Share

Jalan Menuju Jodohku
Jalan Menuju Jodohku
Penulis: Shakeel

Bab 1 Pertemuan

Penulis: Shakeel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 11:27:56

“Maaf lama ya, Mel?” sapa Tika.

“Iya, lumayan, sudah hampir setengah jam aku tunggu kamu,” jawab Amel sedikit emosi.

“Maaf, Mel, tadi jalanan macet. Ayo kita berangkat saja, yuk!” ajak Tika menggandeng tangan Amel menuju loket stasiun.

Tika, sahabat dekat Amel sejak kecil. Hari ini mereka sudah janjian untuk melamar pekerjaan bareng di Jakarta, tapi karena jalanan macet Tika datang terlambat dan membuat Amel sedikit marah.

“Semoga kita bisa keterima dan kerja bareng, ya,” ucap Tika mencairkan suasana karena terlihat Amel diam saja.

Amel hanya tersenyum menanggapi ucapan Tika.

Ya, Amel dan Tika memang dekat, mereka bersekolah TK dan SD bareng tapi terpisah saat melanjutkan SMP hingga sekarang. Meski begitu, mereka selalu komunikasi dan kini mereka ingin melamar pekerjaan ini karena ingin bareng lagi.

“Diinformasikan, hati-hati jalur dua dari arah barat, jalur dua dari arah barat, akan masuk kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Jakarta, harap berhati-hati dan tidak melintas di jalur dua.”

Suara operator stasiun memberitahukan bahwa kereta yang akan mereka naiki masuk di jalur dua. Segera mereka menuju jalur dua. Saat ini, mereka sudah berada di dalam kereta, terlihat kereta sangat penuh dan berdesakan. Tiba-tiba tanpa sengaja ada seorang pria yang menyenggol Amel, tapi orang tersebut pergi begitu saja, membuat Amel bertambah kesal.

“Enggak punya sopan tuh orang, main pergi aja enggak minta maaf,” gumam Amel.

“Sabar, Sayang, mungkin dia buru-buru,” ucap Tika.

Amel merasa hari ini tidak beruntung, sudah lama nunggu Tika sekarang malah dibuat kesal dengan orang asing.

Di tengah perjalanan, mereka dapat tempat duduk. Amel yang hatinya tidak begitu enak, memilih untuk memejamkan matanya sepanjang jalan.

Entah kenapa di dalam tidurnya Amel terbayang lelaki yang menabraknya tadi. Seolah adegan tadi terus berulang dan seakan sulit dilupakan. Amel merasa seakan mengenal lelaki itu, tapi semakin Amel mengingat Amel tidak menemukan jawabannya.

“Mel, sudah mau sampai stasiun ini,” ucap Tika membangunkan Amel.

Amel terbangun dan berpikir. “Seperti kenal tapi siapa,” gumam Amel dalam hati.

“Pelanggan yang kami hormati, sesat lagi kita akan tiba di stasiun terakhir, Stasiun Jakarta. Periksa dan teliti kembali barang bawaan Anda, jangan sampai ada yang tertinggal atau tertukar. Terima kasih atas kepercayaan Anda menggunakan jasa kereta api, sampai jumpa kembali.”

Suara operator kereta api membuat Amel sadar dan segera bersiap untuk turun dari kereta.

Setelah mereka turun dari kereta, Tika mengajak Amel untuk membeli minum dulu. Mereka akhirnya masuk di supermarket stasiun. Saat Amel berada di kasir tidak sengaja Amel melihat lelaki itu lagi. Amel merasa seperti dia mengikuti Amel.

“Tik, lihat pria itu, kenal nggak kamu?” Amel bertanya kepada Tika sambil menunjuk pria yang sedang berdiri di ujung lorong.

“Itu bukannya pria yang tadi nabrak kamu ya, Mel?” jawab Tika.

Amel mengangguk kepada Tika, Amel lalu menceritakan apa yang Amel pikirkan. Amel juga bercerita ke Tika seakan pria itu tidak asing. Tapi Tika menjawab jika Tika tidak mengenal pria itu, mungkin saja Amel mengatakan seperti itu karena pria itu membuat Amel kesal jadi teringat selalu.

