Share

Bab 121

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 18:00:00
Setelah keluar dari kamar, Rizki membawanya menjauh. Alya sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari genggamannya.

"Rizki, apa yang kamu lakukan?"

Rizki menatapnya dalam-dalam.

"Hari ini kita pulang dulu."

Alya mengerutkan kening. "Apa kamu nggak lihat wajah Nenek tadi? Dia ingin pergi dari sanatorium, dia nggak mau tinggal di sini."

Setelah kejadian barusan, Alya menebak bahwa Wulan khawatir akan merepotkan keluarganya sendiri bila dia pulang ke rumah, jadi dia hanya bisa tinggal di sanatorium.

Dia ingin pulang, tetapi tidak berani.

Alya merasa frustrasi. Tiap minggu dia selalu datang berkunjung, tetapi dia tidak pernah menyadari perasaan sang nenek. Seandainya dia tahu lebih cepat, lalu segera membawa Wulan pulang dan merawatnya di rumah, apakah hari ini Wulan tetap akan pingsan sebelum dioperasi?

"Aku tahu." Rizki berkata dengan suara rendah, "Tapi kamu juga lihat, saat ini dia keras kepala dan marah denganku."

Rizki teringat sesuatu dan menambahkan, "Tapi nggak denganmu."

Mendenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 122

    Oleh karena itu, menyiapkan kamar bukanlah hal yang merepotkan.Setelah selesai memberi instruksi, Alya menutup telepon. Dari sisi lain, terdengar ponsel Rizki berbunyi.Nada dering ponsel yang merdu bergema di dalam mobil yang tertutup, terdengar agak tiba-tiba.Begitu mendengar nada dering tersebut, senyum di bibir Alya perlahan memudar.Dia pun bersandar ke kursinya dan menoleh menatap jendela.Kecuali bunyi ponsel Rizki, tidak ada suara lain di dalam mobil.Suasana di dalam mobil tiba-tiba berubah dan Rizki pun menyadarinya. Dia melirik Alya dari ujung matanya, lalu berkata, "Aci, tolong angkat teleponku."Mendengar pemintaannya, Alya terdiam sejenak. Kemudian, dia menolaknya dengan berkata, "Kamu angkat saja sendiri.""Aku sedang menyetir.""Kamu bisa menepi dulu, setelah itu baru kamu angkat."Respons Alya membuat Rizki kesal, tetapi pria itu juga menganggapnya lucu. "Apakah sesulit itu untuk menggantikanku mengangkatnya?""Nggak." Karena semuanya sudah seperti ini, Alya tidak la

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 123

    Sesuai dugaan, Rizki dengan cepat dilunakkan oleh suara lembut ibunya."Oke. Aku dan Alya akan membawa Nenek pulang, jadi kalian nggak usah ke sanatorium, langsung pulang saja.""Membawa Nenek pulang?"Mendengar berita ini, Sinta tampak agak kaget. Dia buru-buru bertanya, "Apa Alya ada di sampingmu?"Rizki tidak menjawab, pria itu hanya memandang Alya dan memberi isyarat dengan matanya.Karena pengeras suaranya dinyalakan, tentu saja Alya dapat mendengarnya.Jadi, Alya pun memanggil sang ibu, "Ibu."Mendengar ini, Sinta segera mengeluarkan tawa ringan. "Ternyata gadis kecil ini ada di sana juga. Alya, kamu sudah bekerja keras merawat Nenek.""Bukan apa-apa, terima kasih sudah memedulikanku."Meskipun Sinta tidak memperlakukannya sebaik Wulan, Sinta selalu bersikap baik dan sopan kepadanya.Wanita itu tidak pernah memarahinya. Saat dia tahu mereka akan menikah, dia hanya sedikit terkejut. "Aku nggak menyangka kalian akan menikah secepat ini. Aku kira, seseorang akan membutuhkan waktu ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 124

    Alya melihat ke sekelilingnya dan merasa cukup puas. "Taruh beberapa tanaman hijau, ganti warna gordennya dengan yang lebih elegan, juga tambahkan pengharum ruangan yang dapat membantu tidur."Para pelayan pun mengangguk.Satu jam kemudian, mereka berdua berangkat lagi ke sanatorium untuk menjemput sang nenek.Selama 2 jam menunggu Rizki dan Alya yang mengatakan akan membawanya pulang, sesungguhnya Wulan merasa senang, tetapi dia juga merasa rumit.Dia merasa senang, karena akhirnya dia dapat meninggalkan sanatorium ini. Dia merasa rumit, karena dirinya yang sekarang, tampaknya akan merepotkan mereka di rumah.Walaupun rumah mereka sudah dipersiapkan dengan menyeluruh, tempat itu bukanlah sanatorium. Mau tak mau, mereka pasti akan memberikan lebih banyak perhatian padanya.Akan tetapi, sebelum dia dapat memikirkannya lebih lama, suara seorang perawat memasuki telinganya,"Nyonya, cucumu dan istrinya sudah datang menjemput."Mendengar ini, seketika Wulan menjadi agak gugup.Namun, kedua

