Sebuah pengkhianatan membuat Ezhar ingin mencari seorang wanita yang benar-benar mencintainya tanpa melihat latar belakangnya. Dengan mengikuti saran dari sahabatnya, Ezhar menjalankan penyamaran sebagi seorang supir pribadi Maira, istri dari Dion. Dengan alasan membalas dendamnya pada sang suami yang telah mengkhianatinya, Maira meminta Ezhar untuk menjadi selingkuhan pura-pura. Hubungan yang awalnya hanya untuk membuat Dion cemburu lambat lain berubah menjadi hubungan yang nyata. Ezhar dan Maira terjebak di dalam hasrat terlarang yang tak bisa mereka hindari.
Lihat lebih banyakSeorang laki-laki nampak begitu bahagia saat memilih cincin untuk melamar sang kekasih. Siang itu ia mempersiapkan semua acara lamarannya agar berjalan dengan lancar. Sebuah suprise untuk melamar sang kekasih ia rencanakan dengan sangat matang.
Malam ini ia sudah bersiap dengan segala persiapannya. Dengan penuh semangat ia melangkahkan kakinya menuju kediaman sang kekasih tanpa memberitahukan kedatangannya. Namun, sesampainya di sana, ia harus melihat kekasihnya sedang asyik bercerita dengan sahabatanya. Ia mengendap-endap memasuki rumah berlantai dua itu. Ia merapikan penampilannya di depan pintu kamar kekasihnya. Ia sangat yakin jika rencananya kali ini akan berhasil. Lelaki itu baru saja akan meraih gagang pintu. Tetapi suara di dalam menghentikan niatnya.
"Kau tahu, apa alasanku menerima cinta Ezhar?" tanya seorang wanita sambil memainkan ponselnya.
"Aku tahu, kau hanya menginginkan uangnya saja kan? Cintamu hanyalah milik Dio," jawab wanita di sebelahnya.
Wanita itu tersenyum, menandakan jika jawaban sahabatnya itu seratus persen benar. "Kau sudah tahu juga jawabannya. Kenapa bertanya lagi?"
"Ya kali saja jawaban ku salah," timpal sahabatnya lagi.
ππππ
Ezhar Adisatya, lelaki yang sekarang genap berumur 30 tahun. Usia yang memang sudah tak muda lagi. Namun, pesonanya tak kalah dengan mereka yang masih muda. Dia adalah putra semata wayang Robi Adisatya, pemilik perusahaan ekspor impor. Setelah Ayah Ezhar memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya bersama sang istri dan hidup menjauh dari kota, ia menyerahkan semua tanggung jawab kepada putranya.
Wajah tampan, dan harta yang ia miliki membuat semua wanita berlomba-lomba mendapatkan cintanya. Namun, tak pernah ada yang berhasil menaklukan hatinya. Hingga akhirnya Ezhar melabuhkan hatinya pada seorang wanita bernama Tania. Dia adalah wanita yang berhasil merebut hati sang CEO itu. Ezhar sama sekali tak mencurigai niat Tania mendekatinya, yang ia tahu wanita itu tulus mencintainya. Namun, saat ini ia mendengar langsung kebenaran tentang Tania.
ππππ
Tangannya terkepal, bahkan amarahnya sudah memuncak. Ia tak menyangka jika wanita yang selama ini terlihat tulus mencintainya ternyata hanya menginginkan hartanya saja.
"Jadi benar kata semua orang," ujar Ezhar lirih.
Tania dan sahabatnya langsung menoleh ke arah pintu, di mana terdengar suara yang tak asing bagi mereka. Mata Tania membulat sempurna, saat melihat sosok di balik pintu besar bercat putih itu. Nafas Tania seakan terhenti di tenggorokan, mulutnya pun menganga. Bahkan tanganya tak mampu lagi menahan ponsel yang di pegangnya.
"Ezhar ...," ucapnya dengan terbata.
"Ya, ini aku. Kenapa, kau kaget? Semua orang sering mengingatkanku akan ketulusanmu. Tetapi aku selalu menampiknya, aku percaya jika kau tak seperti yang mereka katakan. Tapi ... hari ini Tuhan sangatlah baik kepadaku. Karena memperlihatkan semua kebusukanmu!" jelas Ezhar panjang lebar.