Mereka keluar stasiun lalu jalan kaki sambil mencari tempat tujuan mereka. Menurut informasi yang mereka dapatkan, tempat yang akan mereka tuju tidak jauh dari stasiun. Tadi mereka juga sudah bertanya kepada petugas stasiun dan petugas sudah memberitahukan arahan kepada mereka.

Di sepanjang jalan, Amel tidak lagi memikirkan pria itu. Mereka berjalan sambil bercerita dan berharap bisa diterima kerja dan satu tempat kerja.

Tidak lama Amel dan Tika akhirnya sampai di tempat tujuan, gedung besar dengan lantai tingkat sepuluh. Kedua gadis itu lantas segera memasuki pintu lobby dan berjalan menuju bagian resepsionis.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, Mbak?" sapa seorang wanita cantik yang berdiri di belakang meja resepsionis ini, suaranya merdu dan sambutannya sangat ramah.

"Pagi, Mbak, saya dan teman saya ingin melamar pekerjaan di perusahaan ini, apakah masih ada lowongan?" jawab Amel dengan bahasa yang sopan.

Resepsionis itu tersenyum. "Masih, Mbak. Silahkan Mbak-Mbak berjalan ke arah kanan, nanti ada lift, Mbak naik ke lantai tiga. Di sana ruangan HRD berada," jelas resepsionis seraya memberi petunjuk jalan dengan isyarat tangan.

Amel dan Tika tersenyum lega, keduanya berharap semoga bisa diterima kerja di perusahaan ini.

"Baik, Mbak, terima kasih, ya. Mari …,” pamit Amel, dan Tika mengiringinya dengan anggukan sopan dan senyuman tipis.

Keduanya segera berjalan sesuai petunjuk resepsionis, berjalan ke arah kanan dan masuk lift.

"Tik, alhamdulillah, ya, masih ada lowongan, aku berharap kita berdua bisa diterima di sini, biar kita bisa terus bareng."

"Iya, aku juga berharapnya gitu, Mel. Semoga saja, ya." Tika tersenyum lalu menggandeng lengan sahabat baiknya itu.

Suara denting terdengar pertanda jika lift sudah sampai di lantai tujuan, pintu pun terbuka dan keduanya segera keluar. Terlihat ada sebuah pintu yang bertuliskan 'Ruang HRD' keduanya pun tersenyum lega dan segera menuju ke ruangan itu.

Sesampainya di depan pintu Amel mengetuk pintu tiga kali, lantas terdengar sahutan dari dalam.

"Masuk!" Ternyata seorang lelaki di dalam sana.

Amel segera menekan handle pintu dan membukanya, betapa terkejutnya saat Amel dan Tika melihat HRD itu lelaki yang tadi bertemu di stasiun.

Amel melirik Tika berharap Tika melangkah lebih dulu, karena Amel merasa belum siap. Amel yang dilirik paham akan maksud Amel.

Tika melangkah masuk bersalaman dengan HRD itu, tertera di meja nama HRD itu “SANDI PRATAMA”.

Di belakang Amel terlihat masih bingung dengan apa yang dilihat, Amel tidak menyangka mengapa harus bertemu dengan lelaki itu lagi.

Tiba-tiba Amel berkata, “Maaf, Pak. Boleh saya izin ke kamar mandi?” tanya Amel

“Ya, silakan, kamar mandi ada di ujung sana lurus saja,” jelas Pak Sandi dengan nada ramah dan tersenyum.

Amel melangkah keluar ruangan menuju kamar mandi. Amel berpikir akankah Amel akan balik lagi atau pilih kabur aja, tapi gimana sama Tika yang Amel tinggalkan di ruang HRD.

“Tapi ekspresinya tadi ramah, apa dia tadi nggak sadar, ya?” gumam Amel sendiri.

Amel menjadi bingung, Amel sebenarnya ingin marah karena kejadian di kereta, tapi Amel juga merasa malu jika dia tidak sadar sudah menyenggolnya.

