Selama satu bulan ini Ezhar selalu menyampaikan laporan semua kegiatan Maira ,dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Dengan siapa ia pergi termasuk dengan selingkuhannya yang tak lain adalah dirinya. Dengan apa yang ia lakukan Ezhar kini menjadi orang kepercayaan Dion. Ia juga mengerti apa yang sebenarnya di rasakan Dion. Meski dalam selalu berbuat kasar kepada Maira, akan tetapi rasa cintanya masih ada untuk sang istri. Semua dapat Ezhar lihat dari bagaimana cara lelaki itu sangat marah dengan kelakuan istrinya.
Namun ia tak pernah bisa melihat betapa kesepiannya Maira, ia selalu sibuk mencurahkan semua cintanya hanya untuk istri keduanya.Toko sembako kecil-kecilan Ibu Maira kini di rubah menjadi sebuah minimarket, yang menyediakan segala kebutuhan masyarakat dari bahan sembako dan yang lainnya. Tadinya Ibu Maira menolak, tetapi dengan segala cara Ezhar berhasil meyakinkan Ibu Maira mau bekerjasama dengan mantan bosnya yang tak lain adalah dirinya dengan memberitahu jika sistem bagi hasil yang di terapkan sang bos dalam kerjasama ini. Bahkan ia juga membuatkan toko kue baru untuk Maira, dengan akal pintarnya ia juga mampu meyakinkan wanita itu agar mau bekerjasama. Dan tak lupa pengobatan Ayah Maira juga di tanggung olehnya dengan mengatasnamakan mantan bosnya. Ezhar juga sudah menyiapkan seseorang yang akan berperan sebagai mantan bosnya. Ia harus lebih menyakinkan Maira dan keluarganya agar mau menerima bantuannya.
💋💋💋
Ezhar meminta izin untuk pergi karena ada urusan sebentar, dan Maira pun mengizinkan. Ia mengendarai mobil pribadi Maira untuk menuju apartemen Roy. Ia juga menghubungi asistenya, Dani untuk datang ke sana. Sesampainya di sana Ezhar seperti biasa masuk tanpa permisi, dan seperti biasa pula Ezhar harus menyaksikan kegilaan sahabatnya itu dengan koleksi wanitanya.
"Sudah pagi bro, masih kurang," ucap Ezhar santai sambil mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di dalam ruangan itu.
Roy menghentikan aktifitasnya, ia menoleh ke arah sumber suara. Wajahnya pun langsung masam ketika melihat siapa yang datang. Ezhar memang selalu menggagalkan kencannya yang belum selesai.
"Sial! Kau suka sekali menggangguku di saat yang tidak tepat!" umpat Roy sambil mengenakan bajunya.
Roy lalu mengajak Ezhar menuju ruang santai, dan membiarkan wanitanya mengenakan pakaiannya juga. Roy mengambil dua minuman dingin dari kulkas, dan melemparkan satu pada Ezhar.
"Ada apa?" Roy langsung bertanya.
"Aku butuh bantuanmu," ujar Ezhar.
"Hei bro ... kau mempunyai segalanya, wajah tampan, uang yang banyak. Apalagi yang kau butuhkan?"
"Aku ingin membantu majikanku," tutur Ezhar lirih.
Roy mengernyitkan kening,"Majikan? Apa aku tak salah dengar?"
"Iya, dia majikanku. Di korban dari kebidaban suaminya, aku tak tega melihat semua penderitaannya. Aku ingin membantunya bebas dari penderitaan itu."
"Dia?"
Roy mencoba menggali apa yang sebenarnya terjadi. Karena ia mencium ada hal yang janggal. Ia sangat mengenal sahabatnya itu, tak mungkin ia bersimpatik pada seseorang seserius ini?
"Maira, dia wanita yang malang," ucap Ezhar penuh arti.
