Home / Romansa / Jalan Menuju Jodohku / Bab 6 Merasa Kwatir

Share

Bab 6 Merasa Kwatir

Author: Shakeel
last update Huling Na-update: 2025-03-26 19:11:01

Amel berlari ke arah Eni, tanpa di minta Amel langsung menceritakan kejadian tadi bersama Santi kepada Eni. Saat ini, perasaan Amel tidak karuan, Amel memeluk Eni dan tidak lagi bisa bercerita.

"Sabar, Mel, Santi emang orangnya gitu, tapi di sini kamu juga enggak rebut Ipul, kan mereka bukan pacar. Sudah tenang aja ya," ucap Eni memberi Amel semangat. "Ayo kita kerja lagi, jodoh nggak usah dipikirin, nanti datang sendiri," ajak Eni dengan senyum manisnya.Amel melangkah mengikuti Eni dari belakang, Amel berharap semua akan baik-baik saja. "Aku nggak cari musuh, tapi kalau aku juga ada rasa sama Ipul, aku juga tidak bisa diam," gumam Amel sendiri.

Di kantin Santi masih duduk dan kini malah memesan es teh, saat sedang menikmati esnya Santi kaget ketika ada yang menepuk bahunya.

"Eh lu, gue kira siapa, ngapain tepuk-tepuk?" omel Santi ke orang yang menepuk.

"Boleh gue duduk dulu nggak?" tanya dia.

"Boleh, duduk situ," perintah Santi, "ada perlu sama gue?" lanjut Santi.

"Langsung aja, tadi gue lihat lu ngobrol sama Amel, ada masalah apa?" tanya orang tersebut.

"Nggak usah tahu dan nggak usah ikut campur, itu urusan gue sama Amel," jelas Santi lalu melangkah pergi.

"Gue juga nggak suka Amel, siapa tahu kita bisa kerjasama," bisik orang itu saat Santi melewatinya.

Santi berhenti sebentar, menatap orang tersebut lalu meninggalkannya sendiri.

"Gue harus bisa ajak Santi kerjasama supaya lebih mudah jauhin Amel dari Ipul," ucap orang itu dengan penuh keyakinan.

***

Di tempat lain, Supri membantu Ipul menghias sebuah ruangan yang akan Ipul jadikan tempat menyatakan cintanya kepada Amel.

"Terima kasih ya, Pri, lu udah mau bantuin gue, lu emang teman terbaik gue," ucap Ipul tersenyum menatap Supri.

"Santai aja, Bro, kaya ke siapa aja sih lu, gue senang bantu lu, asal lu bahagia," jawab Supri terdengar seperti sedih. "Mungkin gue simpan aja sendiri rasa ini, asal kamu bahagia, Mel," gumam Supri dalam hati.

Mereka menghias sebuah ruangan hanya berdua sampai selesai. Ipul sengaja hanya mengajak Supri karena tidak mau merepotkan yang lain.

***

Saat ini, Amel dan Eni sudah selesai bekerja, Eni mengajak Amel jalan-jalan, Eni tahu Amel sedang tidak baik-baik saja, Eni ingin menghibur Amel.

"Mau kemana kita, En," tanya Amel ke Eni saat masih di parkiran.

"Beli ice cream yuk atau mau nonton, ada flim seru kayanya," Eni memberi pilihan ke Amel.

"Beli ice cream aja yuk sekalian beli cemilan sambil ngobrol-ngobrol, cafe langganan aja yuk. Ayo naik," ajak Amel.

Tidak lama, mereka sampai di cafe langangganan mereka, cafe ini mempunyai suasana indah dan makanan yang hampir lengkap, yang banyak digemari anak-anak muda zaman sekarang.

Mereka memilih duduk di dekat cendala.

"Silahkan mau pesan apa?" tanya seorang pelayan sambil memberi buku menu.

"Kita pilih dulu ya, Kak, nanti kita panggil," jawab Eni.

"Baik, saya tinggal ya, Kak," ucap pelayanan itu dengan senyum manis.