"Sayang ... tolong jangan percaya dengan ucapannya. Aku mencintaimu dengan tulus sayang, percayalah ...," Tania mulai ketakutan, ia tak mau pohon uangnya melayang.
"Ck ... apa semua yang ku dengar masih kurang? Sudahlah ... jangan banyak bicara lagi. Mulai sekarang kita putus! Dan tenang saja, aku akan memberimu imbalan atas pelayananmu selama bersamaku," ucap Ezhar sambil melempar cek ke wajah Tania.
Tania berlari mengejar Ezhar yang melangkah meninggalkan kamar wanita yang selama ini telah menipunya. Wanita yang berpura-pura mencintai Ezhar dengan tulus, yang pada akhirnya wajah aslinya dapat Ezhar ketahui sebelum lelaki itu melangkah jauh dengan hubungannya.
"Sayang ... jangan tinggalkan aku ...," Tania mencoba menghentikan kekasihnya. Namun, Ezhar yang sudah sangat kecewa dengan kebenaran tentang kekasihnya itu terus berlalu dan tak menghiraukan tangisan Tania.
Tania menghapus air matanya. Senyum pun tergambar di wajahnya, ia pun melihat secarik kertas yang baru saja Ezhar lempar ke wajahnya. Sebuah cek yang sangat bernilai baginya. Tak apa jika hari ini hubungannya kandas. Yang terpenting baginya adalah harta, dan Ezhar telah memberinya sejumlah uang yang lebih dari cukup baginya. Di tambah sebuah apartemen, mobil, dan beberapa set perhiasan yang sudah ia dapat selama menjadi kekasih Ezhar.
Tania selalu bisa membuat Ezhar percaya dengan cinta palsunya. Ia rela mengorbankan tubuhnya agar lelaki itu lebih percaya, bahkan tunduk dengannya. Apapun yang ia inginkan pasti akan Ezhar berikan.
"Dasar ... ratu drama!" ujar sahabatnya, saat melihat Tania tersenyum puas memandangi cek di tangannya.
"Hahaha ... kau tahu sendiri, aku tak bisa hidup tanpa uang, Hani. Jadi tak masalah dia memutuskanku, lihatlah berapa nominal yang ia tulis di cek ini?" Tania memperlihatkan cek yang di berikan Ezhar.
"Gila Ezhar! Ini tak seimbang dengan apa yang kau berikan," ucap Hani seenaknya.
"Apa maksudmu?" Tania nampak bingung dengan ucapan Hani.
"Ya barang bekas dihargai semahal ini," ledeknya pada Tania.
"Brengsek, kau!" ucap Tania kesal.
"Emang bekas kan? Dio lah yang pertama membuka segelmu. Jadi aku tak salah kan?" Hani masih meledek sahabatnya itu.
"Terserah kau mau bilang apa. Yang terpenting aku sudah mendapatkan banyak dari Ezhar," ujar Tania dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Kedua sahabat itu terus tertawa saat membicarakan kebodohan Ezhar. Yang tertipu dengan cinta palsu Tania. Mereka tak memikirkan perasaan Ezhar yang hancur.
ππππ
Ezhar memarkirkan mobilnya di depan sebuah klub malam. Ia turun dan melempar kunci mobil kepada salah satu penjaga di sana. Ezhar berjalan masuk menuju meja di mana sang bartender sedng meracarik minuman.
"Wah ... tumben tuh muka kaya cucian kotor, lecek!" ledek Roy, sang bartender.
"Cepat buatkan aku minuman yang paling istimewa. Agar aku bisa melupakan jalang itu!" ujar Ezhar yang sudah tak bisa menahan emosinya.
"Akhirnya kau tahu juga. Sudah ku bilang dia wanita ular, yang hanya menginginkan uangmu saja. Tapi kau tetap kekeh memuji cinta tulusnya," oceh Roy, yang tak di dengar sama sekli oleh Ezhar.
"Hei ... kau, kemarilah," panggil Ezhar pada wanita yang sedang memperhatikannya dari kejauhan.
Wanita itu pun kegirangan saat lelaki yang sedari tadi sangat menggoda dirinya. Ia bangkit dari kursinya dan menghampiri Ezhar di mejanya.
"Hai ... sayang, ada apa kau memanggilku?" sapanya dengan suara yang manja.
"Ini, ambillah dan cepat pergi menjauh dariku!" ucap Ezhar acuh, sambil memberikan kotak yang berisi cincin, yang tadinya akan di berikan untuk sang kekasih.
"Wah ... kau baik sekali, sayang. Kau memberiku tanpa mengharapkan imbalan?"
"Aku bilang pergi!"
Tanpa di suruh lagi wanita itu pergi meninggalkan Ezhar yang sedang menikmati minumannya.
"Apa wanita di dunia ini sama? Mereka lebih mencintai harta? Apakah di dunia ini tak ada cinta yang tulus?" oceh Ezhar sambil meminum minuman yang di racik Roy.
"Tentu saja ada. Tapi, mungkin seribu satu di dunia ini. Aku ada ide Zhar," beritahu Roy.
"Apa! Jangan memberiku ide gila seperti dulu. Kau menyuruhku melamar gadis yang baru saja aku kenal, dan pada akhirnya tamparan yang aku terima," gerutu Ezhar.
"Hahaha ... kau masih ingat bro, aduh perutku sakit jika mengingat seorang CEO keren sepertimu kena semprot abg," Roy masih saja meledek Ezhar.
Ezhar lebih memilih menenggak minuman daripada meladeni ocehan Roy. Ia tersenyum kecut, mengingat semua kenanganya bersama Tania, yang ternyata hanya sebuah tipuan
"Oke ... oke. Gini Zhar, temanku bilang bosnya sedang mencari seorang supir, untuk istrinya. Saranku cobalah hidup menjadi lelaki tanpa harta. Di sana kau akan menemukan wanita yang mempunyai ketulusan cinta untukmu. Apa kau berminat?"
"Ide bagus. Baiklah berikan nomor telepon agar aku bisa menghubunginya," ucap Erzha antusias.
"Oke, nanti aku tanyakan pada temanku."
Ezhar kembali meminum minumannya sampai kesadarannya semakin menipis.
"Zhar ...," panggil Roy yang memastikan kesadaran Ezhar.
"Hmm ... ."
Ezhar mendongakkan kepalanya, matanya menatap Roy. Namun, karena kesadarannya yang semakin menurun, ia tak mampu lagi menanggapi ocehan Roy.
"Zhar, bangun! Yaelah ini orang tumben, baru segini aja sudah mabuk," gerutu Roy.
Roy pun seperti biasa menghubungi asisten pribadi Ezhar. Tak lama sang asisten pun segera membawa pulang bosnya yang sudah tak sadarkan diri. Untuk malam ini mungkin inilah cara Ezhar melupakan rasa kecewanya kepada wanita yang ia cintai. Entah untuk esok hari. Ia berharap, hari esok akan lebih baik lagi.
Bersambung....
Dion menghentikan taksi, ia berniat akan mendatangi kediaman Ezhar untuk meminta maaf kepada Maira. Namun, sebelumnya ia kembali ke rumah untuk mengambil mobil. Dion juga membawa beberapa map di tangannya. Penyesalan, ya kata itu yang sangat tepat untuk mengungkapkan isi hati Dion saat ini. Ia meninggalkan wanita yang benar-benar mencintainya demi wanita yang sebenarnya tak mencintainya. Namun, apalah dayanya saat ini. Nasi tak bisa lagi berubah menjadi bubur. Tak membutuhkan waktu yang lama, Dion sudah sampai di kediaman mantan istri bersama suami barunya. Dion menarik napas sedalam mungkin. Dia mencoba menguatkan hatinya yang sedang di penuhi rasa penyesalan. Jika saja waktu dapat ia putar kembali, ia tak ingin melepaskan Maira dan memilih Karina. Akan tetapi semua tak bisa berubah. Ia harus menerima kenyataan buruk yang baru saja ia ketahui. °°°° Seorang pelayan datang menemui Ezhar dan Maira yang sedang bersantai di ruang keluarga. βTuan,
Babak baru kehidupan Maira pun di mulai, akan tetapi semua berbeda dengan kehidupannya di masa lalu. Jika dulu setelah menikah Dion memperlakukannya dengan buruk, tidak dengan Ezhar. Lelaki itu membanjiri Maira dengan cinta dan kasih sayang.Bagi Maira, Ezhar adalah malaikat dalam hidupnya. Dulu ia tak pernah bermimpi apalagi membayangkan jika kehidupannya akan berubah seperti ini. Maira pikir akan terus berada di lembah penderitaan. Tapi kini ia percaya, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Ezhar adalah bukti jika banyak kemungkinan di dunia ini.°°°°“Aku pamit, Sayang,” ucap Dion pada istrinya, Karina.“Iya, hati-hati di jalan ya, Sayang.” Karina memeluk suaminya.Dion pun pergi menuju bandara karena penerbangannya sebentar lagi. Namun sesampainya di bandara ada pengumuman jika penerbangan Dion di undur sampai besok pagi. Jadi, ia memutuskan untuk mencari hotel terdekat. Karena tak mungkin
Waktu pun berjalan begitu cepat, hari ini adalah H-1 menuju pernikahan Maira dan Ezhar. Sudah seminggu mereka tidak bertemu, kedua orang tua mereka melarang keduanya bertemu dengan alasan di pingit. Jangankan bertemu, menyapa melalui ponsel pun tak di perbolehkan. Dengan penuh keterpaksaan demi bisa menuju hari yang bahagia, keduanya setuju. Meski Ezhar dan Maira sangat tersiksa, tetapi kadang kala perlu sebuah pengorbanan demi sebuah kebahagiaan.Mereka menjalani semua proses itu untuk kebaikan hubungan yang akan di jalani. Mau tak mau aturan yang diterapkan oleh kedua orang tua harus di patuhi. Hari yang sulit itu pun mereka jalani sampai hari pernikahan tiba.°°°°Birunya langit dan putihnya awan menghiasi pagi yang cerah ini. Kicau burung semakin melengkapi pagi untuk menyambut hari bahagia Ezhar dan Maira. Sang mentari pun seperti tersenyum untuk mereka yang dalam hitungan jam akan segera bersatu dalam ikatan suci pernikahan.Maira ya
Ezhar melepas pelukan Maira, ia juga melangkah keluar dari rumah Maira. Tentu saja wanita itu sangat terkejut. Pikiran negatif pun mulai bermunculan di kepalanya.“Ezhar ...!” teriak Maira.Namun, Ezhar tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Maira.“Ezhar ...!” teriak Maira, ia berharap lelaki itu menghentikan langkahnya. Akan tetapi lelaki itu sudah hilang dari penglihatannya.Ia duduk bersimpuh di lantai dapur, ia tak habis pikir dengan sikap Ezhar. Ia kira lelaki itu mencintainya dan merindukannya. Tapi kenapa Ezhar malah meninggalkannya?“Kenapa semua lelaki sama!” teriak Maira kesal.“Tidak, Maira,” ucap seorang wanita yang berjalan mendekat ke arah Maira.Maira mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang tak asing baginya, ia tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Perlahan ia berdiri dan berjalan menghampiri wanita itu.“Tania,” lirihnya.&
Maira benar-benar pergi dari kantor Ezhar, bukan hanya itu ia pulang ke rumah kekasihnya dan segera membereskan semua pakaiannya. Kali ini ia akan memberikan pelajaran bagi Ezhar. Ia tahu bahkan sangat tahu jika lelaki itu sangat mencintainya, akan tetapi apa yang di lakukan Ezhar salah, bahkan sangat salah.“Lho ada apa, Nyonya?” tanya mbok Rati bingung, karena Maira membereskan barang-barangnya.“Aku mau pulang ke rumah ibu. Tolong sampaikan ke, Ezhar ya, Mbok,” pamit Maira.Ia ingin membuktikan jika ancamannya bukan hanya sekedar untuk menggertak Ezhar. Tapi, ia hanya ingin menegakkan kebenaran. Nyatanya Tania tak bersalah dalam kecelakaan yang membuatnya koma. Tapi, tanpa mendengarkan alasannya, Ezhar sudah membulatkan keputusannya yang tak akan pernah membebaskan Tania. Karena ia menganggap wanita itu adalah dalang dibalik kecelakaan itu.“Nyonya!” panggil mbok Rati sambil mengejar langkah Maira.Namun, wani