Roy tersenyum lebar mendengar jawaban Ezhar. Sekarang ia tahu apa yang membuat lelaki itu bersemangat membantu majikannya, "Maira ... pasti dia wanita yang sangat cantik," ujar Roy menggoda
Ezhar yang menyadari kejahilan sahabatnya menoleh, dan melemparkan minuman yang masih utuh itu ke arahnya. Dengan sigap Roy menangkapnya, "Gila lo bro, bisa ancur nih aset," ucapnya mengelus wajah yang menjadi aset untuk mendapatkan wanita.
Tok ... Tok ... Tok ... .
Ezhar bangkit dan membukakan pintu apartemen Roy. Ia tahu jika yang datang adalah asistennya. Dani sang asisten pun masuk dengan membawa sebuah koper yang berukuran besar ke dalam kamar Roy. Sedang Roy hanya terpaku melihat apa yang di lakukan sahabatnya itu. Ia juga bingung kenapa koper itu di bawa ke kamarnya.
"Sudah bosan menjadi supir?" tanya Roy asal.
"Ini perlengkapanmu untuk membantuku!" ujar Ezhar sambil membuak koper itu.
"Apa maksudmu?" Roy masih tak mengerti dengan maksud Ezhar
"Kau akan menjadi bos selama aku membantu majikanku?" terang Ezhar.
"Kau gila bro! mana bisa aku jadi bos?" protes Roy.
"Gajimu dua kali dari gaji sebagai bartender, dan kau bekerja tidak setiap hari hanya saat aku membutuhkanmu saja. Dan ingat tidak ada kata penolakan!" ujar Ezhar penuh perintah.
Roy mengangguk karena gaji yang di berikan Ezhar menggiurkan baginya. Selama menuruti keinginan sang bos besar itu tidak akan membuatnya rugi. Ia hanya ingin tahu seeberapa besar gaji yang di tawarkan sahabatnya itu.
"Baiklah semua akan di jelaskan Dani. Aku harus kembali, ingat kau harus selalu ada saat aku butuhkan. Kau tahu konsekuensinya jika kau macam-macam!" acam Ezhar sebelum meninggalkan apartemen Roy.
"Siap bos!" ucap Roy sambil memberi hormat.
💋💋💋💋
Maira nampak gelisah karena supirnya itu pergi lebih dari waktu yang ia berikan. Entah mengapa saat Ezhar menjauh, ia merasa ada sesuatu yang kurang. Padahal kedekatannya baru terjalin saat ia menjadikan supir baru itu menjadi selingkuhannya. Sebuah rasa yang sulit untuk di jelaskan pun selalu mengisi ruang di hatinya. Di dekat Ezhar ia merasa menjadi wanita yang paling bahagia. Meski semua perhatian yang di tunjukan Ezhar hanyalah akting, tetapi semua itu mampu membuat Maira bahagia. Nyaman ... mungkin itu kata pas untuk menggambarkan perasaan yang ia rasa untuk saat ini bersama selingkuhan pura-puranya. Maira terus mengembangkan senyumnya saat mengingat setiap dia di dekat Ezhar.
"Nyonya ... di cari nak Ezhar," beritahu mbok Rati yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Si mbok ... ngagetin aja," ucap Maira yang terkejut dengan kedatangan mbom Rati.
"Lagian si nyonya melamum terus, ngelamunin siapa, nya?" mbok Rati mulai iseng dengan majikannya.
"Akh ... si mbok, dah akh aku mau nemuin Ezhar dulu," Maira segera menghindar, ia takut apa yang ia pikirkan bisa di ketahui pembantunya itu.
Ia melangkah menuju halaman belakang rumahnya, di mana Ezhar sedang duduk di sebuah saung di tengah kolam ikan, beberapa buku koleksi Maira terlihat tertata rapi di rak buku di pojok saung itu. Tempat itu memang di buat karena permintaan Maira, yang menginginkan sebuah perpustakaan kecil di tengah kolam. Terlihat Ezhat sedang memenikmati secangkir kopi buatan mbok Rati.
"Kau mencariku, ada apa?" tanya Maira yang mendaratkan bokongnya di sofa samping Ezhar.
"Aku sudah menemui mantan bosku. Dia mau bertemu untuk membahas kerja sama denganmu," terang Ezhar sambil menyeruput kopinya.
