Share

45. Harapan yang Sia-sia

‘Datanglah ke gedung teater yang dihadiri sekolah anakku dan lainnya. Ambil duduk di kursi antara 40 – 50 agar kamu bisa melihat jelas apa saja yang aku lakukan bersama Nic. Interaksi kami berdua tidak sama lagi. Karena kami berdua sudah menemukan titik selesai.’

Amarise mengambil duduk di kursi 43 dari sisi kiri menghadap panggung, sedangkan matanya sesekali melihat ke arah satu tingkat di bawah sebelah kanan; sesuai apa yang dijelaskan Nolia. Dirinya bisa melihat interaksi antara Nic dan Nolia duduk bersebelahan.

Tentu posisi Amarise tidak akan dilihat Nic yang sudah sedari awal mengisi kursi para tamu dari pihak orangtua murid dan wali pengganti mereka.

“Bagaimana tidurmu semalam di apartemen?” tanya Nolia menoleh ke samping. Sekilas ia menoleh ke atas dari sisi Nic dan mendapati Amarise juga menatapnya.

Ruangan teater cukup redup karena acara sudah akan dimulai. Lagipula Nic tidak mengetahui keberadaan Amarise sama sekali.

“Cukup baik,” balas Nic tersenyum tipis dan memilih menata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status