Tika datang lalu menyenggol tangan Amel. “Kenapa malah bengong di sini sih, Mel? Ayo balik lagi, kita sudah ditunggu,” ajak Tika menarik tangan Amel.

Mau tidak mau, Amel yang awalnya bingung, terpaksa harus balik lagi dan mengikuti interview ini dengan baik.

Mereka tiba lagi di ruang HRD, Pak Sandi dengan senyum manisnya mempersilakan mereka duduk. Amel yang dari ingin sekali marah tiba-tiba terdiam, rasanya mulut Amel tidak bisa marah.

“Sudahlah, aku lupakan saja kejadian tadi,” Amel bergumam sendiri di hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 2 Dia lagi

    “Kamu kenapa, kelihatannya tegang banget. Siapa namamu?” tanya Pak Sandi ke arah Amel.“Sa-Saya ... saya Amel, Pak,” jawab Amel dengan nada gugup. “Kalian nggak usah tegang, saya nggak gigit,” ucap Pak Sandi sambil tersenyum dan mempersilakan mereka duduk.Amel melirik Tika, Amel berpikir bagaimana bisa orang yang tadi membuat Amel hampir marah ternyata gokil juga. Terus tadi kenapa dia tidak minta maaf, Amel masih saja penasaran, tapi takut untuk bertanya langsung.“Bisa enggak diterima aku kalau aku bahas kejadian tadi, harus benar-benar lupain,” guman Amel dalam hati.“Perkenalkan nama saya Sandi Pratama, panggil aja Sandi, saya yang akan memeriksa kelengkapan berkas lamaran kalian. Sekaligus, saya juga yang akan interview kalian. Sebelumnya di sini saya akan menjelaskan, bahwa setelah ini kalian juga harus mengikuti tes tertulis dan tes praktik lain. Apa kalian siap?” jelas Pak Sandi panjang lebar. “Kami siap,” jawab Amel dan Tika berbarengan.Akhirnya, setelah seharian, selesai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 3 Ada apa

    Malam hari, Amel dan Tika sedang mengobrol melalui sambungan telepon. Amel menceritakan jika dirinya bertemu dengan Pak Sandi dan juga menceritakan kejadian tadi. Tika yang mendengar, tertawa mendengar cerita Amel. Amel juga menceritakan pertemuannya dengan Eni yang begitu baik.Tika juga menceritakan bagaimana hari pertamanya bekerja, dia juga merasa nyaman. Tika mengajak Amel untuk bertemu jika mereka libur.“Eh, Mel, kayaknya benar apa yang Eni bilang. Hati-hati, kalau ketemu Pak Sandi lagi kamu jatuh cinta.” Terdengar suara Ketika tertawa di ujung telepon, lalu telepon mati begitu saja. Amel sengaja mematikan telepon karena mendengar ucapan Tika tadi. Amel menaruh teleponnya dan memutuskan untuk tidur. Keesokan pagi, di perjalanan Amel merasa motor yang dikendarai seperti bergoyang. Amel mengecek dan ternyata ban motornya kurang angin. “Duh, bengkel jauh lagi, olahraga nih pagi-pagi,” gerutu Amel sendiri sambil mendorong motornya. Tapi tiba-tiba, dari arah belakang seakan ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 4 Jalan

    Pagi itu, Amel sudah mandi dan sedang merias diri di depan kaca. Amel sedang memikirkan ajakan Ipul. Entah, Amel harus menghubungi Ipul dan bilang setuju atau tidak. Yang membuat Amel bingung, karena Amel melihat kedekatan Ipul dengan Santi. Tapi banyak yang mengatakan Santi bukan pacar Ipul.Saat Amel bengong tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. “Mel, ada teman yang cariin kamu?” Suara dari balik pintu. “Siapa, Ma?” tanya Amel saat pintu sudah terbuka. Ternyata suara tadi suara Mama Dina, Mamanya Amel. “Pacar kamu kali, Mel. Mama baru lihat sekarang. Ya, udah temuin dulu biar kamu tahu,” jawab Mama Dina lalu meninggalkan Amel."Masa Ipul, tapi tahu rumahku dari mana? Yang tahu rumah ku, kalau enggak Yana ya Gilang. Mereka juga cuma tahu gang aja karena searah sama rumah mereka,” gumam Amel sendirian di dalam kamar. Amel masih memikirkan siapa yang datang. Amel mengecek handphone-nya, tapi tidak ada pesan atau panggilan telepon. Akhirnya, amel keluar kamar dan bertem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 5 Informasi