Maira mengikuti Ezhar untuk beristirahat di kamarnya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di hatinya.“Tania, kemana dia? Dan kenapa saat, Hani akan menjawab pertanyaan ku, Ezhar menghentikannya?” ucap Maira dalam hati.“Aku akan kembali ke kantor, kau istirahatlah. Jika ada apa-apa hubungi aku,” ucap Ezhar sembari mencium keningnya.Maira hanya mengangguk dan tersenyum, otaknya pun langsung bekerja setelah mobil Ezhar terdengar meninggalkan halaman rumah.“Bagus, ini kesempatan ku mencari tahu yang sebenarnya.” Maira meraih tas nya dan segera turun.“Mau ke mana, Nyonya?” tanya mbok Rati yang tiba-tiba muncul di hadapannya.“Mau jalan-jalan sebentar, Mbok.” Maira melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan apa yang dipikirkan mbok Rati.Dengan menaiki taksi Maira mendatangi kediaman Hani. Ia berpikir jika hanya Hani yang bisa memberitahunya tentang semua kebenaran yang tak ia
Kabar baik tentang ingatan Maira yang sudah kembali, Ezhar bagikan pada semua keluarga. Baik orang tua Maira dan orang tuanya sangat bahagia mendengar kabar ini. Apalagi mbok Rati, ia sampai menitipkan air mata saat mendengar kabar itu.Siang ini dokter sudah mengizinkan Maira pulang, karena tak ada masalah dengan kesehatannya.Tanpa di perintah Roy sudah menunggu mereka di parkiran, ia ikut bahagia dengan kembalinya ingatan Maira. Ia hampir saja menjadi bahan amukan Ezhar, karena dia adalah salah satu lelaki yang diingat Maira. Ezhar menuduhnya telah melakukan sesuatu yang buruk, karena saat itu hanya kenangan buruk yang Maira ingat.Untung saja ia bisa mencari akal agar Ezhar tak terus marah padanya. Jadi untuk membuktikan semua ia langsung datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar jika Maira akan pulang.Wajah Ezhar tampak masam saat melihat Roy dengan senyumnya. Meski Roy sudah menjelaskan semua, tetap saja ia masih curiga pada sahabatnya itu.
Maira dan mbok Rati menaiki taksi untuk menuju rumah orang tua Maira. Sepanjang perjalanan Maira memikirkan apa yang baru saja terjadi. Rasanya semua itu tak asing baginya. Ia kembali memaksa otaknya untuk mengingat semua masa lalunya. Hingga rasa sakit yang kerap ia rasakan kembali terasa, bahkan kali ini rasa sakit itu membuat kepala Maira seperti mau pecah. Ia terus memegangi kepalanya, karena rasa sakit itu tak seperti biasanya. Tetapi Maira masih memaksakan ingatannya kembali, apalagi saat satu per satu bayangan masa lalunya muncul.“Ada apa, Nyonya?” mbok Rati mulai panik saat melihat Maira memegangi kepalanya.Maira tak menjawab, ia sedang berjuang menahan rasa sakit itu karena ingin tahu akan masa lalunya. Ia masih ingin bertahan dengan rasa sakit itu asal bisa mengingat masalalu nya, akan tetapi tubuhnya tak sejalan dengan keinginannya. Tiba-tiba saja tubuh Maira lemas, matanya perlahan menutup.Membuat mbok Rati semakin panik.&ldquo
Seperti janjinya pada Ezhar, Karina mulai melancarkan rencananya, ia mengingat semua momen yang paling berkesan bagi Maira. Ia pun ingat saat ia mendatangi rumah Dion dulu, dan meminta Maira melepaskan Dion untuknya. Namun, wanita itu kekeh tak mau melepaskannya.Karena penolakan Maira, Karina pun merencanakan sesuatu yang membuat Dion membenci istri pertamanya hingga saat ini.Dengan penuh percaya diri, Karina mendatangi kediaman Dion. Marah, itu pasti saat ia harus membiarkan wanita yang ia anggap sebagai penggalang dulu dan susah payah ia singkirkan malah kembali lagi ke rumah suaminya.“Aku akan menyingkirkan mu untuk yang kedua kalinya, Maira!” gumam Karina saat sampai di depan pintu rumah itu.Pandangannya mulai menyapu ke segala arah untuk mencari keberadaan Maira. Tak lama mbok Rati pun keluar dari dapur untuk melihat siapa yang datang.Sekuat tenaga mbok Rati menahan amarahnya saat kembali melihat wanita yang sudah menghancurka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen