Mobil mewah itu berlalu meninggalkan kediaman Maira, menerobos anak buah Dion yang sedang sibuk melaporkan hasil penyelidikan mereka. Sehingga tak menyadari sebuah mobil melintas di belakang mereka. Ezhar tersenyum puas akan kinerja asistennya yang sangat pandai mengatur semua rencananya dengan sangat rapi. Bahkan bisa melangkah lebih cepat di depan Dion.
Maira duduk di samping mbok Rati, sedang Ezhar duduk di samping supir. Selama di perjalanan mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun, Maira lebih memilih memejamkan matanya.
Mobil berhenti di sebuah bangunan megah dan mewah, bangunan yang terlalu mewah untuk sebuah rumah. Bangunan itu lebih tepat sebagai istana. Seorang lelaki dengan balutan seragam layaknya Bodyguard membukakan pintu mobil, Maira membuka matanya saat mbok Rati menepuk lembut pundaknya, dan memberitahukan jika mereka sudah sampai. Maira pun keluar dari mobil bersama mbok Rati dan Ezhar, ia masih tak menyadari
Sepeninggal Ezhar, Maira merenungi semua yang telah ia alami. Dari pernikahannya yang hancur karena kedatangan Karina, keadilan yang tak pernah ia dapat dari Dion. Bahkan kehangatan ranjangnya pun hilang, hidupnya seakan tak berarti lagi. Hari-harinya ia lalui dengan air mata, bahkan tak ada orang yang tahu akan kesedihannya.Namun, semua berubah saat sang supir itu datang. Ezhar memberi warna baru dalam hidupnya, dunianya seakan tak lagi gelap. Karena lelaki itu bagikan matahari yang datang menyinari hidupnya.Memberi kehangatan yang sudah lama tak Maira rasakan. Perhatian dan kasih sayang yang wanita itu rindukan. Semua kebahagiaan Maira datang kembali meski jalannya harus seperti ini. Hubungan yang tak seharunya terjalin di antara mereka."Semua berbeda saat kau datang, tapi ... Dion. Tuhan ... Salahkah jika aku ingin bahagia?" lirih Maira."Apapun keputusanku kali ini, semoga semua yang terbaik untukku, Tuhan." Maira pun berdiri dari duduknya dan segera b
Maira memang sudah memutuskan untuk memilih Ezhar, akan tetapi ia masih tak terima dengan alasan kekasihnya itu. Sesampainya di kediaman Ezhar, Maira memilih masuk ke kamar dan menguncinya. Ia lupa jika istana mewah itu milik lelaki yang beberapa bulan ini menjadi selingkuhannya. Dengan sangat mudah Ezhar sudah ada di dalam kamar, Maira menghela nafas karena kebodohannya."Masih marah?" Ezhar sengaja duduk di samping wanitanya yang masih terlihat malas bertemu dengannya."Kau pikir?" jawab Maira malas."Aku pikir kau sudah memaafkanku," ujar Ezhar sambil membelai lembut leher Maira dengan bibirnya.Maira mendorong tubuh Ezhar, "Lepas!" Ia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Namun lagi-lagi ia merutuki kebodohannya, sebelum ia menutup pintu kamar mandi dengan sigap Ezhar menahannya. Dan tanpa persetujuan Maira ia ikut masuk ke sana. Maira tak lagi bisa berkutik saat Ezhar mend
Tania pulang ke rumahnya dengan wajah yang muram, apa yang ia harapkan nyatanya tak sesuai. Lelaki yang dulu sangat mencintai dan memujanya kini telah melupakannya."Kenapa tuh wajah? Lecek amat," ledek Hani yang masih ada di rumah Tania.Tania melempar tas selempang miliknya ke sembarang tempat, dan ia duduk di samping Hani yang sedang menikmati cemilan. Hani pun meletakan toples di tangannya ke atas meja, ia sungguh penasaran kenapa wajah sahabatnya berubah setelah bertemu dengan Ezhar."Apa yang terjadi?" tanya Hani lagi.Tak ada jawaban, Tania hanya cemberut. Membuat Hani semakin penasaran. "Dia sudah melupakanku." Tania menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Apa maksudmu?" tanya Hani, semakin penasaran."Dia memintaku untuk membantunya.""Terus? Apa hubungannya membantunya dengan melupakanmu?" "Hani ... Ka