Mereka menanggung dan juga tersenyum, Eni memberi buku menu itu kepada Amel, "pilih yang kamu mau, Mel, aku yang traktir," ucap Eni tersenyum.

"Tumben, Kak, ada apa?" tanya Amel sedikit curiga.

"Apa sih, Mel, cuma mau traktir kamu aja," jelas Eni.

Perbedatan itu berakhir, Amel mengalah dan memilih menu yang dia inginkan. Eni memang sengaja traktir Amel dengan tujuan Amel bisa kembali tersenyum lagi.

"Mel, kenapa sih, keliatan banget banyak pikiran?" tanya Eni di saat mereka sedang menikmati makanan tapi terlihat Amel lebih banyak diam.

"Ehem, apa aku salah kalau dekat Ipul?" tanya xxc menoleh ke arah Eni.

"Kamu nggak salah, Mel, ingat Santi sama Ipul itu nggak ada hubungan apa-apa, mereka juga nggak pacaran, jadi nggak salah," jelas Eni. "Udah sekarang lupain soal Santi, bikin pusing, ice cream kamu udah mau leleh tuh," lanjut Eni sambil menunjuk ice cream Amel.

"Iya bener katamu, En, habis ini jalan-jalan yuk," ajak Amel penuh semangat dan tersenyum.

"Nah gitu, ini baru Amel yang aku kenal, habisin makanannya," jawab Eni yang tak kalah semangat karena senang Amel sudah tersenyum.

Akhirnya, setelah mereka menikmati makanan itu, mereka bermain time zone dan sekedar jalan-jalan di mall. Eni merasa bahagia melihat Amel ceria lagi.

Di kamar, saat Amel sudah ingin tidur terdengar bunyi hp, ternyata ada pesan masuk dari Ipul, pesan itu berbunyi, Amel besok sore di minta datang ke sebuah cafe yang alamatnya sudah tertera di pesan itu dan meminta Amel datang sendiri.

Karena ngantuk dan lelah, Amel hanya membaca pesan itu lalu meletakkan kembali hp di meja dekat tempat tidurnya. Amel langsung tertidur tanpa membalas pesan itu.

***

Di kamar lain, Ipul yang sudah mengirim pesan kepada Amel selalu menatap hp, berharap Amel membalas pesan itu, tapi hingga larut malam tak ada tanda-tanda hp itu berbunyi. Ipul kwatir jika Amel tidak datang karena Ipul sudah menyiapkan semua dengan matang.

Malam itu, Ipul tidak bisa tidur, Ipul merasa gelisah, Ipul takut rencananya gagal, karena harapan Ipul saat itu sudah begitu besar. Ipul memutuskan untuk mencoba tidur dengan harapan walau pesan itu tak terbalas tapi Amel tetap mau datang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 7 Gagalkah?

    Sebelum berangkat, Amel membaca pesan Ipul sekali lagi, Amel bingung harus datang atau tidak, Amel meletakkan kembali hp di meja rias. "Mau ngapain Ipul ngajak ketemu ya," ucap Amel sendiri di depan cermin sambil membenarkan jilbabnya. Lalu Amel berangkat meraih hp, memasukkannya dalam tas tanpa membalas pesan Ipul. *** Hari itu kerjaan sangat banyak, membuat Ipul sulit untuk bertemu Amel dan menanyakan jawaban pesannya. Amel sangat beruntung karen tidak bertemu Ipul, Eni yang melihat Amel gelisah mendekati Amel. "Mel, kenapa, kelihatan gelisah?" tanya Eni. "En, semalam Ipul kirim pesan, baca sendiri," jawab Amel memberikan hp kepada Eni. Eni yang mengerti maksud pesan itu memberikan saran kepada Amel untuk datang. "Mungkin ada hal penting yang ingin Ipul sampaikan, datang aja, kalau kamu takut mau aku temani?" tawar Eni yang meminta Amel datang. Eni mempunyai firasat jika saat itu Ipul akan menyampaikan hal penting karena jika tidak penting tidak mungkin mengirim pesan se

    Huling Na-update : 2025-03-27
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 8 Curiga

