ISTRI KONTRAK CEO AROGAN

ISTRI KONTRAK CEO AROGAN

last updateLast Updated : 2024-06-30
By:  Leon HartCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
24 ratings. 24 reviews
159Chapters
25.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ketika cinta satu malam menjadi awal dari malam-malam sepi tanpa kehadirannya. Vincenzo, pria tampan dengan sebutan 'presdir Vin' ini awalnya menganggap Putri Leonora atau Lea, pegawai berprestasi namun tidak masuk list wanita hits di kantor, bisa di manfaatkan. Lea di jadikan istri kontrak hanya demi mendapatkan harta warisan ayahnya. Sejak keperawanannya di ambil Vin lewat one night stand, dan tahu rencana Vin ini, membuat Lea justru semakin membenci pria tersebut. Lea menganggap Vin sama saja dengan mantan pacar yang hanya memanfaatkannya. Namun siapa sangka, Vin yang di kenal arogan dan playboy ini justru takluk padanya, sehingga harus mati-matian menunjukkan perasaannya meski Lea seringkali mengacuhkan. Bagaimana akhir kisah cinta mereka? Berakhir sesuai jangka waktu kontrak ataukah berganti jadi ikrar janji selamanya?

View More

Chapter 1

Gadis Penjual Tubuh

"Aku mau dia jadi asistenku!"

Semua mata spontan mengikuti arah jari telunjuk sang CEO baru dan terkejut.

Gadis yang di tunjukpun tidak kalah terkejutnya.

"Saya, Pak?" tanggapan Lea untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri.

"Iya, kamu. Siapa lagi yang berdiri di situ, selain kamu. Masa aku lagi nunjuk hantu?" sahut sang CEO muda dengan nada tinggi.

Pria muda belum genap 30 tahun, dan berwajah tampan bernama Vincenzo itu kemudian berganti duduk bersandar.

Sebenarnya, pemikirannya sama dengan pegawainya yang lain. Dari segi penampilan, Lea cenderung kurang menarik.

"Aku memilih dia karena prestasi marketingnya excellent," ungkap Vincenzo, atau biasa di panggil presdir Vin. "Dia selalu berhasil meyakinkan customer hanya lewat negosiasi by phone. Bagiku itu keunggulan yang patut aku apresiasi," lanjutnya memuji.

"Jadi karena itu, anda juga memanggilnya ikut meeting kali ini?" tanya manager pemasaran, yang menaungi divisi telemarketing, tempat Lea berada.

"Tentu saja. Kamu keberatan?" tanya balik Vin dengan tatapan tajam.

"Masih ada gadis lain yang lebih pantas menjadi asisten anda, presdir Vin. Kalau anda memang lebih memilih dari divisi telemarketing, saya punya kandidat lain yang--"

Brakk!!

Masukan sang manager telemarketing tersela dengan suara gebrakan meja yang di lakukan Vin barusan.

"Memangnya ini perusahaan kamu, hah?!" tandas Vin lantang.

"Ti ti tidak, pak. Maaf," sahut manager telemarketing bernama Erwin tersebut.

"Tidak ada satupun yang bisa ganggu-gugat setiap keputusanku. Paham!" sentak Vin, tunjukkan dominasi sekaligus arogansinya.

"Baik, pak," jawab para peserta meeting hampir serempak.

Siapa yang tak kenal presdir Vin?

Meski baru saja menduduki kursi presdir kurang dari 6 bulan terakhir, setelah kematian ayahnya, Vincenzo sudah di kenal sebagai pimpinan tertinggi dengan karakter dingin, sekaligus keras kepala.

"Kalau begitu, keluarlah kalian semua, dan sebelum jam 3 sore, semua laporan yang aku inginkan, harus sudah ada di mejaku. Mengerti!" tandas Vin lagi.

"Baik pak," sahutan hampir serempak lagi dari para pegawai.

Setelah semua orang keluar dari ruang meeting, asisten mendiang ayah Vin segera mendekatinya.

"Tuan muda. Saya bisa rekomendasikan beberapa--"

Ucapan pria mendekati paruh baya bernama sekretaris Li itu kemudian terhenti, ketika manik mata hazel milik Vin terarah melotot padanya.

"Maaf, saya hanya berusaha yang terbaik," lanjut sekretaris Li, menyudahi ucapannya sendiri. "Ijin kembali ke ruangan," pamitnya.

Siapapun tahu, pria muda berwajah blasteran Indonesia-Italy itu tidak akan suka bila apa yang sudah dia putuskan, ternyata ada yang berusaha mematahkannya.

