Amel adalah karyawan baru di sebuah perusahaan. Pesonanya dapat membuat banyak lelaki suka dengannya. Bahkan, empat sahabat lelakinya jatuh hati pada Amel. Semua kebaikan teman lelakinya, Amel respon dengan baik. Sampai, Eni, sahabat Amel, bertanya hatinya tertuju pada siapa. Tapi Amel selalu menjawab, jika semua hanya teman saja. Pada akhirnya, Amel mengumumkan acara pernikahannya. Apakah Amel memilih di antara empat lelaki itu, atau justru Amel memilih orang lain?
View MoreSaat ini Amel sedang berada di sebuah taman yang indah, penuh dengan bunga-bunga mekar yang banyak. "Indah sekali, taman apa ini," gumam Amel sambil terus berjalan, dia melihat sekelilingnya. Amel tersenyum bahahia, tapi tiba-tiba langkahnya berhenti, dia mematung melihat dua orang di depan sana sedang bermesraan. Ingin rasanya Amel menghampiri orang itu tapi kakinya terasa lemas, hingga akhirnya Amel hanya diam mematung menyaksikan pasangan itu berpelukan, hatinya terasa panas, dan sesak. "Tok.. Tok.. Tok.. Mel, buka pintunya, udah sore makan dulu yuk, dari tadi kamu nggak keluar kamar," Suara ketukan pintu dan panggilan itu membuat Amel terbangun. "Iya, Mah, sebentar, aku ketiduran," jawab Amel. "Mama tunggu ya," ucap Mama. Amel terbangun dengan keringatan mengingat kejadian tadi. "Ternyata cuma mimpi tapi mimpi tapi terasa nyata, tadi itu Ipul sama Santi atau cuma bayangan aja," ucap Amel sendirian. Di mimpi tadi yang Amel lihat adalah pacarnya sendiri Ipul, Amel melihat Ip
Eni yang sedang menikmati bakso, kaget dengan kehadiran Supri yang tiba-tiba duduk di depannya. "Ada apa, Pri?" tanya Eni dengan expresi kaget."Mau makan baksolah, lihat kamu sendirian ya udah aku samperin, ganggu?" tanya Supri."Oh nggak, ya udah duduk aja," jawab Eni. Supri pun memesan bakso dan menikmatinya dengan tenang, sesekali Supri dan Eni mengobrol santai. Ternyata itu memang bakso enak dan murah dekat dengan tempat kerja jadi mereka juga sering makan di sana. Supri dan Eni juga mengobrol tentang hubungan Ipul dan Amel, mereka juga sama-sama mengkhawatirkan hubungan Amel dan Ipul tapi mereka hanya bisa mendo'akan yang terbaik.***Sementara Ipul merasa kenapa Amel lama sekali di kamar mandi. Ipul melangkah menuju toilet perempuan untuk mencari Amel. Karena kwatir dengan keadaan Amel, Ipul tidak melihat-lihat jalan, tiba-tiba dari arah depan ada seorang wanita yang sedang menelepon menabrak Ipul. "Maaf, saya buru-buru, kamu nggak apa-apa?" tanya wanita itu."Saya nggak ap
Yana yang baru saja sampai rumah langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ucapan Gilang membuat Yana kwatir. Entah mengapa, saat ini pikiran Yana menuju ke Amel. Yana meraih hp lalu mencoba menghubungi Amel, tapi nomer Amel tidak aktif. "Amel kemana, apa benar Amel lagi berdua sama Ipul, tapi kalau iya kenapa tadi Supri bilang gitu, Supri bohong atau memang tidak tahu," gerutu Yana sendirian. ***Amel mendengarkan semua penjelasan Ipul dengan serius, dia menangkap semua kata yang terucap dari mulut Ipul. "Apa sudah jelas, Mel, atau mau ada yang kamu tanya lagi?" tanya Ipul mengakhiri penjelasan itu dan berharap Amel sudah mengerti. "Sudah cukup," jawab Amel singkat. Ipul merasa bingung dengan reaksi Amel, tapi Ipul kembali menanyakan kepada Amel, apakah Amel bersedia menjadi teman hidupnya. Amel masih saja terdiam mendengar pertanyaan ke dua dari Ipul. "Ya sudah nggak usah di jawab sekarang, Mel, kita nikmatin cemilan lagi yuk," ajak Ipul mencairkan suasana. "Aku mau