    Amel menutup pintu kamar melangkah pergi, hatinya sudah yakin kalau dia akan datang ke cafe itu, tapi langkahnya terhenti kekita melihat seorang duduk di teras rumahnya. Amel yang masih kaget bengong melihat ke arah seorang itu. "Aku hanya memastikan kamu benar-benar datang, Mel, karena ini adalah salah satu harapan Ipul," jelas seorang itu. "Ya, aku datang, Pri," jawab Amelu Orang itu, Supri. Supri sengaja datang untuk memastikan semua berjalan lancar. Setelah masuk rumah tadi perasaan Supri tidak enak, atas inisiatifnya sendiri Supri datang ke rumah Amel. Beruntung saat Supri pergi Santi sudah duluan pergi. "Ya sudah, aku berangkat dulu, Pri, apa sekalian aja kamu anter aku?" tanya Amel, karena Amel sebenarnya dengan kondisi ini ragu untuk naik motor sendiri. "Yuk aku antar, biar aman," jawab Supri senang hati. *** Di sudut kamar, Santi mundar mandir merasa gelisah, memikirkan apa yang di maksud Supri. Siapa yang datang dan kemana, felling Santi mengatakan jika ini berhubunga

    Huling Na-update : 2025-04-01
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 9 Akhirnya

    Yana yang baru saja sampai rumah langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ucapan Gilang membuat Yana kwatir. Entah mengapa, saat ini pikiran Yana menuju ke Amel. Yana meraih hp lalu mencoba menghubungi Amel, tapi nomer Amel tidak aktif. "Amel kemana, apa benar Amel lagi berdua sama Ipul, tapi kalau iya kenapa tadi Supri bilang gitu, Supri bohong atau memang tidak tahu," gerutu Yana sendirian. *** Amel mendengarkan semua penjelasan Ipul dengan serius, dia menangkap semua kata yang terucap dari mulut Ipul. "Apa sudah jelas, Mel, atau mau ada yang kamu tanya lagi?" tanya Ipul mengakhiri penjelasan itu dan berharap Amel sudah mengerti. "Sudah cukup," jawab Amel singkat. Ipul merasa bingung dengan reaksi Amel, tapi Ipul kembali menanyakan kepada Amel, apakah Amel bersedia menjadi teman hidupnya. Amel masih saja terdiam mendengar pertanyaan ke dua dari Ipul. "Ya sudah nggak usah di jawab sekarang, Mel, kita nikmatin cemilan lagi yuk," ajak Ipul mencairkan suasana.

    Huling Na-update : 2025-04-03
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 10 Hampir ketahuan

    Eni yang sedang menikmati bakso, kaget dengan kehadiran Supri yang tiba-tiba duduk di depannya. "Ada apa, Pri?" tanya Eni dengan expresi kaget. "Mau makan baksolah, lihat kamu sendirian ya udah aku samperin, ganggu?" tanya Supri. "Oh nggak, ya udah duduk aja," jawab Eni. Supri pun memesan bakso dan menikmatinya dengan tenang, sesekali Supri dan Eni mengobrol santai. Ternyata itu memang bakso enak dan murah dekat dengan tempat kerja jadi mereka juga sering makan di sana. Supri dan Eni juga mengobrol tentang hubungan Ipul dan Amel, mereka juga sama-sama mengkhawatirkan hubungan Amel dan Ipul tapi mereka hanya bisa mendo'akan yang terbaik. *** Sementara Ipul merasa kenapa Amel lama sekali di kamar mandi. Ipul melangkah menuju toilet perempuan untuk mencari Amel. Karena kwatir dengan keadaan Amel, Ipul tidak melihat-lihat jalan, tiba-tiba dari arah depan ada seorang wanita yang sedang menelepon menabrak Ipul. "Maaf, saya buru-buru, kamu nggak apa-apa?" tanya wanita itu. "Saya

