Share

Bab 41. Berebut

Hingga mereka tiba di teras lobi, hujan masih deras tercurah dari langitNya. Terpa angin pun masih menghempas dengan kencang. Namun, tidak lagi ada gelegar petir dan kilat. Hanya udara yang kian dingin menghembus di malam 8timmenuju dini hari.

Faqih menghampiri seorang Servis Boy dan menyerahkan kunci. Meminta menyimpan kendaraan di latar parkir yang terdekat. Servis Boy mengangguk cerah dengan menerima lembar rupiah merah di genggaman tangan.

Lift yang membawa mereka meluncur menuju lantai sebelas terasa lama. Jeta berdiri di depan Faqih dengan canggung saat mata pria itu menelusur ke arah wajahnya.

"Bagaimana, kamu mulai berpikir untuk mau tinggal di apartemen denganku?" Faqih bertanya dan sambil menatap Jeta terus terang.

"Tidak, Faqih, aku tidak ingin tinggal denganmu. Rasanya tidak bebas. Apa pandangan orang terhadapku …?" Jeta menggeleng demi mempertegas jawabnya.

"Ck …!" Faqih berdecak tidak sabar.

"Coba abaikan siapa pun saja, termasuk Elma. Ini demi memudahkan kerjamu," ujar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status