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 125

    Jantung Alya berdegap kencang, saat ini dia tidak tahu bagaimana dia harus menjawab pertanyaan Wulan.Pandangannya pun beralih pada Rizki.Mereka yang duduk di belakang saja sudah melihat Hana, apalagi Rizki yang duduk di depan.Apalagi, Hana adalah orang yang disukai Rizki, jadi harusnya pria itu yang lebih khawatir.Tentu saja di saat berikutnya, Rizki melambatkan laju mobilnya dan berhenti di depan gerbang rumah.Begitu mobilnya berhenti, Hana yang membawa tas di tangannya segera berjalan memutar ke sisi pengemudi, lalu dia mengetuk jendelanya.Jendela mobil pun diturunkan. Hana tersenyum manis dan suaranya terdengar sangat lembut."Rizki, kamu sudah pulang. Bagaimana dengan Nenek? Maaf, meskipun kamu bilang aku nggak usah khawatir, aku masih ingin datang dan bertanya langsung."Setelah mengatakan itu, Hana melirik ke kursi belakang. Karena dia tidak melihat Alya di kursi depan, dia menebak bahwa kalau Alya memang ada, wanita itu pasti ada di kursi belakang.Dia merasa senang. Ketik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 126

    Namun, Alya takut Rizki akan mengungkapkan sesuatu saat membuka mulut. Jadi, Alya mengambil inisiatif untuk berkata, "Belum selarut itu, kamu naik ke mobil dulu saja. Kebetulan hari ini Nenek pulang, duduk saja di dalam sebentar. Nanti aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang."Dia dengan santai mengundang Hana.Hana meliriknya, jelas tidak menyangka Alya akan mengambil inisiatif untuk berbicara. Namun, dia segera memahami alasannya dan mengangguk."Terima kasih, Alya."Setelah itu, Hana berjalan memutar ke kursi belakang dan membuka pintunya.Mereka bertiga sangat ramping, jadi tidak masalah bila mereka semua duduk di belakang. Setelah naik ke mobil, Alya terus menempel pada sang nenek, sehingga posisi duduknya berada di tengah dan terdapat tempat kosong di sampingnya.Setelah naik ke mobil, Hana menyapa Wulan dengan lebih hangat.Alya menghela napas lega ketika melihat Hana tidak duduk di depan.Untung saja Hana cukup pintar."Hana, terima kasih sudah repot-repot ke sini untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 127

    Setelah pertunjukkan berakhir, semua orang pun masuk ke dalam.Kepala Pelayan juga telah menyuruh orang-orang dapur untuk menyiapkan Wulan makanan. Tentu saja, semuanya disiapkan sesuai dengan aturan. Namun, karena sudah larut, Wulan tidak makan banyak. Setelah beberapa suap, dia sudah meletakkan sendoknya."Terima kasih, semuanya. Kalian perhatian sekali."Kemudian, Wulan ingin bersiap untuk membersihkan diri. Alya hendak ikut pergi untuk membantunya, tetapi sang nenek melambaikan tangan."Membantu apa? Aku cuma mau mandi. Aku masih bisa bergerak sendiri."Alya ingin berbicara lagi, tetapi Wulan sudah menoleh dan dengan lembut berkata pada Hana, "Hana, sekarang sudah malam. Bagaimana kalau hari ini kamu menginap saja? Kita bisa meminta pelayan menyiapkan kamar tamu untukmu."Hana yang tadinya sedang makan sambil melamun, tiba-tiba dipanggil oleh sang nenek. Dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak usah, Nenek. Nggak sopan kalau aku tinggal di sini lebih lama.""Kenapa ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 128

    Hana memandang Rizki dengan wajah sedih. "Rizki, apa tadi aku salah bicara? Maaf, aku nggak tahu dia akan marah. Mungkin sebaiknya aku pulang saja."Setelah mengatakan itu Hana buru-buru berdiri, lalu cepat-cepat berjalan ke arah pintu keluar.Ketika melewati Rizki, lengannya digenggam oleh pria itu. Rizki mengerutkan kening dan berkata, "Kalau kamu sudah diperbolehkan menginap ya menginaplah, jangan pedulikan apa yang dia katakan.""Tapi ....""Tuan, kamar Nona Hana sudah siap," sela Kepala Pelayan yang tiba-tiba berlari dari jauh.Apa? Sudah siap?Hana memandang sang kepala pelayan dengan terkejut. Mereka baru pergi beberapa menit yang lalu, bagaimana bisa mereka menyiapkannya secepat ini? Apa mereka menyiapkannya dengan benar?"Hm." Saat ini Rizki tidak memedulikan hal tersebut, dia mendongak dan berkata pada Hana, "Ikutilah Pak Joko untuk pergi ke kamarmu. Sekarang sudah sangat larut, cepatlah tidur."Setelah mengatakan itu, Rizki bergegas pergi mengejar Alya."Rizki ...."Meskipun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 129

    Bahkan dengan mantel tebal yang dipakainya, Alya dapat merasakan dinginnya dinding kamar mandi di cuaca ini.Sementara itu di atas pundaknya terdapat tangan Rizki, berat dan kuat. Tangan pria itu mencengkeramnya dengan erat, membuatnya tidak dapat bergerak.Alya beberapa kali memberontak dengan sia-sia, hingga akhirnya dia pun kelelahan dan terengah-engah.Dia mendongak dan menatap orang yang menahannya. Kemudian, dia tertawa dingin sambil terengah-engah. "Apa yang kamu lakukan? Apa aku menyinggungmu, sehingga kamu marah karena dipermalukan?"Rizki menatapnya dengan ekspresi suram.Mata wanita di depannya ini sangatlah cerah, berair, serta bercahaya. Di bawah cahaya lampu, mereka berkilau seperti pecahan bintang dan terlihat sangat indah.Hidungnya mancung dan bibirnya yang semerah ceri berkilau memesona.Akan tetapi, di samping penampilannya yang cantik, kata-kata yang keluar dari mulutnya sangatlah tajam. Begitu tajam hingga menusuk hati, mengakibatkan rasa sakit yang membuat seseora

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status