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 11 Gelisah

    Saat ini Amel sedang berada di sebuah taman yang indah, penuh dengan bunga-bunga mekar yang banyak. "Indah sekali, taman apa ini," gumam Amel sambil terus berjalan, dia melihat sekelilingnya. Amel tersenyum bahahia, tapi tiba-tiba langkahnya berhenti, dia mematung melihat dua orang di depan sana sedang bermesraan. Ingin rasanya Amel menghampiri orang itu tapi kakinya terasa lemas, hingga akhirnya Amel hanya diam mematung menyaksikan pasangan itu berpelukan, hatinya terasa panas, dan sesak. "Tok.. Tok.. Tok.. Mel, buka pintunya, udah sore makan dulu yuk, dari tadi kamu nggak keluar kamar," Suara ketukan pintu dan panggilan itu membuat Amel terbangun. "Iya, Mah, sebentar, aku ketiduran," jawab Amel. "Mama tunggu ya," ucap Mama. Amel terbangun dengan keringatan mengingat kejadian tadi. "Ternyata cuma mimpi tapi mimpi tapi terasa nyata, tadi itu Ipul sama Santi atau cuma bayangan aja," ucap Amel sendirian. Di mimpi tadi yang Amel lihat adalah pacarnya sendiri Ipul, Amel

    Huling Na-update : 2025-04-09
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 12 Ketemu

    Ipul dari tadi hanya melihat handphonenya yang berbunyi. Tak ada sedikit niatpun untuk mengangkatnya karena Ipul tahu itu Santi."Mau apa lagi Santi ini, sudah di tolak masih saja berani-beraninya menghubungi," gerutu Ipul sendirian dengan nada kesal. Ipul merasa bingung sebenarnya apa yang Santi mau dari dirinya, bahkan sebelum Amel datang Santi selalu saja mengejar Ipul. Sudah puluhan kali Ipul menolak Santi tapi dia tidak juga mundur. ***Beberapa bulan sudah hubungan Ipul dan Amel berjalan. Mereka menjalani hubungan itu dengan biasa dan sampai saat ini belum ada yang tahu tentang hubungan mereka. Rencana yang sudah Santi buat dengan seseorang tidak menghasilkan apapun, Ipul tetap saja tidak dimiliki Santi. Tapi Santi tak pernah menyerah, bahkan pernah Santi berhasil mengajak Ipul makan bersama saat jam istirahat.***Sore itu, saat jam pulang kerja terlihat Ipul bersama Amel sedang di parkiran motor. Mereka terlihat seperti sedang ada masalah, Amel meninggalkan Ipul begitu saja.

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 13 Renggang

    En, kita ke taman sini dulu ya, ada yang mau aku obrolin, kamu nggak buru-buru kan?" tanya Supri yang saat itu sudah berada di parkiran taman. "Nggak, Pri, emang mau ngobrol apa, soal Ipul sama Amel ya?" tebak Eni. Supri hanya mengangguk lalu melangkah masuk ke taman dan Eni mengikutinya dari belakang. Supri memilih duduk di kursi yang dekat dengan pohon karena merasa sejuk. "Tunggu bentar di sini, jangan kemana-mana," pinta Supri kepada Eni lalu pergi begitu saja tanpa memberikan kesempatan Eni menjawab. *** Sementara Amel masih menikmati makanan yang dia pesan, rasanya masih betah Amel berada di sana. "Mel, sendirian?" sapa seseorang dari belakang Amel. "Bikin kaget aja, Lang, iya tadi ada Eni tapi sudah pulang duluan," jawab Amel menjelaskan. "Boleh aku duduk?" tanya Gilang. Amel mengangguk tanda setuju Gilang duduk di sana. Gilang ternyata juga sudah memesan makanan, tidak sengaja Gilang melihat Amel duduk sendirian. "Kamu kaya ada yang dipikirin, kenapa?" tanya Gil

