Share

Bab 90. Istri Palsu Tuan Presdir

Saat kehilangan seseorang yang dicintai, air mata tak boleh benar-benar kering. Menangis boleh, malah harus, tetapi ingatlah jangan sampai meratap. Sebab, tak ada orang yang bisa menghindari hal tersebut.

Begitu juga dengan Zea, kehilangan sang ayah membuat dia juga hidup tanpa arah dan tujuan. Sekearang, tempatnya untuk bersandar atau sekedar bercerita segala penat juga luka, tak ada lagi di dunia ini.

"Mommy!"

Ketiga anak kembar itu berhambur ke arah Zea. Zea langsung menoleh dan mengusap pipinya dengan kasar. Dia langsung berjongkok dan menyamakan tingginya dengan ketiga anak kembarnya itu.

"Mommy yang kuat!" seu Zayn menyemangati.

"Mommy tidak pernah sendirian," sambung Zaen yang juga ikut memberi semangat.

"Ada kami, Mommy," ujar Ziva.

Zea memaksakan senyumnya. Di titik rapuh dalam hidupnya, dia bersyukur karena memiliki ketiga anak yang hebat dan selalu bisa menghibur dirinya. Setidaknya, luka yang ada dalam dada Zea, sedikit terobati melihat senyum ketiga anaknya itu.

"T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status