Share

Bab 46. Bermalam

Pria lebih setengah abad yang masih tampak sangat tampan itu sedang memeluk Fani memberi perlindungan. Menatap tajam putranya dengan mulut membungkam. Setelah puas mengumpat, Faqih baru saja membanting nampan berisi empat cangkir air teh yang hangat. Serpihan kaca hampir memenuhi lantai ruang depan.

Bagaimanapun, sangat berat untuk menghardik sang putra berlebihan. Mengingat bukanlah singkat waktu yang dilalui dengan satu anak lelakinya selama ini. Tidak bisa dijabarkan rasa sayang itu demikian besar pada Faqih.

"Anak gadismu akan kubawa. Tidak usah lagi mencarinya," ujar Faqih dingin pada Fani sambil menyambar lagi tangan Jeta. Dibawanya keluar setelah hati merasa puas. Menumpah rasa kecewa dan amarah pada papanya juga pada wanita itu.

"Jangan apa-apakan Jeta, Faqih! Bagaimanapun, dia adalah gadis baik-baik, dia adikmu!" Ardi sempat berpesan dengan berdiri menyusul di teras vila.

"Titip Jeta, Faqih. Jeta, jika ada apa-apa telpon Mama!" Fani juga berseru dengan perasaan serba salah.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status