"Benarkah! Baik atur saja waktunya. Aku sudah tak sabar terbebas dari Dion," ujar Maira antusias.
"Oke, apa aku boleh bertanya?"
"Apa?" Maira memutar badannya agar menghadap Ezhar.
"Apa kau masih mencintai Dion? Apa kau mrnginginkan rencana ini agar suamimu kembali?" Ezhar menghujani pertanyaan pada Maira.
Maira menutup mulutnya, ia tak menjawab pertanyaan Ezhar yang menurutnya sulit untuk ia jawab. Entah apa tujuan Maira merencanakan perselingkuhannya itu. Awalnya ia hanya ingin Dion merasakan betapa sakitnya di khianati, dan berharap masih ada cinta di hati suaminya itu. Tetapi ... apa yang ia rasakan untuk saat ini tak bisa ia ungkapkan. Rasa cinta untuk sang suami mulai terkikis dengan sendirinya. Sedangkan sebuah rasa muncul tanpa permisi, rasa yang masih samar dan tak berani Maira artikan.
"Kenapa diam? Masih mencintainya?" goda Ezhar.
"Aku tidak tahu. Rasa ini seperti sudah mati dengan sendirinya,"jawab Maira dengan menyenderkan kepalanya ke pundak Ezhar.
Ezhar memang harus terbiasa dengan sikap manja Maira. Meski hubungan palsu mereka baru seumur jagung, tetapi Maira selalu bersikap layaknya pasangan selingkuh yang sebenarnya. Dan semua itu membuat Ezhar semakin yakin dengan apa yang di rasakannya.
Bersambung.....
Ezhar dan Maira masih asik bercengkerama di perpustakaan kecil itu. Mereka juga terlihat seperti pasangan kekasih yang sebenarnya. Terlihat dari begitu manjanya Maira dipelukan Ezhar dan cara Ezhar yang terus menggoda majikannya dengan ulah jahilnya yang berbuat nakal di tengkuk Maira. Dari kejauhan mbok Rati memperhatikan mereka, meski semua itu salah tapi menurutnya tak ada salahnya untuk Maira dapat merasakan kebahagiaan. Dan semuanya dapat di rasakan bersama Ezhar. Ia hanya berdoa jika Tuhan segera memberikan halan yang terbaik kepada mereka agar tak salah jalan. Tak mau mengganggu moment mereka mbok Rati berlalu kembali ke dapur.💋💋💋💋Dion masih tak puas dengan laporan yang di berikan Ezhar, sampai detik ini identitas selingkuhan istrinya masih belum terungkap. Ia hanya mendapat laporan kegiatan Maira saja dan kemesraan yang mereka lakukan, ia juga sedikit merasa jika wajah selingkuhan
Semenjak malam itu Ezhar tak membiarkan Maira sendiri. Sebelum wanita pujaanya tidur ia masih akan tetap berjaga. Ia tak mau kecolongan lagi seperti malam itu, membiarkan Maira menerima kekejaman Dion.Maira dengan senang hati menerima perlakuan istimewa Ezhar. Namun, terkadang ia suka jahil kepada supirnya itu.Angin malam mulai menelusup masuk melalui celah jendela kamar Maira. Membelai lembut permukaan kulit wanita yang sedang berbaring di ranjang, matanya terpejam tetapi masih terjaga. Ia sedang memutar semua moment terbaik saat bersama sang supir yang merangkap menjadi bodyguard, dan juga selingkuhan pura-puranya. Senyum manis pun menghiasai wajah cantiknya, yang menandakan kebahagiaan yang ia rasakan. Namun, ia langsung membuka matanya ketika menyadari jika perasaan yang ia rasa adalah salah."Tidak maira ... ini salah! Ini pasti bukan Cinta ... bukan!" Mai
Sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di halaman toko kue Maira. Seorang lelaki dengan setelan jas yang membalut tubuhnya berjalan masuk dengan di ikuti seorang wanita yang tak lain adalah sekertarisnya. Ezhar mulai berakting di depan Maira, ia menyambut kedatangan bos palsu yang memang di rencanakannya. Roy begitu sangat puas karena dengan ini ia bisa mengerjai sahabatnya itu."Selamat siang Tuan, perkenalkan saya, Maira" sapa Maira dengan mengulurkan tangannya."Selamat siang, cantik," Roy balik menyapa dan menyambut uluran tangan Maira dengan sedikit menggodanya."Pantas saja Ezhar tertarik. Wanita yang cantik, cerdas dan anggun," batin Roy berucap.Ezhar mengepalkan telapak tangannya melihat ulah jahil Roy. "Brengsek! Kau cari mati Roy!" ucapnya dalam hati."Hei ... nona cantik, katakan pada supirmu jangan memasang w
Setelah kepergian Dion Ezhar langsung menghubungi asistenya."Dani, cepat blokir semua data tentangku. Anak buah Dion sudah melangkah di depan kita, jangan sampai kita kecolongan lagi," perintah Ezhar pada asistennya."Baik Tuan, akan segera saya urus," jawab Dani tegas.Ezhar lalu kembali berbaring di samping Maira. Wanita itu pun membuka mata sejenak dan memutar badan agar berhadapan dengan kekasihnya."Bagaimana, apa dia sudah pergi?" tanya Maira tanpa membuka matanya."Dia sudah pergi, tapi ...," Ezhar menghentikan kalimatanya, dan membuat Maira membuka matanya."Ada apa? Kau jangan menakutiku sayang ..., " ucap Maira panik."Ternyata dia melangkah jauh di depan kita. Dia mengirim beberapa orang untuk mengintai kita, di depan ada dua orang. Di toko juga ada dua orang, dan satu orang bertugas mencari
Mobil mewah itu berlalu meninggalkan kediaman Maira, menerobos anak buah Dion yang sedang sibuk melaporkan hasil penyelidikan mereka. Sehingga tak menyadari sebuah mobil melintas di belakang mereka. Ezhar tersenyum puas akan kinerja asistennya yang sangat pandai mengatur semua rencananya dengan sangat rapi. Bahkan bisa melangkah lebih cepat di depan Dion.Maira duduk di samping mbok Rati, sedang Ezhar duduk di samping supir. Selama di perjalanan mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun, Maira lebih memilih memejamkan matanya.Mobil berhenti di sebuah bangunan megah dan mewah, bangunan yang terlalu mewah untuk sebuah rumah. Bangunan itu lebih tepat sebagai istana. Seorang lelaki dengan balutan seragam layaknya Bodyguard membukakan pintu mobil, Maira membuka matanya saat mbok Rati menepuk lembut pundaknya, dan memberitahukan jika mereka sudah sampai. Maira pun keluar dari mobil bersama mbok Rati dan Ezhar, ia masih tak menyadari
Sepeninggal Ezhar, Maira merenungi semua yang telah ia alami. Dari pernikahannya yang hancur karena kedatangan Karina, keadilan yang tak pernah ia dapat dari Dion. Bahkan kehangatan ranjangnya pun hilang, hidupnya seakan tak berarti lagi. Hari-harinya ia lalui dengan air mata, bahkan tak ada orang yang tahu akan kesedihannya.Namun, semua berubah saat sang supir itu datang. Ezhar memberi warna baru dalam hidupnya, dunianya seakan tak lagi gelap. Karena lelaki itu bagikan matahari yang datang menyinari hidupnya.Memberi kehangatan yang sudah lama tak Maira rasakan. Perhatian dan kasih sayang yang wanita itu rindukan. Semua kebahagiaan Maira datang kembali meski jalannya harus seperti ini. Hubungan yang tak seharunya terjalin di antara mereka."Semua berbeda saat kau datang, tapi ... Dion. Tuhan ... Salahkah jika aku ingin bahagia?" lirih Maira."Apapun keputusanku kali ini, semoga semua yang terbaik untukku, Tuhan." Maira pun berdiri dari duduknya dan segera b
Maira memang sudah memutuskan untuk memilih Ezhar, akan tetapi ia masih tak terima dengan alasan kekasihnya itu. Sesampainya di kediaman Ezhar, Maira memilih masuk ke kamar dan menguncinya. Ia lupa jika istana mewah itu milik lelaki yang beberapa bulan ini menjadi selingkuhannya. Dengan sangat mudah Ezhar sudah ada di dalam kamar, Maira menghela nafas karena kebodohannya."Masih marah?" Ezhar sengaja duduk di samping wanitanya yang masih terlihat malas bertemu dengannya."Kau pikir?" jawab Maira malas."Aku pikir kau sudah memaafkanku," ujar Ezhar sambil membelai lembut leher Maira dengan bibirnya.Maira mendorong tubuh Ezhar, "Lepas!" Ia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Namun lagi-lagi ia merutuki kebodohannya, sebelum ia menutup pintu kamar mandi dengan sigap Ezhar menahannya. Dan tanpa persetujuan Maira ia ikut masuk ke sana. Maira tak lagi bisa berkutik saat Ezhar mend
Tania pulang ke rumahnya dengan wajah yang muram, apa yang ia harapkan nyatanya tak sesuai. Lelaki yang dulu sangat mencintai dan memujanya kini telah melupakannya."Kenapa tuh wajah? Lecek amat," ledek Hani yang masih ada di rumah Tania.Tania melempar tas selempang miliknya ke sembarang tempat, dan ia duduk di samping Hani yang sedang menikmati cemilan. Hani pun meletakan toples di tangannya ke atas meja, ia sungguh penasaran kenapa wajah sahabatnya berubah setelah bertemu dengan Ezhar."Apa yang terjadi?" tanya Hani lagi.Tak ada jawaban, Tania hanya cemberut. Membuat Hani semakin penasaran. "Dia sudah melupakanku." Tania menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Apa maksudmu?" tanya Hani, semakin penasaran."Dia memintaku untuk membantunya.""Terus? Apa hubungannya membantunya dengan melupakanmu?" "Hani ... Ka
Dion menghentikan taksi, ia berniat akan mendatangi kediaman Ezhar untuk meminta maaf kepada Maira. Namun, sebelumnya ia kembali ke rumah untuk mengambil mobil. Dion juga membawa beberapa map di tangannya. Penyesalan, ya kata itu yang sangat tepat untuk mengungkapkan isi hati Dion saat ini. Ia meninggalkan wanita yang benar-benar mencintainya demi wanita yang sebenarnya tak mencintainya. Namun, apalah dayanya saat ini. Nasi tak bisa lagi berubah menjadi bubur. Tak membutuhkan waktu yang lama, Dion sudah sampai di kediaman mantan istri bersama suami barunya. Dion menarik napas sedalam mungkin. Dia mencoba menguatkan hatinya yang sedang di penuhi rasa penyesalan. Jika saja waktu dapat ia putar kembali, ia tak ingin melepaskan Maira dan memilih Karina. Akan tetapi semua tak bisa berubah. Ia harus menerima kenyataan buruk yang baru saja ia ketahui. °°°° Seorang pelayan datang menemui Ezhar dan Maira yang sedang bersantai di ruang keluarga. “Tuan,
Babak baru kehidupan Maira pun di mulai, akan tetapi semua berbeda dengan kehidupannya di masa lalu. Jika dulu setelah menikah Dion memperlakukannya dengan buruk, tidak dengan Ezhar. Lelaki itu membanjiri Maira dengan cinta dan kasih sayang.Bagi Maira, Ezhar adalah malaikat dalam hidupnya. Dulu ia tak pernah bermimpi apalagi membayangkan jika kehidupannya akan berubah seperti ini. Maira pikir akan terus berada di lembah penderitaan. Tapi kini ia percaya, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Ezhar adalah bukti jika banyak kemungkinan di dunia ini.°°°°“Aku pamit, Sayang,” ucap Dion pada istrinya, Karina.“Iya, hati-hati di jalan ya, Sayang.” Karina memeluk suaminya.Dion pun pergi menuju bandara karena penerbangannya sebentar lagi. Namun sesampainya di bandara ada pengumuman jika penerbangan Dion di undur sampai besok pagi. Jadi, ia memutuskan untuk mencari hotel terdekat. Karena tak mungkin
