Angin segar mulai menyusup di kesejukan pagi, mentari yang sudah menampakkan diri pun mulai menghangatkan bumi dengan sinarnya. Kicau burung pun menambah keindahan pagi. Namun, semuanya tidak sesuai dengan perasaan Maira pagi ini. Ia terbangun pagi sekali, bayangan Ezhar dan wanita itu pun masih sangat jelas di ingatannya. Ia bingung dengan sikap Ezhar padanya, bukankah seharusnya lelaki itu meminta maaf padanya? Tetapi kenapa ia justru melakukan ini?
Mbok Rati masuk ke kamar majikannya itu, dengan perlahan ia membuka tirai di kamar Maira. Matanya pun terbelalak saat, melihat botol minuman berserakan di kamar Maira.
"Nyonya, apa yang terjadi?" ucap mbok Rati panik.
"Aku tak apa-apa, Mbok. Bukankah ini sudah biasa? Kau harusnya sudah terbiasa dengan semua ini,"ucap Maira, yang mengingat dirinya sebelum Ezhar merubah dunianya.
"Nyonya, ini bukan jalan untuk menyelesaikan mas
Ezhar benar-benar sangat kecewa dengan sikap Maira, kenapa ia masih mau bertemu dengan si brengsek Dion setelah semua yang sudah terjadi pada mereka.“Maira, apa kau sadar dengan sikapmu ini?” lirih Ezhar.Tania yang memperhatikan semua sedari tadi merasa puas, meski hari ini ia kecewa karena tak ada momen yang istimewa di antara dirinya dan Ezhar. Biasanya untuk membuat Maira cemburu, Ezhar akan mengajaknya berakting layaknya pasangan kekasih. Namun, hari ini Maira sudah membuat pagi mereka suram.Otak Tania pun tak mau tinggal diam, ia tak mau kehilangan kesempatan emas itu selama Ezhar masih membutuhkannya. Ia melangkah mendekati Ezhar, dan berpura-pura ikut mencari solusi agar Maira bisa kembali lagi ke pelukan mantan kekasihnya itu. Namun, tak ada orang yang tahu akan apa yang sebenarnya di pikirkan Tania.Diam-diam ia menginginkan kembali semua yang sudah ia lepaskan. Ya, itu sama saja ia menginginkan posisi Mai
Karena kebodohan Dion yang tak becus mempengaruhi Maira, Tania memutar otaknya untuk memikirkan cara agar ia bisa ke posisinya lagi. Sementara ia tahu, Ezhar sangat mencintai Maira dan Dion tak bisa ia ajak kerjasama lagi. Ia benar-benar tak mau kehilangan Ezhar lagi. Ia tak mau kesempatan ini pergi begitu saja. Otak liciknya pun menemukan sebuah ide yang menurutnya sangat bagus. Maira, ya, wanita itu yang akan menjadi sasarannya. Karena ia tahu tingkat kecemburuan wanita itu.“Maira, kau akan tahu siapa aku sebenarnya. Dan ya, Kau juga akan tahu betapa romantisnya kami dulu,” ucapnya menyeringai.Setelah kejadian kemarin pagi di rumah Ezhar yang membuatnya kecewa karena tak bisa menikmati keromantisan Ezhar. Tania sudah merancang rencana lagi, ia yakin bisa meyakinkan Ezhar untuk melakukannya. Tania pun datang ke kantor Ezhar. Dia menyarankan rencana terbarunya pada Ezhar.“
BAB 20Dentuman musik membuat para pengunjung klub malam menari mengikuti irama musik. Aroma alkohol pun memenuhi Indra penciuman, seorang wanita berjalan masuk ia terlihat risih dengan keadaan di sekitarnya. Namun, ia mencoba menerobos lautan manusia yang sedang asyik menikmati surga dunia mereka. Wanita itu terlihat sedang mencari seseorang. Ia pun melangkah sampai di depan meja bartender. Senyumnya terbit saat melihat sosok yang ia cari.Ia pun mendekat ke arah meja, Roy yang sedang asyik meracik minuman menghentikan sejenak kegiatannya saat melihat wanita asing yang menatapnya dengan tersenyum. Siapa wanita itu? Itulah pertanyaan yang muncul di kepala Roy.“Maaf, apa kau yang bernama, Roy?” tanya wanita itu dengan nada meninggi.Roy mengisyaratkan jika ia tak mendengar apa yang wanita itu katakan, karena musik di sana begitu keras. Wanita itu pun menyuruh Roy mendekat dan mengulang pe
Ezhar pun membalikkan tubuh seksi Tania, dan ia akan mulai mencumbu wanita itu demi Maira. Namun, sebelum bibir Ezhar sampai di permukaan kulit Tania. Maira muncul dan menarik tubuh Ezhar dari atas tubuh Tania.“Maira?” ucap Ezhar penuh rasa bahagia.Maira mendekat dan dengan amarah yang sudah menguasainya sebuah tamparan pun ia layangkan pada Ezhar.PLAK!“Kau ini bodoh atau idiot? Sampai kau melakukan hal yang memalukan semacam ini,” ucap Maira sinis.“Maira, aku—““Diam!” bentak Maira membuat Ezhar menutup mulutnya rapat.Tania yang merasa kesal karena rencananya gagal pun turun dari ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ia langsung menghampiri Maira yang juga sedang di selimuti amarah.“Kenapa kau datang di saat yang tidak tep
Di saat Maira dan Ezhar menikmati indahnya cinta terlarang mereka, tidak dengan Tania. Ia sangat marah karena semua rencana yang sudah di susun dengan sangat rapi gagal. Ia juga bingung kenapa Maira bisa datang? Sementara tak ada satu pun orang yang tahu akan rencananya.“Dari mana, Maira tahu? Sementara aku tak memberitahu siapa pun,” ucap Tania.“Tunggu, hanya ada satu orang yang tahu akan rencana ku. Tapi mungkinkah, Hani melakukannya?” imbuh Tania.Tetapi mungkinkah dia berkhianat padanya? Pertanyaan itu memenuhi kepalanya. Agar semua pertanyaan di dalam kepalanya bisa terjawab, Tania langsung pergi menuju rumah sahabatnya itu dengan menaiki taksi. Sesampainya di rumah Hani, Tania langsung masuk tanpa permisi.BRAK!Hani tersentak saat Tania membuka pintu rumahnya dengan kasar. Ia tahu saat ini Tania sedang sangat marah karena rencananya
Setelah mengucapkan janjinya pada Maira malam itu, untuk segera menjadikan Maira sah di mata hukum maupun agama untuk dirinya. Ezhar langsung bertindak. Langkah awalnya tentu membantu agar status Maira jelas. Ia menghubungi seorang pengacara untuk mengurus perceraian Maira, dan tentunya ia juga akan mewujudkan keinginannya untuk menikahi wanita pujaannya.“Ini berkas-berkasnya.” Ezhar menyerahkan semua data yang di perlukan untuk perceraian Maira pada pengacaranya.“Pastikan semua berjalan dengan lancar, dan aku ingin hasilnya sesuai keinginanku,” imbuh Ezhar.“Pasti, Tuan. Sebisa mungkin saya akan mewujudkan keinginan, Anda,” ucap pengacara itu.“Kalau begitu saya permisi, Tuan,” pamit pengacara itu.Ezhar melanjutkan pekerjaannya, akan tetapi ia terkejut saat sosok yang tak asing baginya datang ke kantornya. Ia pun berpikir apa yang sedang di alami sahabatnya itu? Sehingga membawa lelaki itu datang ke kanto
Tanpa sepengetahuan Maira, Ezhar membuat janji dengan Dion. Ia ingin segera menyelesaikan urusan perceraian mereka dengan secepatnya. Ia sangat tahu apa rencana Dion, dan apa yang diinginkannya. Jadi Ezhar menyiapkan semua apa yang ia perlukan. Ia pergi tanpa di ikuti siapa pun, bahkan ia mengendarai sendiri mobilnya menuju tempat yang sudah ia siapkan.Ezhar segera memarkirkan mobilnya setelah sampai di sebuah kafe, dengan penuh percaya diri Ezhar melangkah masuk untuk menemui Dion. Lelaki yang masih menjadi penghalang besar bagi hubungannya dengan Maira. Ezhar menyunggingkan senyuman saat melihat wajah Dion yang terlihat begitu angkuh saat ia datang."Halo, Tuan Dion," sapa Ezhar."Tak usah basa-basi, jelaskan apa mau mu meminta ku datang ke mari!" ujar Dion dengan nada yang terdengar tak bersahabat."Kau tak sabaran, tapi baiklah lebih cepat akan lebih baik." Dion menge
Setelah mengurus semua perceraian Maira dan Dion, kini giliran Ezhar mempersiapkan lamarannya untuk sang pujaan hati. Ia memanggil Roy ke tempat kerjanya untuk merundingkan rencana seperti apa yang terkesan romantis untuk melamar Maira."Kau ingin melamarnya dengan cara apa, broo? Dari tadi aku sudah banyak memberikan ide tetapi tak ada yang kau suka?" Roy pasrah untuk memaksa otaknya mencari ide lamaran yang di inginkan sahabatnya itu."Sederhana, tapi romantis." Ezhar membayangkan jika lamarannya seindah mungkin."Kalau begitu tontonlah film romantis, siapa tahu kau akan menemukan ide!" saran Roy yang langsung di ikuti Ezhar.Kurang lebih dua jam ia mencari adegan lamaran di beberapa film romantis, namun tak ada yang membuatnya tertarik. Roy menarik nafas sedalam mungkin dan menghembuskannya kasar, ia juga mengacak rambutnya karena ikut pusing memikirkan lamaran sahabat yang sudah ia anggap sebagai keluarga itu."Sudah, Broo aku pusing! Beg