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 14 Pantai

    Tempat Amel bekerja mengadakan acara jalan-jalan ke pantai. Hampir semua ikut acara itu, Ipul tidak mengikuti karena ada acara keluarga. Mereka semua berangkat menggunakan bis kecil, Amel duduk bersebelahan dengan Eni, sementara di kursi sebelah terlihat ada Supri yang duduk bersama Yana.Walaupun saat itu malam hari tapi rasanya tidak ada yang mengantuk, yang ada malah semakin semangat. Suasana di dalam bis terlihat ramai, semua merasa senang, bahkan ada juga yang menyanyi di kursi belakang."Mel, kok diam saja, sekarang waktunya liburan, lupain dulu masalahmu," ucap Eni yang menyemangati Amel. "Iya, Er, kamu benar," jawab Amel tersenyum manis. "Manisnya senyummu, Mel, itu yang buat aku suka," gumam Supri yang melihat Amel tersenyum walau hanya samar karena di bis cukup gelap.Amel memutuskan untuk memejamkan matanya, entah karena Amel terlalu memikirkan atau hanya ilustrasi saja tapi bayangan Santi dan Ipul seakan selalu mengikuti. Sampai akhirnya Eni membangunkan Amel, Eni berka

    Huling Na-update : 2025-04-24

Pinakabagong kabanata

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 15 Ternyata

    Siang itu, Amel, Eni, Supri, dan Gilang sudah berada di tepi pantai. Sebagian dari teman-teman mereka juga berada di sana. Udara di sana sangat panas tapi terdapat pepohonan untuk berteduh dan menikmati ombak yang indah."Kalian mau es kelapa?" Gilang menawarkan es kepada mereka. Supri mengangguk membuat Amel dan Eni juga mengangguk setuju, Gilang melangkah memesan empat es kelapa. Mereka menikmati ombak dengan mengobrol santai dan menikmati es kelapa yang sudah mereka pesan."Kita foto dekat ombak sana yuk, sekalian berenang," ajak Eni. "Aku di sini saja, panas banget," ucap Amel."Yaah, nggak ada yang mau berenang atau sekedar main air," ucap Eni dengan nada kecewa. "Aku temenin yuk," ucap Supri tiba-tiba. Eni tersenyum menangguk dan melangkah pergi bersama Supri. "Aku temani Amel di sini ya," seru Gilang pada Supri dan Eni. Supri mengajungkan jempolnya bertanya setuju dengan Gilang. "Ini kesempatan lebih dekat sama Amel," gumam Gilang dalam hati."Mel, mau makan nggak, aku

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 14 Pantai

    Tempat Amel bekerja mengadakan acara jalan-jalan ke pantai. Hampir semua ikut acara itu, Ipul tidak mengikuti karena ada acara keluarga. Mereka semua berangkat menggunakan bis kecil, Amel duduk bersebelahan dengan Eni, sementara di kursi sebelah terlihat ada Supri yang duduk bersama Yana.Walaupun saat itu malam hari tapi rasanya tidak ada yang mengantuk, yang ada malah semakin semangat. Suasana di dalam bis terlihat ramai, semua merasa senang, bahkan ada juga yang menyanyi di kursi belakang."Mel, kok diam saja, sekarang waktunya liburan, lupain dulu masalahmu," ucap Eni yang menyemangati Amel. "Iya, Er, kamu benar," jawab Amel tersenyum manis. "Manisnya senyummu, Mel, itu yang buat aku suka," gumam Supri yang melihat Amel tersenyum walau hanya samar karena di bis cukup gelap.Amel memutuskan untuk memejamkan matanya, entah karena Amel terlalu memikirkan atau hanya ilustrasi saja tapi bayangan Santi dan Ipul seakan selalu mengikuti. Sampai akhirnya Eni membangunkan Amel, Eni berka

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 13 Renggang

    En, kita ke taman sini dulu ya, ada yang mau aku obrolin, kamu nggak buru-buru kan?" tanya Supri yang saat itu sudah berada di parkiran taman. "Nggak, Pri, emang mau ngobrol apa, soal Ipul sama Amel ya?" tebak Eni. Supri hanya mengangguk lalu melangkah masuk ke taman dan Eni mengikutinya dari belakang. Supri memilih duduk di kursi yang dekat dengan pohon karena merasa sejuk. "Tunggu bentar di sini, jangan kemana-mana," pinta Supri kepada Eni lalu pergi begitu saja tanpa memberikan kesempatan Eni menjawab. *** Sementara Amel masih menikmati makanan yang dia pesan, rasanya masih betah Amel berada di sana. "Mel, sendirian?" sapa seseorang dari belakang Amel. "Bikin kaget aja, Lang, iya tadi ada Eni tapi sudah pulang duluan," jawab Amel menjelaskan. "Boleh aku duduk?" tanya Gilang. Amel mengangguk tanda setuju Gilang duduk di sana. Gilang ternyata juga sudah memesan makanan, tidak sengaja Gilang melihat Amel duduk sendirian. "Kamu kaya ada yang dipikirin, kenapa?" tanya Gil