Vin menatap pintu yang sudah tertutup, sambil menggumam, menyamakan keadaan Lea seperti masa mudanya yang pernah di bully, bahkan oleh keluarganya sendiri.

"Memang gadis itu bukan tipe dari semua kriteria, tapi dia seperti aku, dan akan ku buat menjadi sepertiku!"

**

Sementara di ruangan divisi telemarketing, kegaduhan segera tercipta, saat Lea baru saja duduk di tempatnya bekerja.

"Eh, lo sudah lihat group chat kantor belum?" tanya teman dekat Lea, bernama Winda.

"Belum, dan gue nggak berniat buka," sahut Lea murung.

"Kenape?" tanya Winda lagi.

"Gue yakin, pasti lagi pada ngomongin gue," yakin Lea, sembari naikkan gagang tengah kacamatanya.

"Iya, sih. Bukan hanya soal diri lo, tapi soal cowok lo."

"Dani. Kenapa sama dia?"

"Gosip yang katanya cuma gosip itu, ternyata emang bener, tahu!"

"Gosip Dani yang mana itu?"

Winda geser kursi kerja berodanya lebih mendekat pada Lea. Ekspresinya masih serius, terlebih Lea menatapnya gusar.

"Sorry dulu ye, Lea. Yang mau gue omongin ke lo ini agak nggak enak."

"Kalau nggak enak, ya nanti tinggal gue lepehin aja, kan?" Lea masih berusaha lemparkan candaan.

"Iye, dan gue harap lo segera lepehin pacar kurang ajar lo itu!" tandas Winda, meneruskan candaan Lea. "Di group tersebar foto Dani sama supervisor Sofie, tahu. Mereka berdua duduk deketan, terus kayak mau kiss!" pekik Winda di bagian akhir.

"Beneran?"

"Ih, pake nggak percaya. Lihat aja sendiri di group. Beranikan diri lo. It's oke bestie. Jangan takut, gue ada di pihak lo."

Dengan gerakan tangan gemetar, di sertai keringat dingin, Lea raih ponsel yang belum di sentuhnya sedari lepas meeting tadi.

"Kok dia tega banget sama gue?" perih Lea lirih. "Gue sama dia nggak pernah sampai berhubungan jauh begitu lho."

"Apa gue bilang, Dani itu cowok toxic. Dia secara terang-terangan selingkuhin lo, padahal baru saja jadian beberapa bulan sama lo. Dia itu cuma manfaatin lo, Lea!" tukas Winda berapi-api.

"Manfaatin gimana maksud lo?"

"Dari pertama lo masuk kerja, semua orang tahu, lo adalah lulusan terbaik di kampus. Selain punya kepandaian akademis, lo juga punya kemampuan negosiasi by phone. Suara dan tata cara lo itu sudah teruji yakinin banyak customer baru."

"Lalu? Dani manfaatin gue dari segi mananya?"

"Menurut kesimpulanku, Dani terobsesi gantiin Pak Erwin jadi supervisor divisi telemarketing, lalu tujuannya naik ke posisi manager. Karena itu, dia kejar-kejar lo, buat naikin pamornya."

"Masa, sih begitu?"

"Tapi dia juga double deketin supervisor Sofie buat cari muka dan jalan, biar lebih dekat sama almarhum Pak Anthony. Paham nggak sampe sini?"

"Jadi maksud lo, Dani itu seperti penjilat?" asumsi Lea.

"Absolutely right, bestie. Bahkan supervisor Sofie kemakan rayuan Dani. Tuh lihat, dia ngomong apa lagi."

Kedua bola mata Lea hampir saja copot pada sebuah tudingan baru, yang di tujukan padanya.

"Dani tega banget sama gue. Padahal waktu pendekatan, dialah yang paling agresif, sampai akhirnya gue luluh. Dani selalu berusaha agar gue mau turuti permintaannya, tapi sering gue tolak," terang Lea terisak.

"Ya lo jelasin ke group. Katakan kalau apa yang Dani ceritakan itu nggak benar," pinta Winda kembali memaksa. "Dani main playing victim itu, cih!" tambah Winda mencibir.

Lea menuruti, mengetik sebuah pernyataan sikap secara singkat. Namun, sebuah hinaan jadi semakin menjatuhkan harga diri Lea.

"What?!" pekik Winda tercengang. "Wanita itu bilang lo cuma gadis penjual tubuh buat naik jabatan? Apa-apaan ini? Pasti dia sudah di cuci otak sama si Dani tukang obral janji itu!" kesal Winda tak habis pikir.

"Sudah, Win. Nggak akan ada akhirnya kalau berurusan sama Dani. Sekarang gue semakin sadar, kalau dia itu memang cowok red flag. Gue sudah salah mencintai orang," sesal Lea.

Segera Lea hapus air mata lewat dua lembar tissu yang dia raih dari kotaknya dengan cepat-cepat. Atasannya, Erwin, sedang memasuki ruangan dengan muka masam, jadi ketakutan tersendiri bagi Lea.

"Lea. Masuk ke ruanganku!" perintah Erwin dingin.

"Baik, Pak."

Winda genggam kilat tangan dingin Lea, sebelum sahabatnya itu memasuki ruangan sang supervisor.

Rasa iba pada Lea menghinggapi Winda, yang menyadari sayap sahabatnya ini sedang coba di patahkan, bahkan sebelum dia mencoba untuk terbang.

Tapi, anggapan Winda salah. Tidak semua orang ingin melakukannya pada Lea.

Di dalam ruangan utama perusahaan, Vin menatap layar ponselnya dengan tatapan tajam. Tanpa pegawainya ketahui, Vin masuk ke dalam group chat kantor memakai nomor tak di ketahui, dan membaca tiap obrolan para pegawai.

Vin lalu raih pesawat telpon paralel internal perusahaan dan menekan satu nomor yang menghubungkannya dengan ruangan telemarketing.

"Bawa Lea ke ruanganku!" perintah Vin to the point, pada wanita muda di ujung telpon, yaitu Winda.

"Tapi Lea sedang di panggil Pak Erwin di ruangannya,Pak," sahut Winda pelan, setelah tahu dering khusus panggilan adalah dari ruangan sang presdir.

"Aku bilang sekarang ya sekarang! Siapa namamu? Mau aku berikan surat peringatan?" tandas Vin tak mau kompromi.

"Ba baik, Pak," jawab Winda gelagapan.

Vin lantas matikan begitu saja panggilan dan menggumam di balik senyuman.

"Hmm, gadis penjual tubuh?" Vin lalu angkat dagu dengan tatapan memicing. "Aku jadi semakin tertarik!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(24)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
24 ratings · 24 reviews
Write a review
user avatar
Leon Hart
Terima kasih buat pembaca sekalian. Cerita ini telah memenangkan juara favorit dari salah satu kompetisi yang di selenggarakan Goodnovel. Terima kasih sekali lagi.
2024-08-07 10:10:02
2
user avatar
Leon Hart
Cerita ini telah Tamat. Terima Kasih atas semua dukungannya. Selalu ikuti cerita2ku selanjutnya. Mungkin dengan genre berbeda-beda tapi akan selalu ada atmosfer ciri khas ala Leon Hart di dalamnya.
2024-07-02 15:42:42
2
user avatar
b3kic0t
absen dulu ahhhh biar kenal sama penulisnya ...
2024-06-06 07:50:08
1
user avatar
Rahma Yulis
bagus dan ceritanya cukup seru
2024-05-05 15:11:34
1
user avatar
Ava Lane
Lea hamilkah?
2024-04-18 10:57:06
1
user avatar
Ava Lane
Seru Ceritanya
2024-04-16 20:21:43
1
user avatar
bobapanas
ayo lanjut lagi yok udah ga sabar nunggu
2024-03-04 23:31:51
1
user avatar
Saya La
jalan cerita bagi saya okay , best tenang bila dibaca, dan cerita yg ditulis ada beberapa point nilai² /ayat² yg boleh dbuatkn semangat untuk dri kita ktika rsa kita trjtuh, dlm crita ni ad part² yg bt sya tertunggu tunggu pemilik novel bila nk dupdate episode brunya.........tak sabarrr. ...️
2024-03-03 16:54:51
2
user avatar
Srie
seruuu skali
2024-02-26 13:47:53
1
user avatar
MH Ghani
seru ceritanya, up banyak thor
2024-02-24 13:41:21
1
user avatar
AVA LANE
Makin seruuuu ... Lea dan Vin semakin intens berdua terus ...
2024-02-12 16:52:42
1
user avatar
Zii_Alpheratz
Seru banget ceritanya kak...️...️
2024-02-11 21:27:11
1
user avatar
Eleenaleea
Suka sama karakter Lea. Sederhana, mandiri, cerdas pula. Vin, sadarlah kamu membutuhkan wanita seperti itu dalam hidupmu. makasih y, kak thor. ceritamu yang keren ini sudah menghibur hari²ku
2024-02-08 20:46:09
2
user avatar
Dira Nggaa
g bisa br kata" lg. ni bagus bgt cerita ny. rasa" ny di bawa ke dalam cerita. ikut vin baper tipis" ke lea. apa lagi cerita ceo kaya gini. rasa ny ikutan jadi orang kaya saking keren ny autor bikin cerita. next tor
2024-02-08 20:34:51
2
user avatar
Jihanaratiara
Mantap, ni salah satu cerita yg patut dibaca. Genre dewasa, tp ttp sopan. Keren, kalo gini kan enak baca ny, pokok cerita gk ke mana-mana, bisa dinikmati sampe gk trasa udah di akhir. lanjutan ny mana tor?
2024-02-08 20:26:46
2
  • 1
  • 2
159 Chapters
Gadis Penjual Tubuh
"Aku mau dia jadi asistenku!" Semua mata spontan mengikuti arah jari telunjuk sang CEO baru dan terkejut. Gadis yang di tunjukpun tidak kalah terkejutnya. "Saya, Pak?" tanggapan Lea untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri. "Iya, kamu. Siapa lagi yang berdiri di situ, selain kamu. Masa aku lagi nunjuk hantu?" sahut sang CEO muda dengan nada tinggi. Pria muda belum genap 30 tahun, dan berwajah tampan bernama Vincenzo itu kemudian berganti duduk bersandar. Sebenarnya, pemikirannya sama dengan pegawainya yang lain. Dari segi penampilan, Lea cenderung kurang menarik. "Aku memilih dia karena prestasi marketingnya excellent," ungkap Vincenzo, atau biasa di panggil presdir Vin. "Dia selalu berhasil meyakinkan customer hanya lewat negosiasi by phone. Bagiku itu keunggulan yang patut aku apresiasi," lanjutnya memuji. "Jadi karena itu, anda juga memanggilnya ikut meeting kali ini?" tanya manager pemasaran, yang menaungi divisi telemarketing, tempat Lea berada. "Tentu saja. Kamu keberata
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Presdir Arogan dan Asisten Polos
Setelah beberapa menit, Lea sudah berada di dalam ruangan presdir yang di kenal sebagai 'zona panas dingin' tersebut. "Selamat pagi, Pak. Anda memanggil saya?" ucap Lea dengan tundukan kepala. Vin tidak segera menjawab, tapi di tatap penampilan Lea dari ujung kepala sampai kaki. Bukan yang pertama kali di lakukan Vin, tapi kali ini, dia ingin memastikan sesuatu. "Sejauh apa gaya pacaranmu dengan Dani?" Deg! "Mak..maksud, bapak?" sahut Lea terbata. "Oh, jadi dia putusin kamu secara sepihak, karena kamu selalu menolak ajakan bercintanya, ya?" Duarr!! "Mak...maksud, bapak?" tanya Lea masih bingung. Vin berdiri, memasukkan ponsel ke dalam saku celana abu-abu tuanya, lalu berjalan mendekati Lea. "Aku ada meeting dengan salah satu customer yang kamu prospek bulan lalu. Dia pemodal besar, jadi tunjukkan padaku, kalau kemampuanmu bukan hanya by phone, tapi juga dengan bertemu secara langsung." Lea menelan salivanya kasar, di beranikan mendongak menatap Vin secara langsung. "Sekar
