Iparku Mantan Mafia Jalanan

Iparku Mantan Mafia Jalanan

last updateLast Updated : 2024-03-06
By:  EL Dziken  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
37 ratings. 37 reviews
69Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Laras, gadis yang baru saja lulus dari SMA ini harus mencari pekerjaan untuk melanjutkan kuliah. Ibunya hanya seorang single parents yang terlilit hutang dan gemar berjudi. Laras membantu Ardi sang kakak iparnya mengelola rumah makan, sementara kakak kandungnya lebih memilih dunianya sendiri. Karena kedekatan mereka, Laras merasa nyaman dan tumbuhnya perasaan yang tak biasa. Problem datang silih berganti, disini terkuak jati diri kakak ipar yang sesungguhnya. Dan siapa sangka jika musuh terberat Ardi ternyata adalah istrinya sendiri.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1. Laras

Matanya terpejam, napas memburu. Ada rasa takut lamat-lamat dalam batinnya. Tiba-tiba, ujung hidungnya terasa tersentil."Kalau, kau memejamkan mata, aku malah tertawa, ayo, melek."Suara bisikan itu membuat Laras segera membuka matanya. Pemandangan yang sangat memacu andrenalin. Dada bidang dan mulus itu membuat Laras semakin terkesiap. Tak lama tangan sang pemilik dada bidang itu, memeluknya, bibirnya menjadi sasaran empuk. Lumatan kecil yang membuatnya nagih. Tak sengaja bibirnya ikut mengimbangi gerakan mutar dan menghisap itu.Ah ... begini ternyata rasanya."Kau baru pertama kali melakukannya?"Laras mengangguk. Wajahnya lugu menatap wajah tampan di depannya."Kau ingin lebih?"Lagi-lagi, Laras menganggukkan kepalanya ragu. Ada bagian dari tubuhnya yang berdenyut. Apakah?Belum juga, Laras berpikir jauh, bibir itu kembali mendarat, kali ini, tangan yang kuat itu melingkar pada pinggangnya.Tangan kecil Laras, spontan mengusap dada kekar dan keras, merasakan lumatan di bibirnya

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Dara Kirana
Ya Ampun ibunya Laras nyebelin bgt, Udah tua masih doyan judi aja
2024-01-21 11:38:30
1
user avatar
EL Dziken
terima kasih kakak-kakak sudah kasih ulasan dan kesan dan kesannya love full buat kalian......
2024-01-21 07:21:49
0
user avatar
Rindu_Mentari
kasihan laras ibunya doyan judi
2024-01-20 12:01:17
1
user avatar
APStory
dari covernya aja udah keliatan sadis dan garang. lanjut thor
2024-01-20 00:15:19
1
user avatar
FitrianiYuriKwon
Lanjutkan Thor the best banget....
2024-01-19 22:33:24
1
user avatar
Maesaro Ardi
wah aku masukin ke daftar baca nih, Kak El ...
2024-01-19 21:44:45
1
user avatar
Clau Sheera
wah, ceritanya lain dari yang lain.
2024-01-19 21:12:42
1
user avatar
Vanilla_Nilla
Bagus ceritanya, suka sekali thor. Semangat!
2024-01-19 19:25:01
1
user avatar
Lil Seven
woww mantap saya suka ceritanya
2024-01-19 18:25:34
1
user avatar
Kerry Pu
rekomend nih genre mafia. seru
2024-01-19 15:41:34
1
user avatar
Fii
ceritanya bikin terbawa suasana, rekomended
2024-01-19 15:27:51
1
user avatar
Rika Jhon
Haha, ternyata Laras cuma mimpi
2024-01-19 14:43:27
1
user avatar
Ririichan13
nah loh ... yang penasaran dan suka genre mafia wajib baca, rekomen loh
2024-01-19 12:52:29
1
user avatar
Haifa Dinantee
wah, seru banget Kak...
2024-01-19 12:25:51
1
user avatar
MariaGG
dari awal ceritanya memang bagus kak.
2024-01-19 12:24:21
1
  • 1
  • 2
  • 3
69 Chapters

Bab 1. Laras

Matanya terpejam, napas memburu. Ada rasa takut lamat-lamat dalam batinnya. Tiba-tiba, ujung hidungnya terasa tersentil."Kalau, kau memejamkan mata, aku malah tertawa, ayo, melek."Suara bisikan itu membuat Laras segera membuka matanya. Pemandangan yang sangat memacu andrenalin. Dada bidang dan mulus itu membuat Laras semakin terkesiap. Tak lama tangan sang pemilik dada bidang itu, memeluknya, bibirnya menjadi sasaran empuk. Lumatan kecil yang membuatnya nagih. Tak sengaja bibirnya ikut mengimbangi gerakan mutar dan menghisap itu.Ah ... begini ternyata rasanya."Kau baru pertama kali melakukannya?"Laras mengangguk. Wajahnya lugu menatap wajah tampan di depannya."Kau ingin lebih?"Lagi-lagi, Laras menganggukkan kepalanya ragu. Ada bagian dari tubuhnya yang berdenyut. Apakah?Belum juga, Laras berpikir jauh, bibir itu kembali mendarat, kali ini, tangan yang kuat itu melingkar pada pinggangnya.Tangan kecil Laras, spontan mengusap dada kekar dan keras, merasakan lumatan di bibirnya
Read more

Bab 2. Kakak

"Lukman, biarkan karyawan istirahat dulu, aku juga mau makan, aku ajak adikku."Lukman hanya mengacungkan jempolnya tanda mengerti.Laras terus mengikuti Ardi yang juga adalah kakak iparnya. Kali ini, mereka makan siang di sebuah warung kecil, namun bersih dan makanannya tergolong enak. Walaupun Ardi adalah seorang koki namun, dirinya pun sering menikmati semua makanan buatan orang lain. semua berlalu biasa-biasa saja.***"Nggak bisa Mah, bulan ini aku banyak pengeluaran, kayaknya nggak bisa bantu deh, Mama jual apa dulu,kek."Akhirnya, pembicaraan lewat telepon itupun berakhir.Wanita bertubuh langsing, wajah oval, berambut panjang, nampak mengembuskan napasnya pelan."Siapa? Mama kamu lagi? Minta uang lagi?""Iya, Den, entahlah, mengapa juga aku selalu menjadi tumpuan keluargaku, padahal ada Laras yang juga sudah kerja."ungkapnya."Sudahlah, nanti aku bantu. Mintalah dulu pada keuangan, tapi ...."Wanita itu tersenyum sumringah, lelaki berkacamata, ini betul-betul royal pada wanit
Read more

Bab 3. Mesra

Kejadian sore itu, masih terngiang diingatan Ardi. Bagaimana tidak? tubuh Laras, jatuh tepat di atas tubuhnya. Yang membuatnya tak bisa lupa, Laras dalam keadaan bugil!Mata liar Ardi menangkap dua gundukan daging yang putih mulus dan montok, menempel tepat di dadanya. Bukannya, cepat bangun, Laras justru memeluk Ardi, saking takutnya pada kecoa yang ada di kamar mandi. Rambut panjang Laras masih masih, dan berbusa. Menyebabkan, lantai pun ikut basah dan akhirnya menjadi licin.Imbasnya, pas Laras mau berdiri bukannya berdiri dengan tegak, malah kepleset dan lagi-lagi, Ardi harus menangkap tubuh Laras yang hampir limbung."Ah, sialan! kenapa juga aku ingat terus!" gerutu Ardi dan memuku pelanl kepalanya sendiri.Segera disambarnya, jaket kulitnya, "lebih baik aku ke rumah Lukman aja," Ardi segera pergi tanpa berpamitan pada ibu mertua dan adik iparnya.Mendengar suara deru motor besar milik Ardi, Ibu mertuanya langsung keluar, dan memanggilnya."Ardi, coba kau tengok ke kantor Puspa.
Read more

