Share

Bab 9

Tanganku menjadi makin mati rasa.

Aku berusaha untuk mendorong ibuku dan bergegas maju dengan terhuyung-huyung.

Namun, karena kehilangan terlalu banyak darah, tubuhku menjadi lemas dan aku terjatuh ke tanah.

Ibuku yang sedang memegang batu bata berjalan menghampiriku sambil tersenyum aneh.

Ketika aku mengira tangan kananku akan patah, beberapa mahasiswa menyadari keberadaanku.

Melihat situasi ini, ibuku menghentikan langkahnya. Dia menyalakan motornya dan pergi secepat kilat, seolah-olah semua ini tidak pernah terjadi.

Mungkin Tuhan pun mengasihaniku. Para mahasiswa itu kebetulan adalah mahasiswa kedokteran.

Ada yang membantuku menelepon ambulans dan ada yang memeriksa kondisiku.

Tanganku terselamatkan.

Namun, aku tidak bisa menggunakan tangan kananku untuk sementara waktu.

Bu Siska bergegas datang. Melihat tangan kananku digips, matanya memerah, tetapi dia berusaha untuk menahan air matanya.

Dia menghiburku. "Untung kamu baik-baik saja, untung kamu baik-baik saja ...."

Saat dia menund
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status