Share

Chapter 115

Langkah Alana menjejakkan kaki ke ruangan Nadia terasa berat. Udara di ruangan itu terasa dingin, seakan membeku oleh aura ketegangan yang terpancar dari kedua wanita yang berada di dalamnya.

Nadia duduk di kursi kerja, matanya menatap tajam ke arah Alana yang baru saja duduk di hadapannya.

"Jadi, bagaimana dengan desainnya?" tanya Nadia, suaranya datar dan dingin.

"Hmm, aku ingin sesuatu yang elegan, tapi juga menonjolkan sisi feminin," jawab Alana, matanya berbinar-binar, penuh dengan kecerdasan licik. "Seperti gaun yang dirancang oleh Renaldy dulu. Dia memang jago dalam mendesain gaun yang membuat wanita terlihat anggun dan memikat."

Nadia mengerutkan kening. "Pak Renaldy? Memangnya apa hubungannya dengan desain gaunmu?"

"Oh, tidak ada hubungannya. Hanya saja, aku terkesan dengan hasil karyanya," jawab Alana, senyum sinis mengembang di bibirnya. "Dia memang lebih berpengalaman, dan punya selera yang lebih baik. Kamu masih muda, Nadia. Masih banyak yang harus kamu pelajari."

Nadia m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status