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
One Night Stand
"Besok?" Kedua mata Lea membulat, seiring bentuk bibirnya yang juga membentuk huruf O. "Tapi, pak?" "Nona. Anda tahu bagaimana sifat tuan muda Vin. Kalau dia sudah berikan perintah, maka waktu dan kesibukan anda adalah miliknya," sela sekretaris Li. "Jadi tiket pesawat itu sudah anda ganti atas nama saya? Kan saya belum mengurus paspor dan--" "Tuan muda sudah berikan perintah ini sejak tadi pagi. Dokumen pribadi anda, sudah saya dapatkan dari file pegawai yang ada di desk perusahaan. Besok, anda akan gunakan visa settle wisata, jadi jangan lagi bingung soal itu." "Te terima kasih, sekretaris Li. Saya jadi menyusahkan anda," jawab Lea gelagapan. "Tak apa. Begitulah dia. Hanya satu pesan saya untuk anda, Nona. Turuti saja semua perintah dan permintaan tuan muda, karena itu hanya salah satu cara anda bila ingin mencapai karier tertinggi." "Maksud sekretaris Li bagaimana?" Lea benar-benar masih tak mengerti. "Jadilah penjilat yang elegan." Wow. "Maksudnya, pak?" polosnya Lea.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Kegadisan Terenggut di Milan
"Aaaaaa...." Vin bangun gelagapan. Suara teriakan barusan, sungguh sudah membuatnya harus membuka kedua matanya secara terpaksa. "Ke...ke...kenapa?" Vin spontan bertanya, di antara kesadaran yang masih setengah. "KENAPA KATAMU?!" bentak Lea, hingga membuat Vin berjingkat, kaget setengah mati. Sedetik kemudian, suara sesenggukan Lea terdengar, dan Vin juga telah menyadari sesuatu. Tatapannya beralih ke kedua tangan Lea yang menggenggam ujung selimut, menutupi bagian bawah dada Lea yang tak tertutup apapun. Vin kini sadar, keberadaan mereka berdua dalam satu ranjang selama semalaman, tentu saja bukan tanpa alasan. Mereka berdua telah bercinta dalam keadaan sama-sama mabuk. Vin bisa mencium bau manis dan keras dari botol Applejack di mulut Lea, dan dirinya juga telah menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol di sebuah club malam. "Aku...kamu..." Vin tak sanggup meneruskan kesimpulannya, karena tangis Lea berubah jadi r
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Kesepakatan Pernikahan Kontrak
"What?!" Teriakan histeris Natalie. Tak percaya, ketakutannya ternyata jadi nyata. Sudah sejak setahunan ini, Natalie selalu berusaha keras untuk menarik perhatian Vin, bahkan rela menjadi penguntit untuk mengetahui setiap jadwal kegiatan Vin, selain meminta bantuan dari tantenya, Helena. Tapi sayang, Vin selalu menolak ajakan kencan atau bahkan bercinta dari Natalie. Namun di setiap penolakan ini, maka semakin keras usahanya untuk mendapatkan hati dan tentu saja harapan sebagai istri sekaligus nama belakang keluarga Dharmawan. "Vin. Kamu ngomong apa? Kamu itu masih mabuk!" sambung Helena, meneruskan keterkejutan Natalie yang kini menangis dalam pelukannya. "Dia ini gadis apa? Pasti kamu ketemu dia club malam, ya kan? Dia wanita murah--" "Dia asisten pribadiku, sekaligus calon istriku!" tegas Vin. Vin bergeser, berdiri di samping Lea yang menatapnya bingung. "Ca calon istri anda?" tanya Lea, sembari menatap bergantian antara Vin dan dua w
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Temani Meeting atau Temani Tidur?
Seharian sejak cinta satu malam dan kesepakatan kontrak pernikahan itu terjadi, Lea hanya sendirian di dalam penthouse milik Vin, sedangkan pemiliknya pergi entah kemana, dan belum menunjukkan kabar beritanya sama sekali. "Dimana orang ini? Dia benar-benar mempermainkan gue!" gerutu Lea, duduk risau di kursi berkaki tinggi pada area dapur. Berada di tempat tertinggi pada sebuah gedung tempat tinggal, dengan fasilitas keamanan tingkat pertama, justru membuat Lea jadi merasa terpenjara. Di tatap layar ponsel dengan satu nama berharga tertulis di sana, jadi keputusan Lea untuk menelponnya. "Mama. Bagaimana keadaan mama sekarang?" tanya Lea to the point, setelah panggilannya di angkat sang ibunda, dan kemudian mengaktifkan loudspeaker. "Justru mama ingin tahu keadaanmu sekarang, sayang? Bagaimana pekerjaanmu di sana? Apa kamu bisa bersenang-senang? Atau cuma di suruh bekerja terus?" cercaan pertanyaan dari Sarah, ibu dari Lea. Sebelum keberangkatannya ke Italia, Lea sempat mencerit
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
Kostum Pemakaman
Bola mata hitam Lea melebar karena terbelalak kaget."Pak Vin. Sebelum surat kontak itu kita tanda tangani, saya ingin tegaskan sesuatu.""Perutku mual. Jangan nambahi beban pikiranku. Memangnya kamu mau apa?"Lea hela napas panjang terlebih dahulu sebelum memulai berbicara lagi. Lea berpikir, beberapa hal harus sudah dia bicarakan dengan Vin, sebelum mereka kembali ke Indonesia."Saya berjanji akan mengikuti aturan yang bapak berikan, dan juga berusaha jadi istri kontrak yang baik, tapi..""Tapi apa?""Malam kemarin...bagi kita haruslah...malam pertama dan jadi malam terakhir. Saya--""Hei, dengar ya," potong Vin tak mau kalah. "Siapa yang mau minta malam kemarin itu berulang? Tentu itu bukan dari aku.""Maksud saya seperti itu, dan tentu bukan dari saya juga," perjelas Lea takut menyakiti."Ya sudah. What's the problem? Aku cuma bercanda...sialan!"Lea pasang kacamatanya, di sertai kerutan di dahi."Ke kenapa, pak?" Tak ada jawaban dari Vin, panggilan pun tiba-tiba di tutup, membu
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
Lea Adalah Cerminan Vin Muda
Wanita mana yang tak akan tersinggung, bila penilaian akan penampilannya mendapatkan kesimpulan tak baik, terutama di utarakan secara langsung di hadapannya."Kurang menarik ya, pak?" tanya Lea bergetar.Tetesan air dari perasan kain berbahan handuk dan berukuran kecil itu jadi pengisi keheningan ruang TV, penthouse milik Vin untuk beberapa detik lamanya. "Bukan lagi kurang menarik, tapi memang nggak menarik," sahut Vin dingin.Vin lantas membuang muka ke samping. Kelambu berisi air terlihat di kelopak mata Lea, membuat Vin jadi tak tega sendiri."Maka dari itu, sekalian ku perintahkan perancang gaun pengantin itu bawa pakaian yang sekiranya sesuai buat meeting sama klien," tambahnya kalem."Permisi, pak," ijin Lea ketika akan membasuh luka Vin.Vin masih membuang muka. Ekspresinya menegang, karena menahan rasa perih setelah tetesan-tetesan air itu mengenai tepat di bagian luka menganga akibat pecahan gelas kaca."Apa kamu akan lakukan hal yang sama juga, seandainya aku bukan orang ya
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
Hasrat Tertahan Vin
Sontak Lea mendelik, amarah sudah di ujung ubun-ubun kepalanya."Pak Vin. Saya bukan gadis seperti itu. Sudah saya katakan kalau--"Keberatan Lea terhenti, saat melihat Vin memegangi kepalanya, lalu hampir limbung. Lea berlari mendekat dan berusaha menahannya, agar tidak sampai terjatuh ke lantai."Pak Vin!" terkejutnya Lea dengan kedua tangan menopang tubuh atletis Vin, sampai dirinya sendiri hampir tak sanggup menyanggah, kalau saja Vin tidak segera membuat dirinya sendiri tersadar. "Anda tak apa-apa? Ada apa dengan anda? Habis mabuk, atau memang sakit?" tanya Lea penasaran."Bawa aku ke kamar," perintah Vin dengan bantuan Lea. Pikiran dan tubuh Vin kembali kacau . Setelah membantu Vin merebahkan diri secara perlahan, Lea mundur beberapa langkah dan menelusuri tubuh atasannya ini dari ujung kepala sampai ujung kaki."Badan anda panas. Apa perlu saya panggilkan bodyguard anda buat antar ke dokter?""Morgan?" tanya Vin lemah dengan mata setengah terpejam."Morgan?" Lea berikan perta
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
Cinderella Tanpa Ibu Peri
"Karena aku ngantuk!" jawab Vin singkat, tapi terkesan sekenanya."Tapi--""Ahh, sudahlah nggak usah di bahas lagi!" putus Vin, menyela tanggapan yang akan di berikan Lea. "Kita hanya akan jadi suami istri di atas kertas kontrak saja, jadi jangan mengatur hidupku, ok!""Baik, pak. Maafkan saya," sahut Lea, menyadari telah terlalu memasuki ranah kewenangan di luar kuasanya. "Akan saya siapkan keperluan untuk bertemu klien nanti terlebih dulu. Sekretaris Li sudah email saya.""Iya. Keluarlah." Vin berikan perintah dengan membuang muka. Salah satu sikap dan kebiasaan Vin yang tak di sukai Lea.Lea keluar dari kamar, tapi sengaja berhenti di depan pintu yang tertutup, lalu melihat ke arah samping, dimana terdapat sebuah kamar lain tapi selalu dalam keadaan terkunci."Kenapa aku nggak di suruh tidur di kamar sebelah? Eh, dianya juga malah tidur di hotel seberang. Aneh banget nih orang," gumam Lea tak habis pikir.Memang Lea belum menjelajah isi penthouse milik Vin ini secara seksama. Tapi
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status