Ezhar melebarkan senyumnya saat melihat salah satu mobilnya mengikuti kemana ia pergi. Ia yakin, itu adalah Maira. Sebenarnya ia tak tega, tetapi misi ini harus berhasil demi masa depan yang ia harap akan bersama Maira. Tania menoleh ke samping, hatinya terasa teriris melihat senyum penuh cinta yang tergambar di wajah Ezhar. Dalam hati ia menyesali semuanya, kebodohannya yang mempermainkan cinta yang di berikan Ezhar. Sekarang, ia hanya bisa menerima kenyataan jika cinta Ezhar hanya untuk Maira.Ia tahu kadar cinta yang dimiliki Ezhar, bagaimana cara Ezhar mencintai, dan bagaimana lelaki itu memperjuangkan cintanya. Jadi sudah sangat jelas, sekarang cinta Ezhar tak akan bisa berpaling kecuali Maira seperti dirinya."Apa tadi akting ku bagus?" Tania memulai percakapan agar suasana mobil sedikit hangat."Hmm.""Hanya hmm?" tanya Tania dalam hati. Ia sangat kecewa karena Ezhar menjawabnya seperti itu."Apa nanti aku harus lebih agresif, agar kekasihmu
Angin segar mulai menyusup di kesejukan pagi, mentari yang sudah menampakkan diri pun mulai menghangatkan bumi dengan sinarnya. Kicau burung pun menambah keindahan pagi. Namun, semuanya tidak sesuai dengan perasaan Maira pagi ini. Ia terbangun pagi sekali, bayangan Ezhar dan wanita itu pun masih sangat jelas di ingatannya. Ia bingung dengan sikap Ezhar padanya, bukankah seharusnya lelaki itu meminta maaf padanya? Tetapi kenapa ia justru melakukan ini?Mbok Rati masuk ke kamar majikannya itu, dengan perlahan ia membuka tirai di kamar Maira. Matanya pun terbelalak saat, melihat botol minuman berserakan di kamar Maira."Nyonya, apa yang terjadi?" ucap mbok Rati panik."Aku tak apa-apa, Mbok. Bukankah ini sudah biasa? Kau harusnya sudah terbiasa dengan semua ini,"ucap Maira, yang mengingat dirinya sebelum Ezhar merubah dunianya."Nyonya, ini bukan jalan untuk menyelesaikan mas
Ezhar benar-benar sangat kecewa dengan sikap Maira, kenapa ia masih mau bertemu dengan si brengsek Dion setelah semua yang sudah terjadi pada mereka.“Maira, apa kau sadar dengan sikapmu ini?” lirih Ezhar.Tania yang memperhatikan semua sedari tadi merasa puas, meski hari ini ia kecewa karena tak ada momen yang istimewa di antara dirinya dan Ezhar. Biasanya untuk membuat Maira cemburu, Ezhar akan mengajaknya berakting layaknya pasangan kekasih. Namun, hari ini Maira sudah membuat pagi mereka suram.Otak Tania pun tak mau tinggal diam, ia tak mau kehilangan kesempatan emas itu selama Ezhar masih membutuhkannya. Ia melangkah mendekati Ezhar, dan berpura-pura ikut mencari solusi agar Maira bisa kembali lagi ke pelukan mantan kekasihnya itu. Namun, tak ada orang yang tahu akan apa yang sebenarnya di pikirkan Tania.Diam-diam ia menginginkan kembali semua yang sudah ia lepaskan. Ya, itu sama saja ia menginginkan posisi Mai
Karena kebodohan Dion yang tak becus mempengaruhi Maira, Tania memutar otaknya untuk memikirkan cara agar ia bisa ke posisinya lagi. Sementara ia tahu, Ezhar sangat mencintai Maira dan Dion tak bisa ia ajak kerjasama lagi. Ia benar-benar tak mau kehilangan Ezhar lagi. Ia tak mau kesempatan ini pergi begitu saja. Otak liciknya pun menemukan sebuah ide yang menurutnya sangat bagus. Maira, ya, wanita itu yang akan menjadi sasarannya. Karena ia tahu tingkat kecemburuan wanita itu.“Maira, kau akan tahu siapa aku sebenarnya. Dan ya, Kau juga akan tahu betapa romantisnya kami dulu,” ucapnya menyeringai.Setelah kejadian kemarin pagi di rumah Ezhar yang membuatnya kecewa karena tak bisa menikmati keromantisan Ezhar. Tania sudah merancang rencana lagi, ia yakin bisa meyakinkan Ezhar untuk melakukannya. Tania pun datang ke kantor Ezhar. Dia menyarankan rencana terbarunya pada Ezhar.“
BAB 20Dentuman musik membuat para pengunjung klub malam menari mengikuti irama musik. Aroma alkohol pun memenuhi Indra penciuman, seorang wanita berjalan masuk ia terlihat risih dengan keadaan di sekitarnya. Namun, ia mencoba menerobos lautan manusia yang sedang asyik menikmati surga dunia mereka. Wanita itu terlihat sedang mencari seseorang. Ia pun melangkah sampai di depan meja bartender. Senyumnya terbit saat melihat sosok yang ia cari.Ia pun mendekat ke arah meja, Roy yang sedang asyik meracik minuman menghentikan sejenak kegiatannya saat melihat wanita asing yang menatapnya dengan tersenyum. Siapa wanita itu? Itulah pertanyaan yang muncul di kepala Roy.“Maaf, apa kau yang bernama, Roy?” tanya wanita itu dengan nada meninggi.Roy mengisyaratkan jika ia tak mendengar apa yang wanita itu katakan, karena musik di sana begitu keras. Wanita itu pun menyuruh Roy mendekat dan mengulang pe