Share

Bab 143. Mendengar suaramu di telpon.

"Baiklah, Pa. Akan saya usahakan. Yang pasti sebulan ini saya harus menata duluh usaha saya yang di sana, baru setelah itu bis a kembali ke sini."

"Syukurlah Rendra, Mama bisa lega mendengarnya."

Garnis kemudian mengerutkan keningnya. "Tapi apakah itu tidak sulit?" tanyanya yang memendam keraguan.

"Pekerjaannya sebenarnya gampang hendelnya. Lagi pula sebelum saya masuk, usaha itu dipegang seseorang yang sudah mumpuni untuk urusan ladangnya. Saya hanya terjun kebanyakan di pemasarannya saja. dan sekarang saya sudah ada pelanggannya. Dan itu bisa dikerjakan dari sini jika di sana telah ditata."

"Alhamdulillah kalau gitu. Jadi kerja kamu tak sia-sia. Bisa maju bersama,"

Rendra menatap mertuanya. Senyum telah ditampakkan perngusaha yang telah membangun bisnisnya secara turun temurun itu. Dia kemudian mengatupkan kedua tangannya di dadanya sebagai rasa terimakasih.

"Aku hanya ingin kalian bisa kembali ke rumah seperti duluh lagi. Tenang bersama. Hanya itu impian Mama untuk kamu dan Ayu."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status