapat.Tapi, bukan Selena jika mudah menyerah begitu saja. Terlebih, ketika ia menyadari kehadiran seseorang di balik pintu depan. Sedang mengamati percakapannya dan Airin. Selena buru-buru mengatur strategi untuk mencari muka. Berupaya memperbaiki nama baiknya.Selena segera bangkit dan mendekat ke arah Airin duduk. Menekuk kakinya di depan Airin. Berlutut meminta maaf. Airin terkejut melihat pemandangan tak biasa di depannya. Buru-buru ia berdiri dan menjauh dari Selena. Tapi, tangan Selena menahan Airin. Memaksanya berhenti sejenak."Ak
Pak Bram menugasi Bayyu untuk menggantikan dirinyameetingdengan perusahaan mitra. Ia juga memandatkan Selena mendampingi, sebab Tita yang seharusnya menjalankan itu sedang cuti.Tentu Bayyu tak bisa menolak. Semenjak mendapatkan teguran Pak Bram tempo hari, ia berusaha keras untuk memperbaiki kinerja dan citra dirinya. Khususnya di mata Pak Bram."Siapkan semua berkas untukmeetinghari ini, ya. 10 menit lagi kita berangkat. Aku tunggu di mobil," perintah Bayyu pada Selena melalui telepon. Ia sendiri sudah selesai menyiapkan bahan presentasinya nanti. Bergegaslah mengambil mobil.Sesaat setelah Bayyu berada di balik kemudi, Selena menyusul. Membuka pintu belakang dan duduk di belakang Bayyu. Bayyu melirik daricenter mirror."Aku bukan sopir yang mau mengantar majikan atau penumpangnya, lho, ya," sindir Bayyu."Oh, maaf." Selena langsung paham maksud Bayyu dan ber
Bayyu keluar dari ruangan Pak Bram dengan muka lesu. Ternyata, kejadian tempo hari ia mabuk dan menceracau di bar itu sampai ke telinga Pak Bram. Entah ulah siapa. Yang jelas, berkat kejadian itu, ia mendapatkan teguran keras."Saya dengar tidak hanya sekali ini Pak Bayyu seperti itu. Saya tahu itu sudah di luar jam kantor, tapi apa yang Anda lakukan itu sangat tidak terpuji. Bisa mencederai nama baik tempat Anda bekerja juga nantinya. Apalagi jika itu mempengaruhi kinerja Anda. Maka masa depan Anda di sini juga dipertaruhkan. Anda paham itu, bukan?""Iya, Pak. Saya mohon maaf.""Bukan hanya itu saja, Pak Bayyu. Kinerja Anda akhir-akhir ini juga tampak menurun. Tidak seperti biasanya. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi pada kehidupan pribadi Anda, tapi, saya harap, itu tidak menjadi alasan penurunan kinerja Anda. Begitu, ya, Pak Bayyu. Semoga bisa dimengerti."Kata-kata Pak Bram masih jelas terngiang-ngiang di kepalanya. Baru sekali ini ia mendapat t
"Menikah? Kamu serius? Apa tidak terlalu cepat?""Sangat serius malah. Bagiku, keseriusan harus disegerakan.""Tapi, Mas..."Selena kehilangan kata-katanya. Perasaannya campur aduk. Bingung, terkejut, sekaligus senang.Ia merasa belum terlalu lama mengenal Adnandito, tapi lelaki itu dengan gagahnya menyodorkan sekotak cincin untuk melamarnya. Selena tak kuasa menolak.Ia biarkan Adnandito memasangkan cincin ke jari manis di tangan kirinya. Lelaki itu meraih punggung tangan kekasihnya. Mendekatkan ke hadapannya. Mengecupnya penuh mesra."Makasih, ya, sudah menerima pinanganku. Untuk resminya di depan orang tuamu, nanti segera kuagendakan."'Dengarkanlah, wanita pujaankuMalam ini akan kusampaikanHasrat suci kepadamu, dewikuDengarkanlah kesungguhan iniAku ingin mempersuntingmu
[Semoga masih ada kesempatan untukku memperbaiki keadaan.I'm terribly sorry,Ai.]Glenn Bagas menyeringai melihat kartu ucapan yang diselipkan di antara 99 tulip yang kini ada di tangannya. Untung saja ia segera mengamankan buket itu sebelum Airin menyadari keberadaannya.Tak ingin membuat hati Airin kembali goyah, Glenn segera memungutnya dari lantai teras. Mengamankan di tempat seharusnya ia berada, bahkan pengirimnya. Tong sampah."Tidak ada kesempatan kesekian untuk seorang b*jing*n macam kau.Sorry to say,tapi kesempatanmu sudah lewat.Bye!"Gleen melemparkan 99 tulip yang terangkai begitu cantik ke dalam tong sampah di pinggir jalan. Sungguh sangat disayangkan.Lemparannya dari balik kaca mobil tepat mengenai sasaran. Puas sekali ia. Tak akan ia biarkan Bayyu kembali mengemis kesempatan dan menggoyahkan hati Airin untuk berpisah darinya. Tidak lagi.
"Aku sudah mempersiapkan pengacara terbaik untuk membantu melancarkan gugatan perceraianmu nanti."Suatu sore Glenn menyempatkan melihat keadaan Airin. Mereka berbincang di ruang tamu. Ia juga telah membelikan Airin kursi roda untuk memudahkan mobilitasnya.Mau tidak mau, Airin menerimanya. Tentu dalam hati ia tetap merasa tidak enak dan tak pantas menerima semua kebaikan Bagas. Airin berjanji akan membalas kebaikan anak Bu Hera yang sudah begitu baik padanya. Meski ia tak tahu harus membalasnya dengan apa.Mengenai rencana gugatan cerai yang akhirnya akan ia layangkan juga, itu sudah ia pikirkan masak-masak. Untuk apa lagi ia mempertahankan pernikahannya yang sudah tidak layak diperjuangkan?Selama ini, ia hanya berjuang sendiri. Sedangkan, sebuah pernikahan itu dijalani berdua. Harus dua orang yang sama-sama saling berjuang. Bukan ia seorang."Tapi, gimana nasib anakku nanti, ya, Mas. Kasihan dia. Sudah harus merasakan pincang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments