Share

Bab 3

Penulis: Sophia Sujana
Di ujung koridor, tepat di depan pintu kamar mandi, Liana terduduk di lantai sambil terisak-isak menangis.

Di depannya, Leo berdiri dengan wajah garang dan berkata dengan nada mengancam,

"Berani-beraninya kamu ngaku-ngaku ayahku itu ayahmu! Lihat saja, hari ini aku akan menghajarmu!"

Setelah itu, Leo menendang perut Liana dengan keras. Liana menjerit kesakitan, mencoba melarikan diri, tapi seorang anak laki-laki lain yang berdiri di belakangnya mencoba menangkapnya.

"Anak dari perempuan jalang pantas dipukuli!"

"Ibuku bilang, anak haram sepertimu seharusnya dibunuh sejak lahir!"

Liana berusaha melawan dengan tangan kecilnya sambil menangis tersedu-sedu,

"Kamu bohong! Dia memang ayahku! Ayah, ibu, tolong aku!"

"Aku sangat sakit!"

"Ayah, ibu, di mana kalian?!"

Saat melihat kejadian itu, kepalaku seperti dihantam keras. Suara mendenging memenuhi telingaku, darahku berdesir dan seluruh tubuhku terasa hendak meledak.

Anak-anak itu saling memandang, lalu lari terbirit-birit ketika melihat wajahku yang penuh amarah.

Aku segera menggendong Liana dan mendekapnya erat. Tubuh kecilnya gemetar hebat, aku pun segera menelepon ambulans.

"Sayang, jangan takut, ibu di sini, ibu akan selalu di sini!"

Saat ambulans tiba, para orang tua di taman kanak-kanak mulai penasaran dengan apa yang terjadi.

Aku menggendong Liana dan berlari menuju ambulans tanpa memedulikan mereka.

Di tengah jalan, aku melewati Gaius yang sedang asik menyusun balok bersama Leo, sementara Sunlina dengan penuh perhatian menyeka keringat di dahinya.

Mendengar suara keributan, Gaius menoleh. Dengan ekspresi bingung, dia berjalan mendekat dan bertanya, "Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada Liana?"

Tapi, belum sempat aku menjawab, Sunlina langsung menarik tangannya.

"Kak Gaius, bukankah kamu sudah berjanji akan menemani Leo hari ini? Kamu nggak tahu betapa senangnya Leo semalam saat aku bilang kalau kamu akan menghabiskan waktu seharian dengannya!"

Langkah Gaius pun terhenti. Sementara itu, aku sudah membawa Liana masuk ke ambulans.

Di dalam ambulans, Liana mulai kehilangan kesadaran. Dokter segera melakukan pemeriksaan dan tindakan darurat.

Saat seorang dokter perempuan membuka baju Liana untuk memeriksa, dia pun terkejut dan berkata,

"Astaga! Bagaimana bisa anak sekecil ini diperlakukan sekejam ini?!"

Aku benar-benar panik dan tak bisa menahan tangis.

Kulit Liana yang putih mulus, kini penuh memar biru dan ungu. Di pinggangnya ada bekas lebam sebesar kepalan tangan.

Tubuh kecilnya terus gemetar tanpa henti. Dokter segera memberikan instruksi dengan tegas,

"Cepat, pasang alatnya!"

Setelah dua jam berlalu, akhirnya Liana berhasil diselamatkan. Dua jam itu terasa seperti dua abad bagiku.

Rasa penyesalan dan kebencian berkecamuk di dalam hatiku, tumbuh liar dan menghancurkan semua akal sehatku.

Ibuku yang datang ke rumah sakit hanya bisa menangis sambil memarahiku,

"Bagaimana kamu menjaganya? Lihatlah, dia menderita separah ini!"

Di tempat tidur rumah sakit, Liana sedang diinfus membuka matanya dengan lemah. Dia menatapku dengan bingung dan bertanya,

"Ibu, kenapa mereka bilang aku ini anak yang nggak diinginkan ayah?"

"Jelas-jelas aku punya ayah!"

"Kenapa ayah nggak melindungiku?"

Aku menunduk dan mengecup lembut dahinya, berkata,

"Ibu akan selalu melindungi Liana, akan selamanya bersama Liana. Karena Liana adalah harta paling berharga bagi ibu."

"Kita nggak butuh ayah lagi."

Saat kembali ke taman kanak-kanak, acara hari keluarga sedang memasuki kegiatan terakhir.

Yaitu melukis gambar keluarga bersama.

Gaius terlihat sabar mewarnai lukisan mereka. Leo duduk manis di pangkuannya, sementara Sunlina sibuk memotret mereka dengan raut wajah penuh kepuasan.

Sungguh sebuah pemandangan keluarga yang harmonis.

Tapi kenapa anakku harus terbaring di rumah sakit, sementara pelaku kekerasan malah menikmati kebahagiaan seperti ini?!

Tanpa pikir panjang, aku berjalan cepat menghampiri banyak. Tanpa banyak bicara, aku melayangkan tamparan keras ke wajah Sunlina.

Tamparan itu begitu keras hingga membuatnya terhuyung dan membentur sudut meja di belakang.

Suara tamparan itu mengejutkan semua orang.

Gaius berteriak marah,

"Yuri, apa yang kamu lakukan?!"

Dia segera memeluk Sunlina, menatapnya denganh penuh perhatian dan bertanya, "Sunlina, sakit nggak?"

Sunlina menangis, air matanya mengalir deras. Dia menggelengkan kepala dan dengan suara pelan berkata,

"Yuri, kalau ada salah paham, aku minta maaf padamu."

Aku tertawa dingin, "Hanya minta maaf dengan kata-kiata? Menurutmu itu cukup?"

Usai bicara, aku mengangkat tanganku lagi untuk menamparnya, tapi kali ini Gaius langsung menahanku.

Namun, aku mengubah arah tamparanku dan menampar wajah Gaius dengan keras. Bekas lima jariku langsung terlihat jelas di pipinya.

Gaius memegang pipinya yang memerah. Dia terdiam sejenak, lalu berteriak penuh amarah,

"Kamu sudah gila, Yuri?! Aku sudah cukup bersabar denganmu!"

Tiba-tiba, guru taman kanak-kanak segera datang untuk melerai kami dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan menahan amarah, aku menunjuk ke arah Leo dan berkata,

"Saat aku melakukan hal lain, anak ini mengajak beberapa anak laki-laki untuk mengeroyok putriku!"

Baru saja aku selesai bicara, SUnlina langsung berkata,

"Nggak mungkin! Leo anak yang sangat baik. Kak Gaius, kamu harus percaya padaku!"

Aku melangkah maju dan berkata dengan dingin, "Nggak mungkin? Lalu menurutmu, kenapa ambulans baru saja datang ke sini?"

Namun, Gaius malah berdiri di depan Sunlina dan Leo, seolah menjadi pelindung mereka.

"Anak-anak nggak mungkin punya niat buruk! Memang sudah hal biasa bermain bercanda seperti itu, kamu saja yang terlalu membesar-besarkan masalah! Malah datang dan langsung memukul orang seperti itu, dasar perempuan murahan"

Melihatku masih marah, Gaius mendorongku hingga terjatuh ke lantai.

Telapak tanganku tergores di lantai dan mulai berdarah.

Orang-orang yang ingin menjilat Gaius ikut mengejekku dengan kata-kata merendahkan,

"Dia pasti sengaja cari masalah. Dia tahu Pak Gaius itu kaya, jadi mau cari keuntungan darinya!"

"Coba lihat wajahnya, benar-benar memalukan! Tunggu saja surat pengacara dari Grup Miramar!"

"Menurutmu, mungkinkah dia mantan simpanan yang gagal, lalu sekarang malah bikin keributan di sini? Lihat saja, jauh sekali dibandingkan dengan istri Pak Gaius yang elegan!"

"Memang simpanan murahan!"

Tiba-tiba, suara deru mobil terdengar dari kejauhan. Tak lama, tiga mobil mewah berhenti di depan taman kanak-kanak.

Seseorang yang peka langsung berteriak,

"Itu mobil resmi dari Grup Miramar! Mobil para eksekutif!"

Yang lain langsung menimpali,

"Gaius memang luar biasa. Lihat, dia langsung memanggil tim legalnya!"

Usai bicara, seorang pria penjilat meludahiku dan mengejek,

"Mampuslah kamu, dasar perempuan murahan! Semua orang tahu tim legal Grup Miramar itu nggak pernah kalah. Siap-siap denda dan masuk penjara saja kamu!"

Di sisi lain, seorang ibu yang bekerja sebagai influencer dengan antusias mengangkat ponselnya untuk merekam.

"Wah, ada berita besar hari ini! Jangan lupa ikuti akunku ya, semuanya. Aku bakal kasih kalian siaran langsung tentang akhir dari wanita jalang ini!"

Sunlina yang menyadari situasi langsung menatap Gaius dengan penuh harapan, sementara Leo berdiri di sampingnya dengan wah sombong.

Bab terkait

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 4

    Di tengah sorotan dan sanjungan dari semua orang, tatapan Gaius menampakkan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Dia pun menunduk menatapku.Aku menopang tubuh dengan satu tangan, menahan rasa sakit sambil perlahan berdiri. Bibirku membentuk senyuman dingin penuh ejekan.Melihat situasi yang semakin memanas, kepada sekolah taman kanak-kanak segera datang menghampiri dengan wajah penuh kekhawatiran Dia menasihatiku,"Ibu Liana, lebih baik kamu jangan melawan lagi. Cepatlah minta maaf pada Pak Gaius dan istrinya. Ingat, orang kecil seperti kita nggak akan bisa melawan mereka!"Aku menggelengkan kepala ke arahnya, membuatnya menghela napas panjang,"Aku tahu kamu bukan tipe orang yang suka berbohong, tapi realita tetaplah realita. Kelompok besar seperti mereka punya kekuatan yang sangat besar, nggak bisa kamu singgung."Seketika, sekelompok pria berbaju jas yang baru saja turun dari mobil sudah hampir tiba di area acara.Orang-orang yang sejak tadi menonton dengan wajah penuh kegem

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 5

    "Aku akan perkenalkan diriku lagi, aku adalah ibunya Liana, sekaligus direktur utama Grup Miramar.""Sedangkan dia," ujarku sambil menunjuk ke arah Gaius yang berdiri tak jauh dariku, lalu melanjutkan, "Hanyalah menantu benalu yang menikah masuk ke keluargaku."Aku mengambil surat nikah dari tangan Agus, memperlihatkannya kepada semua orang, lalu melemparkannya ke lantai dengan keras.Seketika, aku bisa membaca rasa malu dan panik di tatapan Gaius.Tapi, ini baru permulaan?!Semua orang yang ada di sana ternganga, mata mereka membelalak.Orang tua yang juga serang influencer dengan sigap mengarahkan kameranya ke surat nikah yang tergeletak di lantai, sambil berkata, "Bestie, lihatlah, inilah plot twist yang sesungguhnya?!""Coba lihat baik-baik! Siapa sebenarnya yang jadi orang ketiga di sini?"Usai bicara, dia hampir saja mengarahkan kamera ke wajah Sunlina.Namun, Sunlina buru-buru menutupi wajahnya dengan tangan, panik dan berteriak, "Jangan rekam aku!"Para orang tua lainnya mulai

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 6

    Gaius mengusap wajahnya yang berdarah, lalu tiba-tiba tertawa sinis. Dengan wajah dingin, dia menatapku dengan tajam."Kamu sudah tahu semuanya.""Lalu kenapa? Sekarang kita sudah menikah, bahkan kalau bercerai, aku tetap berhak mendapat setengah dari hartamu.""Lagipula, selama kamu hamil dan melahirkan, aku sudah sepenuhnya mengendalikan divisi bisnis perusahaan. Aku bisa mendirikan perusahaan sendiri kapan saja!"Aku hanya tersenyum.Kalau bukan karena izinku, mana mungkin para pegawai lulusan luar negeri mendengarkan perintahnya.Apalagi, semua keputusan penting perusahaan selalu ada di tanganku. Dia hanyalah pion yang dipajang di depan. Meski jelas, dia tak merasa demikian.Aku meminta Agus memberikan surat perjanjian cerai kepada Gaius."Apa?! Cerai tanpa harta sepeser pun? Mimpi! Itu nggak akan pernah terjadi!""Mau cerai? Kamu harus memberiku setengah hartamu!"Gaius merobek surat cerai itu menjadi serpihan kecil, lalu menatapku dengan tatapan penuh tantangan.Aku tetap tenang

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 7

    Sejak hari itu, kondisi Liana perlahan membaik, sementara aku membawa semua orang yang telah menyakitinya ke pengadilan.Aku berkata pada Liana, "Sayang, ibu akan melindungimu, ibu akan menuntut keadilan untukmu."Liana tampak mengerti dan tidak mengerti, lalu memelukku erat sambil memanggil dengan suara manis, "Ibu, ibu, ibu."Menghadapi tuntutan ganti rugi yang besar, para orang tua yang terlibat mulai datang ke rumahku dan memohon untuk damai.Ada yang bahkan membawa anak-anak mereka dan memukul mereka habis-habisan di depan pintu rumahku."Lihatlah! Siapa yang menyuruhmu mengganggunya?!"Mereka terus memukulinya habis-habisan."Bu Yuri, aku sudah mendidik anakku! Aku juga sudah menghukumnya! Tolonglah, jangan dendam pada kami, kami akan bersujud di depanmu!"Namun, aku tetap tidak melunak.Aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang telah menyakiti putriku.Mengenai Gaius, Sunlina dan Leo, kini mereka bahkan tidak bisa keluar rumah.Kasus mereka menjadi perbincangan panas di medi

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 1

    Melihat itu, Sunlina buru-buru menarik anaknya dari pelukan Gaius sambil memasang wajah penuh rasa bersalah."Yuri, jangan marah. Kak Gaius hanya berniat baik, anak ini nggak punya ayah sejak kecil dan hari ini ulang tahunnya yang kelima. Kak Gaius hanya membantu memenuhi impiannya untuk merasakan kasih sayang seorang ayah."Aku menatapnya dengan senyuman yang tidak benar-benar tulus.Lalu menjawab, "Kalau begitu, aku dan Liana sudah datang sekarang, bukankah seharusnya kamu kembalikan Gaius kepada kami? Bagaimanapun, kami adalah keluarga yang sebenarnya."Sunlina tampak tertegun, tetapi anak di gendongannya langsung membantah,"Ayah, kamu bilang akan menemani aku dan ibu hari ini!"Seru anak berusia lima tahun itu dengan kesal, sambil melirikku tajam.Aku mengangkat alisku, dia memanggilnya ayah?Belum sempat aku bicara, Gaius sudah berdiri di depan mereka berdua, melindungi mereka seperti seorang pahlawan.Dengan sedikit kesal, Gaius berkata, "Yuri, kamu juga seorang ibu, kamu nggak

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 2

    Tak lama kemudian, acara hari keluarga di taman kanak-kanak pun resmi dimulai.Setiap keluarga duduk di meja yang telah disiapkan. Liana, putri kecilku memandang ke arah Gaius yang duduk di barisan depan, lalu bertanya dengan kecewa,"Ibu, kenapa ayah nggak duduk dengan kita?"Aku mencubit pipinya yang lembut. Dia masih begitu kecil, tidak seharusnya terlibat dalam kekacauan ini."Karena ibu adalah superhero, jadi supaya adil, ayah pergi membantu anak-anak lain."Tiba-tiba, guru taman kanak-kanak mengumumkan kegiatan pertama, yaitu lomba menyusun balok. Dia tersenyum dan berkata, "Pemenangnya akan mendapatkan hadiah satu set lego berbentuk pesawat luar angkasa."Tiba-tiba, Liana bersorak kegirangan sambil menunjuk hadiah tersebut, "Ibu, aku mau itu!""Iya, ayo kita sama-sama melakukan yang terbaik!"Ketika pasir di jam pasir hampir habis, Liana dengan penuh semangat mengangkat tangannya dan berteriak, "Bu guru, kami sudah mau selesai!"Guru datang memeriksa dan mengangguk, tapi belum

Bab terbaru

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 7

    Sejak hari itu, kondisi Liana perlahan membaik, sementara aku membawa semua orang yang telah menyakitinya ke pengadilan.Aku berkata pada Liana, "Sayang, ibu akan melindungimu, ibu akan menuntut keadilan untukmu."Liana tampak mengerti dan tidak mengerti, lalu memelukku erat sambil memanggil dengan suara manis, "Ibu, ibu, ibu."Menghadapi tuntutan ganti rugi yang besar, para orang tua yang terlibat mulai datang ke rumahku dan memohon untuk damai.Ada yang bahkan membawa anak-anak mereka dan memukul mereka habis-habisan di depan pintu rumahku."Lihatlah! Siapa yang menyuruhmu mengganggunya?!"Mereka terus memukulinya habis-habisan."Bu Yuri, aku sudah mendidik anakku! Aku juga sudah menghukumnya! Tolonglah, jangan dendam pada kami, kami akan bersujud di depanmu!"Namun, aku tetap tidak melunak.Aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang telah menyakiti putriku.Mengenai Gaius, Sunlina dan Leo, kini mereka bahkan tidak bisa keluar rumah.Kasus mereka menjadi perbincangan panas di medi

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 6

    Gaius mengusap wajahnya yang berdarah, lalu tiba-tiba tertawa sinis. Dengan wajah dingin, dia menatapku dengan tajam."Kamu sudah tahu semuanya.""Lalu kenapa? Sekarang kita sudah menikah, bahkan kalau bercerai, aku tetap berhak mendapat setengah dari hartamu.""Lagipula, selama kamu hamil dan melahirkan, aku sudah sepenuhnya mengendalikan divisi bisnis perusahaan. Aku bisa mendirikan perusahaan sendiri kapan saja!"Aku hanya tersenyum.Kalau bukan karena izinku, mana mungkin para pegawai lulusan luar negeri mendengarkan perintahnya.Apalagi, semua keputusan penting perusahaan selalu ada di tanganku. Dia hanyalah pion yang dipajang di depan. Meski jelas, dia tak merasa demikian.Aku meminta Agus memberikan surat perjanjian cerai kepada Gaius."Apa?! Cerai tanpa harta sepeser pun? Mimpi! Itu nggak akan pernah terjadi!""Mau cerai? Kamu harus memberiku setengah hartamu!"Gaius merobek surat cerai itu menjadi serpihan kecil, lalu menatapku dengan tatapan penuh tantangan.Aku tetap tenang

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 5

    "Aku akan perkenalkan diriku lagi, aku adalah ibunya Liana, sekaligus direktur utama Grup Miramar.""Sedangkan dia," ujarku sambil menunjuk ke arah Gaius yang berdiri tak jauh dariku, lalu melanjutkan, "Hanyalah menantu benalu yang menikah masuk ke keluargaku."Aku mengambil surat nikah dari tangan Agus, memperlihatkannya kepada semua orang, lalu melemparkannya ke lantai dengan keras.Seketika, aku bisa membaca rasa malu dan panik di tatapan Gaius.Tapi, ini baru permulaan?!Semua orang yang ada di sana ternganga, mata mereka membelalak.Orang tua yang juga serang influencer dengan sigap mengarahkan kameranya ke surat nikah yang tergeletak di lantai, sambil berkata, "Bestie, lihatlah, inilah plot twist yang sesungguhnya?!""Coba lihat baik-baik! Siapa sebenarnya yang jadi orang ketiga di sini?"Usai bicara, dia hampir saja mengarahkan kamera ke wajah Sunlina.Namun, Sunlina buru-buru menutupi wajahnya dengan tangan, panik dan berteriak, "Jangan rekam aku!"Para orang tua lainnya mulai

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 4

    Di tengah sorotan dan sanjungan dari semua orang, tatapan Gaius menampakkan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Dia pun menunduk menatapku.Aku menopang tubuh dengan satu tangan, menahan rasa sakit sambil perlahan berdiri. Bibirku membentuk senyuman dingin penuh ejekan.Melihat situasi yang semakin memanas, kepada sekolah taman kanak-kanak segera datang menghampiri dengan wajah penuh kekhawatiran Dia menasihatiku,"Ibu Liana, lebih baik kamu jangan melawan lagi. Cepatlah minta maaf pada Pak Gaius dan istrinya. Ingat, orang kecil seperti kita nggak akan bisa melawan mereka!"Aku menggelengkan kepala ke arahnya, membuatnya menghela napas panjang,"Aku tahu kamu bukan tipe orang yang suka berbohong, tapi realita tetaplah realita. Kelompok besar seperti mereka punya kekuatan yang sangat besar, nggak bisa kamu singgung."Seketika, sekelompok pria berbaju jas yang baru saja turun dari mobil sudah hampir tiba di area acara.Orang-orang yang sejak tadi menonton dengan wajah penuh kegem

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 3

    Di ujung koridor, tepat di depan pintu kamar mandi, Liana terduduk di lantai sambil terisak-isak menangis.Di depannya, Leo berdiri dengan wajah garang dan berkata dengan nada mengancam, "Berani-beraninya kamu ngaku-ngaku ayahku itu ayahmu! Lihat saja, hari ini aku akan menghajarmu!"Setelah itu, Leo menendang perut Liana dengan keras. Liana menjerit kesakitan, mencoba melarikan diri, tapi seorang anak laki-laki lain yang berdiri di belakangnya mencoba menangkapnya."Anak dari perempuan jalang pantas dipukuli!""Ibuku bilang, anak haram sepertimu seharusnya dibunuh sejak lahir!"Liana berusaha melawan dengan tangan kecilnya sambil menangis tersedu-sedu, "Kamu bohong! Dia memang ayahku! Ayah, ibu, tolong aku!""Aku sangat sakit!""Ayah, ibu, di mana kalian?!"Saat melihat kejadian itu, kepalaku seperti dihantam keras. Suara mendenging memenuhi telingaku, darahku berdesir dan seluruh tubuhku terasa hendak meledak.Anak-anak itu saling memandang, lalu lari terbirit-birit ketika melihat

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 2

    Tak lama kemudian, acara hari keluarga di taman kanak-kanak pun resmi dimulai.Setiap keluarga duduk di meja yang telah disiapkan. Liana, putri kecilku memandang ke arah Gaius yang duduk di barisan depan, lalu bertanya dengan kecewa,"Ibu, kenapa ayah nggak duduk dengan kita?"Aku mencubit pipinya yang lembut. Dia masih begitu kecil, tidak seharusnya terlibat dalam kekacauan ini."Karena ibu adalah superhero, jadi supaya adil, ayah pergi membantu anak-anak lain."Tiba-tiba, guru taman kanak-kanak mengumumkan kegiatan pertama, yaitu lomba menyusun balok. Dia tersenyum dan berkata, "Pemenangnya akan mendapatkan hadiah satu set lego berbentuk pesawat luar angkasa."Tiba-tiba, Liana bersorak kegirangan sambil menunjuk hadiah tersebut, "Ibu, aku mau itu!""Iya, ayo kita sama-sama melakukan yang terbaik!"Ketika pasir di jam pasir hampir habis, Liana dengan penuh semangat mengangkat tangannya dan berteriak, "Bu guru, kami sudah mau selesai!"Guru datang memeriksa dan mengangguk, tapi belum

  • Suamiku Menjadi Ayah Anak Orang Lain   Bab 1

    Melihat itu, Sunlina buru-buru menarik anaknya dari pelukan Gaius sambil memasang wajah penuh rasa bersalah."Yuri, jangan marah. Kak Gaius hanya berniat baik, anak ini nggak punya ayah sejak kecil dan hari ini ulang tahunnya yang kelima. Kak Gaius hanya membantu memenuhi impiannya untuk merasakan kasih sayang seorang ayah."Aku menatapnya dengan senyuman yang tidak benar-benar tulus.Lalu menjawab, "Kalau begitu, aku dan Liana sudah datang sekarang, bukankah seharusnya kamu kembalikan Gaius kepada kami? Bagaimanapun, kami adalah keluarga yang sebenarnya."Sunlina tampak tertegun, tetapi anak di gendongannya langsung membantah,"Ayah, kamu bilang akan menemani aku dan ibu hari ini!"Seru anak berusia lima tahun itu dengan kesal, sambil melirikku tajam.Aku mengangkat alisku, dia memanggilnya ayah?Belum sempat aku bicara, Gaius sudah berdiri di depan mereka berdua, melindungi mereka seperti seorang pahlawan.Dengan sedikit kesal, Gaius berkata, "Yuri, kamu juga seorang ibu, kamu nggak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status