    Sesudah mengantarkan Amel ke rumah, Ipul langsung pamit pulang. Tapi Ipul tidak langsung pulang, Ipul pergi ke tempat teman-temannya biasa nongkrong. “Lesu banget mukalu, Bro,” sapa Supri kepada Ipul yang baru datang.“Enggak apa-apa, sudah pada lama di sini?” tanya Ipul balik. “Belum, paling baru setengah jam, dari mana?” tanya Yana yang juga ada di sana. “Biasa, habis antar adik les,” jawab Ipul asal. “Adik yang mana, nih?” goda Gilang dan semua temannya tertawa. Ya, di sana ada Supri, Yana, dan juga Gilang yang sedang berkumpul. Mereka berempat memang dekat, sering nongkrong bareng, bahkan kadang sering main futsal juga. Namun, diantara keempat orang itu, Ipul paling dekat dengan Supri. Apa pun keluh kesah Ipul selalu minta solusi Supri. Di tempat lain, Amel yang sudah berada di kamar sedang ngobrol dengan Eni melalui telepon. Amel menceritakan sepanjang hari ini kepada Eni. Banyak juga obrolan lain yang mereka bicarakan. Sebelum menutup telepon Eni menduga jika tadi itu Ipul

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 5 Informasi

    Sesudah mengantarkan Amel ke rumah, Ipul langsung pamit pulang. Tapi Ipul tidak langsung pulang, Ipul pergi ke tempat teman-temannya biasa nongkrong. “Lesu banget mukalu, Bro,” sapa Supri kepada Ipul yang baru datang.“Enggak apa-apa, sudah pada lama di sini?” tanya Ipul balik. “Belum, paling baru setengah jam, dari mana?” tanya Yana yang juga ada di sana. “Biasa, habis antar adik les,” jawab Ipul asal. “Adik yang mana, nih?” goda Gilang dan semua temannya tertawa. Ya, di sana ada Supri, Yana, dan juga Gilang yang sedang berkumpul. Mereka berempat memang dekat, sering nongkrong bareng, bahkan kadang sering main futsal juga. Namun, diantara keempat orang itu, Ipul paling dekat dengan Supri. Apa pun keluh kesah Ipul selalu minta solusi Supri. Di tempat lain, Amel yang sudah berada di kamar sedang ngobrol dengan Eni melalui telepon. Amel menceritakan sepanjang hari ini kepada Eni. Banyak juga obrolan lain yang mereka bicarakan. Sebelum menutup telepon Eni menduga jika tadi itu Ipul

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 4 Jalan

    Pagi itu, Amel sudah mandi dan sedang merias diri di depan kaca. Amel sedang memikirkan ajakan Ipul. Entah, Amel harus menghubungi Ipul dan bilang setuju atau tidak. Yang membuat Amel bingung, karena Amel melihat kedekatan Ipul dengan Santi. Tapi banyak yang mengatakan Santi bukan pacar Ipul.Saat Amel bengong tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. “Mel, ada teman yang cariin kamu?” Suara dari balik pintu. “Siapa, Ma?” tanya Amel saat pintu sudah terbuka. Ternyata suara tadi suara Mama Dina, Mamanya Amel. “Pacar kamu kali, Mel. Mama baru lihat sekarang. Ya, udah temuin dulu biar kamu tahu,” jawab Mama Dina lalu meninggalkan Amel."Masa Ipul, tapi tahu rumahku dari mana? Yang tahu rumah ku, kalau enggak Yana ya Gilang. Mereka juga cuma tahu gang aja karena searah sama rumah mereka,” gumam Amel sendirian di dalam kamar. Amel masih memikirkan siapa yang datang. Amel mengecek handphone-nya, tapi tidak ada pesan atau panggilan telepon. Akhirnya, amel keluar kamar dan bertem

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 3 Ada apa

    Malam hari, Amel dan Tika sedang mengobrol melalui sambungan telepon. Amel menceritakan jika dirinya bertemu dengan Pak Sandi dan juga menceritakan kejadian tadi. Tika yang mendengar, tertawa mendengar cerita Amel. Amel juga menceritakan pertemuannya dengan Eni yang begitu baik.Tika juga menceritakan bagaimana hari pertamanya bekerja, dia juga merasa nyaman. Tika mengajak Amel untuk bertemu jika mereka libur.“Eh, Mel, kayaknya benar apa yang Eni bilang. Hati-hati, kalau ketemu Pak Sandi lagi kamu jatuh cinta.” Terdengar suara Ketika tertawa di ujung telepon, lalu telepon mati begitu saja. Amel sengaja mematikan telepon karena mendengar ucapan Tika tadi. Amel menaruh teleponnya dan memutuskan untuk tidur. Keesokan pagi, di perjalanan Amel merasa motor yang dikendarai seperti bergoyang. Amel mengecek dan ternyata ban motornya kurang angin. “Duh, bengkel jauh lagi, olahraga nih pagi-pagi,” gerutu Amel sendiri sambil mendorong motornya. Tapi tiba-tiba, dari arah belakang seakan ada

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 2 Dia lagi

    “Kamu kenapa, kelihatannya tegang banget. Siapa namamu?” tanya Pak Sandi ke arah Amel.“Sa-Saya ... saya Amel, Pak,” jawab Amel dengan nada gugup. “Kalian nggak usah tegang, saya nggak gigit,” ucap Pak Sandi sambil tersenyum dan mempersilakan mereka duduk.Amel melirik Tika, Amel berpikir bagaimana bisa orang yang tadi membuat Amel hampir marah ternyata gokil juga. Terus tadi kenapa dia tidak minta maaf, Amel masih saja penasaran, tapi takut untuk bertanya langsung.“Bisa enggak diterima aku kalau aku bahas kejadian tadi, harus benar-benar lupain,” guman Amel dalam hati.“Perkenalkan nama saya Sandi Pratama, panggil aja Sandi, saya yang akan memeriksa kelengkapan berkas lamaran kalian. Sekaligus, saya juga yang akan interview kalian. Sebelumnya di sini saya akan menjelaskan, bahwa setelah ini kalian juga harus mengikuti tes tertulis dan tes praktik lain. Apa kalian siap?” jelas Pak Sandi panjang lebar. “Kami siap,” jawab Amel dan Tika berbarengan.Akhirnya, setelah seharian, selesai

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 1 Pertemuan

    “Maaf lama ya, Mel?” sapa Tika.“Iya, lumayan, sudah hampir setengah jam aku tunggu kamu,” jawab Amel sedikit emosi. “Maaf, Mel, tadi jalanan macet. Ayo kita berangkat saja, yuk!” ajak Tika menggandeng tangan Amel menuju loket stasiun. Tika, sahabat dekat Amel sejak kecil. Hari ini mereka sudah janjian untuk melamar pekerjaan bareng di Jakarta, tapi karena jalanan macet Tika datang terlambat dan membuat Amel sedikit marah. “Semoga kita bisa keterima dan kerja bareng, ya,” ucap Tika mencairkan suasana karena terlihat Amel diam saja.Amel hanya tersenyum menanggapi ucapan Tika.Ya, Amel dan Tika memang dekat, mereka bersekolah TK dan SD bareng tapi terpisah saat melanjutkan SMP hingga sekarang. Meski begitu, mereka selalu komunikasi dan kini mereka ingin melamar pekerjaan ini karena ingin bareng lagi. “Diinformasikan, hati-hati jalur dua dari arah barat, jalur dua dari arah barat, akan masuk kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Jakarta, harap berhati-hati dan tidak melintas di jal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status