Share

38. Kerja Bagus, Sayang

Nic menekan tombol sekat antara kursi penumpang belakang dan depan. “Duduk di sini,” titah Nic meraih lembut tubuh Amarise.

“Pelan-pelan, ya,” cicit Amarise takut melihat Nic sudah menuangkan cairan. “Tolong jangan lampiaskan sisa kemarahanmu saat menyembuhkan lukaku,” tambah Amarise masih berpikir negatif.

“Apa ucapanku meninggalkan jejak seram yang tidak bisa hilang diingatanmu?” Nic mengulum senyum memerhatikan sejenak Amarise masih belum bisa memercayainya.

Bibir perempuan itu mengerucut seraya bertahan saat perih di sudut bibir dan sisa yang menjalar di kedua pipinya masih terasa. “Aku sangat takut melihat kali pertama kita bertengkar tanpa memasukkan pihak ketiga. Ini pertengkaran pertama dan aku sendirilah yang memulainya,” aku Amarise.

Ia meringis ketika cairan itu sudah terasa di sudut pipinya. Nic melakukan dengan sangat lembut, tapi sepertinya Amarise sendirilah yang tidak bisa bersikap tangguh. Manik coklatnya kembali berlinang air mata. “Kamu masih menyukai bibirku, kan?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status