Cinta yang Membawa Luka

Cinta yang Membawa Luka

last updateLast Updated : 2025-03-05
By:  Rahima_AzuraOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
22Chapters
88views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Zahra, siswi teladan di sekolah agama, menghadapi kenyataan pahit saat kehamilan di luar nikah mengguncang hidupnya. Dihadapkan pada rasa malu, penghakiman, dan penolakan, ia berjuang menemukan jalan menuju pengampunan dan kembali bangkit di tengah badai dosa dan tekanan lingkungan. "Mampukah ia memperbaiki diri di dunia yang sulit yang kejam ini?"

View More

Latest chapter

Free Preview

panutan semua orang

"Ketika nama baikmu menjadi cahaya di mata orang lain, pastikan hatimu tetap bercahaya di mata Tuhan."---Langkah kaki Zahra terasa ringan ketika ia memasuki aula besar. Suara lantunan doa dan bacaan Al-Qur'an menggema, membangun suasana tenang yang menyelimuti ruangan. Zahra menatap sekeliling, menyapa beberapa teman dengan senyuman kecil sebelum mengambil tempat di barisan depan."Zahra, seperti biasa, selalu tepat waktu," bisik Aisyah, sahabat terdekatnya, sambil melirik arloji."Aku hanya mencoba menjaga amanah," jawab Zahra singkat, dengan senyum tipis.Di hadapan mereka, seorang ustaz mulai memberikan materi tentang pentingnya menjaga hati dan niat dalam setiap perbuatan. Zahra mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap kalimat yang dirasa penting. Baginya, setiap pelajaran di tempat itu adalah pijakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Namun, ada sesuatu yang mengusik perhatian Zahra hari itu. Di barisan belakang, ia menangkap sosok Hafiz. Tatapannya sesekali tertuju ke...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
22 Chapters
panutan semua orang
"Ketika nama baikmu menjadi cahaya di mata orang lain, pastikan hatimu tetap bercahaya di mata Tuhan."---Langkah kaki Zahra terasa ringan ketika ia memasuki aula besar. Suara lantunan doa dan bacaan Al-Qur'an menggema, membangun suasana tenang yang menyelimuti ruangan. Zahra menatap sekeliling, menyapa beberapa teman dengan senyuman kecil sebelum mengambil tempat di barisan depan."Zahra, seperti biasa, selalu tepat waktu," bisik Aisyah, sahabat terdekatnya, sambil melirik arloji."Aku hanya mencoba menjaga amanah," jawab Zahra singkat, dengan senyum tipis.Di hadapan mereka, seorang ustaz mulai memberikan materi tentang pentingnya menjaga hati dan niat dalam setiap perbuatan. Zahra mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap kalimat yang dirasa penting. Baginya, setiap pelajaran di tempat itu adalah pijakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Namun, ada sesuatu yang mengusik perhatian Zahra hari itu. Di barisan belakang, ia menangkap sosok Hafiz. Tatapannya sesekali tertuju ke
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
Bab 2
"Ketika kita tidak tahu arah, Tuhan selalu memberi petunjuk melalui hati yang tenang."---Zahra melangkah menuju kelas dengan langkah kaki yang sangat yakin, berusaha menenangkan pikirannya yang masih kacau setelah percakapan singkat dengan Hafiz. Meskipun ia berusaha untuk tidak memikirkannya lagi, tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Semakin hari, kehadiran Hafiz semakin terasa dan tidak bisa ia dihindari. Tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam pikirannya.“Zahra, kamu baik-bain saja?” tanya Aisyah yang duduk di sampingnya saat mereka masuk kelas.“Aku baik-baik saja,” jawab Zahra, berusaha tersenyum.Aisyah memandangnya dengan tatapan penuh curiga, “Kamu kok kayaknya nggak tenang gitu? Apa ada yang menganggu pikiranmu?”Zahra hanya menggelengkan kepala, lalu berkata, " Aku hanya kecapean aja ko, soalnya banyak tugas akhir-akhir ini. Kamu tenang aja aku engga apa-apa ko."Aisyah tidak yakin, tetapi tidak memaksak sahabtanya untuk bercerita padanya. Mereka dud
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
Bab 3
"Tak ada yang lebih mulia daripada menjadi diri kita sendiri, meskipun kadang harus melawan segala rintangan yang ada.""Hidup tidak selamanya akan berjalan mulus, tetapi kesulitan hari ini akan mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat di masa depan."Zahra merasa hidupnya seperti berjalan di atas rel kerta api yang sempit. Setiap langkahnya selalu terarah pada tujuan yang sudah ditentukan orang lain, dan ia tak bisa menentang arah yang sudah digariskan. Sejak kecil, ia selalu diajarkan untuk menjadi yang terbaik, untuk tidak mengecewakan orang tua, dan untuk selalu memenuhi harapan mereka. Semua yang ia lakukan harus sempurna, tanpa ruang untuk kesalahan.Ayah dan ibunya selalu memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya, seolah-olah ia harus menjadi contoh sempurna dalam segala hal. Setiap nilai yang didapat harus selalu sempurna, setiap tindakan yang ia lakukan harus selalu benar, dan tak boleh ada ruang untuk kesalahan."Zahra, kamu sudah belajar untuk ujian yang akan datang?" tanya i
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
bab 4
"Kadang kita harus membiarkan perasaan tumbuh tanpa terburu-buru menghakimi, karena hanya dengan begitu kita bisa memahami esensi dari hubungan yang sejati."Hari-hari berlalu, Zahra mulai merasakan perubahan dalam hubungan pertemanannya dengan Hafiz. Awalnya, mereka hanya berbicara sebatas belajar bersama, sebuah alasan yang biasa, yang mereka pilih untuk bisa lebih fokus dan produktif. Namun, seiring berjalannya waktu, percakapan mereka mulai terasa lebih akrab, lebih intens. Zahra mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda, meskipun ia berusaha untuk menolaknya."Hafiz, kita belajar bersama lagi minggu depan?" tanya Zahra, mencoba mempertahankan suasana formal, seperti yang selalu mereka lakukan. Suaranya masih terdengar biasa, meskipun ada kegelisahan kecil di baliknya. Ia merasa ada sesuatu yang semakin sulit untuk diabaikan, tetapi berusaha mengendalikan perasaan itu.Namun, Hafiz menjawab dengan senyuman yang tak bisa disembunyikan, "Tentu, Zahra. Tapi kali ini, saya pikir
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
Bab 5
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)"Terkadang, menjaga batas bukan hanya soal peraturan, tetapi tentang menjaga hati agar tetap bersih dari penyesalan di masa depan."***Zahra dan Hafiz mulai berbicara lebih sering melalui pesan singkat. Apa yang dulu hanya sebatas membahas pelajaran kini berubah menjadi diskusi tentang hal-hal yang lebih personal. Malam-malam mereka kerap diisi dengan saling bertukar pesan, dan bagi Zahra, setiap notifikasi dari Hafiz seperti membawa kehangatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya."Zahra, aku punya pertanyaan," tulis Hafiz malam itu. Zahra yang sedang membaca langsung meraih ponselnya, penasaran dengan apa yang akan dikatakan Hafiz."Apa itu, Hafiz?" balas Zahra cepat, mencoba menyembunyikan rasa antusiasnya.Hafiz membalas dengan cepat, "Menurutmu, apa tujuan kita hidup? Maksudku, apa kita hanya menjalani semua ini untuk memenuhi harapan orang lain? Atau ada hal lain yang sebenarnya lebih penting?"Zahra
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
bab 6
"Rasa bersalah adalah tanda bahwa hati kita masih hidup. Jangan biarkan kesalahan kecil menjadi kebiasaan besar yang menghancurkan segalanya."***Zahra duduk di kamarnya, dengan tatapan kosong sambil, memandangi layar ponselnya yang terang. Percakapan dengan Hafiz malam tadi masih terngiang dalam pikirannya. Hafiz, dengan caranya yang lembut dan penuh perhatian, bisa membuka sisi hati Zahra yang selama ini ia tutup rapat-rapat. Tapi di balik kehangatan itu, ada rasa bersalah yang mulai mencengkram kuat."Apa aku salah?" Zahra berbisik pada dirinya sendiri, jemarinya dengan gugup menyentuh layar ponsel. Pesan terakhir dari Hafiz belum ia balas, "Kalau ini salah, kenapa rasanya begitu menyenangkan?"Pikiran Zahra terganggu ketika suara notifikasi muncul. Pesan dari Hafiz. Ia ragu untuk membukanya, tetapi dorongan hatinya lebih kuat."Zahra, aku merasa senang kita bisa berbicara seperti ini. Kamu tahu, aku merasa lebih tenang setiap kali kita bicara."Zahra menghela napas panjang, menco
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
bab 7
"Ketika godaan datang, ingatlah bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk menahan diri dan menjaga hati tetap bersih."Zahra menatap ponselnya dengan perasaan yang berkecamuk. Pesan dari Hafiz masih tertera di layar, meminta pertemuan yang tak terduga. Kata-kata Hafiz terasa lembut tetapi penuh tekanan di saat yang bersamaan. "Zahra, apa kita bisa bertemu? Saya ingin berbicara lebih banyak denganmu. Saya tahu ini sudah terlambat, tapi… saya merasa kita perlu bicara."Zahra menggenggam ponselnya erat-erat, ia ragu untuk membalasnya, "Mengapa dia ingin bertemu sekarang? Kenapa dia tidak bisa menunggu?" pikir Zahra. Tapi di sisi lain, ada sesuatu dalam dirinya yang mendorongnya untuk mengatakan "ya."Setelah beberapa menit dalam keheningan, Zahra akhirnya mengetik pesan balasan, "Kenapa harus sekarang, Hafiz? Bukankah kita bisa membicarakannya lain waktu?"Hafiz merespons dengan cepat, seolah-olah sudah menunggu balasannya, "Saya hanya merasa ini penting, Zahra. Saya tidak in
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
Bab 8
"Ketika berada di persimpangan hidup, ingatlah bahwa keputusan terbaik adalah yang mendekatkanmu kepada kebaikan, bukan hanya kepada kebahagiaan sesaat."***Pertemuan meteka itu, dimulai dengan kehati-hatian. Zahra dan Hafiz duduk berhadapan, mencoba menjaga jarak, tetapi kehangatan di antara mereka membuat semua terasa lebih dekat. Di setiap kata yang diucapkan, ada rasa nyaman yang sulit diabaikan."Jadi, bagaimana menurutmu tentang keputusan yang akan kamu ambil?" tanya Hafiz membuka percakapan, mencoba terdengar santai meskipun ia tahu ini adalah malam yang penting.Zahra menatap Hafiz dengan ragu, "Keputusan seperti apa yang kamu maksud?"Hafiz menghela nafas panjang sebelum menjawab, "Tentang kita. Tentang perasaan ini. Aku tahu kita tak pernah membahasnya dengan serius sebelumnya, tapi aku merasa ini sudah waktunya."Zahra terdiam. Perasaan yang ia coba hindari selama ini muncul ke permukaan. Ia tahu, malam ini tidak akan seperti malam-malam sebelumnya. Ada sesuatu yang akan b
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
Bab 9: Penyesalan yang Terlambat
"Rasa bersalah adalah pengingat dari hati bahwa kita memiliki nilai yang harus dijaga. Namun, hanya dengan bertindaklah rasa bersalah itu dapat berubah menjadi kekuatan."***Zahra terbangun dalam gelap, dengan pikiran yang tak tenang. Hatinya seperti diselimuti kabut tebal, membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Ia duduk di atas tempat tidur, mencoba mengatur napas, tetapi yang ia rasakan hanyalah beban berat di dadanya."Apa yang sudah aku lakukan?" gumamnya lirih, matanya tertuju pada lantai tanpa fokus. Perasaan bersalah menguasai dirinya, mengalir seperti arus deras yang tak bisa dihentikan.Dalam keheningan malam itu, Zahra merasa seolah seluruh dunia menghakiminya. Ia mencoba mengingat percakapan terakhirnya dengan Hafiz, tetapi setiap ingatan hanya membuat dadanya semakin sesak.Telepon genggamnya tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur. Pesan terakhir dari Hafiz masih ada di layar. Zahra ragu-ragu sebelum akhirnya membuka pesan itu lagi:"Aku harap kamu tidak terlal
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
Bab 10
"Setiap kesalahan adalah pengingat bahwa kita adalah manusia bisa . Tetapi kekuatan sejati terletak pada keberanian untuk memperbaiki dan melangkah maju."Hari-hari berlalu, dan Zahra merasa tubuhnya tidak seperti biasanya. Ada kelelahan yang tak wajar, dan perasaan mual sering kali menghampirinya tanpa alasan yang jelas. Pikirannya mulai dipenuhi berbagai kemungkinan, namun ia mencoba menepis semuanya.“Zahra, kamu baik-baik saja?” tanya Hafiz melalui pesan singkat.Zahra memandang pesan itu cukup lama sebelum membalasnya. “Aku baik, Hafiz. Hanya sedikit lelah.”Namun, Zahra tahu bahwa jawaban itu hanya untuk menenangkan Hafiz. Jauh di lubuk hatinya, ia merasa tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang salah, dan ia tak tahu bagaimana cara menghadapinya.malam yang sunyi , Zahra duduk sendiri di kamar. Ia mencoba merenungkan semua yang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Perasaan gelisah itu semakin nyata, terutama ketika tanda-tanda itu semakin jelas.Zahra memejamkan mata, mencoba men
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status