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 12 Ketemu

    Ipul dari tadi hanya melihat handphonenya yang berbunyi. Tak ada sedikit niatpun untuk mengangkatnya karena Ipul tahu itu Santi."Mau apa lagi Santi ini, sudah di tolak masih saja berani-beraninya menghubungi," gerutu Ipul sendirian dengan nada kesal. Ipul merasa bingung sebenarnya apa yang Santi mau dari dirinya, bahkan sebelum Amel datang Santi selalu saja mengejar Ipul. Sudah puluhan kali Ipul menolak Santi tapi dia tidak juga mundur. ***Beberapa bulan sudah hubungan Ipul dan Amel berjalan. Mereka menjalani hubungan itu dengan biasa dan sampai saat ini belum ada yang tahu tentang hubungan mereka. Rencana yang sudah Santi buat dengan seseorang tidak menghasilkan apapun, Ipul tetap saja tidak dimiliki Santi. Tapi Santi tak pernah menyerah, bahkan pernah Santi berhasil mengajak Ipul makan bersama saat jam istirahat.***Sore itu, saat jam pulang kerja terlihat Ipul bersama Amel sedang di parkiran motor. Mereka terlihat seperti sedang ada masalah, Amel meninggalkan Ipul begitu saja.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 11 Gelisah

    Saat ini Amel sedang berada di sebuah taman yang indah, penuh dengan bunga-bunga mekar yang banyak. "Indah sekali, taman apa ini," gumam Amel sambil terus berjalan, dia melihat sekelilingnya. Amel tersenyum bahahia, tapi tiba-tiba langkahnya berhenti, dia mematung melihat dua orang di depan sana sedang bermesraan. Ingin rasanya Amel menghampiri orang itu tapi kakinya terasa lemas, hingga akhirnya Amel hanya diam mematung menyaksikan pasangan itu berpelukan, hatinya terasa panas, dan sesak. "Tok.. Tok.. Tok.. Mel, buka pintunya, udah sore makan dulu yuk, dari tadi kamu nggak keluar kamar," Suara ketukan pintu dan panggilan itu membuat Amel terbangun. "Iya, Mah, sebentar, aku ketiduran," jawab Amel. "Mama tunggu ya," ucap Mama. Amel terbangun dengan keringatan mengingat kejadian tadi. "Ternyata cuma mimpi tapi mimpi tapi terasa nyata, tadi itu Ipul sama Santi atau cuma bayangan aja," ucap Amel sendirian. Di mimpi tadi yang Amel lihat adalah pacarnya sendiri Ipul, Amel

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 10 Hampir ketahuan

    Eni yang sedang menikmati bakso, kaget dengan kehadiran Supri yang tiba-tiba duduk di depannya. "Ada apa, Pri?" tanya Eni dengan expresi kaget. "Mau makan baksolah, lihat kamu sendirian ya udah aku samperin, ganggu?" tanya Supri. "Oh nggak, ya udah duduk aja," jawab Eni. Supri pun memesan bakso dan menikmatinya dengan tenang, sesekali Supri dan Eni mengobrol santai. Ternyata itu memang bakso enak dan murah dekat dengan tempat kerja jadi mereka juga sering makan di sana. Supri dan Eni juga mengobrol tentang hubungan Ipul dan Amel, mereka juga sama-sama mengkhawatirkan hubungan Amel dan Ipul tapi mereka hanya bisa mendo'akan yang terbaik. *** Sementara Ipul merasa kenapa Amel lama sekali di kamar mandi. Ipul melangkah menuju toilet perempuan untuk mencari Amel. Karena kwatir dengan keadaan Amel, Ipul tidak melihat-lihat jalan, tiba-tiba dari arah depan ada seorang wanita yang sedang menelepon menabrak Ipul. "Maaf, saya buru-buru, kamu nggak apa-apa?" tanya wanita itu. "Saya

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 9 Akhirnya

    Yana yang baru saja sampai rumah langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ucapan Gilang membuat Yana kwatir. Entah mengapa, saat ini pikiran Yana menuju ke Amel. Yana meraih hp lalu mencoba menghubungi Amel, tapi nomer Amel tidak aktif. "Amel kemana, apa benar Amel lagi berdua sama Ipul, tapi kalau iya kenapa tadi Supri bilang gitu, Supri bohong atau memang tidak tahu," gerutu Yana sendirian. *** Amel mendengarkan semua penjelasan Ipul dengan serius, dia menangkap semua kata yang terucap dari mulut Ipul. "Apa sudah jelas, Mel, atau mau ada yang kamu tanya lagi?" tanya Ipul mengakhiri penjelasan itu dan berharap Amel sudah mengerti. "Sudah cukup," jawab Amel singkat. Ipul merasa bingung dengan reaksi Amel, tapi Ipul kembali menanyakan kepada Amel, apakah Amel bersedia menjadi teman hidupnya. Amel masih saja terdiam mendengar pertanyaan ke dua dari Ipul. "Ya sudah nggak usah di jawab sekarang, Mel, kita nikmatin cemilan lagi yuk," ajak Ipul mencairkan suasana.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 8 Curiga

    Amel menutup pintu kamar melangkah pergi, hatinya sudah yakin kalau dia akan datang ke cafe itu, tapi langkahnya terhenti kekita melihat seorang duduk di teras rumahnya. Amel yang masih kaget bengong melihat ke arah seorang itu. "Aku hanya memastikan kamu benar-benar datang, Mel, karena ini adalah salah satu harapan Ipul," jelas seorang itu. "Ya, aku datang, Pri," jawab Amelu Orang itu, Supri. Supri sengaja datang untuk memastikan semua berjalan lancar. Setelah masuk rumah tadi perasaan Supri tidak enak, atas inisiatifnya sendiri Supri datang ke rumah Amel. Beruntung saat Supri pergi Santi sudah duluan pergi. "Ya sudah, aku berangkat dulu, Pri, apa sekalian aja kamu anter aku?" tanya Amel, karena Amel sebenarnya dengan kondisi ini ragu untuk naik motor sendiri. "Yuk aku antar, biar aman," jawab Supri senang hati. *** Di sudut kamar, Santi mundar mandir merasa gelisah, memikirkan apa yang di maksud Supri. Siapa yang datang dan kemana, felling Santi mengatakan jika ini berhubunga

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 7 Gagalkah?

    Sebelum berangkat, Amel membaca pesan Ipul sekali lagi, Amel bingung harus datang atau tidak, Amel meletakkan kembali hp di meja rias. "Mau ngapain Ipul ngajak ketemu ya," ucap Amel sendiri di depan cermin sambil membenarkan jilbabnya. Lalu Amel berangkat meraih hp, memasukkannya dalam tas tanpa membalas pesan Ipul. *** Hari itu kerjaan sangat banyak, membuat Ipul sulit untuk bertemu Amel dan menanyakan jawaban pesannya. Amel sangat beruntung karen tidak bertemu Ipul, Eni yang melihat Amel gelisah mendekati Amel. "Mel, kenapa, kelihatan gelisah?" tanya Eni. "En, semalam Ipul kirim pesan, baca sendiri," jawab Amel memberikan hp kepada Eni. Eni yang mengerti maksud pesan itu memberikan saran kepada Amel untuk datang. "Mungkin ada hal penting yang ingin Ipul sampaikan, datang aja, kalau kamu takut mau aku temani?" tawar Eni yang meminta Amel datang. Eni mempunyai firasat jika saat itu Ipul akan menyampaikan hal penting karena jika tidak penting tidak mungkin mengirim pesan se

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status