Amel menutup pintu kamar melangkah pergi, hatinya sudah yakin kalau dia akan datang ke cafe itu, tapi langkahnya terhenti kekita melihat seorang duduk di teras rumahnya. Amel yang masih kaget bengong melihat ke arah seorang itu."Aku hanya memastikan kamu benar-benar datang, Mel, karena ini adalah salah satu harapan Ipul," jelas seorang itu."Ya, aku datang, Pri," jawab AmeluOrang itu, Supri. Supri sengaja datang untuk memastikan semua berjalan lancar. Setelah masuk rumah tadi perasaan Supri tidak enak, atas inisiatifnya sendiri Supri datang ke rumah Amel. Beruntung saat Supri pergi Santi sudah duluan pergi."Ya sudah, aku berangkat dulu, Pri, apa sekalian aja kamu anter aku?" tanya Amel, karena Amel sebenarnya dengan kondisi ini ragu untuk naik motor sendiri."Yuk aku antar, biar aman," jawab Supri senang hati. ***Di sudut kamar, Santi mundar mandir merasa gelisah, memikirkan apa yang di maksud Supri. Siapa yang datang dan kemana, felling Santi mengatakan jika ini berhubungan deng
Sebelum berangkat, Amel membaca pesan Ipul sekali lagi, Amel bingung harus datang atau tidak, Amel meletakkan kembali hp di meja rias."Mau ngapain Ipul ngajak ketemu ya," ucap Amel sendiri di depan cermin sambil membenarkan jilbabnya.Lalu Amel berangkat meraih hp, memasukkannya dalam tas tanpa membalas pesan Ipul.***Hari itu kerjaan sangat banyak, membuat Ipul sulit untuk bertemu Amel dan menanyakan jawaban pesannya. Amel sangat beruntung karen tidak bertemu Ipul, Eni yang melihat Amel gelisah mendekati Amel. "Mel, kenapa, kelihatan gelisah?" tanya Eni. "En, semalam Ipul kirim pesan, baca sendiri," jawab Amel memberikan hp kepada Eni. Eni yang mengerti maksud pesan itu memberikan saran kepada Amel untuk datang. "Mungkin ada hal penting yang ingin Ipul sampaikan, datang aja, kalau kamu takut mau aku temani?" tawar Eni yang meminta Amel datang.Eni mempunyai firasat jika saat itu Ipul akan menyampaikan hal penting karena jika tidak penting tidak mungkin mengirim pesan seperti i
Amel berlari ke arah Eni, tanpa di minta Amel langsung menceritakan kejadian tadi bersama Santi kepada Eni. Saat ini, perasaan Amel tidak karuan, Amel memeluk Eni dan tidak lagi bisa bercerita. "Sabar, Mel, Santi emang orangnya gitu, tapi di sini kamu juga enggak rebut Ipul, kan mereka bukan pacar. Sudah tenang aja ya," ucap Eni memberi Amel semangat. "Ayo kita kerja lagi, jodoh nggak usah dipikirin, nanti datang sendiri," ajak Eni dengan senyum manisnya.Amel melangkah mengikuti Eni dari belakang, Amel berharap semua akan baik-baik saja. "Aku nggak cari musuh, tapi kalau aku juga ada rasa sama Ipul, aku juga tidak bisa diam," gumam Amel sendiri. Di kantin Santi masih duduk dan kini malah memesan es teh, saat sedang menikmati esnya Santi kaget ketika ada yang menepuk bahunya. "Eh lu, gue kira siapa, ngapain tepuk-tepuk?" omel Santi ke orang yang menepuk. "Boleh gue duduk dulu nggak?" tanya dia. "Boleh, duduk situ," perintah Santi, "ada perlu sama gue?" lanjut Santi. "Langsung
Sesudah mengantarkan Amel ke rumah, Ipul langsung pamit pulang. Tapi Ipul tidak langsung pulang, Ipul pergi ke tempat teman-temannya biasa nongkrong. “Lesu banget mukalu, Bro,” sapa Supri kepada Ipul yang baru datang.“Enggak apa-apa, sudah pada lama di sini?” tanya Ipul balik. “Belum, paling baru setengah jam, dari mana?” tanya Yana yang juga ada di sana. “Biasa, habis antar adik les,” jawab Ipul asal. “Adik yang mana, nih?” goda Gilang dan semua temannya tertawa. Ya, di sana ada Supri, Yana, dan juga Gilang yang sedang berkumpul. Mereka berempat memang dekat, sering nongkrong bareng, bahkan kadang sering main futsal juga. Namun, diantara keempat orang itu, Ipul paling dekat dengan Supri. Apa pun keluh kesah Ipul selalu minta solusi Supri. Di tempat lain, Amel yang sudah berada di kamar sedang ngobrol dengan Eni melalui telepon. Amel menceritakan sepanjang hari ini kepada Eni. Banyak juga obrolan lain yang mereka bicarakan. Sebelum menutup telepon Eni menduga jika tadi itu Ipul
