Share

Chapter 164

Beberapa jam berlalu. Nadia terbangun dari tidurnya, tubuhnya masih terasa lemas akibat pengaruh obat bius. Matanya perlahan terbuka, dan pandangannya langsung tertuju pada Darren yang duduk di samping ranjang, wajahnya tampak lesu. Nadia berusaha bangkit, tetapi rasa sakit yang menusuk di perutnya membuatnya kembali terbaring.

"Kak ...," lirih Nadia, suaranya serak dan bergetar.

Darren langsung mendekat, memegang tangan Nadia dengan lembut. "Sayang, kamu udah bangun? Kamu masih sakit?"

Nadia menggeleng lemah. "Sudah nggak terlalu."

Darren tidak menjawab, hanya mengelus lembut rambut istrinya. Membuat Nadia berpikir macam-macam, tak biasanya suaminya murung.

"Kak, apa semua baik-baik saja? Ada masalah, sampai kamu murung begitu?" tanya Nadia, sambil tangannya perlahan menekan perut meredam rasa nyeri.

Darren menarik napas dalam-dalam. "Iya, Sayang. Maaf membuatmu khawatir."

"Ada apa?"

Darren sebenarnya belum ingin cerita, tetapi Nadia sudah terlanjur curiga.

"Kakek meninggal be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status