Share

Chapter 110

"Sayang," panggil Darren, suaranya sedikit gemetar.

Nadia menoleh perlahan dengan perasaan gugup, matanya menatap Darren dengan penuh tanya.

"Aku ... aku mau ngomong sesuatu," kata Darren, tangannya mencengkram erat bahu Nadia.

Nadia mengangguk. "Ngomong apa, Kak?"

Darren menarik napas dalam-dalam. Ia ingin mengulang lagi permintaan Kakeknya tadi, berharap kali ini Nadia tidak memalingkan wajah darinya.

Ya, ia takut Nadia akan menolaknya.

"Kakek ... Kakek minta kita ... kita ...." Darren terbata-bata.

Nadia memilih diam karena sudah tahu ke mana arah perbincangan itu, ia tadi sudah mendengar jelas dari seberang telepon ucapan Kakeknya. Dan kini suaminya hendak mengulangi lagi.

"Kakek minta kita ... kita ... cepat punya anak," ujar Darren, suaranya semakin gemetar.

Nadia terdiam sejenak. Ia sebenarnya sudah siap untuk melayani suaminya, ye tetapi ia masih gugup. Ia takut tidak bisa memuaskan Darren dengan keadaannya yang cacat.

"Kak, aku ... aku masih gugup," kata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status