Pagi itu, Amel sudah mandi dan sedang merias diri di depan kaca. Amel sedang memikirkan ajakan Ipul. Entah, Amel harus menghubungi Ipul dan bilang setuju atau tidak. Yang membuat Amel bingung, karena Amel melihat kedekatan Ipul dengan Santi. Tapi banyak yang mengatakan Santi bukan pacar Ipul.Saat Amel bengong tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. “Mel, ada teman yang cariin kamu?” Suara dari balik pintu. “Siapa, Ma?” tanya Amel saat pintu sudah terbuka. Ternyata suara tadi suara Mama Dina, Mamanya Amel. “Pacar kamu kali, Mel. Mama baru lihat sekarang. Ya, udah temuin dulu biar kamu tahu,” jawab Mama Dina lalu meninggalkan Amel."Masa Ipul, tapi tahu rumahku dari mana? Yang tahu rumah ku, kalau enggak Yana ya Gilang. Mereka juga cuma tahu gang aja karena searah sama rumah mereka,” gumam Amel sendirian di dalam kamar. Amel masih memikirkan siapa yang datang. Amel mengecek handphone-nya, tapi tidak ada pesan atau panggilan telepon. Akhirnya, amel keluar kamar dan bertem
Malam hari, Amel dan Tika sedang mengobrol melalui sambungan telepon. Amel menceritakan jika dirinya bertemu dengan Pak Sandi dan juga menceritakan kejadian tadi. Tika yang mendengar, tertawa mendengar cerita Amel. Amel juga menceritakan pertemuannya dengan Eni yang begitu baik.Tika juga menceritakan bagaimana hari pertamanya bekerja, dia juga merasa nyaman. Tika mengajak Amel untuk bertemu jika mereka libur.“Eh, Mel, kayaknya benar apa yang Eni bilang. Hati-hati, kalau ketemu Pak Sandi lagi kamu jatuh cinta.” Terdengar suara Ketika tertawa di ujung telepon, lalu telepon mati begitu saja. Amel sengaja mematikan telepon karena mendengar ucapan Tika tadi. Amel menaruh teleponnya dan memutuskan untuk tidur. Keesokan pagi, di perjalanan Amel merasa motor yang dikendarai seperti bergoyang. Amel mengecek dan ternyata ban motornya kurang angin. “Duh, bengkel jauh lagi, olahraga nih pagi-pagi,” gerutu Amel sendiri sambil mendorong motornya. Tapi tiba-tiba, dari arah belakang seakan ada
“Maaf lama ya, Mel?” sapa Tika.“Iya, lumayan, sudah hampir setengah jam aku tunggu kamu,” jawab Amel sedikit emosi. “Maaf, Mel, tadi jalanan macet. Ayo kita berangkat saja, yuk!” ajak Tika menggandeng tangan Amel menuju loket stasiun. Tika, sahabat dekat Amel sejak kecil. Hari ini mereka sudah janjian untuk melamar pekerjaan bareng di Jakarta, tapi karena jalanan macet Tika datang terlambat dan membuat Amel sedikit marah. “Semoga kita bisa keterima dan kerja bareng, ya,” ucap Tika mencairkan suasana karena terlihat Amel diam saja.Amel hanya tersenyum menanggapi ucapan Tika.Ya, Amel dan Tika memang dekat, mereka bersekolah TK dan SD bareng tapi terpisah saat melanjutkan SMP hingga sekarang. Meski begitu, mereka selalu komunikasi dan kini mereka ingin melamar pekerjaan ini karena ingin bareng lagi. “Diinformasikan, hati-hati jalur dua dari arah barat, jalur dua dari arah barat, akan masuk kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Jakarta, harap berhati-hati dan tidak melintas di jal...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments