Di acara perayaan hari keluarga taman kanak-kanak, suamiku Gaius beralasan ada urusan kantor dan bahkan menyuruhku dan putri kami untuk tidak ikut menghadirinya. Melihat wajah kecewa putriku, hatiku terasa sakit. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi sendiri bersamanya. Saat baru sampai di taman kanak-kanak, aku melihat Gaius sedang menggendong seorang anak laki-laki di satu tangan, sementara tangan lainnya menggandeng Sunlina, teman masa kecilnya. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia, berbincang dan tertawa bersama dengan akrab. Saat melihat diriku dan putri kami, Gaius mengerutkan dahi, lalu buru-buru melepaskan tangan Sunlina. "Jangan salah paham, Yuri. Sunlina itu ibu tunggal dan membesarkan anaknya sendirian. Hari ini ulang tahun anaknya yang kelima, jadi dia hanya ingin anaknya merasakan kasih sayang seorang ayah." Aku menatapnya dengan tatapan penuh arti, lalu berjongkok dan menggenggam tangan putriku, berkata, "Sayang, ayo panggil om."
View MoreSejak hari itu, kondisi Liana perlahan membaik, sementara aku membawa semua orang yang telah menyakitinya ke pengadilan.Aku berkata pada Liana, "Sayang, ibu akan melindungimu, ibu akan menuntut keadilan untukmu."Liana tampak mengerti dan tidak mengerti, lalu memelukku erat sambil memanggil dengan suara manis, "Ibu, ibu, ibu."Menghadapi tuntutan ganti rugi yang besar, para orang tua yang terlibat mulai datang ke rumahku dan memohon untuk damai.Ada yang bahkan membawa anak-anak mereka dan memukul mereka habis-habisan di depan pintu rumahku."Lihatlah! Siapa yang menyuruhmu mengganggunya?!"Mereka terus memukulinya habis-habisan."Bu Yuri, aku sudah mendidik anakku! Aku juga sudah menghukumnya! Tolonglah, jangan dendam pada kami, kami akan bersujud di depanmu!"Namun, aku tetap tidak melunak.Aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang telah menyakiti putriku.Mengenai Gaius, Sunlina dan Leo, kini mereka bahkan tidak bisa keluar rumah.Kasus mereka menjadi perbincangan panas di medi
Gaius mengusap wajahnya yang berdarah, lalu tiba-tiba tertawa sinis. Dengan wajah dingin, dia menatapku dengan tajam."Kamu sudah tahu semuanya.""Lalu kenapa? Sekarang kita sudah menikah, bahkan kalau bercerai, aku tetap berhak mendapat setengah dari hartamu.""Lagipula, selama kamu hamil dan melahirkan, aku sudah sepenuhnya mengendalikan divisi bisnis perusahaan. Aku bisa mendirikan perusahaan sendiri kapan saja!"Aku hanya tersenyum.Kalau bukan karena izinku, mana mungkin para pegawai lulusan luar negeri mendengarkan perintahnya.Apalagi, semua keputusan penting perusahaan selalu ada di tanganku. Dia hanyalah pion yang dipajang di depan. Meski jelas, dia tak merasa demikian.Aku meminta Agus memberikan surat perjanjian cerai kepada Gaius."Apa?! Cerai tanpa harta sepeser pun? Mimpi! Itu nggak akan pernah terjadi!""Mau cerai? Kamu harus memberiku setengah hartamu!"Gaius merobek surat cerai itu menjadi serpihan kecil, lalu menatapku dengan tatapan penuh tantangan.Aku tetap tenang
"Aku akan perkenalkan diriku lagi, aku adalah ibunya Liana, sekaligus direktur utama Grup Miramar.""Sedangkan dia," ujarku sambil menunjuk ke arah Gaius yang berdiri tak jauh dariku, lalu melanjutkan, "Hanyalah menantu benalu yang menikah masuk ke keluargaku."Aku mengambil surat nikah dari tangan Agus, memperlihatkannya kepada semua orang, lalu melemparkannya ke lantai dengan keras.Seketika, aku bisa membaca rasa malu dan panik di tatapan Gaius.Tapi, ini baru permulaan?!Semua orang yang ada di sana ternganga, mata mereka membelalak.Orang tua yang juga serang influencer dengan sigap mengarahkan kameranya ke surat nikah yang tergeletak di lantai, sambil berkata, "Bestie, lihatlah, inilah plot twist yang sesungguhnya?!""Coba lihat baik-baik! Siapa sebenarnya yang jadi orang ketiga di sini?"Usai bicara, dia hampir saja mengarahkan kamera ke wajah Sunlina.Namun, Sunlina buru-buru menutupi wajahnya dengan tangan, panik dan berteriak, "Jangan rekam aku!"Para orang tua lainnya mulai
Di tengah sorotan dan sanjungan dari semua orang, tatapan Gaius menampakkan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Dia pun menunduk menatapku.Aku menopang tubuh dengan satu tangan, menahan rasa sakit sambil perlahan berdiri. Bibirku membentuk senyuman dingin penuh ejekan.Melihat situasi yang semakin memanas, kepada sekolah taman kanak-kanak segera datang menghampiri dengan wajah penuh kekhawatiran Dia menasihatiku,"Ibu Liana, lebih baik kamu jangan melawan lagi. Cepatlah minta maaf pada Pak Gaius dan istrinya. Ingat, orang kecil seperti kita nggak akan bisa melawan mereka!"Aku menggelengkan kepala ke arahnya, membuatnya menghela napas panjang,"Aku tahu kamu bukan tipe orang yang suka berbohong, tapi realita tetaplah realita. Kelompok besar seperti mereka punya kekuatan yang sangat besar, nggak bisa kamu singgung."Seketika, sekelompok pria berbaju jas yang baru saja turun dari mobil sudah hampir tiba di area acara.Orang-orang yang sejak tadi menonton dengan wajah penuh kegem
Di ujung koridor, tepat di depan pintu kamar mandi, Liana terduduk di lantai sambil terisak-isak menangis.Di depannya, Leo berdiri dengan wajah garang dan berkata dengan nada mengancam, "Berani-beraninya kamu ngaku-ngaku ayahku itu ayahmu! Lihat saja, hari ini aku akan menghajarmu!"Setelah itu, Leo menendang perut Liana dengan keras. Liana menjerit kesakitan, mencoba melarikan diri, tapi seorang anak laki-laki lain yang berdiri di belakangnya mencoba menangkapnya."Anak dari perempuan jalang pantas dipukuli!""Ibuku bilang, anak haram sepertimu seharusnya dibunuh sejak lahir!"Liana berusaha melawan dengan tangan kecilnya sambil menangis tersedu-sedu, "Kamu bohong! Dia memang ayahku! Ayah, ibu, tolong aku!""Aku sangat sakit!""Ayah, ibu, di mana kalian?!"Saat melihat kejadian itu, kepalaku seperti dihantam keras. Suara mendenging memenuhi telingaku, darahku berdesir dan seluruh tubuhku terasa hendak meledak.Anak-anak itu saling memandang, lalu lari terbirit-birit ketika melihat
Tak lama kemudian, acara hari keluarga di taman kanak-kanak pun resmi dimulai.Setiap keluarga duduk di meja yang telah disiapkan. Liana, putri kecilku memandang ke arah Gaius yang duduk di barisan depan, lalu bertanya dengan kecewa,"Ibu, kenapa ayah nggak duduk dengan kita?"Aku mencubit pipinya yang lembut. Dia masih begitu kecil, tidak seharusnya terlibat dalam kekacauan ini."Karena ibu adalah superhero, jadi supaya adil, ayah pergi membantu anak-anak lain."Tiba-tiba, guru taman kanak-kanak mengumumkan kegiatan pertama, yaitu lomba menyusun balok. Dia tersenyum dan berkata, "Pemenangnya akan mendapatkan hadiah satu set lego berbentuk pesawat luar angkasa."Tiba-tiba, Liana bersorak kegirangan sambil menunjuk hadiah tersebut, "Ibu, aku mau itu!""Iya, ayo kita sama-sama melakukan yang terbaik!"Ketika pasir di jam pasir hampir habis, Liana dengan penuh semangat mengangkat tangannya dan berteriak, "Bu guru, kami sudah mau selesai!"Guru datang memeriksa dan mengangguk, tapi belum
Melihat itu, Sunlina buru-buru menarik anaknya dari pelukan Gaius sambil memasang wajah penuh rasa bersalah."Yuri, jangan marah. Kak Gaius hanya berniat baik, anak ini nggak punya ayah sejak kecil dan hari ini ulang tahunnya yang kelima. Kak Gaius hanya membantu memenuhi impiannya untuk merasakan kasih sayang seorang ayah."Aku menatapnya dengan senyuman yang tidak benar-benar tulus.Lalu menjawab, "Kalau begitu, aku dan Liana sudah datang sekarang, bukankah seharusnya kamu kembalikan Gaius kepada kami? Bagaimanapun, kami adalah keluarga yang sebenarnya."Sunlina tampak tertegun, tetapi anak di gendongannya langsung membantah,"Ayah, kamu bilang akan menemani aku dan ibu hari ini!"Seru anak berusia lima tahun itu dengan kesal, sambil melirikku tajam.Aku mengangkat alisku, dia memanggilnya ayah?Belum sempat aku bicara, Gaius sudah berdiri di depan mereka berdua, melindungi mereka seperti seorang pahlawan.Dengan sedikit kesal, Gaius berkata, "Yuri, kamu juga seorang ibu, kamu nggak
Melihat itu, Sunlina buru-buru menarik anaknya dari pelukan Gaius sambil memasang wajah penuh rasa bersalah."Yuri, jangan marah. Kak Gaius hanya berniat baik, anak ini nggak punya ayah sejak kecil dan hari ini ulang tahunnya yang kelima. Kak Gaius hanya membantu memenuhi impiannya untuk merasakan kasih sayang seorang ayah."Aku menatapnya dengan senyuman yang tidak benar-benar tulus.Lalu menjawab, "Kalau begitu, aku dan Liana sudah datang sekarang, bukankah seharusnya kamu kembalikan Gaius kepada kami? Bagaimanapun, kami adalah keluarga yang sebenarnya."Sunlina tampak tertegun, tetapi anak di gendongannya langsung membantah,"Ayah, kamu bilang akan menemani aku dan ibu hari ini!"Seru anak berusia lima tahun itu dengan kesal, sambil melirikku tajam.Aku mengangkat alisku, dia memanggilnya ayah?Belum sempat aku bicara, Gaius sudah berdiri di depan mereka berdua, melindungi mereka seperti seorang pahlawan.Dengan sedikit kesal, Gaius berkata, "Yuri, kamu juga seorang ibu, kamu nggak...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments