Share

Bab 110

Nisa menerima uluran lembaran biru itu dari tangan Iman.

"Papah dapet darimana?"

"Dari Sapta." Sapta itu suami Tika.

"Papah minta, ya. Mamah nggak mau, ah!" Nisa mengulurkan kembali lembaran biru itu. Ia tidak mau uang hasil meminta - minta. ia malu jika bertemu dengan Tika dan suaminya nanti.

Tentu saja Iman marah karena merasa tak dihargai.

"Siapa yang minta? Papah dulu benerin motornya dan Dia belum bayar. Papah juga nggak mau di bayar sih, tapi tadi Dia nanyain rokok Papah apa, Dia mau ngebeliin. Terus Papah bilang, mentahnya aja, deh."

Tika dan suaminya memang kerap berkunjung ke rumah Mamahnya tapi jarang menginap.

Nisa langsung bangun dan memeluk Iman yang sedang marah.

"Maafin Mamah ya, Pah?" Nisa membenamkan wajahnya di dada Iman.

"Mamah nggak suka kalau Papah cuma minta - minta. Mamah juga tadi nyesek karena nggak ada bekal buat Doni." Iman mengangguk. Otomatis tangannya membalas pelukan Nisa.

"Sekarang masih nyesek?" Nisa menggeleng.

"Kan udah ada ini." Nisa menunju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status