Share

Bab 8

Semuanya berhenti berlari dan menatap kami.

Aku keluar dari kerumunan. Bagaimana mungkin ibuku mengizinkanku mempelajari Matematika dan melihatku menciptakan prestasi dalam bidang Matematika.

"Bu Laura, kamu lupa? Kamu yang usir aku dari rumah!"

"Anak dan ibu bertengkar itu hal wajar. Nanti juga berlalu, jangan cari masalah."

Mundur selangkah untuk menekan lawan, ini adalah cara yang paling sering digunakan ibuku.

Begitu mendengar ucapan ini, orang asing di sekitar mulai membujukku. Seolah-olah akulah yang mencari masalah dengan ibuku.

Tidak ada yang tahu betapa sulitnya hidupku selama beberapa tahun ini.

Tidak ada yang tahu bahwa ibuku hanya akan mengakuiku di saat seperti ini.

Hanya saja, kali ini berbeda.

Bu Siska yang sedang lari pagi bersama para murid mendekat dengan terengah-engah dan berhenti di depanku.

"Cassie, dasar nggak tahu terima kasih. Kukasih tahu, kalau hari ini kamu nggak pulang, jangan harap bisa ikut ujian masuk universitas!"

"Aku nggak bakal kasih kamu KTP-mu! Kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status