Bab 4. Ardi

Sosok Ardi sedang terlihat diantara pacuan balap motor liar. Suara deru motor, meraung-raung dalam keriuhan malam ini."Bro, nggak biasanya lu, ikutan trek."Ardi tersenyum pada dua teman nongkrongnya. Tanpa menjawab."Lu lagi galau? tentang istri lu?"Ardi menatap keduanya, dan segera menatap arena balap, jalanan tol yang baru saja jadi, tapi belum diresmikan, menjadi lahan trek mereka."SIAP!". Terdengar aba-aba. Ardi memutar gas, bersiap menerjang jalanan malam ini.Helm full face itu, membantunya, menyamarkan ada air mata mengalir malam ini.DOR! bunyi tanda melajunya motor. Ardi langsung melesat meliuk-liuk dalam mengendalikan lajunya. Ada sekitar lima puluh lebih para trackers beradu malam ini.Ardi tak peduli lagi dengan sakit hatinya, melihat istri yang selama ini dinikahinya berbuat api di belakanganya. kesalahan fatal saat menerima dirinya menjadi seorang pendamping hidupnya. Dirinya berpikir Puspa akan bisa merubah gaya hidupnya, wanita cantik yang memang di taksirnya sejak
Read more

Bab 5 Meredamkan Amarah

Grombyang!!!! kali ini beberapa peralatan dapur berhamburan dari tempatnya. Dua karyawan segera keluar dari ruangan tersebut. Tinggal Laras, berdiri terpaku melihat Kakak Iparnya, dalam keadaan marah yang amat sangat.bukannya menjauh, Laras justru mendekat pada Ardi."Mas ... Mas Ardi lagi marah?"Diam. Hanya suaranya yang memburu."Kalau marah jangan dibawa ke tempat kerja, Mas. kasihan yang lain pada takut kalau Mas Ardi marah." sambung Laras polos. Maksud hati ingin menenangkan emosi kakak iparnya.Saat, Ardi berbalik, Laras kaget, wajah sembab dari Ardi."Mas, habis nangis ya?"Ardi mengusap wajahnya kasar. Ardi tahu, adik istrinya ini begitu lugu. Rasanya tak mungkin melampiaskannya dalam marah di hadapannya.tiba-tiba, Ardi langsung menarik tangan Laras, berjalan ke depan, semua mata karyawan memandang mereka hingga deru motor besar pun meraung.Laras, memeluk pinggang Ardi kencang-kencang, karena lelaki yang sedang rapuh itu, melajukan motornya sangat kencang.Hingga, mata Lara
Read more

Bab 6. Resah

Diipandangnya wajah Laras sesaat. Ruangan ganti cafe yang memang sepi, karena jam pulang sudah berakhir dari tadi.Tangan Ardi bergerak pelan menuju dua gundukan kenyal yang masih terbalut kemeja rapi. Ardi meremas keduanya dengan kedua tangan tangannya, pelan. Laras kaget dan hendak menyingkirkan tangan itu. Tapi apa daya, tangan Ardi begitu kokoh menyerang dua aset miliknya. Gerakan meremas, memutar dari bawah gundukan itu membuat Laras yang baru pertama kali merasakan hal itu, merasa nyaman dan enak. Mata Laras terpejam merasakan pijatan tangan Ardi, satu kepalan pas dalam genggaman tangan itu."Ishh ..." Laras mendesis nikmati hal tersebut, antara sakit dan enak. Ardi tak berusaha membuka kemeja milik Laras. Dia hanya meremas-remas gundukan itu, menemukan dua ujungnya yang sudah berdiri. Jari Ardi semakin lihay, memainkannya, penutup bra-nya, sedikit terangkat ke atas. Masih berbalut kain kemeja, Ardi terus menikmati benda kenyal dalam tangannya tersebut. Seakan sudah lama Ardi tak
Read more

Bab 7. Lagi-lagi Berselisih

"Mas Ardi ..." Laras kaget, dan mengelus dadanya sendiri."Iya? di usir Mak Lampir?"Laras diam, dirinya paham maksud kakak iparnya ini. Laras mengangguk pelan."Dimana?" Laras menatap wajah lelaki di depannya, dan menyebutkan sebuah alamat."Ayo ....""Ah ... maksudnya?"Ardi tak pedulikan lagi, masih pakai pakaian seragam kokinya, Ardi mengantarkan Laras menuju alamat yang disebutkan tadi.Sesampainya di sana, sudah ada Mama yang sedang membereskan beberapa baju yang di bawanya, agaknya Mama pun tak membawa baju banyak."Assalamuallaikum ...""Wallaikumsalam.""Ardi?!" kata Mama kaget, menantunya malah mengantar Laras ke tempat tinggal barunya."Puspa berulah lagi, Mah?" tanya Ardi."Ah, paling cuma gertakan saja, Ardi. Mama juga nggak ambil pusing. ini mungkin untuk semetara saja. Mama hanya kasihan sama Laras, tiap hari berantem terus sama kakaknya. makanya dia aku ajak.." jelas Mama masih menutupi kekurangan Puspa depan suaminya.Ardi melihat keadaan rumah tersebut. "Apa tidak t
Read more

Bab 8. Marah

Perkelahian malam itu menjadi heboh, Ardi tak melepas orang yang mencoba merendahkan, emosi yang tak terkendali kembali melandanya. Kalau saja tidak ada yang melerai mereka, pasti Ardi akan bermasalah dengan polisi."SUDAH!! CUKUP!" Lalu, bunyi senapan terdengar tiga kali.Ardi tanpa pendamping, dirinya hanya beberapa orang saja yang kenal. Sedang orang yang dipukulnya nampak melihatnya dengan api kemarahan."Tunggu! pembalasan gue!!" ancamnya dan pergi meninggalkan tempat tersebut.Ardi pun menyambar helmnya, dan segera naik ke motornya, hendak pergi pula."Tunggu! kau belum ambil uangmu, aku tunggu satu jam di sini, bila kau tak datang uang taruhan hangus!" teriak seseorang pada Ardi.Ardi pun memutar motornya dan mendekati lelaki yang memang sudah memegang uang taruhan."Ini, malam ini kau punya nyali juga!" timpalnya pada Ardi dan menyerahkan uang berjumlah cukup banyak.Tanpa banyak bicara Ardi langsung melesat pergi meninggalkan lokasi. Ada rasa berdenyut dalam hati dan isi kepa
Read more

Bab 9. Ardi Kembali

Ardi duduk di sebuah rumah usang, ini adalah rumah milik ibu tirinya. Sudah dua tahun yang lalu ibunya sudah kembali menikah dengan seseorang, dan kini sudah tidak ada di luar kota, mengikuti suaminya. Anak-anak mereka pun ikut. Ardi hanya lah anak sambung, dan sudah berkeluarga, jadi punya urusan sendiri, dan kehidupannya tak menarik di mata ibu tirinya.Di rumah yang masih di tempati adik dari ibunya yang agak sedikit terganggu jiwanya. Tapi, Ardi selalu memberi sedikit uang untuknya.Ardi mengeluarkan, uang dari dalam jaketnya, tumpukan uang itu cukup tebal juga, pikir Ardi. Pelan dirinya menghitung uang hasil trek malam itu. Hem, hampir tujuh juta lebih.Di ambilnya sebuah rokok dan mengisapnya. Pikiran seorang Ardi mulai berkelana.Bila dirinya, tak kembali. bagaimana bisa dapat uang berjuta-juta dalam semalam. Tangan Ardi meraba luka yang kini sudah tertutup sebuah plester."Laras ... " bisiknya sambil geleng-geleng kepala.Niatnya hanya mengertak gadis imut itu. Entah semua tin
Read more

Bab 10. Musuh Baru

Puspa, memandang suaminya, kilat matanya membuatnya semakin marah atas kata-kata Ardi barusan."Aku tahu, aku nggak ada artinya di matamu Mas! apa pantas untuk dipertahankan?""Aku mengharapkan kau bisa berubah, untuk saat ini pun aku berharap kau mau merubah seluruh sifat dan sikapmu.""Kau tahu Mas! aku sudah merasa terhina saat malam pertama. Kau bilang akan menerima aku sepenuhnya , tapi nyatanya?""Bila kau bilang siapa ayah anak itu, akan akan lebih menghormatimu, tapi kau malah menutupi, bahkan di belakangku kau mengugurkan kandungan itu tanpa ijin mama atau pun aku, suamimu. Di sini aku sudah tahu sifatmu, Aku bukan lelaki bodoh, aku tahu, kau sudah hamil di saat malam pertama kita!"Puspa terdiam, benar saja, suaminya sudah tahu hal tersebut. Makanya dirinya amat sangat benci pada dirinya. Ini yang membuatnya semakin terhina, juga sikap dan perilaku Ardi kala itu."Sudahlah, kau mau menceraikan aku kan?"Ardi menggeleng pelan."Aku beri kesempatan padamu, lagi. dan aku selalu
Read more
DMCA.com Protection Status