Waktu pun berjalan begitu cepat, hari ini adalah H-1 menuju pernikahan Maira dan Ezhar. Sudah seminggu mereka tidak bertemu, kedua orang tua mereka melarang keduanya bertemu dengan alasan di pingit. Jangankan bertemu, menyapa melalui ponsel pun tak di perbolehkan. Dengan penuh keterpaksaan demi bisa menuju hari yang bahagia, keduanya setuju. Meski Ezhar dan Maira sangat tersiksa, tetapi kadang kala perlu sebuah pengorbanan demi sebuah kebahagiaan.Mereka menjalani semua proses itu untuk kebaikan hubungan yang akan di jalani. Mau tak mau aturan yang diterapkan oleh kedua orang tua harus di patuhi. Hari yang sulit itu pun mereka jalani sampai hari pernikahan tiba.°°°°Birunya langit dan putihnya awan menghiasi pagi yang cerah ini. Kicau burung semakin melengkapi pagi untuk menyambut hari bahagia Ezhar dan Maira. Sang mentari pun seperti tersenyum untuk mereka yang dalam hitungan jam akan segera bersatu dalam ikatan suci pernikahan.Maira ya
Ezhar melepas pelukan Maira, ia juga melangkah keluar dari rumah Maira. Tentu saja wanita itu sangat terkejut. Pikiran negatif pun mulai bermunculan di kepalanya.“Ezhar ...!” teriak Maira.Namun, Ezhar tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Maira.“Ezhar ...!” teriak Maira, ia berharap lelaki itu menghentikan langkahnya. Akan tetapi lelaki itu sudah hilang dari penglihatannya.Ia duduk bersimpuh di lantai dapur, ia tak habis pikir dengan sikap Ezhar. Ia kira lelaki itu mencintainya dan merindukannya. Tapi kenapa Ezhar malah meninggalkannya?“Kenapa semua lelaki sama!” teriak Maira kesal.“Tidak, Maira,” ucap seorang wanita yang berjalan mendekat ke arah Maira.Maira mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang tak asing baginya, ia tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Perlahan ia berdiri dan berjalan menghampiri wanita itu.“Tania,” lirihnya.&
Maira benar-benar pergi dari kantor Ezhar, bukan hanya itu ia pulang ke rumah kekasihnya dan segera membereskan semua pakaiannya. Kali ini ia akan memberikan pelajaran bagi Ezhar. Ia tahu bahkan sangat tahu jika lelaki itu sangat mencintainya, akan tetapi apa yang di lakukan Ezhar salah, bahkan sangat salah.“Lho ada apa, Nyonya?” tanya mbok Rati bingung, karena Maira membereskan barang-barangnya.“Aku mau pulang ke rumah ibu. Tolong sampaikan ke, Ezhar ya, Mbok,” pamit Maira.Ia ingin membuktikan jika ancamannya bukan hanya sekedar untuk menggertak Ezhar. Tapi, ia hanya ingin menegakkan kebenaran. Nyatanya Tania tak bersalah dalam kecelakaan yang membuatnya koma. Tapi, tanpa mendengarkan alasannya, Ezhar sudah membulatkan keputusannya yang tak akan pernah membebaskan Tania. Karena ia menganggap wanita itu adalah dalang dibalik kecelakaan itu.“Nyonya!” panggil mbok Rati sambil mengejar langkah Maira.Namun, wani
Maira mengikuti Ezhar untuk beristirahat di kamarnya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di hatinya.“Tania, kemana dia? Dan kenapa saat, Hani akan menjawab pertanyaan ku, Ezhar menghentikannya?” ucap Maira dalam hati.“Aku akan kembali ke kantor, kau istirahatlah. Jika ada apa-apa hubungi aku,” ucap Ezhar sembari mencium keningnya.Maira hanya mengangguk dan tersenyum, otaknya pun langsung bekerja setelah mobil Ezhar terdengar meninggalkan halaman rumah.“Bagus, ini kesempatan ku mencari tahu yang sebenarnya.” Maira meraih tas nya dan segera turun.“Mau ke mana, Nyonya?” tanya mbok Rati yang tiba-tiba muncul di hadapannya.“Mau jalan-jalan sebentar, Mbok.” Maira melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan apa yang dipikirkan mbok Rati.Dengan menaiki taksi Maira mendatangi kediaman Hani. Ia berpikir jika hanya Hani yang bisa memberitahunya tentang semua kebenaran yang tak ia
Kabar baik tentang ingatan Maira yang sudah kembali, Ezhar bagikan pada semua keluarga. Baik orang tua Maira dan orang tuanya sangat bahagia mendengar kabar ini. Apalagi mbok Rati, ia sampai menitipkan air mata saat mendengar kabar itu.Siang ini dokter sudah mengizinkan Maira pulang, karena tak ada masalah dengan kesehatannya.Tanpa di perintah Roy sudah menunggu mereka di parkiran, ia ikut bahagia dengan kembalinya ingatan Maira. Ia hampir saja menjadi bahan amukan Ezhar, karena dia adalah salah satu lelaki yang diingat Maira. Ezhar menuduhnya telah melakukan sesuatu yang buruk, karena saat itu hanya kenangan buruk yang Maira ingat.Untung saja ia bisa mencari akal agar Ezhar tak terus marah padanya. Jadi untuk membuktikan semua ia langsung datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar jika Maira akan pulang.Wajah Ezhar tampak masam saat melihat Roy dengan senyumnya. Meski Roy sudah menjelaskan semua, tetap saja ia masih curiga pada sahabatnya itu.
Maira dan mbok Rati menaiki taksi untuk menuju rumah orang tua Maira. Sepanjang perjalanan Maira memikirkan apa yang baru saja terjadi. Rasanya semua itu tak asing baginya. Ia kembali memaksa otaknya untuk mengingat semua masa lalunya. Hingga rasa sakit yang kerap ia rasakan kembali terasa, bahkan kali ini rasa sakit itu membuat kepala Maira seperti mau pecah. Ia terus memegangi kepalanya, karena rasa sakit itu tak seperti biasanya. Tetapi Maira masih memaksakan ingatannya kembali, apalagi saat satu per satu bayangan masa lalunya muncul.“Ada apa, Nyonya?” mbok Rati mulai panik saat melihat Maira memegangi kepalanya.Maira tak menjawab, ia sedang berjuang menahan rasa sakit itu karena ingin tahu akan masa lalunya. Ia masih ingin bertahan dengan rasa sakit itu asal bisa mengingat masalalu nya, akan tetapi tubuhnya tak sejalan dengan keinginannya. Tiba-tiba saja tubuh Maira lemas, matanya perlahan menutup.Membuat mbok Rati semakin panik.&ldquo
Seperti janjinya pada Ezhar, Karina mulai melancarkan rencananya, ia mengingat semua momen yang paling berkesan bagi Maira. Ia pun ingat saat ia mendatangi rumah Dion dulu, dan meminta Maira melepaskan Dion untuknya. Namun, wanita itu kekeh tak mau melepaskannya.Karena penolakan Maira, Karina pun merencanakan sesuatu yang membuat Dion membenci istri pertamanya hingga saat ini.Dengan penuh percaya diri, Karina mendatangi kediaman Dion. Marah, itu pasti saat ia harus membiarkan wanita yang ia anggap sebagai penggalang dulu dan susah payah ia singkirkan malah kembali lagi ke rumah suaminya.“Aku akan menyingkirkan mu untuk yang kedua kalinya, Maira!” gumam Karina saat sampai di depan pintu rumah itu.Pandangannya mulai menyapu ke segala arah untuk mencari keberadaan Maira. Tak lama mbok Rati pun keluar dari dapur untuk melihat siapa yang datang.Sekuat tenaga mbok Rati menahan amarahnya saat kembali melihat wanita yang sudah menghancurka